NovelToon NovelToon
Sang Bunga Kekaisaran

Sang Bunga Kekaisaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Celestyola

Lady Seraphine Valmont adalah gadis paling mempesona di Kekaisaran, tapi di kehidupan pertamanya, kecantikannya justru menjadi kutukan. Ia dijodohkan dengan Pangeran Pertama, hanya untuk dikhianati oleh orang terdekatnya, dituduh berkhianat pada Kekaisaran, keluarganya dihancurkan sampai ke akar, dan ia dieksekusi di hadapan seluruh rakyat.

Namun, ketika membuka mata, ia terbangun ke 5 tahun sebelum kematiannya, tepat sehari sebelum pesta debutnya sebagai bangsawan akan digelar. Saat dirinya diberikan kesempatan hidup kembali oleh Tuhan, mampukah Seraphine mengubah masa depannya yang kelam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celestyola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Deeptalk With Him

...**✿❀♛❀✿**...

Rumah keluarga Valmont perlahan kembali tenang setelah hiruk-pikuk lamaran. Para tamu telah pergi, lampu kristal satu per satu dipadamkan, dan halaman yang tadi penuh dengan kereta bangsawan kini telah sunyi.

Namun di ruang tamu bagian timur, Seraphine masih duduk sendirian, gaunnya belum sempat diganti, rambutnya masih tersanggul dengan perhiasan mawar perak.

Ia menatap lilin yang nyalanya bergetar ditiup angin malam. Rasa lelah menyelimuti tubuhnya, namun pikirannya tidak berhenti berputar.

Lamaran itu memang menjadi kemenangan sementara, dan itu akan menahan para musuhnya untuk menyentuhnya sejenak. Tapi, Seraphine tahu kemenangan ini adalah awal dari sebuah medan perang baru.

Pintu berderit lembut. Seorang pelayan masuk, ia membungkuk. “Nona, Yang Mulia Pangeran Kedua meminta waktu sejenak untuk berbicara dengan Anda. Ia menunggu di taman belakang.”

Seraphine menahan napas. Hatinya berdegup cepat, entah karena gugup atau karena penasaran. Ia mengangguk, lalu berdiri.

..........

Taman belakang keluarga Valmont diterangi cahaya bulan dan lampu minyak yang digantung di sepanjang jalan setapak. Bunga-bunga mekar di bawah cahaya bulan, sementara suara air mancur terdengar mengalir lembut.

Pangeran Frederick berdiri di dekat bangku batu, mantel birunya terbuka sedikit, membuatnya terlihat lebih santai dibandingkan saat di ruang lamaran tadi. Ketika Seraphine mendekat, ia berbalik, dan tatapan matanya melembut.

Sejenak Seraphine termangu, kenapa tatapan Pangeran berubah? Biasanya ia tampak tak tersentuh, kenapa sekarang malah menatapnya dengan tatapan lembut seperti itu?

“Kau datang,” Ucap Pangeran singkat.

Seraphine mengangguk, menjaga ketenangan meski ada kegugupan dalam dadanya. “Anda meminta Saya datang, jadi bagaimana mungkin Saya menolak?”

Pangeran Frederick tersenyum samar. “Bukan sebagai pangeran aku memintamu. Tapi sebagai pria yang ingin mengenal wanita yang baru saja menerima lamarannya.”

Kata-kata itu membuat pipi Seraphine terasa panas. Ia duduk di bangku batu, menjaga jarak yang sopan. Pangeran ikut duduk di sampingnya, namun jarak mereka tidak terlalu dekat.

Malam begitu hening hingga desiran angin terdengar jelas. Seraphine menatap air mancur, mencoba menenangkan dirinya.

“Saya harus jujur,” katanya pelan. “Saya merasa semuanya berjalan begitu cepat.”

“Aku juga merasa begitu” jawab Pangeran Kedua sambil menatap langit.

“Kau tahu, setelah malam di mana aku memintamu menjadi Istriku, Aku merasa bahwa aku sudah gila," ucapnya lagi.

"Kenapa Anda berpikir begitu, Yang Mulia?" tanya Seraphine penasaran.

"Kenapa? Tentu saja karena Pria mana yang mengajak Wanita menikah di hari pertama mereka berjumpa?" jawab Pangeran Frederick dengan raut kaku.

Seraphine terdiam mendengarnya. Benar, tidak ada Pria yang akan melakukan hal seperti itu, yahh kecuali sang Pangeran.

Keheningan kembali jatuh, keduanya sama-sama terdiam dan larut dalam pikiran mereka masing-masing. Lalu, Seraphine kembali bersuara.

"Anda tahu Yang Mulia. Sebuah keinginan untuk menghentikan semuanya sempat membuat Saya ragu untuk kembali melangkah."

Alis Frederick terangkat. “Ragu?”

“Ya,” Seraphine menarik napas.

“Setelah Saya diserang bandit malam itu dan hampir mati, Saya juga dikhianati oleh orang yang Saya anggap sebagai saudara. Itu yang lebih menyakitkan dibanding dengan rumor yang beredar, Saya ragu untuk melanjutkan semua ini, dan pikiran Saya mengajak untuk pergi yang jauh dan hidup sebagai orang biasa di sebuah desa kecil.”

Pangeran Frederick terdiam lama. Kemudian ia berkata dengan suara pelan namun tegas, “Aku juga punya keraguan, Seraphine. Aku mungkin pangeran, tapi aku bukan putra mahkota. Banyak orang di istana menganggapku hanya bayangan, seseorang yang tidak akan pernah benar-benar memimpin. Kau pikir aku tidak lelah mendengar itu? Kau pikir aku tidak pernah ingin lari dari semua ini?”

