NovelToon NovelToon
Di Selingkuhi Tanpa Rasa Bersalah

Di Selingkuhi Tanpa Rasa Bersalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Malam bahagia bagi Dila dan Arga adalah malam penuh luka bagi Lara, perempuan yang harus menelan kenyataan bahwa suami yang dicintainya kini menjadi milik adiknya sendiri.
Dalam rumah yang dulu penuh doa, Lara kehilangan arah dan bertanya pada Tuhan, di mana letak kebahagiaan untuk orang yang selalu mengalah?

Pada akhirnya, Lara pergi, meninggalkan tanah kelahirannya, meninggalkan nama, kenangan, dan cinta yang telah mati.
Tiga tahun berlalu, di antara musim dingin Prancis yang sunyi, ia belajar berdamai dengan takdir.
Dan di sanalah, di kota yang asing namun lembut, Lara bertemu Liam, pria berdarah Indonesia-Prancis yang datang seperti cahaya senja, tenang, tidak terburu-buru, dan perlahan menuntunnya kembali mengenal arti mencintai tanpa luka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 4

Lara berteriak histeris, suaranya parau dan bergetar, membelah kesunyian malam yang menyimpan luka. Matanya merah, napasnya memburu, sementara tubuhnya gemetar hebat seolah tenaga dalam dirinya hampir habis. Tapi bukan karena lelah fisik, melainkan karena hati yang remuk, ditikam oleh kenyataan yang bahkan tak pernah ia bayangkan dalam mimpi terburuk sekalipun.

“Kenapa kalian tega sama?! Salah apa aku sama kalian?!"

Suara Lara memantul di dinding kamar, bergema di udara yang pekat. Tak ada jawaban. Hanya tatapan-tatapan canggung, tapi tak ada satu pun yang berani bicara. Dila menunduk, berusaha menghindari pandangan Lara yang tajam penuh luka. Arga berdiri kaku di samping istri barunya, ya, istrinya, kata itu kini menjadi pisau yang terus menancap di dada Lara.

Lara memejamkan mata, air matanya tumpah tanpa bisa ia kendalikan. Dadanya naik turun cepat, sesak, seperti ada batu besar yang menghimpit dari dalam.

“Jawab aku, Arga!” teriaknya lagi, kali ini suaranya serak, parau, nyaris hilang di ujung kalimat. “Apa salah aku sampai kalian tega melakukan ini?!"

Arga menarik napas panjang. Wajahnya tegang, namun di balik itu ada rasa bersalah yang jelas. Ia melangkah mendekat, mencoba menenangkan Lara, tapi setiap langkahnya justru membuat Lara mundur, menjauh, seperti menolak kenyataan yang ada di hadapannya.

“Lara…” ucap Arga pelan, “Aku menikahi Dila karena aku mencintainya. Kami, saling mencintai.”

Lara terdiam sesaat. Tatapan matanya kosong, seolah otaknya menolak memproses apa yang baru saja didengarnya. Lalu perlahan, bibirnya melengkung, bukan dalam senyum kebahagiaan, tapi senyum kecut, getir dan pahit.

“Kalian saling mencintai?” ucapnya pelan. “Lalu apa? Karena kalian saling mencintai, aku harus hancur? Aku harus rela melihat suamiku menikah sama saudaraku sendiri, dan aku disuruh paham?!”

Tangannya bergetar hebat. Ia menunjuk Dila dengan tatapan tajam penuh kebencian yang bercampur kesedihan.

“Dan kamu, Dila…” suaranya melemah, hampir pecah. "Apa laki-laki di dunia ini sudah habis sehingga suami kakak yang kamu inginkan dan cintai?!"

Dila menggigit bibirnya. Air matanya jatuh, tapi ia tetap mencoba menjawab.

“Kak… aku nggak mau semua ini terjadi, tapi perasaan itu datang begitu saja. Aku dan Arga nggak bisa membohongi hati kami…”

“Hati kalian?” potong Lara, nadanya meninggi. “Kalian bicara tentang hati setelah menghancurkan aku? Apa cinta kalian lebih penting dari harga diriku?”

Tangannya mengepal kuat. Air matanya tak lagi bisa ditahan, jatuh deras tanpa jeda.

"Dila kamu memang nggak punya perasaan!"

“Cukup, Lara!” bentak Pak Rahman. “Kamu jangan bicara seperti itu. Kamu harus sadar. Sekarang Dila sudah sah jadi istri Arga. Mau tidak mau, kamu harus terima kenyataan ini.”

Lara menatap ayahnya dengan pandangan kosong. “Terima kenyataan?” ucapnya lirih. “Bagaimana caranya aku menerima kenyataan kalau semua orang yang aku percaya justru menusuk aku dari belakang?”

“Banyak istighfar, Lara. Ini semua sudah takdir. Jangan melawan takdir Allah,” ucap Bu Liana lembut, berusaha menenangkan.

“Takdir?” Lara tertawa getir. “Lucu sekali, Bu. Semua yang kalian lakukan ini bukan takdir, tapi pilihan. Pilihan untuk melukai aku.”

Suasana kembali memanas. Dila menutup wajahnya, menangis tersedu. Arga berdiri membeku di tempatnya, tak berani mendekat lagi. Tapi Lara terus berbicara, emosinya memuncak seperti badai yang tak bisa dihentikan.

“Kalian semua egois!"

“Cukup, Lara!” bentak Pak Rahman keras.

