Alfino seorang siswa SMA yang sangat rajin, ia dari keluarga sederhana dan seorang anak yatim. Ibunya pembuat kue, dan ia yang menjual kue itu di sekolah dan keliling komplek, untuk kebutuhan hidup dan bayar hutang mendiang ayahnya.
Ia sering di bully di sekolah dan di jauhi tetangga karena Almarhum ayahnya pencuri dan tukang judi. Barang jualannya juga sering rusak, sehingga tidak bisa di jual.
Hingga suatu hari, kue-kuenya di hancurkan oleh anak kepala sekolah itu, membuat ia sangat marah, tapi apa yang ia dapat? Perlakuan buruk yang ia terima. Sementara guru tidak ada yang menolongnya, mereka malah tersenyum sinis karena berpihak pada kepala sekolah. Tidak ada perlakuan adil untuknya. Ia pulang dalam keadaan terluka, dan jatuh pingsan di pinggir jalan.
Tanpa sadar, ia mendapatkan sebuah sistem, yaitu sistem Jual Beli barang, sistem yang mengubah hidupnya. Setiap ia menjual beli barang, maka akan mendapatkan hadiah menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17 Misi
...❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️...
...Happy Reading...
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
Mereka terus berjalan, untuk mencari tempat tinggal sementara, uang yang ada di tangan Alfino untuk makan sehari-hari. Yang ia pikiran bagaimana kalau nanti mereka nginap di wisma, tapi tidak ada untuk makan, jadi mereka memilih untuk mencari tempat tidur entah itu di kolong jembatan, entah di rumah terbengkalai.
Ting!
[Misi baru]
[Jual 10 barang]
[Status misi sedang berlangsung]
Alfino terkejut, ia di minta untuk menjual 10 barang, apa yang ingin ia jual, sementara ia tak punya apa-apa untuk di jual.
Alfino berhenti sejenak, memikirkan mungkin ada barang yang bisa ia jual.
"Bu, tunggu sebentar," kata Alfino berjongkok, ia meletakkan tasnya di tanah, ia ingat jika masih ada sisa mainan yang dulu belum terjual habis, ia ingat masih ada sisa 3 mainan lagi yang masih ia simpan di dalam tas.
Ia mengeluarkan mainan tersebut, dan ia juga mengeluarkan buku, pena, tas juga mungkin bisa ia jual. Alfino berpikir lagi masih ada 4 barang yang harus ia jual. mungkin seragam yang ia pakai saat ini juga bisa di jual, baju dan celana, dan untung saja ia pakai baju kaos dalam dan celana pendek, dan sisa dua barang lagi. Sepatunya robek, mana mungkin ada yang membelinya.
"Ibu, ada nggak kira-kira barang bisa di jual," tanya Alfino.
"Ya kalung ini," kata Gamira memegang kalung yang menggantung di lehernya.
Ia sangat ingin membeli barang dengan uangnya dari sistem, tapi misi yang tertulis di sistemnya menjual barang, itu artinya ia harus menjual barang, bukan membeli barang lalu menjualnya.
Mungkin kalung dan liontin itu dia barang yang ia beli terpisah tadi, mungkin dua barang itu bisa menutupi misinya.
"Ibu, tidak apa-apa jika aku menjual kalung itu?" tanya Alfino ragu-ragu, karena jika ibunya tidak mengizinkannya maka ia akan mencari barang lain untuk di jual. Tapi jika ibunya memperbolehkannya, maka ia akan menggantikan barang yang lebih mahal lagi, entah itu emas.
"Ya udah, jual lah, ibu ikhlas, meskipun haya di pakai beberpa menit saja, ibu sangat seng sekali, setidaknya ibu sudah kesampaian memakainya," kata Gamira tersenyum, dan ia sangat mengikhlaskannya.
"Maaf ya Ibu, aku terpaksa ingin menjual kalung ini," kata Alfino merasa tidak enak hati sekali pun ibunya ridho.
"Tidak apa-apa, ibu tidak marah kok, kamu sudah berusaha membeli untuk hadiah uang tahun Ibu, itu adalah dia tau keajaiban untuk Ibu," kata Gamira tersenyum.
Ia membuka kalung itu dari lehernya lalu memberikan kepada Alfino.
"Oke ibu. Ibu tunggu di sini ya, aku mau menjualnya dulu, ibu jangan kemana-mana ya, nanti aku nggak bisa nyariin ibu lho," ingat Alfino.
"Ya udah, ibu tunggu di sini," kata Gamira.
Alfino pun berangkat, untuk menjual Barang-barangnya itu. Setelah agak jauh, Alfino membuka seragamnya, ia melipatnya dengan rapi meskipun ada sedikit bau keringat.
Alfino melihat ada bungkus sisa pewangi di bawah jemuran, ia meneteskan pewangi itu di bajunya agar tercium bau wangi. Ia pun pergi memperdagangkan barangnya. Targetnya saat ini adalah anak-anak, karena ada mainan anak-anak di tangannya.
Alfino tersenyum saat melihat
"Adek! Sini, kakak ada mainan, mau beli nggak? 5000 dapat dua," kata Alfino.
"Wah mau, mau, mau," kata mereka.
Alfino tersenyum, ya iyalah 5000 dapat dua, satunya 2.500.
1 buah mainan, dan satunya buku.
Ting!
[Dua barang terjual]
Ada anak lain membeli satu mainan, dan satunya pena.
Ting!
[Empat barang terjual]
Ada satu anak lagi membeli satu mainan, dan satunya tas.
Ting!
[Enam baeang terjual]
Masih ada seragamnya dan kalung. Alfino pun berjalan ke sebuah rumah, tag mungkin ada anak laki-laki mereka butuh seragam, lagian pula harganya juga tidak mahal pasti akan ada yang membelinya.
Sistem tidak mengatakan jika barang harus terjual dengan harga yang di patokan, yang penting dia menjual barang.
"Buk, permisi, saya mau jual seraga saya yang sudah nggak di pakai lagi. Murah kok cuma 20 ribu," kata Alfino.
Ibu itu menekuk alisnya dan melihat baju tersebut dengan saksama.
"Enggak deh, kamu cari orang lain saja," kata ibu itu menatap Alfino sinis.
"Makasih Buk," kata Alfino pergi meninggalkan ibuk tersebut untuk mencari pembeli yang lain.
"Cih! Siapa juga yang mau beli baju bekas begitu," omel ibu itu merasa jijik.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...