NovelToon NovelToon
Saya Alona

Saya Alona

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Wisye Titiheru

Alona gadis introvert yang mulai merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya ketika bertemu dengan Vier pemuda tegas yang cuek di tempat tugasnya didaerah terpencil. Di daerah perbatasan Indonesia dan Kalimantan.
Apakah cinta seorang dokter spesialis penyakit dalam dengan seorang perwira angkatan darat yang tegas dan cuek bisa terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Niat Jahat Terbongkar

Setelah membersihkan tubuh mereka. Dan menghubungi Jefry dan Ners Soni memeriksa bubur kacang itu. Mereka sudah tahu informasinya dari dokter Iwan. Sedangkan Cila sedang membantu Dokter Alona di ruangan kantor yang sedikit disulap oleh Vier dan kawan - kawan menjadi kamar khusus. Semenjak puskesmas dibom. Namun ruangan itu jarang ditempati oleh Vier dia lebih memilih tidur dengan tempat tidur tentara didepan kamar sesungguh yang sementara ditempati Cila dan Dokter Alona.

Kamar sudah dibersihkan oleh Vier, seprei yang ada noda merah sudah diganti dengan seprei baru. Vier menyimpan sprei itu dengan baik didalam kantong plastik khusus.

Sementara Sherly dan mamanya sedang ketakutan karena niatnya awal berbeda dengan yang terjadi. Mamanya Sherly memarahinya karena meninggalkan Vier yang sudah terangsang. Memang niat jahat itu akan selalu ketahuan. Vier, bersama Jefry dan dokter Iwan serta Ners Soni sudah berada di rumah kepala desa. Setelah menceritakan semuanya. Kepala desa begitu kaget, ternyata anaknya bisa melakukan hal itu.

"Bukan Sherly papa, itu mama yang menaruh agar Sherly bisa memiliki Kapten Vier."

"Mama!!!!!" Kepala desa sangat marah kepada istrinya. Sherly keluar kamar dengan menangis langsung berlutut di depan tamu yang datang.

"Maafkan kami. Maafkan kami. Maafkan kami."

Kepala desa pun juga berlutut memohon maaf. Kepada mereka yang datang atas kelancangan istri dan anaknya.

"Saya tidak akan mempermasalahkan. Asal ibu dan Sherly tahu sekarang, bahwa saya dan Alona bukan baru bertemu pertama kali disini. Sebelumnya kami perna bertemu di Beijing China dalam tugas belajar kami. Jadi jangan punya niat untuk mencelakai Alona lagi. Saya memohon. Kami sudah pacaran.Dan saya sangat mencintai dia. Akibat ulah kalian, maka pernikahan kami akan dipercepat."

Bapak kepala desa merasa malu. Selama ini dia tidak mengetahui niat anak serta istrinya. Dia mengira bahwa apa yang dilakukan istri dan anaknya mendukung setiap program kerjanya didesa, yang kebetulan desa tempat mereka tinggal mengalami konflik serta wabah. Keuntungan masih berpihak kepada mereka, karena Kapten Vier tidak mempermasalahkan perbuatan istri dan anaknya.

Sore hari mereka sedang mengatur puskesmas yang baru di renovasi, rencananya besok pagi mereka akan meminta pendeta kampung ini untuk berdoa sebelum mereka beraktivitas. Rumah dinas yang juga sudah dibersihkan, sudah dikembalikan fungsinya menjadi rumah tinggal bagi tenaga medis.

"Satu sudah beres Kapten, satu lagi harus diselesaikan."

"Apalagi Jef?"

"Ibu guru Priska."

"Ahk, dia lagi. Suka kepada saya?"

"Makanya jangan kelewat ganteng. Ganteng itu standar saja."

"Bagaimana sudah dari lahir bro." Mereka berdua tertawa. Vier dan Jefry sudah berkawan dari sekolah menengah atas, dan mereka sama - sama lulus akademik militer. Kenapa pangkat mereka berbeda, Karena Vier lebih mendapat kesempatan dalam jenjang karier lebih beruntung. Tahun itu dia di promosikan menjadi komandan regu waktu pengamanan di Papua. Sedangkan Jefry tidak bisa berangkat, karena mengalami kedukaan dimana papanya meninggal. Namun Tahun berikutnya mereka berdua diberi kesempatan sekolah di China satu tim.

"Kamu orangnya terlalu cuek, akan sekitar. Hal itu membuat cewek - cewek di kampung ini suka dan mengidolakan kamu."

