NovelToon NovelToon
Aris Anak Indigo

Aris Anak Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:996
Nilai: 5
Nama Author: Izza naimah

Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

" tunggu, tapi gue masih nggak paham sama konsep kita yang saudara kembar. Gimana bisa manusia kembaran sama makhluk astral. dilihat dari segi manapun Rasanya nggak masuk akal. apa.. jangan-jangan lo cuman Jin ifrit yang ngaku-ngaku?" Aris memicing curiga pada Lingga.

selama lebih dari 5 tahun kamu mimpi dikejar olehku, bisa melihat makhluk tak kasat mata, dijaga oleh pasukanku saat kamu nggak bisa lihat waktu nganter Miya pulang ke rumahnya, sampai akhirnya kita ketemu dan ngobrol. kamu masih nganggep aku iprit yang aku ngaku-ngaku? " Lingga sedikit kecewa dengan ares yang masih tidak mempercayainya.

" apa kamu sadar kalau kamu nggak bisa berkomunikasi dengan makhluk halus selain denganku"

Iya juga.

" jadi yang ngusap muka aku waktu itu kamu?"

Lingga mengangguk.

Aris manggut-manggut lagi.

" terus soal kita bisa kembaran itu gimana?"

" soal itu biar Mbahmu yang menjelaskan. sekarang yang terpenting adalah masalah Miya. kamu ini bodoh sekali, ya. padahal sudah menemukan banyak petunjuk Tapi masih saja belum menemukan titik terang"

" Hei! Aris melotot tak terima dikatain bodoh. padahal dirinya sendiri mengaku kalau dirinya bodoh. Tapi tetap saja, hanya Aris yang boleh menghina dirinya bodoh, yang lain akan ia Sleding kalau sampai melakukan itu.

Lingga berjalan ke meja belajar Aris, mendapati betapa jaraknya laki-laki itu. buku berserakan, meja penuh coretan tak bermutu, dinding kamar ditempeli poster-poster komik.

" orang tua Mia nggak pesugihan. harta yang mereka dapat 80% halal."

Aris mengerutkan kening.

"kok cuman 80%"

" nggak ada pembisnis yang benar-benar jujur Aris. kalaupun ada nggak mungkin sampai sesukses itu. pesaing ada di mana-mana, kalau nggak menguatkan pijakan dan mengokohkan tiang penyanggah, nggak akan mungkin bisa bertahan"

" kalau orang tua Miya nggak pesugihan, Terus apa yang terjadi sama mereka, Kenapa ada portal di rumahnya Miya? kenapa Mamanya Miya terjebak di portal itu? Kenapa Miya sering diteror sama makhluk yang mengambil wujud mamanya sendiri sampai sakit-sakitan?"

" kalau pijakannya sudah kuat, tiang penyanggahnya juga harus kokoh, dan kesuksesan sudah diraih. otomatis akan banyak orang-orang iri dan dengki karena nggak mampu menyaingi"

"Oke" Aris mengerti sekarang.

" jadi itu kiriman dari orang lain? seseorang yang iri dan dengki?"

Lingga mengangguk.

" itu tugasmu untuk mencari tahu" Lingga tersenyum.

" halah, ribet banget, kasih tau gue aja langsung, gue yakin lo pasti tahu siapa orangnya kan. biar kita cepat ambil tindakan. kasihan Miya kalau dibuat tersiksa lama-lama"

" Kalau gitu kamu harus cepat cari tahu sendiri"

" ah, bangsat! " Arif membanting bantalnya ke tempat tidur.

" Sampai kapan kamu mau ngelak terus? suka nggak suka kamu tetap harus menerima apa yang sudah digariskan untukmu. Kita juga harus segera melaksanakan upacara kembar"

" upacara kembar? Apaan tuh? "

" itu dia, kamu banyak nggak tahunya. kamu akan tahu kalau kamu mau menerima semuanya dengan setulus hati. kemampuan kamu, jati diri kamu, garis takdir kamu, semuanya harus kamu terima sepenuh hati supaya bisa melangkah ke tahap selanjutnya."

" males banget"

" takdir sudah memilihmu"

" gue nggak minta dipilih"

" selalu ada alasan kenapa Sesuatu terjadi. jangan bilang nggak bisa sebelum mencoba, Aris. Gadis itu akan mati kalau kamu terlalu lama"

" Miya?! " Aris terbelalak, kemudian dengan pedenya Dia berkata.

