NovelToon NovelToon
Jalan Naga Kekosongan

Jalan Naga Kekosongan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: alhenamebsuta

Di Benua Sembilan Langit, kekuatan adalah hukum.

Lin Feng, anak sekte kecil yang dicap sampah karena "Nadi Spiritual Tersegel", terlempar ke jurang hinaan. Namun, di balik kelemahan itu tersembunyi rahasia besar: Physique Naga Void — warisan kuno yang mampu menelan segala Qi dan menembus batas langit.

Dari dunia fana yang penuh intrik sekte, hingga perang antar klan surgawi, perjalanan Lin Feng adalah pertaruhan hidup dan mati.

Balas budi sepuluh kali lipat. Balas dendam seratus kali lipat.

Di setiap langkah, ia akan melawan langit, menantang takdir, dan membuka jalan menuju kekosongan.

Saat naga terbangun, siapakah yang mampu menghalangi jalannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alhenamebsuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan ke Ibukota

Fajar menyingsing ketika rombongan Sekte Bambu Hitam melangkah keluar dari gerbang. Kereta kuda yang membawa lima murid berderak pelan menapaki jalan tanah berliku.

“Perjalanan butuh lima hari.” Li Qing meneliti peta di tangannya. “Kita harus melewati Hutan Kabut lalu Lembah Sungai Merah.”

Wang Tianming menguap lebar. “Membosankan. Kenapa tidak langsung terbang saja?”

“Bodoh,” Su Xiaoxiao melirik tajam. “Terbang lima hari penuh? Qi kita habis sebelum sampai.”

Lin Feng hanya diam di sudut, Pembelah Malam bersandar di samping. Sesekali Mata Naga Kekosongan berkilat, menelusuri sekitar. Sejak meninggalkan sekte, ia merasakan ada yang membuntuti.

Hari kedua, saat mereka memasuki Hutan Kabut—

“Berhenti!” seru Lin Feng tiba-tiba.

SYUT! SYUT! SYUT!

Belasan kunai beracun menghujani dari balik semak. Zhou Mei refleks mengangkat formasi pelindung.

“Formasi Perisai Air!”

TING! TING!

Kunai mental terpental dari perisai transparan.

“Assassin!” Li Qing melompat dengan tombaknya.

Lima sosok berpakaian hitam muncul, wajah tertutup topeng. Aura mereka jelas—Kondensasi Qi tingkat dua dan tiga.

“Target utama Lin Feng,” suara pemimpin mereka dingin. “Sisanya boleh mati.”

“Sekte Iblis!” Wang menunjuk lambang api hitam di dada mereka. “Chen Wei pasti yang membocorkan info!”

“Five Elements Bamboo Array!” teriak Su Xiaoxiao.

Tanpa perlu komando lagi, mereka mengambil posisi. Formasi terbangun seketika, hasil sebulan penuh latihan.

“Serangan Kombinasi—Gelombang Naga Lima Elemen!”

Energi lima warna berputar menyatu, menghantam para penyerang.

BOOM!

Tiga orang terlempar, dua berhasil menghindar.

“Formasi apa ini?!” pemimpin assassin terperanjat.

Lin Feng melesat, Pembelah Malam berpendar. “Pedang Naga Bambu—Tebasan Kekosongan!”

SRING!

Satu tubuh terbelah sebelum sempat bereaksi.

“Mundur!” Pemimpin assassin melempar bom asap. “Misi gagal!”

Asap buyar, mereka sudah lenyap.

“Hah… hah…” Su Xiaoxiao terhuyung jatuh, darah merembes dari bahunya.

“Xiaoxiao!” Zhou Mei cepat menghampiri. Ternyata ada kunai yang menembus pertahanan dan melukai bahunya cukup dalam.

Kota Sungai Perak memang kecil, namun suasananya selalu ramai. Malam itu, mereka memilih bermalam di Penginapan Naga Tidur sambil merawat luka Su Xiaoxiao.

“Racunnya tidak mematikan, tapi butuh waktu untuk pulih,” ucap Zhou Mei setelah selesai membalut.

“Maaf sudah merepotkan,” Su Xiaoxiao tersenyum tipis dari atas ranjang.

“Jangan bicara begitu!” Wang menghentakkan tangan ke meja. “Kita satu tim. Luka satu berarti luka semua!”

Sementara itu, Lin Feng berdiri di depan jendela, matanya menatap ke jalanan kota. Serangan sebelumnya jelas bukan kebetulan—musuh mengetahui jalur yang mereka tempuh.

“Lin Feng,” Li Qing menghampiri. “Menurutmu, akan ada serangan lagi?”

“Pasti.” Jawabannya singkat. “Mereka hanya menunggu waktu yang tepat. Kemungkinan besar saat turnamen.”

Malam itu, mereka bergantian menjaga Su Xiaoxiao. Gadis itu tersiksa demam tinggi, sesekali mengigau dalam tidur.

“Ibu… jangan tinggalkan aku…” bisiknya lirih.

