NovelToon NovelToon
Terperangkap Dimensi Lain

Terperangkap Dimensi Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Akademi Sihir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:548
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Elara dan teman-temannya terlempar ke dimensi lain, dimana mereka memiliki perjanjian yang tidak bisa di tolak karena mereka akan otomatis ke tarik oleh ikatan perjanjian itu itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Latihan Malam Hari di Kastil Klan Iblis

Lampu-lampu kristal memantulkan cahaya lembut di arena latihan malam, menciptakan bayangan panjang di lantai batu. Hanya Arsen dan Elara yang bergerak di tengah. Brian terduduk santai di pojok, meneguk minuman sambil menonton dengan ekspresi datar. Lysandra duduk di sisi lain, menekuk tangan dengan nada kesal tapi tetap mengamati, dan Dorion berdiri agak jauh, setengah terhibur melihat tingkah Elara.

Arsen menatap Elara dengan ekspresi dingin. "Fokus. Tidak ada kesalahan."

Elara menatapnya sambil menggaruk kepala, "Yah, maksudmu fokus tapi aku boleh senyum kan? Kalian kan santai aja nonton."

Arsen hanya menatap tanpa berkata. Energi gelap bayangan malam di sekelilingnya tetap tenang, mengalir seperti air hitam yang mengamati.

Elara mulai mencoba memusatkan energi gabungan Veyra, Luminara, dan Klan Iblis. Angin berdesir, cahaya lembut menyinari arena, dan bayangan gelap menyelimuti kaki Elara. Tapi karena konsentrasinya setengah main-main, ia tersandung saat menghindari bayangan yang diciptakan Arsen.

Arsen cepat menoleh, tangannya menahan Elara sebelum tubuhnya jatuh menimpa lantai. Dalam posisi itu, jarak mereka sangat dekat; Elara menatap Arsen kaget sementara Arsen tetap dingin tapi matanya menahan kilatan sesuatu yang sulit diungkapkan.

Lysandra mendesis kesal, "Ah! Kenapa aku harus melihat ini?!"

Dorion hanya menahan tawa sambil menyingkir, "Heh, tampaknya si cewek itu memang sengaja bikin dia marah."

Elara bangkit, mengusap bahu dan tersenyum kikuk. "Heh, maaf, Arsen… aku gak sengaja," ucapnya sambil menatapnya agak lama.

Arsen menatap ke depan lagi, membiarkan aura bayangan malamnya tetap stabil. "Jangan ulangi kesalahan yang sama."

Elara mengangguk, tapi tidak bisa menahan senyum kecil. "Ya, ya… aku serius kok… sebentar saja."

Lysandra menghela napas panjang, menutup mata. "Kenapa aku harus jadi instruktur cewek bodoh itu … sial!"

Brian meneguk minumannya, menatap Elara dengan tatapan datar tapi sesekali menyelipkan kilatan kesal karena energi Elara yang berantakan. Dorion, di sisi lain, menyeringai sambil mengamati setiap gerakan mereka, jelas menikmati drama kecil itu.

Arsen kemudian memberi instruksi, nada suaranya tetap datar namun tegas: "Coba gabungkan ketiga kekuatan itu lagi. Kali ini fokuskan energi pada satu titik."

Elara menarik napas panjang, mengumpulkan keberanian, dan mencoba lagi. Kali ini energi gabungannya lebih stabil. Angin lincah berputar di sekitar kakinya, cahaya Luminara membentuk perisai lembut, dan bayangan malam dari Klan Iblis menempel di lantai seperti pelindung gelap.

Namun saat Elara bergerak maju, tangannya menyenggol lengan Arsen tanpa sengaja. Arsen tetap berdiri tenang, tapi aura di sekitarnya bergetar sedikit. Elara menatapnya panik, "Aduh! Sorry… aku nggak sengaja!"

Lysandra menepuk meja batu dengan frustrasi. "Aku… aku tidak tahan lagi. Kenapa aku harus melihat ini lagi?"

