Dijual di Pasar Pengantin mengantarkan pertemuan antara seorang gadis bernama Rachel Olivia dengan seorang pemuda tampan bernama Jasper Allen. Di Pasar itulah, Jasper membeli Rachel yang dijual oleh kedua orang tuanya. Jasper membeli gadis itu karena merasa iba akan tangisannya.
Pernikahan memerangkap mereka, sehingga satu tahun kemudian sebuah rahasia yang disembunyikan oleh Rachel terkuak.
"Mari kita bercerai!" Ucap Jasper kepada wanita yang sudah satu tahun ini ia nikahi.
"Bercerai?" Rachel memperjelas.
Cover : By Pinterest, edit by me.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zinnia Azalea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perintah Daniella
Kata demi kata Jasper rangkai untuk menjelaskan semua yang terjadi kepada kedua orang tuanya. Kai pun sudah memeriksa semua CCTV di lokasi kejadian dan juga meminta keterangan orang yang ditemui oleh Rachel dan juga Jasper di depan hotel.
"Sudah Mama katakan. Berhenti mendekati Aurora! Mengapa kau tidak mendengarkan Mama?" Semprot Alula saat ia sudah mengetahui alasan putranya dijebak oleh Alan.
"Ma, aku cinta Aurora," Jasper menatap ibunya dengan sedih.
"Tapi cintamu itu sungguh menyulitkan hidupmu!" Alula menaikan suaranya beberapa oktaf.
"Sudahlah. Semua sudah terjadi," Kai menengahi.
Kai dan Alula memang sudah percaya jika putranya dijebak oleh Alan. Akan tetapi, bukan itu masalah sebenarnya yang dihadapi oleh Jasper.
"Masalahnya adalah-" Kai menggantung kata-katanya. Ia menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Masalahnya adalah kau sudah meniduri Rachel, Nak!" Alula melunak.
"Ma, Pa apa kalian yakin? Bagaimana jika Rachel terlibat dalam permainan Alan? Bagaimana jika dia bersekongkol dan dibayar oleh Alan?" Jasper mengatakan kecurigaannya.
"Akan Papa selidiki lebih lanjut. Sekarang tidurlah! Hari sudah larut!" Kai berdiri dari kursi sofa yang ia duduki. Alula pun mengekor di belakang suaminya.
Di lain tempat, Daniella sedang menatap Rachel yang tengah menundukan wajahnya. Rachel sudah menjelaskan semuanya kepada Daniella apa yang terjadi sebenarnya.
"Jadi, temanmu itu tidak menyentuhmu?" Tanya Daniella dengan nada yang kecewa.
"Jika yang kakak maksud tidur bersama jawabannya adalah tidak. Dia hanya-" Rachel menggantung kata-katanya. Sebenarnya Rachel sudah tidak ingin mengungkitnya lagi.
"Dia hanya mencium bibir dan leherku," Rachel melanjutkan kata-katanya dengan mata yang terpejam.
Daniella pun terdiam. Sungguh di dalam hatinya, ia berharap adiknya tidur dengan Jasper, agar pemuda itu mau bertanggung jawab kepada adiknya.
"Kakak jangan khawatir! Besok aku akan menceritakan semuanya kepada kedua orang tua Jasper. Aku ingin permasalahan ini segera selesai," Rachel menggenggam tangan kakaknya untuk menghibur. Ia tidak ingin Daniella larut memikirkan masalahnya.
"Menceritakan semuanya? Apa maksudmu?" Daniella menarik tangannya yang tengah digenggam oleh Rachel.
"Iya, aku akan menceritakan semuanya jika aku dan Jasper tidak tidur bersama."
"Dasar anak bodoh!" Suara Daniella meninggi.
"Anak bodoh? Maksud kakak?" Rachel tampak kebingungan.
"Besok katakan kepada kedua orang tua temanmu, jika kau tidur dengan putranya!" Daniella berdiri dari duduknya.
"Mengapa aku harus mengatakan sesuatu yang tidak benar, kak?" Rachel tidak mengerti ke mana arah pembicaraan Daniella.
Daniella berdiri di depan adiknya yang masih terduduk di kursi kayu yang usang.
"Katakan kepada mereka jika kau tidur dengan Jasper! Supaya mereka bertanggung jawab terhadapmu. Kita akan mendapatkan uang dan tidak perlu hidup susah lagi," Daniella berkata dengan serius.
"Kakak, mengapa kau seperti ini?" Rachel berdiri dari duduknya. Ia tampak sudah mencerna sempurna apa maksud dari Daniella.
"Ini kesempatan emasmu, Rachel. Katakan kepada mereka jika kau dan putranya sudah tidur bersama! Dan katakan jika kau takut kau hamil," Daniella memaksa.
"Tidak, kak. Aku tidak akan mengatakan sesuatu yang tidak benar," mata Rachel berkaca-kaca.
