Aisya Humaira gadis berjilbab dengan sejuta pesona, harus menelan pil pahit karena tiba-tiba calon suaminya memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka yang sudah di depan mata.
Hanya karena ia di nyatakan mandul, dan ternyata semua ini ulah dari Riska sahabat masa kecil dari calon suaminya sendiri.
Setelah mencampakkan Aisya, Adriansyah Camat muda yang tampan itu malah melanjutkan pernikahannya dengan Riska.
Aisya akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota, karena tidak sanggup menahan malu setelah pernikahannya batal.
Hingga membawa Aisya pada sosok Satria Pratama Dirgantara. Seorang Komandan Elita yang sedang dalam penyamaran sebagai Kakek-kakek karena satu alasan.
Satria melamar Aisya dengan tetep menyamar sebagai seorang Kakek.
Apakah Aisya akan menerima si Kakek menjadi jodohnya di saat seorang Camat baru saja mencampakkan durinya?
Bagaimana Perjuangan Satria dalam mengejar cinta Aisya?
Bagaimana kisah mereka selanjutnya langsung baca aja ya kakak. Happy reading semua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Eh! Bentar deh! Umi cenayang ya? Kok tahu Aisya nyasar di pantai?"
"Tadi Pak Camat nelpon Umi, katanya sempat lihat kamu di pantai sama duda dua anak."
"Hm! Kenapa sih dua makhluk astral itu gak bisa berhenti ngerecokin hidup aku?!" gerutu Aisya dalam hati.
"Umi dengerin Aisya ya! Aisya memang kabur tapi bukan sama duda anak dua! Aisya sekarang lagi sama Oppa Satria dan dua keponakannya bulan dan bintang! Mereka minta di temani cari rumah keong mas!"
"Oh! Jadi kamu lagi sama Den Satria dan ponakannya?"
"Iya Umi! Tadi gak sengaja ketemu di jalan, Oppa nawarin tumpangan ya gak mungkin Aisya tolak, kan?" jelas Aisya lebih lanjut.
Umi Aisya tentu kenal sama Satria dan keluarganya Dirgantara, secara Dwi, sahabat karib Aisya, nyangkut di keluarga konglomerat itu. Aisya juga kerja di salah satu perusahaan Dirgantara Group, jadi gak mungkin gak kenal.
Terdengar helaan nafas lega dari sebarang sana."Tapi kamu harus balik ke rumah, Aisya! Umi sama Abi gak Mau nama keluarga kita semakin buruk! Udah gagal nikah karena mandul, di lamar sama Kakek, dan sekarang kamu di gosip kan kabur sama duda anak dua lagi! Umi pusing Aisya!"
"Umi kalau gitu Aisya matiin dulu ya?" Aisya mau lanjutin misi nyari keong mas!" pinta Aisya yang ogah balik ke rumah.
"Eh jangan di matikan dulu! Kamu di undang ke acaranya pesta resepsinya Pak camat dan Riska dua hari lagi."
"Ah! Males bangat, ngahadiri pesta mereka."
"Kalau kamu gak pulang kata Pak camat, kamu akan di tuntut sama si kakek satu miliyar!
"HAH?! SATU MILYAR?! UMI GAK SALAH DENGER?!" kaget Aisya sampe keselek ludah. "Itu duit apa daun?!"
"Maka dari itu! Kamu pulang ya, kita mana ada uang sebanyak itu coba! Hasil jerih payah kamu kerja selama ini juga sebagai udah ke pakai saat pernikahan kamu dan Adrian yang gagal."
Aisya terdiam seribu bahasa. Antara jadi Cinderella atau jadi gelandangan, pilihannya sama-sama bikin pusing! Air mata mulai breakdance di pelupuk matanya. Gagal nikah sama Adrian udah kayak sinetron azab, sekarang malah ditambahin episode dituntut kakek-kakek! Hidup Aisya emang plot twist abis!
"Umi sudah dulu ya! Nanti Aisya telepon lagi. Assalamualaikum," Aisya langsung mematikan ponselnya. Otaknya udah berasap kayak knalpot bajaj.
"Aku akan menemanimu untuk datang ke acaranya Pak camat!" ujar Satria tiba-tiba.
"Oppa nguping ya? Sejak kapan Oppa jadi intel dadakan?" tanya Aisya sambil melotot.
"Sejak tadi!"
"Hm! Boleh ya? Aku Temani kamu ke acaranya Pak Camat dan istrinya?"
"Tapi Oppa! Nama aku udah jelek saat ini, Riska pasti sudah menyebarkan gisip yang enggak-enggak tentang aku. Dia kan ember bangat orangnya.
"Ya maka dari itu! Aku akan bantu kamu jika apa yang mereka gosipkan itu tidak benar adanya, karena aku juga ingin membersihkan nama baik aku, mereka nuduh aku duda anak duakan? Duda dari mana nikah aja belum!" ujar Satria memanfaatkan kesempatan.
Aisya berpikir sejenak tawaran Satria. Sampai akhirnya ia mengangguk pasrah cuman Satria yang bisa menyelamatkannya saat ini. Setidaknya ia punya pasangan saat menghadiri pesta Pak Camat nanti.
"Baiklah Oppa! Terima kasih ya! Oppa baik bangat sama Aku."
Satria mengangguk pelan lalu tersenyum manis! Merasa lega akhirnya Aisya menerima tawarannya. "Kapan acaranya?" lanjutnya bersemangat.
"Dua hari lagi, kata Umi!"
