NovelToon NovelToon
Hai Jodohku

Hai Jodohku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: tyzi4

robi lihat jodohku calon masa depan gw. menunjuk ke arah cowo berseragam SMA
yang mana ege di sana banyak orang. Lo masih bocil aja udah jodoh jodoh segala. robi menoyor kepala puri.
puri tertawa di atas sepedah miliknya.
ayo balik bentar lagi mau ujan udah gelap. ajak Robi.
jangan tinggalin gw rob rob. ucap puri namun sebelum dia mengayuh sepedanya dia menoleh kembali ke arah anak cowo yang berseragam SMA itu.

kan katanya ucapan adalah doa maka dari itu gw mau ucapin itu biar nanti jodoh gw kaya dia kalau bisa dia aja tuhan.ucapnya dalam hati puri.

pagi hari yang cerah menyilaukan setiap mata yang melihatnya begitu pun dengan mata puri yang begitu terpesona dengan ke wajah rupawan sang anak laki laki yang dia sebut jodohku.

tutup mulut Lo laler masuk.robi menutup mulut puri dengan tangannya

sialan Lo mana ada laler di sini. lagian bibir gw nga terbuka juga. puri memukul lengan Robi

lagian Lo dari tadi liatin Mulu tuh cowo kenapa. tanya Robi

cowo itu yang gw maksud. ucap puri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tyzi4, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17

      Saat pulang sekolah puri berjalan kaki namun saat akan masuk gang Dio Bayu dan Andi datang.

       " puri ayo naik, kenapa Lo nga tungguin kita." ucap Bayu

        " lah rumah Lo kan nga ngelewat rumah gw. Makanya gw duluan." ucap puri

        " gw anterin puri, ya elah kita masih satu kampung nga beda provinsi." ucap Andi

       " gw anterin Lo balik dulu baru kita balik ke rumah masing masing." ucap Dio

       " aaaa.... Lo semua baik banget sih sama gw." ucap puri naik ke atas sepedah milik Bayu.

       Sampai di rumah puri, mereka pun langsung pamit untuk pulang dan akan datang lagi nanti sore untuk bertamu ke rumah Robi.

       Selesai ganti baju puri membuka pintu kamar adiknya. saat melihat adiknya tengah tertidur, dia pun meloncat di atas tempat tidur Dani. Membuat sang empu bangun.

      " hihhhh.... Tukang rusuh Dateng." ucap Dani. membalikan tubuhnya membelakangi puri

      " Lo tidur mulu nga pegel apa.?" ucap puri

      " terus gw harus apa? Kayang gitu, apa main loncat jauh biar Lo puas." ucap Dani dengan kesal

       " maen gundu yuk di depan, loncat tali kalau nga, atau maen galah aja deh." ucap puri

       " nga sekalian ngajak gw maen bola." ucap Dani memukul bantal ke arah puri.

      " boleh juga tuh, dari pada Lo diem aja di kamar, nga bosen apa?" ucap puri ikut merebahkan tubuhnya samping Dani.

      " Lo lagi ngeledek gw apa gimana hah...." teriak Dani. Membuat ibu datang menghampiri kamar Dani

      " ada apa Dani teriak teriak, ada yang sakit." tanya ibu

       " ini Bu kak puri, masa ngajak Dani maen bola." ucap Dani

       " puri, adik kamu belum boleh jalan jalan apa lagi maen, tunggu kakinya sembuh baru ajak lagi maen." ucap ibu

       " kamu ini anak perempuan puri, maennya sama perempuan lagi gitu, jangan asik maen sama laki laki Mulu maen bola lah main basket, main layangan. Kata nya mau putih diem di rumah." ucap ibu lagi

     " syukurin di marahin sama ibu." bisik Dani

     " iya Bu, oh iya Bu. nanti sore puri sama yang lain mau ke rumah Robi katanya ibunya sakit." ucap puri

      " iya ibu juga denger dari ibu ibu sini, katanya semalem di bawa ke rumah sakit, emang udah pulang." tanya ibu

       " nga tahu Bu, kita mah maen aja ke rumah si Robi." ucap puri

      " kamu ini bagaimana?, kalau udah pulang ibu ibu di sini juga mau pada nengok." ucap ibu

      " gitu ya Bu, nanti aku tanya deh sama si Robi." ucap puri

      " ya udah ibu lanjutin lagi kerjaan ibu di belakang." ucap ibu pergi

      " Lo mau ikut gw nga..." ucap puri

      " nga... Udah pergi Sono." Dani mengusir kakanya

      " Lo nga mau di temenin sama gw, ya udah gw ke kamar aja." ucap puri

       " iya pergi sana pergi." ucap Dani

       puri bangun dan saat akan menutup pintu kembali menoleh. " bener nih usir gw, awas kalau kangen."

      " diiiihhhhh..... Siapa juga yang bakalan kangen sama modelan kayak Lo kak." ucap Dani melempar bantalnya.

    sore tiba mereka yang akan pergi ke rumah Robi memilih duduk di depan rumah puri berbincang bincang hingga malam.

pagi kini telah menyapa para penduduk bumi, untuk memulai aktifitasnya kembali.

Puri yang di ajak berangkat bersama kakanya kini dia menolaknya.

" nga ah... Ke pagian, mending berangkat bareng bapak." ucap puri

" yeh, biar Lo nga ke siangan bareng gw aja." ucap sang Kaka

" mana ada ke siangan bareng sama bapak tuh pas waktunya, iya kan pak." ucap puri

bapak membalasnya hanya dengan mengangguk saja.

" ya udah gw berangkat duluan kalau gitu." ucap Dewi

puri yang masih menggunakan baju tidurnya segera berlari untuk mandi dan bersiap.