"Aku rasa pembicaraan kita malam ini sudah selesai, kak!" Rachel hendak berbalik meninggalkan Daniella. Tetapi tangannya dicengkram dengan kuat.
"Katakan seperti yang ku perintahkan atau kau akan aku kembalikan ke Bulgaria!!" Teriak Daniella memenuhi langit-langit ruangan.
"Kak, ada apa denganmu?" Rachel ikut berteriak.
"Aku hanya realistis saja. Ini kesempatanmu untuk mendapatkan uang. Suruh dia bertanggung jawab!! Aku tidak peduli bentuk tanggung jawab itu adalah dengan menikahimu atau dengan memberikanmu uang," Daniella memaksa.
"Jasper tidak berhak bertanggung jawab apapun. Dia tidak melakukan apapun padaku," air mata Rachel meleleh melihat sikap dari kakaknya.
"Aku beri kau pilihan. Katakan apa yang ku perintahkan atau kau ku kembalikan ke Bulgaria," Daniella mengapit pipi adiknya.
"Di sana paling ayah dan ibu menjualmu kepada pria tua lagi. Kau akan dijadikan istri simpanan, selingkuhan atau istri muda," Daniella tersenyum sinis.
"Tidak, kak," Rachel semakin bercucuran air mata. Rachel mengingat kejadian di mana dirinya dijual di pasar pengantin dan hampir dijadikan istri oleh seorang pria tua yang seumuran dengan ayahnya sendiri.
"Dan satu lagi, kau tidak akan bisa meneruskan kuliahmu di universitas terbaik di kota ini," Daniella menyerang kelemahan Rachel.
"Kak, mengapa kau jadi terobsesi dengan uang?" Rachel menatap mata kakaknya dengan pilu.
"Karena aku hidup realistis, Rachel. Aku lelah bekerja keras untuk membiayai hidup di negara orang lain. Aku lelah berbagi tempat denganmu di rumah kumuh ini. Aku lelah harus makan makanan seadanya. Ini kesempatanmu, Rachel. Kau bisa mengubah nasib kita di negara ini," bujuk Daniella.
"Tapi aku-"
"Jika besok kau berani berterus terang kepada mereka, akan aku pastikan esok hari kau pulang ke Bulgaria," ucap Daniella sebelum ia pergi meninggalkan Rachel di ruang tengah.
*****
"Kau yakin gadis itu tidak terlibat dalam upaya penjebakan putraku?" Tanya Kai kepada orang kepercayaannya yang bernama Brian.
"Tidak, Tuan. Gadis yang bernama Rachel Olivia tidak terlibat. Alan memang tahu Rachel bekerja di klub. Dan ia dengan sengaja menunjuk Rachel untuk mengantarkan Tuan Jasper ke hotel karena Alan tahu, jika Tuan Jasper dan Nona Rachel saling membenci. Keduanya memang tidak pernah akur di kampus. Maka dari itu, Alan ingin membuat Tuan Jasper tersiksa karena sudah meniduri Rachel dan mundur mendekati Nona Aurora," jelas Brian panjang lebar.
Infonya sangat valid, karena Brian mengancam Jimmy, yang tak lain adalah sahabat dari Aan untuk membuka mulut.
"Kurang ajar anak itu!" Kai menggebrak meja. Ia sungguh sangat tidak menyangka dengan sikap Alan yang berusaha menghancurkan hidup putranya.
Kai mengambil ponselnya, ia memencet tombol dial untuk menelfon seseorang.
"Tarik semua sponsor untuk film mereka, dan satu lagi, buka semua skandal keluarga Addison kepada media," Kai memerintah. Ia sungguh ingin memberikan pelajaran kepada Alan karena sudah mengganggu putranya.
Kai menutup telfonnya. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi dan menerawang jauh ke luar sana.
"Jadi, apa putraku benar meniduri gadis itu atau tidak?" Kai bergumam tapi masih terdengar jelas.
"Saya tidak tahu, Tuan. Hanya Nona Rachel yang bisa menjawab," tukas Brian.
Kai pun berdiri dari duduknya. Ia harus segera meminta penjelasan dari Rachel. Alula pun ikut suaminya untuk pergi menemui Rachel.
30 menit berselang, mereka sudah sampai di kediaman Rachel. Tampak Daniella tengah duduk di samping adiknya menyambut kedatangan Alula dan Kai. Alula sedikit berbasa basi, dan akhirnya bertanya mengenai kegelisahan hatinya selama berhari-hari ini.
"Jadi, apakah putraku benar memaksamu untuk melakukannya? Mari aku sederhanakan kata-kataku. Jadi, malam itu apa benar kau dan putraku melakukannya?" Alula bertanya dengan mimik wajah yang serius.
Rachel pun diam sejenak. Dadanya terasa sesak. Ia sungguh ingin berada di dalam hutan untuk mencari oksigen yang bisa melegakan hatinya.
"Aku-" Rachel menatap ke bawah. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat.
