Lin Pan mendapati kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Dikhianati dan dikuasai oleh amarah, ia kehilangan kendali—dan membunuh keduanya dengan cara yang brutal.
Namun takdir mempermainkannya. Sesaat setelah perbuatan itu, sebuah tas jatuh dari lantai atas dan menimpanya. Bukannya mati, Lin Pan justru terbangun di dunia lain… dalam tubuh seorang bocah 17 tahun bernama Mo Tian, murid sekte rendahan yang selalu dihina dan diremehkan.
Di tengah keputusasaannya, Mo Tian menemukan sebuah teknik terlarang — Blood Devour Technique, kemampuan mengerikan yang memungkinkannya menyerap dan mengendalikan darah musuhnya.
Dengan kekuatan itu, ia bersumpah untuk membalas setiap penghinaan… dan menulis ulang takdirnya dengan darah.
📷 IG: @agen.one
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
003: Bangkitnya Predator di Gudang Usang
Di tengah tumpukan rak buku reyot yang dimakan usia dan rayap, Mo Tian dilempar paksa ke lantai gudang tua. Ia terhempas keras, tatapannya menyala penuh amarah ke arah para murid sekte yang mengelilinginya.
"Berani sekali kau menatapku sekarang, Mo Tian! Sepertinya… tubuhmu sudah lupa rasanya dihajar, ya? Pegang dia, teman-teman!" Murid itu menunjuk, dan dua rekannya segera mencengkeram lengan Mo Tian.
Murid di depan Mo Tian meregangkan jari-jarinya, berjalan pelan mendekat dengan seringai kejam di wajahnya. "Dasar sampah! Berani-beraninya seorang mortal tak berorang tua(Yatim piatu) menatapku seperti ini. Rasakan ini, sialan!"
BUGGH! BUGGH! BUGGH! BUGGH!
Pukulan demi pukulan mendarat di tubuh Mo Tian. Sang penyerang tersenyum lebar, menikmati sensasi menindas yang lemah. Setelah cukup puas, ia melirik Mo Tian, mengharapkan ekspresi pasrah seperti biasa.
Namun, kali ini yang ia lihat bukanlah keputusasaan. Mo Tian justru tersenyum lebar, seolah menikmati setiap pukulan yang menghantamnya. Seketika, rasa dingin menjalar di punggung sang murid. "K-Kau sudah gila, ya? Sampai-sampai tersenyum saat dihajar seperti ini?"
Mo Tian tak menjawab. Senyumnya tiba-tiba berubah menjadi tawa keras yang menusuk telinga, seperti orang yang kehilangan akal sehatnya. "Hahahaha!" Tawanya tak berhenti, malah semakin keras dan mengerikan.
"K-Kenapa dia? Apa… Kau sudah gila, Mo Tian?" Murid yang memukulinya mulai ciut nyali. Semakin ia memukul, Mo Tian justru semakin keras tertawa.
Ketakutan menyelimuti murid itu, namun ia tak ingin terlihat pengecut di depan teman-temannya. Ia berbalik, beralasan ingin istirahat. "A-Ayo kita kembali ke asrama! Dan untukmu, Mo Tian, kali ini kumaafkan. Tapi lain kali, kau habis di tanganku!"
Kedua murid lain melepaskan Mo Tian dan mengikuti teman mereka.
"Mau ke mana kalian semua? Hahahaha! Apa kalian takut padaku? Ternyata selama ini kalian hanya pecundang yang cuma bisa menindas orang lemah, ya!" Mo Tian mengejek mereka.
Kata-kata itu membakar amarah para murid. Mereka berbalik, wajahnya memerah. "Apa kau bilang—"
Namun, kalimat mereka terputus. Sesuatu mengenai mata mereka. Tiga murid itu langsung buta, berteriak kesakitan. Mo Tian melemparkan garam yang ia ambil dari dapur saat mengelilingi sekte tadi. Bukan pasir, melainkan garam yang menyengat dan menyerap air mata, mengancam kebutaan.
Mo Tian mengeluarkan pisau dari saku kirinya. Ia bergerak perlahan, tak ingin keberadaannya diketahui. Ketika sudah cukup dekat, ia menyerang titik vital mereka satu per satu: leher, dan area mematikan lainnya.
Dengan satu serangan, mereka ambruk tak berdaya. Darah membasahi lantai, dan Mo Tian menikmati pemandangan itu. "Hahaha, tidak kusangka mereka sebodoh ini!"
Ia belum puas. Meskipun mereka sudah tak bernyawa, Mo Tian terus menusuk, melampiaskan dendam yang terpendam.
Tiba-tiba, sebuah buku tua jatuh, seolah takjub menyaksikan kebengisan Mo Tian. Ia menghentikan aksinya, tubuhnya berlumuran darah, lalu mengambil buku itu.
"Blood Devour Technique?" Mo Tian membaca judulnya. "Buku apa ini?" Ia membuka halaman pertama. "Teknik darah? Apa maksudnya ini? Apa ini buku bela diri?"
Mo Tian mengamati buku itu, otaknya mencerna informasi yang belum ia pahami sepenuhnya. Namun, ia berhasil menangkap inti dari teknik awal Blood Devour Technique: "Pengendalian darah, ya. Dunia ini sungguh sangat menarik sekali."
Saat ia sedang asyik mempelajari teknik awal tersebut, seseorang masuk ke dalam gudang tua itu, menghentikannya membaca buku tersebut.
Orang itu terperanjat melihat tiga mayat berlumuran darah tergeletak. "M-Mayat! Ada mayat di sini! S-Siapa yang melakukan hal keji seperti ini?"
Orang itu berlari mendekat, berniat memeriksa tubuh para korban. Namun, takdirnya sudah disegel oleh Mo Tian.
CLEEB!
Mo Tian menusuk orang itu dari belakang. Kemudian, ia mengaktifkan Blood Devour Technique, menyerap darah dari semua korbannya.
Rasa sakit yang luar biasa melanda Mo Tian. Tubuhnya terasa seperti terbakar hebat. Ia berlutut, terengah-engah setelah selesai menyerap darah mereka.
Ia mengangkat kedua tangan, mengepalkan tinjunya. Kekuatan besar mengalir di dalam dirinya. "Kekuatan ini… Aku telah menjadi seorang kultivator Qi Refining tingkat 1!"
HAHAHAHAHA!
Tawa mengerikan menggema di gudang tua itu. Mo Tian merasa senang, karena sekarang, ia memiliki kekuatan untuk membalas dendam kepada sekte kecil yang selama ini menyiksanya.