NovelToon NovelToon
Berjaya Setelah Terluka

Berjaya Setelah Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kebangkitan pecundang / Persahabatan / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:48.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Demi menikahi wanita yang dicintainya, Arhan Sanjaya mengorbankan segalanya, bahkan rela berhutang banyak dan memenuhi semua keinginan calon mertuanya. Terbelenggu hutang, Arhan nekat bekerja di negeri seberang. Namun, setelah dua tahun pengorbanan, ia justru dikhianati oleh istri dengan pria yang tak pernah dia sangka.

Kenyataan pahit itu membuat Arhan gelap mata. Amarah yang meledak justru membuatnya mendekam di balik jeruji besi, merenggut kebebasannya dan semua yang ia miliki.

Terperangkap dalam kegelapan, akankah Arhan menjadi pecundang yang hanya bisa menangisi nasib? Atau ia akan bangkit dari keterpurukan, membalaskan rasa sakitnya, dan menunjukkan kepada dunia bahwa orang yang terbuang pun bisa menjadi pemenang?

Karya ini berkolaborasi spesial dengan author Moms TZ.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Rencana Fadil yang gagal

.

Matahari berada tepat di atas kepala, waktunya bagi orang-orang yang bekerja istirahat untuk mengisi perut mereka. Arhan yang sedang membalik ayam yang sedang dibakar, tersenyum sambil menyeka keringatnya. Ia benar-benar puas melihat warungnya ramai oleh pembeli.

Di bagian depan, Romi dan Joni sedang melayani pembeli dengan penuh semangat. Tentu saja mereka senang, setiap kali warung itu ramai, gaji yang diberikan oleh Arhan juga lebih banyak.

"Kecoaaaa!"

Teriakan seorang pembeli memecah keramaian. Sontak, semua orang terdiam dengan mata tertuju padanya. Pria itu berdiri dari duduknya, wajahnya memerah menahan amarah.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Ada kecoa di sambal saya!" serunya, mengangkat piring berisi sambal yang terdapat kecoa mati di atasnya.

Para pembeli lain yang sedang menikmati hidangan, seketika menghentikan kunyahan mereka. Kegaduhan mulai terasa. Bisik-bisik cemas terdengar di antara meja-meja.

"Jorok sekali! Bagaimana bisa ada kecoa di makanan?" celetuk seorang wanita dengan nada jijik.

Romi dan Joni yang panik begitu melihat kejadian, segera menghampiri. "Maaf, Pak, kami akan ganti segera," ucap Romi gugup.

Sementara itu, Joni langsung berlari ke belakang untuk memberitahukan hal itu kepada Arhan.

.

“Apa? Bagaimana bisa?" Bu Astuti yang sedang merajang bawang merah untuk dibuat sambal matah, ikut terkejut mendengar apa yang disampaikan oleh Joni.

“itu tidak mungkin. Ibu selalu memastikan apa yang Ibu racik benar-benar bersih. Jangankan kecoa, sedikit kotoran saja Ibu pastikan itu tidak ada, karena ibu selalu mencuci bahan sampai bersih.” Wanita paruh baya itu kaget sekaligus cemas.

"Iya, Mas. Itu tidak mungkin,” Rina ikut menimpali. "Karena ibu selalu menyimpan bahan serta bumbu yang sudah siap di wadah tertutup rapat.”

“Trik murahan!" geram Arhan. "Ibu dan Rina tenanglah! Ayo kita lihat ke depan!” Arhan melangkah diiringi oleh ibu dan adiknya.

Sesampai di depan, Arhan mendekat dengan tenang. Seolah apa yang sedang terjadi bukan masalah besar baginya. "Tenanglah, Romi. Biar aku yang bicara," ucapnya.

"Maaf atas ketidaknyamanan ini, Pak. Tapi, bolehkah saya tahu, bagaimana kecoa itu bisa ada di sambal Anda?" tanya Arhan dengan nada sopan namun tegas.

"Ya jelas dari sambal kalian! Jorok sekali!" bentak pria itu.

