NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Di Era 70-an: Takdir Peran Pendukung Perempuan

Reinkarnasi Di Era 70-an: Takdir Peran Pendukung Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Menjadi NPC
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: YukiLuffy

Zhao Liyun, seorang pekerja kantoran modern yang gemar membaca novel, tiba-tiba menyeberang masuk ke dalam buku favoritnya. Alih-alih menjadi tokoh utama yang penuh cahaya dan keberuntungan, ia malah terjebak sebagai karakter pendukung wanita cannon fodder yang hidupnya singkat dan penuh penderitaan.

Di dunia 1970-an yang keras—era kerja kolektif, distribusi kupon pangan, dan tradisi patriarki—Liyun menyadari satu hal: ia tidak ingin mati mengenaskan seperti dalam buku asli. Dengan kecerdikan dan pengetahuan modern, ia bertekad untuk mengubah takdir, membangun hidup yang lebih baik, sekaligus menolong orang-orang di sekitarnya tanpa menyinggung jalannya tokoh utama.

Namun semakin lama, jalan cerita bergeser dari plot asli. Tokoh-tokoh yang tadinya hanya figuran mulai bersinar, dan nasib cinta serta keluarga Liyun menjadi sesuatu yang tak pernah dituliskan oleh penulis aslinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YukiLuffy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Titik Gelap

Musim dingin di Desa Qinghe semakin menusuk. Salju menutupi jalan setapak, menempel di atap rumah, dan membuat suara langkah kaki terdengar lebih jelas di udara dingin. Aroma kayu bakar bercampur dengan tanah basah yang mulai membeku, menciptakan kesan sunyi sekaligus menekan.

Zhao Liyun duduk di pojok dapur kolektif, tangannya sibuk menguleni adonan roti, namun matanya terus mengamati sekitar. Ia bisa merasakan tatapan penasaran ibu-ibu desa, dan desas-desus yang mulai terdengar di sudut-sudut ruangan. Gosip ini tidak bisa diabaikan jika dibiarkan berkembang, bisa menjadi bencana bagi rencana bertahan hidupnya.

Madam Zhao, ibu tirinya, tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menjatuhkan Liyun. Sejak Liyun mulai dihargai di dapur kolektif, Madam Zhao merasa posisinya tergeser. Kekesalan itu perlahan berubah menjadi rencana tersembunyi.

Pagi itu, Madam Zhao mendatangi beberapa tetangga dekat rumahnya, berbisik dengan nada rendah tapi tajam:

“Kau lihat gadis itu? Liyun selalu ada di dapur kolektif, selalu dipuji kepala desa. Aku yakin dia menyembunyikan cadangan gandum dan bahan makanan. Itu mencuri! Jika kita tidak menghentikannya, semua desa akan dirugikan.”

Penduduk desa yang mendengar mulai mengangguk, ragu-ragu tapi mudah terpengaruh. Madam Zhao tahu, jika ia berhasil menanamkan rasa curiga, reputasi Liyun akan runtuh sebelum sempat membela diri.

Beberapa hari kemudian, gosip mulai terdengar secara terbuka. Seorang ibu desa kecil menatap Liyun sambil menggodanya, “Aku dengar kau menyembunyikan gandum di belakang rumahmu, Liyun. Benarkah?”

Liyun menatap ibu itu, menahan napas. Ia tahu, jika ia marah atau membantah dengan keras, orang-orang mungkin akan percaya fitnah itu. Ia menelan ludah, lalu menjawab dengan tenang:

“Cadangan yang aku simpan? Itu hanya sedikit untuk kebutuhan musim dingin. Tidak ada yang dicuri. Aku membaginya sesuai aturan kepala desa.”

Beberapa orang tampak ragu, tapi beberapa ibu lain mulai berbisik-bisik lebih keras, menimbulkan suasana tegang.

