NovelToon NovelToon
Istri Kecil Pak Dokter

Istri Kecil Pak Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Pernikahan rahasia
Popularitas:94.5k
Nilai: 5
Nama Author: Safira

Jodoh itu unik.

Yang selalu diimpikan, tak berujung pernikahan. Yang awalnya tak pernah dipikirkan, justru bersanding di pelaminan.

Lintang Jelita Sutedjo dan Alan Prawira menikah atas dasar perjodohan kedua orang tuanya. Selisih usia 10 tahun tak menghalangi niat dua keluarga untuk menyatukan anak-anak mereka.

Lintang berasal dari keluarga ningrat yang kaya dan terpandang. Sedangkan Alan berprofesi sebagai dokter spesialis anak, berasal dari keluarga biasa bukan ningrat atau konglomerat.

Pernikahan mereka dilakukan sekitar empat bulan sebelum Lintang lulus SMA. Pernikahan itu dilakukan secara tertutup dan hanya keluarga yang tau.

Alan adalah cinta pertama Lintang secara diam-diam. Namun tidak dengan Alan yang mencintai wanita lain.

"Kak Alan, mohon bimbing aku."

"Aku bukan kakakmu, apalagi guru bimbelmu yang harus membimbingmu!" ketus Alan.

"Kak Alan, aku cinta kakak."

"Cintaku bukan kamu!"

"Siapa ??"

Mampukah Lintang membuat Alan mencintainya? Simak kisahnya.💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 - Perdana Memasak untuk Suami (Lintang)

Selama di supermarket, tanpa sadar Lintang cukup kalap berbelanja. Ini adalah pertama kalinya Lintang berbelanja kebutuhan dapur sendiri tanpa didampingi keluarganya.

Mama Dian tak marah melihat belanjaan Lintang yang cukup banyak. Ia tetap tersenyum maklum pada menantunya itu.

Ketika hendak di kasir, Mama Dian sedang pergi sejenak karena menerima telepon. Menyisakan Alan dan Lintang berdua yang mengantri untuk menyelesaikan pembayaran belanja mereka.

"Astaga, Lintang. Kamu mau bedah supermarket atau gimana ini? Kenapa banyak banget belanjanya?" seru Alan.

"Biar sekalian, Kak. Jadi enggak bolak-balik belanja,"

"Di apartemenku cuma ada satu kulkas. Itu pun cuma dua pintu bukan dua belas pintu. Apa cukup menampung ini semua?" cibir Alan.

"Adek yakin cukup kalau buat sayur, buah dan lauk-pauk. Sisanya kan bisa masuk lemari dapur. Kalau semisal gak cukup, mungkin kita perlu ganti kulkas yang lebih besar Kak."

"Di sini aku kepala rumah tangganya. Aku yang berhak menentukan apa kita perlu membeli kulkas lebih besar atau tidak. Kamu wajib patuh segala aturan yang ku buat. Mengerti?" tegas Alan dengan suara tertahan karena ia tak mau perdebatan dirinya dengan Lintang didengar oleh orang lain.

"Iya, Kak. Adek paham. Kakak-imam adek. Jadi, adek akan patuh sama kakak." Ucap Lintang sekilas menatap wajah Alan. Setelah itu, ia lebih memilih menundukkan kepalanya.

"Good,"

Drama belanjaan segunung itu pun akhirnya selesai dengan baik. Kali ini Alan membiarkan Lintang berbelanja sesukanya. Namun tidak untuk ke depannya.

☘️☘️

Sejak kuliah sekaligus bekerja di Jakarta, Alan tinggal di sebuah apartemen dengan harga sewa yang terjangkau dengan isi kantongnya. Lokasinya tak jauh dari rumah sakit tempatnya bekerja.

Terdapat dua kamar tidur di apartemen tersebut. Alan dan Lintang menempati kamar utama. Mama Dian sementara ini akan tidur dengan Bik Kokom. Besok Mama Dian akan kembali ke Semarang.

Area dapur di apartemen hunian Alan yang biasanya sunyi sepi, mendadak sore ini begitu ramai oleh ketiga wanita beda usia yang tengah bersibuk ria memasak untuk menu makan malam.

