NovelToon NovelToon
Istriku, Bidadari Yang Ku Ingkari

Istriku, Bidadari Yang Ku Ingkari

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Kriminal dan Bidadari / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Playboy
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ricca Rosmalinda26

Alya, gadis sederhana dan salehah yang dijodohkan dengan Arga, lelaki kaya raya, arogan, dan tak mengenal Tuhan.
Pernikahan mereka bukan karena cinta, tapi karena perjanjian bisnis dua keluarga besar.

Bagi Arga, wanita berhijab seperti Alya hanyalah simbol kaku yang menjemukan.
Namun bagi Alya, suaminya adalah ladang ujian, tempatnya belajar sabar, ikhlas, dan tawakal.

Hingga satu hari, ketika kesabaran Alya mulai retak, Arga justru merasakan kehilangan yang tak pernah ia pahami.
Dalam perjalanan panjang penuh luka dan doa, dua hati yang bertolak belakang itu akhirnya belajar satu hal:
bahwa cinta sejati lahir bukan dari kata manis… tapi dari iman yang bertahan di tengah ujian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ricca Rosmalinda26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gaun

Beberapa hari telah berlalu sejak malam itu. Tubuh Alya kini sudah lebih segar, wajahnya pun tak lagi sepucat sebelumnya. Udara pagi di rumah terasa sejuk dan lembut, aroma teh melati menguar dari teko di meja makan. Alya duduk di sampinh Arga, menyajikan sarapan dengan senyum tenang yang biasa, sederhana, tapi hangat.

Arga membaca koran tanpa banyak bicara. Pagi itu seperti biasanya, hanya diisi oleh suara sendok dan detik jam dinding. Namun, ada sesuatu yang berbeda. Alya tampak sedikit gugup, jarinya bermain di ujung taplak meja.

“Mas…” suaranya akhirnya terdengar pelan.

Arga menurunkan koran dan menatapnya singkat. “Hm?”

“Aku ingin minta izin,” ucap Alya hati-hati. “Hari ini… Aku mau ke panti sosial sebentar, mengantar beberapa barang donasi. Setelah itu, mungkin akan mampir ke butik, untuk persiapan acara makan malam keluarga besar nanti.”

Arga tidak langsung menjawab. Ia menatap Alya dengan pandangan datar, seperti sedang menimbang sesuatu. Lalu ia meletakkan cangkirnya, menegakkan duduknya, dan berkata datar,

“Terserah. Tapi pergi sama sopir, jangan sendiri.”

Alya menatapnya, mencoba menebak apakah Arga benar-benar mengizinkan atau hanya sekadar membiarkannya pergi.

“Baik, Mas. Terima kasih.”

“Dan satu lagi,” lanjut Arga, nada suaranya sedikit menurun tapi tetap dingin. “Pulang sebelum maghrib. Gue nggak suka kalau lo di luar rumah sampai malam.”

Alya menunduk sopan. “InsyaAllah, Mas. Saya akan pulang tepat waktu."

Tidak ada senyum di wajah Arga. Namun, bagi Alya, itu sudah lebih dari cukup.

---

Pagi itu, setelah membereskan meja makan, Alya bersiap dengan kerudung dan gamis sederhana berwarna biru lembut. Ia berpamitan pada Mbok Dharmi yang sedang menyapu halaman.

“Mbok, Alya keluar dulu ya. Mau ke panti sama butik sebentar.”

“Iya, non. Hati-hati ya.”

Alya tersenyum lembut. “Iya, Mbok. Terimakasih”

Mobil hitam yang dikemudikan Pak Hasan, sopir mereka, sudah menunggu di depan rumah. Alya masuk ke dalam mobil dengan hati berdebar kecil. Hari ini, untuk pertama kalinya, ia akan mencoba melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri, bukan untuk memamerkan kecantikan, tapi sebagai bentuk penghormatan bagi keluarganya dan suaminya.

Ia ingin tampil pantas di hadapan keluarga besar Arga.

Ingin membuktikan bahwa istri pilihan Mama Retno bukan sekadar gadis pesantren yang polos dan sederhana.

---

Panti sosial tempat Alya bekerja terletak tak jauh dari rumah. Seperti biasa, anak-anak menyambutnya dengan tawa dan pelukan hangat. Bu Norma, pengurus panti, menyapanya dengan senyum lega.

“Sudah sehat, Nak Alya?”

“Alhamdulillah, Bu. Sudah jauh lebih baik.”

“Wah, baguslah. Kami rindu Alya di sini. Anak-anak juga.”

Alya menghabiskan dua jam di sana, berbagi cerita dan menyerahkan pakaian serta buku-buku yang dikumpulkannya. Setelah itu, ia berpamitan untuk menuju butik yang direkomendasikan Bu Norma, butik muslimah dengan rancangan busana elegan, tapi tetap syar’i.

---

Butik itu tidak terlalu besar, namun tampil mewah dengan nuansa krem dan emas. Aroma lembut parfum bunga memenuhi udara. Seorang pelayan butik menyambut Alya dengan sopan.

“Selamat siang, kak. Ada yang bisa kami bantu?”