" Saya akan berbicara dengan Priska."

"Kapten gimana rasanya, pecah telur." Vier langsung memukul sahabatnya.

"Akan lebih enak jika tidak mengunakan obat laknat itu." Jefry tertawa.

"Tetapi kamu suka kan?"

"Saya suka, karena disalurkan pada orang yang tepat."

Xavier meninggalkan sahabatnya. Karena jika dia duduk kelamaan dengannya maka rahasianya akan terbongkar habis.

"Dek, ngapain?"

"Beres kamar mas."

"Mas, perlu mau ngomong." Vier pun menceritakan niatnya dan dia meminta Alona menemaninya berbicara pada Alona. Sore hari selesai membersihkan diri kira - kira pukul enam lewat tiga puluh, Vier dan Alona menuju rumah dinas guru bertemu dengan Priska. Semua diceritakan, tidak ada disembunyikan. Priska mengerti. Pukul delapan mereka kembali ke barak posko militer. Ini malam terakhir mereka bermalam di posko ini. Karena besok pagi mereka semua tenaga media akan kembali ke rumah dinas mereka.

Satu minggu kemudian. Ternyata permohonan maaf Sherly tidak dengan segenap hati. Ketika dia bertemu dengan mantan pacarnya, dia tertarik dengan ide mantan pacarnya, yang tidak Sherly tahu, dia adalah anggota perompak. Luca adalah mata - mata yang ditempatkan di kampung ini untuk mematai gerak - gerik tentara.

Luca sendiri tidak tahu, bahwa dia termasuk dalam daftar nama orang yang dicurigai. Dia tidak tahu, bahwa gerak - geriknya juga dipantau oleh intel tentara yang tinggal berbaur dengan warga kampung. Target utama mereka adalah distribusi barang mereka lolos masuk Indonesia. Dan target kedua adalah Dokter Alona, karena itu kelemahan Kapten Vier, komandan yang bertugas pada posko perbatasan.

"Adek, Kamu sudah hamil belum?"

"Mas!!!Adek lagi datang bulan. Pengen banget adek hamil?"

"Mas, mau kita nikah dek?"

"Selesai tugas kitakan mas." Vier mengedipkan matanya, tanda menyetujui.

"Dek, besok kamu tinggal di posko militer. Kamu jadi target perompak. Mas mau melakukan misi penyerbuan. Tim bantuan sudah dalam perjalanan. Ada mata - mata dikampung ini, namanya Luca sekarang Sherly sedang dekat dengannya. Luca itu mantan pacar Sherly.

"Pasti saya jadi target kekesalan Sherly."

"Benar sekali."

Penyerangan kali ini, anggota tentara dibawa pimpinan Kapten Xavier Anthonio tidak mau kecolongan. Seperti kejadian Puskesmas dihancurkan oleh bom.

Karena tentara sudah mendapat titik dimana mereka berkumpul dan melakukan interaksi, maka pada subuh hari tepatnya pukul tiga dini hari terjadi penyerbuan di kebun sawit yang digunakan sebagai markas. Dan benar saja pengepungan kali ini, perompak tidak punya persiapan untuk melawan anggota tentara yang bergerak sangat bersih. Aksi tembak menembak terjadi, dari kejauhan terdengar bunyi suara tembakan. Anggota tentara sudah mengamankan warga agar tetap tenang dirumah.

Berbeda dengan rumah kepala desa, dimana mereka gelisah karena jam tiga subuh tidak mendapatkan anak perempuan mereka didalam rumah. Mau keluar tetapi banyak tentara yang berjaga dan memerintahkan warga untuk tidak keluar rumah. Gang - gang, jalur masuk dan keluar, tempat - tempat vital punya negara dijaga ketat. Sampai pukul empat lewat tiga puluh menit bunyi senjata masih terdengar, kekuatiran Bapak Desa dan istrinya semakin menjadi - jadi. Mamanya Sherly takut anaknya bertemu dengan Luca, sedangkan Luca adalah orang yang dipantau oleh tentara dari data yang baru ibu kepala desa baca di meja kerja suaminya. Ketakutan semakin menjadi - jadi. Karena dia tahu, bahwa Sherly anak satu - satunya mereka kembali berhubungan dengan mantan pacarnya.

"Ibu, kenapa menangis?"

"Sherly pak, ibu takut dia bersama Luca."