"Kenapa Yah? Apa ayah nggak punya rasa malu sebagai orang tua yang merenggut rumah tangga anak sendiri demi anak bungsu kesayangan Ayah!"

Plakkk!!!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Lara. Suara itu bergema di seluruh ruangan, membuat semua terdiam.

Lara terpaku. Pipinya perih, tapi yang lebih sakit adalah hatinya. Ia menatap ayahnya dengan mata membulat, air mata menetes tanpa ia sadari.

Pak Rahman menatapnya tegas, namun ada getar halus dalam suaranya.

“Itu kamu biar kamu sadar. Dunia ini nggak berputar cuma buat kamu, Lara. Sekarang Arga sudah sah jadi suami Dila. Kamu harus bisa terima, suka atau tidak suka. Jangan mempermalukan keluarga ini lagi.”

Lara terpaku. Dunia di sekelilingnya seakan berhenti berputar. Ia mendengar suara detak jantungnya sendiri, keras dan menyakitkan.

“Jadi itu jawabannya…” katanya pelan. “Aku harus nerima semuanya karena kalian bilang ini demi keluarga? Karena aku cuma satu orang yang tak dianggap penting?”

Tak ada jawaban.

Bu Liana hanya menatap putrinya dengan tatapan penuh iba. “Nak, istighfarlah. Pikirkan semuanya baik-baik. Mungkin suatu saat kamu akan mengerti.”

“Mengerti?” Lara menatap ibunya tajam. “Bagaimana caranya aku bisa mengerti kalau kalian sendiri nggak pernah mencoba ngerti aku?”

Pak Rahman menatap istrinya. “Sudahlah, kita keluar dulu. Biarkan Lara sendiri.”

Mereka berdua melangkah menuju pintu. Arga menunduk, menggenggam tangan Dila yang gemetar.

Namun sebelum mereka sempat keluar, suara Lara kembali terdengar.

“Ibu.”

Langkah Bu Liana terhenti. Ia menoleh pelan.

“Sebagai seorang perempuan…” ucap Lara dengan suara bergetar, “apa Ibu bisa ikhlas kalau Ayah menikah dengan saudara Ibu sendiri? Bisakah Ibu bilang itu adalah takdir?"

Suasana kembali hening. Bu Liana menatap Lara lama, namun tak ada kata yang keluar dari bibirnya. Ia hanya menunduk, lalu melangkah pergi, seolah tak mendengar pertanyaan itu.

Pintu kamar tertutup pelan.

Sunyi.

Lara berdiri di tengah kamar yang kini terasa dingin dan asing. Tangisnya pecah, kali ini tanpa bisa ia tahan lagi. Ia jatuh berlutut, menatap lantai yang basah oleh air matanya.

Di luar, langkah-langkah kaki keluarganya menjauh. Tak ada satu pun yang menoleh ke belakang.

******

Untuk readers selamat datang di karya baru author, untuk yang sudah membaca. Terima kasih banyak, jangan lupa support author dengan like, komen dan vote cerita ini ya biar author semangat up-nya. Terima kasih😘😘😘

1
Jumiah
dilla gk laku ,sampah sm sampah sangat cocok ,orang tua gila ,janga jangan ,lara lain anak x ,anak adopsy ..
Jumiah
harus cerei ,salah 1..haram hukumx..
Delisa
god thot ceritanya, meriang aku thor
Yuli Yulianti
yg banyak dong up nya thor
Siti M Akil
lanjut Thor
Noey Aprilia
Hai kk....
Aku udh mmpir.....
Dr awl udh nysek,kbyang bgt skitnya jd lara....d khianati orng2 trdkatnya,apa lg dia tau kl dia cm ank angkat.....btw,hkum krma udh mlai dtang kya'nya....mnimal tau rsanya khilangn dn smga mrsakn pnyesaln s'umr hdp.....
partini
itu belum seberapa di banding rasa sakit lara ,kalian menyakitinya sampai trauma bertahun tahun
sekarang nikmati saja karma kalian
partini
busehhhh keluarga sinting,,semoga dapat karma dari author nya
Sasikarin Sasikarin
nah ni q ru suka... ada greget cerita nya. jg n yg di bahas lara terus... penyesalan g d bahas2... sip othornya
Mundri Astuti
mudah"an kena karma tuh sekeluarga, semuanya ngga punya perasaan, klo si Dila dipoligami gimana coba, masih bisa komen ngga tuh bapak, ibu sama budenya
yeni kusmiyati
thor sebenarnya arah ceritanya mau dibawa kemana?
Siti M Akil
lanjut Thor yang bnyk
Siti M Akil
lanjut Thor
Maple latte
baik kak, terima kasih atas kritiknya, akan author perbaiki untuk bab selanjutnya ya.
THAILAND GAERI
ceritanya keren Thor..tp kenapa setiap BAB baru ada narasi yg panjang buat digumamkan seorg?..seperti bicara kepada diri sendiri terlalu panjang ,,sorry ya thor
Sasikarin Sasikarin
yang sebelah g ada Kbl nya. jd baca lewat2 g konsen.
Mundri Astuti
KK author yg sebelah sana gimana kbrnya, dah ditinggal lara
Maple latte: sabar ya kak, kita fokus ke Lara dulu
total 1 replies
partini
Liam kamu yg harus gerak dulu aihhhhhh esmosihhhhhhhhh
partini
yang sabar Liam,itu udah beku tapi sayangnya dia masuk terkekang masa lalu cinta nya mentok di sana
ita rosita
ayo dong lara move on biar seruuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!