Elise, seorang gadis keturunan bangsawan kaya, hidupnya terikat pada aturan keluarga. Untuk mendapatkan harta warisan, ia diwajibkan menikah dan segera melahirkan keturunan. Namun Elise menolak. Baginya, pernikahan hanyalah belenggu, dan ia ingin memiliki seorang anak tanpa harus menyerahkan diri pada suami yang dipaksakan.
Keputusan nekat membawanya ke luar negeri, ke sebuah laboratorium ternama yang menawarkan program bayi tabung. Ia pikir segalanya akan berjalan sesuai rencana—hingga sebuah kesalahan fatal terjadi. Benih yang dimasukkan ke rahimnya ternyata bukan milik donor anonim, melainkan milik Diego Frederick, mafia paling berkuasa dan kejam di Italia.
Ketika Diego mengetahui benihnya dicuri dan kini tengah berkembang dalam tubuh seorang wanita misterius, murka pun meledak. Baginya, tak ada yang boleh menyentuh atau memiliki warisannya.
Sementara Elise berusaha melarikan diri, Diego justru bersumpah akan menemukan wanita itu, dengan segala cara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Di kamar, Alex menangis terisak, menyembunyikan wajahnya di bantal. Dulu, cacian teman-temannya tak pernah ia hiraukan, namun mendengar kata-kata pedas itu keluar dari bibir Diego, dadanya terasa sakit. Ada luka menganga yang tiba-tiba terasa perih.
“Sayang, Mama masuk, ya?” Elise mengetuk pintu pelan, lalu membuka dan menghampiri Alex. Ia duduk di tepi ranjang dan memeluk putranya erat.
“Maafkan Mama. Mama tahu kau—”
“Alex baik-baik saja, Ma. Jangan khawatir,” potong Alex cepat, lalu menyeka air matanya dengan kasar.
Alex tak mau membuat Elise sedih karena tangisannya.
Selama ini mamanya sudah cukup menderita. Tapi, bagaimanapun juga, Alex tetaplah anak kecil yang rapuh. Hanya saja, ia berusaha menyembunyikan semua itu di balik wajah datarnya.
Elise mengusap rambut Alex lembut. “Kau boleh memaki Mama, kalau itu bisa membuatmu lega. Tapi jangan benci Mama, ya? Anggap saja ucapan Paman Diego hanyalah angin lalu. Dia memang begitu, kan? Egois dan ingin menang sendiri?”
Alex terdiam sejenak. Ia tahu, Diego memang orang yang egois dan menyebalkan. Tapi, kata-katanya tadi benar-benar menyakitkan.
“Haruskah kita tinggal di sini, Ma? Alex lebih suka rumah lama kita. Meskipun sempit, Alex nyaman di sana,” ujar Alex lirih.
Elise terdiam. Ia tak mungkin mengatakan pada Alex kalau Diego mengancam akan menyakitinya jika Elise tak menuruti semua kemauannya. Ia tak mau Alex tahu betapa berbahayanya situasi yang sedang mereka hadapi.
Alex mengerti arti diamnya sang mama. Ia tak mau menanyakan apa pun lagi pada mamanya. Asalkan mamanya tidak tertekan dan bahagia, itu sudah cukup baginya.
“Sekarang, ayo kita ke sekolah. Sudah satu minggu kamu di skors. Mama tidak mau kamu ketinggalan pelajaran,” ucap Elise, berusaha mengalihkan perhatian Alex.
Ya meskipun tanpa belajar pun Alex memang sudah cerdas, bahkan di antara teman-temannya.
Alex mengangguk. Mereka berdua keluar kamar sambil bergandengan tangan.
Di lantai bawah, Diego sudah tidak ada. Hanya ada seorang sopir yang diperintahkan untuk mengantar Alex dan Elise ke mana pun mereka ingin pergi.
“Syukurlah dia tidak ada,” gumam Elise.