"Katakan saja yang sebenarnya, kau tidak perlu takut," Daniella mengelus punggung adiknya berpura-pura menguatkan.
"Jasper, maafkan aku!"
"Iya. Malam itu Jasper melakukannya padaku dan itu adalah yang pertama untukku," sebulir air mata lolos begitu saja di mata Rachel.
Sungguh, kebohongan ini terpaksa ia lakukan. Rachel tidak mau dipulangkan ke negaranya. Rachel takut dijual lagi kepada pria tua. Lebih baik menuruti keinginan kakaknya saja, dari pada berakhir menjadi simpanan atau istri muda seorang pria tua.
Alula dan Kai pun tampak bersedih mendengar penuturan dari Rachel.
"Kasihan adikku. Lihatlah ini!" Daniella menyentuh dagu Rachel dan mendongkakan kepala adiknya, agar Kai dan Alula bisa melihat tanda merah di leher Rachel yang belum hilang.
"Ya tuhan!" Alula semakin frustasi. Kepercayaannya semakin kuat setelah melihat bukti itu.
"Tuan, bagaimana jika adikku hamil?" Daniella berpura-pura menangis.
"Kami di sini hidup merantau. Kehidupan kami akan lebih sulit jika adikku hamil. Ekonomi kami akan pincang karena adikku tidak akan bisa bekerja lagi," Daniella tersedu-sedu.
"Tidak. Itu tidak akan terjadi," Alula ikut menangis.
"Akan aku pastikan putraku bertanggung jawab," tegas Alula dengan mantap. Sementara itu, Kai hanya terdiam.
"Bertanggung jawab seperti apa maksud anda, Nyonya?" Rachel yang sedari tadi diam mencoba bersuara.
"Akan kami pastikan putra kami menikahimu," jawab Kai yang membuat Rachel dan Daniella langsung terkejut.
*poin bagus dalam novel ini adalah membuat aurora sadar dan melepas jasper untuk bahagia dengan Rachel dan dia mencari kebahagiaan nya sendiri novel ini termasuk berani beda dengan novel lain yang sangat melaknat pelakor dan dibuat jadi wanita hina dan dibinasakan
*poin negatif di novel ini author masih membawa keegoisan wanita yang selalu membenarkan semua kelakuan pemeran utama wanita (Rachel) dan semua perbuatan laknat Rachel dibenarkan
* istri tapi berhubungan mesra dengan pria lain
* istri yang memberi harapan pada pria lain
* istri yang tidak menghargai kehormatan dirinya dan suami dan bahkan mertuanya yang sangat menerimanya kehadirannya
* istri yang gampang berduaan, ngomong mesra dan kontak fisik dengan pria lain
* wanita yang tidak pandai bersyukur ditoolong, derajjatnya diangkat, diterima baik di keluarga mertuanya tapi dia berkhianat masih mencari dan berhubungan dengan pria lain
yang jadi masalah adalah novel ini, Rachel, author, tidak menganggap salah kelakuan Rachel, malah seolah membenarkannya, tidak pernah rasa merasa bersalah, tidak pernah Rachel menyesal dengan apa yang dia lakukan dengan Han, tidak pernah Rachel minta maaf pada suaminya, tidak pernah Rachel berjuang untuk suami dan rumah tangganya
Saya suka !
positif
*sebagai karya novel udah sangat bagus
*moment harunya dapat
*segi penulisan sangat baik dan mudah dipahami
*alur cerita dan cerita kreatif
*(ini penting) novel adil memperlakukan PELAKOR dan PEBINOR (Hans dan aurora) (beda dengan novel lain yang memuja PEBINOR tapi melaknat PELAKOR, tidak adil)
negatif
*novel ini masih bawa keegoisan wanita, novel masih membenarkan semua kesalahan pemeran utama wanita dan selalu memandang salah pada pemeran utama pria
*jasper melakukan banyak kesalahan pada Rachel (semua udah pasti tau) , dan dia dibuat menyesal, minta maaf, mengejar maaf, dan berjuang dapat kesempatan, dan dibuat sedikit menderita (kan adil kalau begini
*(ini yang jadi masalah) Rachel tidak lebih baik dari pada jasper dan ini daftar kesalahan Rachel, kebohongan, cara licik, gampang dekat denga pria lain, dia juga sama tidak menghargai perasaan suami dengan dekat dengan pria lain, Rachel todak bersukur punya mertua yang baik menerimanya dengan tulus tapi dia malah gampang pergi jalan dan berkencan dengan pria lain, seorang istri curhat berduaan dengan pria lain, mengumbar aib suami pada lelaki lain, begitu banyak kesalahan Rachel tapi dia tidak merasa bersalah sama sekali dan tidak pernah minta maaf pada suaminya (tapi pada pria lain dia gampang minta maaf) dan yang jadi masalah paling utama dan sangat ironis adalah karena novel ini malah dan juga membenarkan semua kesalahan rachel