Zhou Mei dengan sabar mengganti kain kompres di dahinya. “Tenang saja, kami ada di sini.”

Tanpa diketahui yang lain, Lin Feng mengaktifkan Napas Naga Kekosongan. Ia menyerap sedikit energi beracun dari tubuh Su Xiaoxiao—tidak banyak, sekadar membantu agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Keesokan paginya, kondisi Su Xiaoxiao membaik. Wajahnya masih pucat, namun demamnya sudah turun.

Siang hari, ketika mereka turun ke ruang makan penginapan, tampak lima pemuda berseragam putih dengan bordiran pedang emas. Sekte Pedang Langit!

"Oh? Sekte Bambu Hitam?" suara mengejek keluar dari pemuda tampan berambut panjang yang duduk di tengah. "Masih berani ikut tahun ini?"

Itu Xiao Chen, kapten tim Sekte Pedang Langit. Kultivasi Kondensasi Qi tingkat lima, jenius pedang yang namanya terkenal di seluruh Kerajaan Qing.

"Ada masalah dengan itu?" Wang Tianming maju dengan aura membara.

"Masalah? Tidak," Xiao Chen menyeringai. "Hanya kasihan saja. Tiga tahun berturut-turut peringkat terakhir, masih tidak tahu malu?"

Empat anggota timnya tertawa keras.

"Setidaknya kami tidak congkak seperti anjing yang hanya tahu menggonggong," ucap Zhou Mei tiba-tiba, mengejutkan semua karena biasanya ia pendiam.

"Apa katamu?!" Jian Ming, wakil kapten Sekte Pedang Langit, berdiri dengan pedang setengah terhunus.

"Menarik juga," Xiao Chen tersenyum tipis, matanya menatap lurus pada Lin Feng. "Kau… berbeda. Ada aura naga?"

Lin Feng membalas tatapan dengan tenang. "Mungkin matamu yang bermasalah."

Suasana memanas. Aura Qi kedua kelompok bertabrakan di udara.

"Hoh? Berani juga," Xiao Chen bangkit, tubuhnya tegap setinggi hampir 180 cm. "Bagaimana kalau kita—"

"Xiao Chen," suara lembut memotong. Seorang gadis berambut biru masuk, kecantikannya menonjol di antara semua orang. "Jangan buat masalah. Ingat peringatan ayahmu."

Bing Xue, putri Sekte Es Utara. Kondensasi Qi tingkat empat, terkenal dengan teknik es yang mematikan.

"Tch, Bing Xue," Xiao Chen mendengus. "Kau selalu merusak kesenangan."

Bing Xue melirik Lin Feng sekilas, sorot matanya menyimpan sesuatu yang sulit ditebak. "Sekte Bambu Hitam… tahun ini sepertinya akan berbeda."

Ia lalu pergi, meninggalkan kerumunan dengan timnya yang tampak kebingungan.

"Tunggu dulu!" Xiao Chen berseru lantang. "Kita belum selesai!"

Pedangnya terangkat setengah, aura tajam menyebar di udara.

Wang Tianming segera memicu Qi-nya. "Kalau berani, ayo!"

"Cukup!" Suara berat penuh wibawa menggema.

Seorang pria paruh baya berjubah emas melangkah masuk. Lencana di dadanya jelas menandakan jabatannya—Pengawas Turnamen dari Kerajaan.

"Xiao Chen, Wang Tianming," tatapannya menusuk. "Bertarung di luar arena adalah pelanggaran berat. Kalian mau didiskualifikasi?"

Keduanya buru-buru menarik kembali aura masing-masing.

"Maaf, Tuan Liu," Xiao Chen membungkuk kaku, meski matanya tak lepas dari Lin Feng. "Kami hanya... berkenalan."

Pengawas Liu mendengus dingin. "Simpan energi kalian untuk arena. Turnamen baru dimulai tiga hari lagi."

Begitu sosoknya menghilang, Xiao Chen melangkah mendekat ke Lin Feng.

"Namamu?"

"Lin Feng."

"Lin Feng..." ia mengulang perlahan, seolah mengukir nama itu di ingatannya. "Kita lihat nanti, apakah kau hanya pandai bicara."

Ia pun berbalik pergi bersama timnya.

Li Qing menghembuskan napas lega. "Nyaris saja bentrok sebelum turnamen."

"Xiao Chen," Lin Feng bergumam. "Kuat... tapi Bing Xue, tatapannya aneh padaku."

"Sudahlah," ucap Su Xiaoxiao yang baru turun, suara lemah namun tegas. "Besok kita lanjut perjalanan. Ibukota tinggal dua hari."

Malam itu, Lin Feng sulit terlelap. Hatinya diliputi firasat kelam.

Turnamen kali ini... tidak akan berlangsung normal.

1
إندر فرتما
cuma tekat,kuat gak belum,
Alhena: lah ini aja baru beberapa bulan tapi dia udah mau ke kondensasi qi, wang tianming aja dibilang jenius yang udah latihan qi dari kecil aja masih di pemurnian tubuh 9, gimana sih
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!