Lagi-lagi Arhan menanggapinya dengan tenang. "Baiklah, anggap demikian. Bagaimana kalau untuk itu saya memberikan gantinya dengan yang baru?”

"Ganti? Enak saja! Saya sudah tidak nafsu makan! Makanan jorok begini siapa yang Sudi makan?!" bentak pria itu dengan emosi yang memuncak.

"Begitu, ya? Bagaimana kalau sebagai permintaan maaf, kami akan memberikan makanan gratis dan diskon untuk kunjungan berikutnya,” Arhan berbicara sambil melipat kedua tangannya di depan dada dengan sikap acuh, membuat pembeli itu makin gusar.

"Tidak Sudi! Saya tidak butuh diskon! Saya mau warung ini ditutup saja. Kasihan dengan pembeli jika mereka mendapat makanan yang tak layak!" balas pria itu dengan ketus.

Suasana semakin tegang. Beberapa pembeli mulai beranjak ingin pergi, merasa warung Arhan tak layak.

"Tenang, semuanya! Kami akan segera menyelesaikan masalah ini. Dan saya ingin kalian jadi saksi untuk kejadian hari ini!" seru Arhan menahan para pembeli agar bertahan. “Nyalakan ponsel kalian, dan silahkan rekam!" lanjutnya.

Para pembeli yang berniat pergi, saling pandang tapi kemudian mengambil ponsel masing-masing.

Melihat itu Arhan tersenyum tipis. Kedua tangannya yang terkepal, bertumpu di meja hingga badannya sedikit membungkuk, menatap orang itu dengan sorot tajam. "Anda yakin kecoa itu benar-benar berasal dari warung ini?"

Orang itu menelan ludahnya kasar. Tatapan mata Arhan yang begitu tajam, dan suaranya yang dingin terasa begitu mengintimidasi. “Ten- tentu saja,” jawabnya mencoba bersikap biasa, walaupun kegugupan itu tak bisa hilang dari wajahnya. "Kalau bukan dari sini, memangnya dari warung tetangga?" lanjutnya.

"Baiklah, jika bapak tidak mau mengaku,” ucap Arhan. “Sekarang, lihat di sana!" Arhan mengangkat tangannya dengan ujung telunjuk mengarah ke atas, tepat di tengah-tengah langit-langit ruang.

Pria itu mengikuti arah yang ditunjuk oleh Arhan dan betapa terkejutnya dia. Berdampingan dengan lampu, terdapat sebuah benda bulat cembung berwarna hitam. Dia jelas tahu. Itu adalah kamera CCTV.

Menelan ludahnya yang bagai tercekat di tenggorokan dengan susah payah. Keringat dingin perlahan mulai membasahi pelipisnya. Ia tak menyangka, warung sederhana seperti ini memiliki fasilitas pengawasan.

“Anda tahu artinya itu, kan? Berhati-hatilah jika sampai saya menemukan bahwa Anda memang sengaja melakukan kecurangan untuk menjatuhkan warung saya. Saya pasti akan membawa ini ke ranah hukum.”

Arhan mengambil ponselnya yang tersimpan di saku celana, lalu memutar rekaman CCTV. Terlihat jelas, ketika pria itu menerima makanan yang ia pesan lalu kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan memastikan tak ada yang melihatnya. Dan terlihat jelas bahwa ternyata ia sendiri yang memasukkan sesuatu ke dalam sambalnya. Para pembeli lain yang menyaksikan ikut terkejut.

"Bisa Anda jelaskan maksud dari rekaman ini?" tanya Arhan, menatap tajam pria itu. "Anda sendiri yang bicara atau menunggu polisi datang?”

Pria itu pucat pasi. Ia tak bisa mengelak lagi. "Ma-maaf, tolong jangan laporkan saya. Saya akan memberitahu. Saya... saya disuruh oleh pemilik restoran yang tak jauh dari tempat ini.” Dengan suara gemetar, ia mengakui perbuatannya.

Arhan tersenyum sinis. "Sudah kuduga." Ia menatap pria itu dengan pandangan merendahkan. "Untuk kali ini saja saya memberikan kesempatan pada Anda. Tapi jika sekali lagi Anda terlibat dengannya maka saya tidak akan segan untuk ikut menyeret Anda juga!”