"Apa!!!!???? Bukankah mereka sudah putus lama. Ibu tahu Luca itu jadi orang yang di curigai menjadi mata - mata."

"Maafkan ibu bapak. Ibu tidak tahu."

Tiba - tiba dari kejauhan terdengar bunyi bom yang meledak sama seperti kasus puskesmas namun bunyi ledakan kali ini sangat besar sampai terdengar kedalam kampung dan terasa getarannya.

Alona pucat, dia ketakutan karena kekasihnya ada di lokasi. Mau keluar dia takut. Bersama Cila mereka hanya bisa berdoa. Dibalik jendela kamar terlihat kobaran api yang menyala - nyala. Dua puluh menit kemudian, terdengar bunyi mobil ambulans yang baru diterima puskesmas kemarin bersamaan dengan peresmian puskesmas yang baru.

"Dokter kami membutuhkan bantuanmu." Lettu Ahmad memanggil Alona. Karena dikenal suaranya Alona dan Cila yang sudah bersiap dengan baju kerja pun berjalan kaki menuju Puskesmas yang berada di seberang jalan posko militer.

"Tenang dokter Kapten Vier baik - baik, dia yang memerintahkan kami untuk menyiapkan tenaga medis dan pengawalan."

"Terima kasih pak Let Ahmad."

"Sama - sama dokter." Dengan di kawal oleh Lettu Ahmad, Alona sampai di puskesmas sudah ada dokter Iwan dan tenaga medis lainnya. Hanya Soni yang ikut dalam penyergapan dengan baju anti lengkap perang. Di antara kami hanya ners Soni yang memiliki jiwa berani sebagai seorang analis dan menguasai bidang perawatan dia terpilih. Pasien gawat dibawa lebih dahulu. Begitu kagetnya mereka ternyata ada perempuan juga. Waktu korban di dorong keruangan tindakan mereka baru sadar bahwa itu adalah Sherly. Dari kondisi dia tidak mungkin untuk diselamatkan. Karena sekujur tubuhnya di penuhi luka.

"Bapak, ibu." Hanya itu yang keluar dari mulut Sherly. Anggota tentara sudah menjemput bapak kepala desa dan istrinya. Kekuatiran semakin menjadi di dalam diri suami istri ini saja.

"Ada apa nak?"

"Bapak dan ibu ikut kami aja." Dalam perjalanan ke puskesmas, sudah ada rombongan Vier. Yang juga terluka ringan di pelipisnya terkena serpihan bangunan yang hancur karena bom. Dan luka Vier di obati oleh Cila. Sedangkan pacarnya sedang menolong Sherly.

"Ayo kuat Sher, kamu bisa. Kasihan bapak dan ibu. Ayo tetap sadar." Air mata Alona sudah mulai, jatuh membasahi pipinya. Di depan pintu terlihat tubuh dua orang tua yang juga menanti keajaiban Tuhan.

"Bapak dan ibu dipersilahkan masuk."

"Dia sadar dokter." Alona hanya mengangguk.

Bapak dan ibunya Sherly mendekati banker Sherly, begitu kaget mereka melihat kondisi anak satu - satunya.

"Bapak, Cey mohon maaf. Belum bisa jadi kebanggan bapak. Ibu, mohon maaf." Seketika bunyi detak jantung pada monitor menjadi tidak garis lurus. Ibunya menangis tersedu - sedu, merintihkan anak yang mereka cintai yang mengambil jalan yang salah. Bapak kepala Desa Pak Alex hanya berdiam diri. Meratapi anaknya dalam diam.

Hari ini juga Sherly Natasya nama lengkapnya dimakamkan. Semua warga kampung yang hadir melayat hanya menahan harunya melihat pak Alex yang begitu terpukul. Mau salahkan siapa, nasi sudah menjadi bubur. Itu yang bisa dia ungkapkan sebelum ibadah pemakaman di mulai. Sebagai bapaknya Sherly dia meminta maaf atas salah yang anaknya perbuat.

"Kematian anakku, ini menjadi pelajaran buat anak - anak muda di kampung ini, agar tidak bergaul dengan orang yang salah."

1
Tuxedo Mask
Gemes banget 😍
Ceisye: terima kasih 🙏🙏🙏
total 2 replies
Elysia
Gak bisa berhenti baca
Ceisye: 😊😊😊 terima kasih
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin galau.
Ceisye: terima kasih sudah membaca semoga bab selanjutnya juga suka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!