Bapak kini sudah menunggu anaknya yang akan berangkat ke sekolah.

Sampai di sekolah puri pun mencium tangan bapaknya dan masuk.

puri merasa pagi ini berbeda, tak ada yang mengganggu dirinya.

Sampai di kelas bel masuk pun berbunyi. " untung gw udah sampe kelas." ucap puri

" tumben Lo baru Dateng." tanya Neni

" weeeehhhh.... Lo masuk, kemana kemaren, bolos nga ajak ajak." ucap puri menyenggol Neni.

" sialan Lo bilang bolos, ban motor gw kempes kemaren." jawab Neni

" cuma kempes kenapa nga Lo tiup aja." ucap puri sambil tertawa.

" Lo kira bibir gw, pompa bisa niup tuh ban." balas Neni memukul puri

" terus kenapa lo nga jawab gw wa sama gw tlpn." tanya puri

" hp gw ketingalan di rumah, makanya gw nga bisa minta tolong kemaren gw dorong tuh motor cari tambal ban." ucap Neni

" ngenes banget hidup Lo, nga ada yang bantuin gitu orang lewat." tanya puri

" nga ada satu pun anjiirrrr.... Ngenes banget ya jadi gw." ucap Neni

saat akan menjawab mulut puri di tutup dan mata Neni memberi kode untuk melihat ke depan.

Di sana guru paling galak tengah menatap mereka berdua. Membuat Neni dan puri tersenyum malu malu.

" ceritanya seru kayanya di banding pelajaran bapak." ucap sang guru

" nga pak, lebih seru pelajaran bapak." ucap puri

" kalau gitu isi soal nomor satu kamu, terus kamu sebelahnya nomor dua." ucap sang guru.

" baik pak." Neni dan puri pun berdiri berjalan ke papan tulis.

Mereka saling dorong karena tidak mendengarkan penjelasan dari sang guru.

" Kenapa kalian diam, ayo kerjakan." ucap sang guru

" belum paham pak." ucap keduanya

' kalau tidak paham tuh, dengerin saya, bukan asik berdua. Kalian berdiri di depan pintu sampai kelas saya selesai." ucap sang guru.

Keduanya berjalan ke depan pintu berdiri di sana. " Lo sih, jadi di hukum gw." ucap puri

" enak aja Lo nyalahin gw." Neni mendorong puri.

Mereka pun akhirnya saling dorong membuat sang guru kini kembali marah. bapak guru pun berjalan menghampiri puri dan Neni.

" diammmmm.... Kalian ini di dalam kelas berisik, di sini masih juga berantem. Berdiri yang bener, angkat kaki kalian satu jewer kuping teman kamu." ucap sang guru

puri dan Neni pun Saling menjewer dan mengangkat sebelah kakinya.

" sekali lagi saya dengar kalian ribut, nilai kalian akan merah di raport." ancam sang guru.

" tidak pak." ucap keduanya kompak

guru pun kembali masuk dan kembali menjelaskan dan memilih orang untuk mengerjakan soal.

Satu persatu yang tidak bisa nasib mereka sama seperti puri dan Neni mereka berjajar di depan pintu dan saling menjewer.

saat bel istirahat mereka di hukum akan berlari menuju kantin namun sang guru berdhemmm....

" dhemmmmmmm....."

yang awalnya mereka sudah menurunkan sebelah kaki dan melepas jewerannya kini kembali pada posisinya kembali.

" kalian niat sekolah atau tidak bapak tanya." ucap sang guru.

" tidak...." ucap kompak

saat ingat. " niat pakkkkk....." ucap semua kompak

" harusnya hargai saya sebagai guru yang memberi kalian ilmu, bukan malah asik aja berbicara ngobrol dengan teman sendiri, mau jadi apa kalian ini." ucap sang guru

semua diam menunduk seolah olah mendengarkan nyatanya mereka sudah ingin pergi kekantin.

" sekali lagi di jam pelajaran saya ada yang seperti ini, akan saya buat merah raport kalian. paham...." ucap sang guru

" pahaaammmm....." ucap semuanya

" ya sudah kalian boleh istirahat, jangan lupa yang tadi kumpulkan setelah istirahat." ucap sang guru.

" siap pak...."

puri dan Neni masuk ke dalam kelasnya untuk mencatat terlebih dahulu. Setelah itu mereka pergi ke kantin.

Namun saat mencatat, Anggi melewati meja mereka. " bodoh aja banyak gaya."

Neni yang mendengar pun tidak terima akan memukul Anggi.

Puri dengan singap menahan tangan Neni, " udah nga usah di ladenin, orang waras ngalah aja."

" eh si jalang mengaku waras, sok cantik Lo, jual berapa ampen Lo, apa di obral." ucap lagi Anggi

puri mendiamkannya tetap pokus pada tugasnya. Sedangkan Neni sudah geram ingin memukul Anggi

" ternyata bukan hanya jalang, tapi budek juga ternyata. Oh tahu gw, pura pura nga denger ya, pantes."

" pantes apa heh...." Neni mendorong Anggi hingga Anggi terpentok ke dinging

" udah lah Neni, lagian ngapain Lo nangepin orang gila, lagian gw nga ngerasa apa yang dia bilang juga." ucap puri membawa Neni keluar dari kelas.

" jalang Lo mau kemana, cari gundik gundik Lo ya." ucap Anggi

1
Rossy Annabelle
next..yg semngt bikin karyanya y 😊
Heulwen
Menyentuh banget.
Laqueno Sebaña
Jantung rasanya mau copot!
Vanne Mcguire
Terpesona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!