" nggak mungkin! Miya nggak boleh mati! gue sama dia belum nikah!"

" kalau begitu cepat lakukan apa yang aku katakan dan segera selamatkan dia"

Aris mendengus lelah.

" nggak ada yang perlu ditakutkan. aku bersamamu, saudaraku. Aku akan menemani setiap langkahmu. Percayalah"

tiba-tiba pintu kamar Aris terbuka. Leon sang pelaku pengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar Aris, seperti mencari sesuatu.

" ngagetin! Mau apa lo? jangan bilang mau minjem sempak" ucap Aris.

" lu ngomong sama siapa?"

Aris tatap-tatapan dengan Lingga.

" sama diri gue sendiri"

Iya tidak salah sih.

Leon tidak lagi ambil pusing.

" beliin gue nasi goreng sono. Gue laper"

" ogah. emang gue Babu lo"

Leon menunjukkan selembar seratus ribu.

" kembaliannya buat lo"

" GAS!! " Aris langsung beranjak.

Aris semangat bukan main kalau disuruh kembaliannya banyak. Tanpa mengganti seragam sekolah, Faris langsung pergi jalan kaki ke warung bu Ning. Iya tidak perlu Takut dimarahi mama karena saat ini orang tuanya sedang pergi ke luar kota untuk menghadiri acara bisnis teman Papa.

jadi Aris bebas barulah.

komplek perumahan yang Aris tinggali saat ini kaum menengah ke bawah. Ada kesenjangan sosial memang, Di mana kau menengah menghuni area depan komplek, rata-rata rumah mereka pun punya dua lantai dan bagus-bagus.

Aris beruntung bisa menjadi salah satu keluarga yang menempati depan komplek.

sementara area belakang untuk orang-orang biasa, dan kebanyakan rumah mereka hanya memiliki satu lantai.

berbeda dengan di depan, area belakang Kompleks Selalu ramai. di sini pusatnya orang-orang berkumpul. apalagi kalau sore begini. banyak yang bermain bola di lapangan, juga ada ibu-ibu senam di lapangan bulu tangkis kalau sedang tidak dipakai.

anak-anak kecil bermain sepeda di pinggir jalan, ibu-ibu berdaster nyapu halaman, bapak-bapak yang membantu istrinya membersihkan halaman, dan ada pula yang hanya duduk santai sambil melihat orang berlalu Lalang.

intinya area belakang Kompleks lebih seru daripada di area depan, yang rata-rata penghuninya gila kerja, dan tidak begitu akrab dengan tetangga.

" Bang Zul, Bang Naufal!" harus menyapa Zulfan dan Naufal yang menonton ibu-ibu senam dari pinggir lapangan.

" Woi, Ris! mau ke mana?" tanya Zulfan.

" disuruh Bang Jack beli nasi goreng"

" bu Ning tutup" ujar Naufal.

" Serius, Bang?" katanya Aris spontan berhenti, berniat putar balik.

" nggak deng, gue baru aja beli jus di sana"

" Naufal bangke!"

Naufal tertawa.

sampai di warung bu Ning, Aris bukannya langsung pesan, tapi malah nonton ridho dan yang lainnya main bilyar. selain buka warung makan, bu Ning juga menyediakan tongkrongan untuk anak-anak lajang berkumpul. Ridho alias putranya yang request.

" bangsatlah! kalah kalah bae!"seru Wanda.

Daniel yang menang tertawa bak penjahat komik.

" judi, bang? "

Wanda menggangguk.

" ho'oh"

" Astagfirullah. tobat, Bang. udah mau kiamat. nih, gue taruhan lima puluh "

" kambing!" maki Ridho, yang lain tertawa.

harus cengengesan Seraya memasukkan kembali uangnya ke dalam saku baju. dia malah jajan keripik singkong dan Pop Ice, kemudian lanjut menonton Daniel, Wanda dan Ridho memperjuangkan uang seratus ribu masing-masing.

" Eh ada danuar rupanya!" Reger baru keluar dari warung bu Ning, laki-laki gondrong itu habis makan mie ayam.

jelek tukangnya mengandung gelap tawa orang-orang di sana.

Aris jadi kesel.

" danuar bokap gue, Bang"

" bah, bukannya Bapak kau sudah meninggal?"

" Jangan gitulah, bang. nggak lucu!"

.

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!