"Alan itu paling doyan sama tempe. Mau digoreng, dibakar, pokoknya hidup tempe." Ucap Mama Dian sambil memotong tempe yang tadi dibeli Lintang dari supermarket.

"Oalah pak dokter doyane tempe toh, Bu." Sahut Bik Kokom seraya tertawa kecil.

"Iya, Bik. Kalau soal makanan, Alan orangnya gak neko-neko. Apapun ia makan asal bukan baygon atau sianida. Haha..." ujar Mama Dian terselip canda.

Sontak Lintang dan Bik Kokom pun ikut tertawa mendengarnya.

"Kalau Lintang sukanya tempe apa tahu?" tanya Mama Dian.

"Tahu, Ma. Hehe..."

"Mbak Lintang ini diam-diam suka tahu segalanya, Bu."

"Apa toh Bik Kokom. Peres deh," sahut Lintang.

"Tahu tek-tek, tahu campur, tahu gejr0t, tahu bulat digoreng dadakan. Tapi, hatinya mudah ambyar mirip pepes tahu. Hehe..." kelakar Bik Kokom.

"Ishh, Bik Kokom!" seru Lintang dengan bibir sudah maju mirip itik mau ngambek.

"Canda, Mbak. Hehe..." ujar Bik Kokom yang memang suka iseng dan humoris.

"Kamu udah cocok, Lin."

"Cocok gimana, Ma?"

"Alan suka tempe dan kamu suka tahu. Jadinya nano-nano dan gak monoton hidup kalian nanti. Bisa saling melengkapi,"

Lintang menampilkan senyum terbaiknya guna merespon ucapan ibu mertuanya tersebut. Hatinya berharap ia dan Alan saling melengkapinya satu sama lain dan tetap bersama. Selamanya.

Menu makan malam pun akhirnya tersaji di meja makan. Walaupun ada beberapa hasil masakan Lintang yang penampilannya kurang, namun Mama Dian tetap memberi apresiasi luar biasa pada menantunya tersebut.

Bik Kokom sendiri sampai heran melihat perubahan Lintang yang ikut berkecimpung secara maksimal di dapur. Sebab, sehari-hari Lintang memang jarang ke dapur.

Bukan karena hidup sebagai anak manja yang terlahir dari keluarga kaya raya, tapi memang dibatasi oleh kedua orang tuanya.

☘️☘️

Dua tahun yang lalu, Lintang hampir saja membuat dapur rumah orang tuanya di Jogja kebakaran. Dikarenakan Lintang memasukkan makanan kaleng ke dalam microwave.

Awalnya Lintang berencana memanaskan sop buntut yang merupakan makanan kaleng, hasil oleh-oleh dari keluarganya sewaktu bepergian di luar negeri.

Lintang berpikir jika ia mengeluarkan sop buntut itu dari kalengnya lalu dipindah ke mangkuk keramik miliknya, Lintang takut mangkuknya akan pecah karena terkena panas tinggi. Jika tetap berada di kaleng, sop buntut itu tetap aman karena kaleng lebih keras secara fisik daripada mangkuk.

Alhasil Lintang memasukkan sekalian dengan kalengnya ke dalam microwave.

Sontak hal itu justru tidak aman karena dapat menyebabkan percikan api serta kerusakan pada microwave. Kaleng terbuat dari logam yang memantulkan gelombang mikro, menyebabkan energi memantul dan bisa menimbulkan percikan.

Selain itu, penumpukan tekanan akibat panas pada makanan di dalam kaleng yang tertutup rapat juga bisa menyebabkan kaleng meledak.

Sejak kejadian itu, orang tua Lintang membatasi aktifitas putri bungsunya tersebut di dapur. Bukan melarang secara penuh, tapi dengan pengawasan orang lain secara ketat ketika Lintang berada di dapur.

Menu makan malam kali ini ada ayam goreng, tempe dan tahu bakar bumbu rujak, ikan asin Jambrong goreng, sayur asem dan sambal terasi. Itulah hasil perdana Lintang memasak dengan mentor sang ibu mertua dan Bik Kokom.

Alan, Lintang dan Mama Dian saat ini sudah duduk manis di meja makan.