"Kalau gitu kita langsung siap-siap aja. Bagaimana jika sekarang kamu balik ke penginapan kami aja, di sana ada Rani dan juga Dwi!" tambah Satria.
Mendengar dua nama sahabatnya Aisya kembali bersemangat. "Ide yang bagus Oppa!" seru Aisya dengan mata berbinar.
Keduanya langsung menghampiri si kembar yang sedang minum es kelapa muda.
"Kembar Aunty yang cantik dan Tampan! Ayo! Kita pergi cari keong mas!" seru Aisya dengan lembut.
"Yee! Cari keong!" seru keduanya sambil melompat-lompat riang dengan semangat.
Satria tersenyum-senyum sendiri ia lagi membayangkan masa depannya dengan Aisya punya anak kembar yang sedang liburan bersama.
"Ayo Om satria, lets go!" seru bintang yang paling banyak bicara dengan menarik tangan Satria.
"Sentuhan tangan Bintang meleburkan lamunannya, dengan kikuk ia tersenyum tipis.
"Ayo!" jawabnya, lalu mengandeng tangan bintang, sedang Bulan mengandeng tangannya Aisya. Mereka terlihat seperti keluarga kecil yang harmonis di pandangan para pengunjung.
Sampai di dalam mobil kini Aisya duduk di samping Satria, supaya anak-anak bisa tidur nyaman di jok belakang. Dalam perjalanan mereka tak banyak bicara, apa lagi si kembar sudah tepar di jok belakang.
Aisya menatap ke luar jendela dengan tatapan kosongnya, ia masih kepikiran dengan nominal jumlah uang yang harus ia bayar ke si kakek dan nasibnya di masa depan.
"Miris bangat nasib aku! Rani dapat dosen tampan. Dwi juga dapat Oppa tampan dan tajir melintir. Nah aku dapat Aki-Aki." gumamnya dalam hati.
Satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di penginapan. Aisya langsung di sambut oleh kedua sahabatnya Rani dan Dwi.
"Akhirnya yang di tunggu datang juga!" seru Dwi setelah memeluk singkat Aisya.
"Kok kalian tahu, kalau aku mau ke sini?"
"Oppa Satria yang ngabarin, katanya ia ketemu kamu di jalan saat mau minggat dari lamaran si Kakek." jawab Dwi dengan tersenyum penuh arti.
"Hm! Untung tadi aku ketemu Oppa! Jadi sekarang bisa ketemu kalian. Aku kengen bangat tahu!" seru Aisya senang.
Alih-alih pulang ke rumah Aisya memilih menginap di penginapan sahabatnya. Ia malas jika harus meladeni mulut julid para tetangga yang pedesnya mengalahi booncabe level seratus.
Namun sebelumnya ia tak lupa mengabari kedua orangtuanya jika ia akan menginap di penginapan Rani dan Dwi. Biar Umi dan Abi-nya gak khawatir.
Mereka bertiga menghabiskan waktu dengan mengobrol banyak hal, sesekali tertawa lepas saat kata-kata absrud ketiganya kumat. Sesat Aisya bisa melupakan masalahnya hidupnya.
*
*
Sehari sudah berlalu. Kini Aisya sedang bersiap untuk pergi ke pesta Resepsi pernikahan Pak Camat dan Riska. Aisya terlihat sangat anggun dengan gaun panjang berwarna dusty pink rancangan butik keluarga Dirgantara. Gaun itu memiliki detail payet yang berkilauan di bagian dada dan lengan, memberikan sentuhan mewah namun tetap elegan.
Sejak pagi ia sudah didandani oleh kedua sahabatnya itu. Dwi dengan lihai memoleskan makeup tipis dan natural di wajah Aisya, menonjolkan fitur-fitur cantiknya. Kali ini, Dwi fokus pada riasan mata yang lebih menonjol, memberikan kesan dramatis namun tetap lembut.
Rani dengan telaten membantu Aisya mengenakan hijab. Ia memilih hijab berbahan voal berwarna senada dengan
gaun, dengan sedikit sentuhan payet di bagian tepi. Rani menata hijab Aisya dengan gaya sederhana namun elegan, membingkai wajah Aisya dengan sempurna.
Aisya yang memang memiliki wajah yang cantik alami, dengan hijab yang menutupi rambutnya, justru semakin memancarkan aura kecantikan yang berbeda.
"MasyaAllah Aisya, kamu sangat cantik, bahkan para muslimah influencer kalah sama kamu," puji Dwi kagum melihat penampilan Aisya.
"Iya, bikin pangling loh! Auranya beda banget, lebih anggun dan mempesona. Aku yakin Riska pasti akan kepanasan nantinya," tambah Rani, tersenyum jahil.
"Ah masak sih! Kalian bikin aku pengen terbang aja! Tapi terbangnya ke hatinya Oppa Hyun Bin!" kekeh Aisya.
"Beneran deh! Si Adrian pasti nyesel banget udah melepas berlian demi batu kali!" seru Rani dengan kesal.
"Iya, tunjukkin jika kamu bisa dapat seribu kali lipat lebih baik darinya," Dwi semakin mengobarkan semangat.
"Duh! Dukungan kalian bikin aku meleleh! Oppa juga baik banget! Mau bantu jadi pasangan dadakan si itik buruk rupa ini!"
"Kamu gak sadar ya! Kamu itu cantik! Pakai banget, Sya! Aku yakin si Oppa Satria pasti kesemsem deh!" pancing Dwi, sambil menaik-naikkan alisnya.
Bersambung ...