Seraphine menoleh cepat, terkejut melihat kejujuran yang terpancar. “Jadi … ternyata Anda juga punya kekhawatiran.”

Pangeran Kedua tersenyum pahit. “Ya. Tapi mungkin itu karena itulah sebabnya aku merasa kita bisa berjalan bersama. Karena kita tahu rasanya dipandang rendah, diremehkan, dikhianati dan tetap berdiri meski dunia hanya ingin menjatuhkan.”

Seraphine merasa sesuatu dalam dirinya mencair. Ia jarang sekali mendengar seorang pangeran berbicara tanpa lapisan formalitas.

“Saya tidak tahu apakah Saya bisa selalu kuat, Yang Mulia. Saya juga takut jika seandainya Anda juga ikut mengkhianati Saya suatu hari nanti." Gadis itu menunduk, menunjukkan sisi lain dari dirinya.

“Aku berjanji,” Ucap Pangeran Frederick lembut.

“Aku tidak berjanji dunia akan mudah. Tapi aku berjanji aku tidak akan mengkhianatimu ataupun membiarkanmu menghadapinya sendirian.”

Mata Seraphine sedikit berkaca. Ia menoleh cepat, tidak ingin terlihat lemah. Namun tangan hangat menyentuh punggung tangannya.

“Seraphine,” katanya, suaranya serak. “Jika kau butuh tempat untuk bersandar, aku ingin menjadi orang itu.”

Seraphine menelan ludah. Untuk pertama kalinya sejak lama, ia merasa ada seseorang yang benar-benar tulus padanya.

Mereka duduk dalam diam cukup lama, hanya suara malam yang menemani. Seraphine akhirnya berkata, “Yang Mulia, lamaran Anda hari ini akan membuat musuh kita semakin terang-terangan. Lady Kazien dan Lady Hawthorne tentunya juga tidak akan tinggal diam.”

“Aku tahu,” jawab Frederick tanpa ragu.

“Tapi mereka berdua bukan ancaman utama. Musuh yang sebenarnya ada di dalam istana. Para bangsawan tinggi yang ingin mengendalikan takhta. Mereka akan menganggap lamaran ini sebagai langkah politik dariku.”

Seraphine menarik napas dalam. “Kalau begitu, kita harus bersiap, Yang Mulia.”

Frederick mengangguk setuju, ia paham apa yang dikhawatirkan oleh Seraphine.

Angin malam bertiup lebih dingin, membuat Seraphine menggigil. Tanpa banyak kata, Frederick melepaskan mantel birunya dan menyampirkannya ke pundak Gadis itu.

“Tidak perlu—” Seraphine hendak menolak, tapi ia menatap mata sang pangeran yang begitu tulus. Akhirnya ia diam, membiarkan mantel itu melindunginya.

“Terima kasih,” bisiknya.

Pangeran Frederick hanya tersenyum tipis. Netranya memandang lembut sosok wanita yang telah lama ia perjuangkan hidupnya. Jika saja Seraphine tahu rahasianya, apakah gadis itu akan tetap bersikap sama?

Namun kini, terlepas dari masa lalu, ia ingin melindungi gadis ini sepenuhnya, tak tahu apa yang akan terjadi kedepannya ia akan memastikan di kehidupan kali ini, mereka akan hidup bahagia.

Ketika jam menunjukkan hampir tengah malam, Seraphine akhirnya berdiri. “Saya harus kembali, Yang Mulia.”

Pangeran Frederick ikut berdiri, ia meraih tangan Seraphine lalu berkata, “Seraphine, apa pun yang terjadi setelah ini … jangan pernah menundukkan kepala pada mereka. Karena saat kau menunduk, kau memberi mereka kemenangan. Dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”

Seraphine menatapnya lama, lalu mengangguk. “Kalau begitu, kita akan melangkah bersama. Dengan kepala tegak, Yang Mulia.”

Frederick menanggapinya dengan mengecup pelan punggung tangan Seraphine. Lalu, mereka pun memilih untuk kembali bersama.

Mereka berjalan beriringan kembali ke rumah, cahaya bulan mengikuti langkah mereka. Malam itu, meski dunia luar masih penuh dengan kebencian dan intrik, Seraphine merasa untuk pertama kalinya ia tidak lagi sendirian.

Kini, ia memiliki partner. Namun, bisakah ia benar-benar memberikan kepercayaan penuh pada sosok di sampingnya ini?

...**✿❀♛❀✿**...

...TBC...

...Kalo ada typo atau kesalahan penggunaan maupun penempatan kata yang kurang pas, komen ya bestt🥰...

1
Ita Xiaomi
Apakah Frederick jg mengalami hal yg sama hidup kembali setelah kematiannya?
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 4 replies
Ita Xiaomi
Jgn nak mengarang bebas Virrel😁.
Ita Xiaomi
Setuju.
Ita Xiaomi
Keren ceritanya. Mulai adu kecerdikan dan strategi. Semangat berkarya kk. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 2 replies
celestyola
aciyeeee
kleponn
Kata² keramat ini
celestyola: Real haha
total 1 replies
kleponn
typo kah?
celestyola: iyaaa ih typoo rupanyaa, aku nggak sadar klo typo😭
total 1 replies
Ateya Fikri
seraphine ini hobi bgt di taman🗿
Ateya Fikri
tiba-tiba banget ngajak nikah sdh kaya ngakak makan bakso
Ateya Fikri
ada benih-benih cinta ni yeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!