"Ayo makan, Lan. Ini semua Lintang yang masak loh,"

"Dibantu mama dan Bik Kokom," sahut Lintang.

"Mama dan Bik Kokom cuma bagian potong sayur doang serta penyemangat saja. Istrimu yang banyak bekerja di dapur hari ini," puji Mama Dian.

"Kenapa tempenya ada yang hangus?" tanya Alan yang melihat sebagian tempe di piring saji ada yang sedikit hitam alias g0song.

"Maaf, Kak. Tadi adek terlalu fokus goreng ayam. Eh, malah tempenya ada yang hangus gara-gara kelamaan dibakar. Hehe..."

"Cuma sedikit yang hangus. Lainnya masih bagus kok, Lan. Udah, jangan protes! Itu cuma tampilan luarnya doang agak hitam. Rasa di dalamnya tetap enak," bela Mama Dian.

"Memangnya mama udah makan tuh tempe hangus?" cibir Alan.

"Pokoknya enak semua. Soalnya yang masak Lintang, menantu mama yang begitu luar biasa. Istrimu masak ini semua penuh cinta buatmu loh, Lan. Jadi, rasanya pasti jauh lebih enak ketimbang kamu beli nasi di warteg!" balas Mama Dian.

Kemudian, Lintang menuangkan nasi, sayur dan lauk-pauk ke piring Alan.

Tanpa sengaja, ekor mata Alan menatap sesuatu yang aneh di punggung tangan Lintang. Sebuah luka yang baru dilihatnya karena sebelumnya Alan yakin tak ada.

Sebagai dokter, tentu ia tau penyebab luka tersebut.

"Tanganmu luka," ucap Alan secara refleks memegang dan menatap seksama punggung tangan Lintang yang terluka.

Sontak Lintang terkejut dengan reaksi Alan tersebut. Awalnya Lintang ingin menyembunyikannya. Namun justru ketahuan oleh Alan.

Bersambung...

🍁🍁🍁

*Jangan tanya itu tangan siapa. Udah tertera dan terpampang nyata namanya. Dilarang copas gambar milik Safira yang sudah dipatenkan di delegasinya. 😄💋

Readers : Pengalaman Othor Solehot sendiri ya ??

Me : Nyengir di pojokan sambil makan kuaci sebaskom.🤭

1
kaylla salsabella
alan ada di kamar mandi lin🤭
Teh Euis Tea
hadeuhhh dasar bocil bknnya bikin si alan yg merasa bersalah, makin menjadi tyh si slan di hawatirin makin merasa di atas awan, besok2 pasti di ulang lg
gemes sm si lintang jdnya
Nurminah
kita yg emosi yg buat cerita bikin pelakunya klepek ama spagetti
Nurminah
hadeh
dyah EkaPratiwi
lintang ngambeknya kurang lama
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ish Lintang ngapain sih nangis nangis...biarin aja siAlan pergi
Nena Anwar
ya nggak lah Lintang SiAlan mana berani marah sama Gendhis, mau bilang nggak suka ponselnya dipegang aja dia takut dengan alasan Gendhis lagi hamil muda masa iya tibang bilang aku gk suka ponselku dipegang kamu Gendhis trus Gendhis keguguran gitu karena kepikiran SiAlan ngomong begitu
Tuti Tyastuti
nah jawab lan
Zuhril Witanto
enggak
Zuhril Witanto
mau ngajak makan malam
Zuhril Witanto
bagus lah gak di kasih
Zuhril Witanto
bagus
Zuhril Witanto
kok Alan jadi pengganti galih
Sri I
keren pokoknya
cecla9
syukurin loe Alam gaib
Maharani Rani
lanjuttt kak
Endang 💖
kapok si Alan bininya ngambek
kaylla salsabella
tidak marah🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
lintang sedang berusaha menyuarakan isi hatinya. gini aja Alan udah bingung. jujur gak ya?
Sugiharti Rusli
memang sih yang Alan belum tahu adalah, perasaannya yang mendalam terhadap si Ghendis hinggi kini, dia pun ga mendapat perhatian dari Alan karena dia belum move on dari sahabatnya itu,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!