**
Selesai mengantar Alex ke sekolah, Elise meminta sopir untuk pulang. Ia beralasan harus pergi ke suatu tempat, menemui ayah Alex. Elise terpaksa berbohong. Ia tidak mau sopir ini tahu ke mana tujuan sebenarnya saat ini.
Sopir awalnya menolak dan menghubungi Diego untuk meminta izin. Setelah mendengar penjelasan Elise, Diego akhirnya mengizinkan sopir itu untuk membiarkan Elise pergi sendiri.
Elise bergegas menuju alamat yang Dokter Morelli kirimkan.
Sesampainya di sebuah restoran terpencil di pinggiran kota, Elise pun masuk.
Dokter Morelli menyambut Elise dengan senyum hangat. Enam tahun tak bertemu, pria itu semakin menua. Rambutnya memutih, dan kerutan di wajahnya semakin terlihat jelas.
“Bagaimana kabar anda, dokter?”
“Baik, Nona. Anda terlihat semakin dewasa.”
Elise tersenyum lalu menjabat tangan Dokter Morelli dan langsung menanyakan soal benih enam tahun silam. Elise sudah membayar mahal Dokter Morelli waktu itu.
Jadi, mau tidak mau, dokter Morelli harus mengatakan kebenarannya. Walaupun itu sulit.
“Tolong, jangan berbohong untuk kali ini, Dokter. Nyawa putraku dalam bahaya,” ucap Elise.
“Jadi dia sudah tumbuh dewasa?” tanya dokter Morelli tak percaya. Selama ini jarang ada yang berhasil dengan proses pembuahan seperti ini.
“Ya, dia sangat cerdas untuk anak seusianya,” jawab Elise.
Dokter Morelli menghela napas panjang dan mulai bicara.
“Maafkan saya, Nona Elise. Sebenarnya, benih itu adalah milik seorang mafia paling kejam namun tak tersentuh.”
“Mafia kejam?”
“Diego Frederick. Dia pemilik benih cerdas itu,” lanjut dokter Morelli.
"A–apa? Milik Diego?" Elise membelalak tak percaya. Ternyata, dugaannya benar. Kemiripan mata mereka semua bukan tanpa alasan. Alex adalah putra Diego?
Jantung Elise berdegup kencang. Ia merasa seperti disambar petir di siang bolong. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa Alex adalah putra seorang mafia kejam seperti Diego?
“Saya tahu ini sulit dipercaya, Nona Elise. Tapi, itulah kenyataannya. Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai seorang dokter,” ujar Dokter Morelli, merasa bersalah.
Elise terdiam, tak mampu berkata apa pun. Ia merasa dunia di sekelilingnya berputar. Semua yang selama ini ia yakini, semua yang selama ini ia sembunyikan, tiba-tiba runtuh di hadapannya.
“Lalu, apa yang harus kulakukan sekarang?” tanya Elise lirih, air mata mulai membasahi pipinya.
Dokter Morelli menggelengkan kepalanya. “Saya tidak tahu, Nona Elise. Itu adalah keputusan anda. Tapi, saya sarankan anda untuk berhati-hati. Diego Frederick adalah orang yang sangat berbahaya. Sampai sekarang dia sedang mencari keberadaan benih itu, karena dia yakin kalau benihnya hidup.”
Elise mengangguk lemah. Ia tahu, ia harus berhati-hati. Ia harus melindungi Alex dari Diego. Ia tak mau putranya tumbuh menjadi seorang mafia kejam seperti ayahnya.
“Aku harus membawa lari Alex dan menjauhkannya dari Diego. Tapi kemana?”
**
Selepas Elise pergi, Diego datang. Sayangnya dia terlambat bertemu dengan wanita yang membawa kabur benihnya.
“Sir Diego? Apa kabar?” sapa dokter Morelli.
“Katakan, dimana wanita yang bersamamu tadi!” teriak Diego, menempelkan moncong senjatanya ke dahi sang dokter.
lanjut thor💪💪semngt
Kamu akan diratukan oleh seorang mafia kejam kerana telah melahirkan benihnya yg premium langsung penerusnya..