Situasi semakin sulit. Setiap hari, Liyun harus bekerja keras di dapur kolektif, mengawasi cadangan pangan, dan tetap menjaga hubungan dengan penduduk desa yang mulai curiga. Ia merasa seperti berjalan di atas tali, setiap langkah harus diperhitungkan.

Wu Shengli tetap diam-diam menemaninya, membantu menenangkan situasi jika ada yang terlalu menuntut. Namun, ia juga tahu bahwa tidak selalu bisa hadir untuk melindungi Liyun. Tanggung jawab Liyun untuk bertahan hidup kini mencakup kemampuan sosial, diplomasi, dan strategi psikologis.

Puncak ketegangan datang ketika Madam Zhao memasuki dapur kolektif dengan wajah merah padam, suaranya menggema keras:

“Liyun! Aku tahu kau menyembunyikan gandum! Semua desa harus tahu bahwa kau tidak bisa dipercaya!”

Semua orang di dapur menatap, termasuk beberapa ibu yang sebelumnya hanya berbisik. Suasana menjadi hening dan tegang.

Liyun berdiri, menenangkan diri, dan berkata dengan suara tenang tapi tegas:

“Madam Zhao, aku hanya menyimpan sedikit cadangan untuk memastikan aku dan beberapa anak bisa makan musim dingin ini. Semua bahan tetap dicatat oleh kepala desa. Tidak ada yang dicuri, dan aku siap menunjukkan catatan serta jumlah bahan yang tersisa.”

Madam Zhao mengerutkan dahi, mencoba menimbulkan ketegangan, tetapi Wu Shengli melangkah maju. “Madam Zhao, cukup. Liyun tidak melakukan kesalahan. Jika kau ingin menuduh, buktikan dulu. Jangan menyebarkan fitnah di sini.”

Penduduk desa menatap Shengli dengan kagum. Keberaniannya membuat beberapa orang mulai berpikir ulang.

Meski demikian, gosip tidak berhenti begitu saja. Beberapa tetangga yang mudah terpengaruh tetap mempertanyakan niat Liyun. Anak-anak desa mulai bertanya-tanya, dan beberapa ibu menatapnya dengan tatapan curiga setiap kali ia memindahkan bahan makanan.

Liyun merasa tekanan ini lebih berat daripada musim dingin itu sendiri. Ia duduk di pojok dapur malam hari, menatap catatan bahan yang ia simpan. Setiap gram gandum, setiap batang sabun, kini menjadi sumber konflik. Ia sadar, strategi bertahan hidup fisik kini harus diimbangi dengan strategi sosial yang matang.

Selama krisis ini, hubungan Liyun dan Wu Shengli semakin erat. Shengli menjadi lebih protektif, namun tetap menjaga kesopanan agar tidak menimbulkan gosip lebih buruk.

Suatu sore, ketika mereka sedang membersihkan dapur setelah kerja panjang, Shengli menatap Liyun dan berkata, “Jangan khawatir tentang Madam Zhao dan tetangga. Aku akan selalu ada untuk membantumu. Kau tidak sendirian.”

Liyun tersenyum tipis, merasakan hangatnya kata-kata itu meski salju di luar menambah dingin yang menusuk. Ia sadar, memiliki sekutu yang bisa dipercaya adalah hal paling penting dalam situasi ini.

Hari demi hari, Liyun mulai memulihkan reputasinya. Kepala desa percaya padanya, beberapa ibu desa mulai mempercayainya, dan cadangan bahan tetap aman. Bahkan beberapa anak kecil mulai meniru cara membuat roti dan sabun yang ia ajarkan.

1
Lala Kusumah
semangat Zhao Lingyun 💪💪💪
Lala Kusumah
pengen hajar tuh si madam 😡😡😡👊👊👊
Lina Hibanika
heh 😒 dah numpang belagu lagi 😡
Lina Hibanika
hadir dan menyimak
Fauziah Daud
trusemangattt...
Fauziah Daud
trusemangattt... lanjuttt
Dewiendahsetiowati
Zhao Liyun gak punya jari emas ya thor
YukiLuffy: ngga kak
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!