"Terima kasih, Mas. Saya berjanji tidak akan membantunya lagi.” Dengan wajahnya yang masih pucat pria itu tersenyum lega. Tak bisa ia bayangkan seandainya ia benar-benar dilaporkan ke polisi.

“Pergi dari sini. Dan sampaikan pada Fadil, permainannya sangat murahan!” usir Arhan.

Pria itu segera berlalu, meninggalkan warung Arhan dengan rasa malu yang mendalam.

“Kenapa dibiarkan pergi begitu saja, Mas?" tanya Rina yang sejak tadi sudah menahan geram. “Harusnya Mas Arhan melaporkannya pada polisi. Ini sudah tindakan pencemaran nama baik namanya.”

“Kalaupun dilaporkan ke polisi apa hukumannya? Paling cuma di suruh membayar denda. Itu terlalu ringan untuknya." Arhan kemudian menatap ke arah para pembeli yang masih bertahan dengan kamera ponsel mereka.

Rina mengerutkan kening, apa kakaknya punya rencana sendiri?

“Kalian semua, unggah apa yang baru saja kalian rekam ke media sosial kalian! Siapa yang mendapatkan like terbanyak akan mendapat dua porsi gratis ayam atau ikan bakar, terserah yang diminta."

Mereka semua yang tadinya merekam, membelalakkan matanya tak percaya. Demi apa, hanya mengunggah video saja mereka akan mendapatkan dua porsi gratis ayam bakar. Tentu saja mereka langsung beramai-ramai melakukannya.

*

*

*

Di tempat Budi. pria itu mengerutkan kening saat ada notif pesan masuk di ponselnya. "Laras? Ada apa ya?" gumamnya ketika melihat kontak pengirim pesan.

1
Nar Sih
sdh nurmala terima sja nasib mu jgn berharap bnyk lgi pada arhan yg udh gk mau sma kmu
Warijah Warijah
Akhirnya Nurmala kecewa kn..
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
bersikap sekarang mungkin ki opo to mak mak👻😪
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
ngarep aja terus bu? emang anak dia sampai terketuk hatinya
kaylla salsabella
semoga saja nurmala gak pendek pikiran nya habis di tolak arhan
ora
Dih, ngatur /Smug/
Warijah Warijah
PD sekali Nurmala.. smg cintanya Arhan diterima oleh Ersha dn keluarganya.
kaylla salsabella
heleh ngarep ya Nur.... 🤣🤣🤣
Nar Sih
jgn mimpi nur,mending kmu jalani sja hudup mu ngk usah kepikiran mau balik lgi dgn arhan ngk akan mungkin terjadi arhan mau sama kmu lgi
Was pray
Nurmala mulai bermain api lagi, belum cukup luka akibat kamu bermain kemarin nur??
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
yg tanya rista kenapa jawabnya jd rani?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
serung? 👻👻👻 kirain tadi sarung loh/Joyful/
ora
Tapi kamu nggak layak dikasih kesempatan. Apalagi dengan Ibu mu yang karena mau hidupnya terjamin ....
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: lha iyo
total 1 replies
Patrick Khan
nur q bisikin ya.. km pasti di tolak arhan😁😂.. sakit lo di tolak
Warijah Warijah
Semoga Arhan target untuk kebaikan, bukan target balas dendam..
ora
Dan saat keadaan sudah kembali, jangan lagi mau berteman sama teman yang sudah meninggalkan Sa ....
ora
Oalah ....
Hasanah Purwokerto: neng ati Podo kak....oalaaaaahhhh...jebulnya.....😂😂😂😂😂😂
total 3 replies
Nar Sih
lanjutt kak👍
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
warungnya enak banget? terasa ambigu
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: mungkin
total 4 replies
Patrick Khan
. ternyata pak broto diam2 punya rencana .. tp ide nya bagus juga pura2 begitu jd tau mana teman yg tulus dan modus.. km hebat ersa bisa melewati nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!