Alya menatap sekeliling, matanya kagum melihat deretan gaun yang indah dan tertata rapi.

“Saya ingin mencari baju untuk acara keluarga besar,” ucap Alya pelan. “Yang sopan, tidak terlalu mencolok, tapi tetap terlihat rapi dan… sedikit mewah.”

“Baik, kak. Silakan lihat beberapa koleksi terbaru kami.”

Pelayan butik itu menunjukkan beberapa pilihan gamis dan dress panjang. Sebagian bermotif lembut, sebagian polos dengan potongan modern. Alya menelusuri satu per satu dengan hati-hati. Ia ingin tampil pantas, tapi tidak ingin meninggalkan kesederhanaan yang melekat padanya.

Hingga pandangannya berhenti pada satu gaun yang menggantung di ujung rak.

Gaun berwarna champagne soft, dengan detail renda halus di bagian pergelangan tangan dan pinggang, dihiasi payet kecil yang hanya berkilau lembut ketika terkena cahaya. Potongannya A-line, panjang hingga menyentuh mata kaki, membuatnya tampak anggun tapi tidak berlebihan.

Bagian atasnya didesain seperti outer berlapis chiffon tipis, menambah kesan lembut dan menawan.

Alya menyentuh kainnya pelan. Halus. Tidak berat.

“Yang ini indah sekali…” gumamnya.

Pelayan butik tersenyum. “Betul, kak. Itu dari koleksi Nura Luxe Modestwear. Bahannya ringan, dan warnanya cocok untuk acara keluarga formal. Kalau kakak pakai hijab satin atau voal warna ivory, pasti makin serasi.”

Alya membayangkan dirinya mengenakan gaun itu di hadapan keluarga besar Arga.

“Boleh saya coba?” tanyanya.

“Silakan, kak.”

---

Beberapa menit kemudian, Alya keluar dari ruang ganti.

Cermin besar di hadapannya menampilkan pantulan dirinya yang berbeda , bukan karena perubahan mencolok, tapi karena kelembutan dan keanggunan yang kini terasa lebih hidup.

Gaun itu jatuh dengan indah di tubuhnya, mengikuti gerakan tanpa berlebihan.

Hijab yang ia kenakan berwarna gading lembut, disematkan bros kecil berbentuk daun perak di sisi kanan.

Wajahnya tanpa riasan tebal, hanya sedikit bedak dan lip balm, tapi cukup untuk menampilkan rona sehat di pipi.

Pelayan butik sempat terdiam sejenak sebelum berkata, “MasyaAllah. Cantik sekali. Anggun tapi tetap sederhana.”

Alya tersenyum malu. “Terima kasih… saya pikir, ini cukup pantas untuk acara keluarga, kan?”

“Lebih dari pantas. Ini elegan dan sopan. Cocok sekali dengan aura lembut kakak.”

Alya menatap bayangannya lagi di cermin. Untuk sesaat, ia melihat bukan hanya dirinya, tapi juga seorang istri yang sedang berusaha layak di sisi suaminya.

Ia tidak berharap pujian, tidak pula ingin mengubah pandangan Arga secara instan. Ia hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya bisa belajar menyesuaikan diri.

---

Sore hari, mobil berhenti di depan rumah.

Arga sudah berada di ruang tamu ketika Alya datang. Ia baru pulang dari kantor lebih awal. Alya melangkah masuk sambil membawa kantung berisi baju barunya.

Arga menatap sekilas. “Dari butik?” tanyanya, nada suaranya tetap datar.

“Iya, Mas.”

“Dapat yang lo mau?”

Alya mengangguk lembut. “Alhamdulillah, sudah dapat. InsyaAllah cocok untuk acara keluarga nanti.”

Arga hanya mengangguk singkat.

Alya tersenyum kecil.

Ia pun melangkah ke kamar, meletakkan gaun itu di lemari dengan hati-hati. Sambil menatapnya, Alya berbisik pelan,

“Semoga, Ya Allah… dengan pakaian ini, aku bisa membuat hati Mama senang, dan mungkin, sedikit saja… membuat hati suamiku melunak.”

Dan di ruang tamu, Arga yang tampak acuh sebenarnya sempat memandang ke arah Alya sebelum istrinya berlalu. Sekilas, hanya sekejap, tapi cukup untuk membuat dada Arga terasa aneh.

Entah kenapa, bayangan Alya yang melangkah dengan kantung butik di tangan, dengan senyum sederhana di wajahnya, tampak berbeda di matanya sore itu.

1
Rosvita Sari Sari
alya mah ngomong ceramah ngomong ceramah, malah bikin emosi
aku aja klo ngomong diceramahi emosi apalagi modelan arga 🤣🤣
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Ma Em
Dengan kesabaran Alya dan keteguhan hatinya akhirnya Arga sadar dgn segala tingkah perlakuannya yg selalu kasar pada Alya seorang istri yg sangat baik berhati malaikat
Ma Em
Semoga Alya bisa meluluhkan hati Arga yg keras menjadi lembut dan rumah tangganya sakinah mawadah warohmah serta dipenuhi dgn kebahagiaan 🤲🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!