Brian hanya mendengus kesal, menyesap minumannya, tapi tetap memperhatikan latihan. Dorion menahan tawa, "Heh, kalau ini bukan latihan, aku kira ini sandiwara romantis…"

Arsen menatap Elara sekali, lalu kembali menunduk, memberi isyarat dengan matanya agar ia tetap fokus. Tanpa kata, instruksi Arsen lebih menekankan kontrol energi daripada interaksi fisik, tapi ketegangan antara mereka terasa nyata Arsen tenang dan dingin, Elara nyeleneh tapi percaya diri, Lysandra kesal, Brian kesal tapi menahan diri, dan Dorion hanya menonton sambil setengah geli.

Elara menghela napas panjang. "Oke… aku serius sekarang… Tapi kalian jangan liat aku kayak aku lucu ya!"

Arsen tetap diam, matanya menatap energi gabungan Elara, seakan menilai kemampuan dan potensinya. Dalam keheningan itu, Lysandra hanya bisa menggerutu, "Aaargh… kenapa aku harus terganggu terus oleh cewek itu?"

Brian menatap Elara dengan nada datar tapi jelas: "Aku gak suka energi berantakanmu."

Elara mengangkat bahu, "Eh, namaku Elara, ingat itu!" sambil tersenyum.

Dan begitu malam terus berjalan, latihan itu menjadi kombinasi tegang, lucu, dan sedikit canggung, membangun dinamika yang kuat antara Elara dan Arsen, dengan Brian, Lysandra, dan Dorion sebagai saksi dramatis tapi tetap relevan.

Malam itu, setelah latihan panjang yang melelahkan, Arsen berdiri di depan Elara dengan tumpukan buku di tangannya.

"Ini untukmu," ucapnya datar. "Dari masing-masing klan. Bacalah malam ini."

Elara menatap tumpukan buku itu tebal, berdekorasi simbol-simbol klan, dan aroma tua seolah menyimpan energi sendiri. "Heh, serius nih? Semua ini harus kubaca malam ini?"

Arsen hanya menatap, tak mengucapkan sepatah kata pun lagi. Tanpa peringatan tambahan, ia membalikkan badan dan berjalan pergi, langkahnya tenang dan pasti, meninggalkan Elara dengan buku-buku itu.

Lysandra dan Dorion sudah menghilang ke asrama masing-masing, sedangkan Brian tetap di arena, duduk bersandar pada dinding batu, menatap Elara dengan tatapan datar.

"Heh, Lo, cepet pergi!" bentak Brian saat melihat Elara mulai membuka buku pertamanya. Ia tak ingin berada di dekat Elara lebih lama dari yang diperlukan.

Elara menatap Brian, agak kesal tapi juga penasaran. "Ngapain sih Lo? Kenapa bete banget?"

Brian hanya mendengus, tidak menanggapi. Elara menurunkan buku pertama ke lantai untuk menyesuaikan diri dengan cahaya kristal yang lembut. Saat ia membukanya, halaman-halaman itu berdesir seolah ada angin tipis di dalam ruangan.

Namun tiba-tiba, satu buku dari tumpukan itu terjatuh ke lantai, terbuka sendiri, halaman-halamannya menampilkan simbol aneh dan garis energi yang berkilau samar.

Elara menunduk, matanya terpaku. "Aneh… buku ini… sepertinya hidup?" gumamnya.

Brian mendekat, mencoba menarik buku itu. "Ngapain sih… cepat pergi, aku gak mau lihat omongan anehmu!"

Elara tersenyum kecil, tapi rasa penasaran mengalahkan rasa takutnya. Ia menempelkan tangannya di atas halaman yang berkilau itu. Seketika, energi lembut tapi kuat menyebar ke tangannya, menjalar ke seluruh tubuhnya.

Brian menatapnya dengan mata melebar, refleks mencoba menahan energi itu, tapi tiba-tiba keduanya ,Elara dan Brian menghilang bersama buku itu.

Hanya udara malam yang tersisa, bergetar ringan seolah menandai bahwa sesuatu yang tidak biasa baru saja terjadi. Buku itu tetap terbuka di lantai, simbol-simbolnya berputar perlahan, memancarkan cahaya samar seperti menunggu siapa pun yang berani mengusik rahasianya.

1
Flynn
Ngakak!
Melanie
Romantis banget!
Android 17
Jlebbbbb!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!