NovelToon NovelToon
Kau Beri Madu, Maka Ku Berikan Racun.

Kau Beri Madu, Maka Ku Berikan Racun.

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Pelakor jahat / Selingkuh
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Jee Ulya

Hati Nadia pecah berkeping-keping mendengar Asri, sang ibu mertua menyuruh Arkan untuk menikah lagi didepan matanya.

"Kamu kan, juga butuh penerus untuk usahamu. Kalau Bilqis kan, beda. tetap saja bukan darah dagingmu, keponakanmu ya selamanya begitu."

Percakapan di meja makan tiga minggu lalu itu masih jelas terpatri di benak Nadia.

Meski sang suami selalu membela dengan berkata bahwa pernikahan itu bukan tentang ada dan tidaknya keturunan didalamnya, melainkan tentang komitmen dua orang untuk selalu bersama dalam suka dan duka.

Hingga suatu malam Nadia menemukan sesuatu di dalam telepon genggam Arkan. Sesuatu yang membuat dunia Nadia runtuh seketika.

Apa yang Nadia temukan? Lalu bagaimana Nadia menyikapinya?

Lalu bagaimana dengan Dio, yang muncul tiba-tiba dengan segudang rahasia gelap dari masa lalu nya? Mungkinkah mereka saling menabur racun diatas hama? Atau justru saling jatuh cinta?


Ikuti kisah mereka, dalam Kau Berikan Madu, Maka Ku Berikan Racun. 🔥🔥🔥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jee Ulya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia, Rahasia dan Rahasia.

Seseorang menggeser sebuah figura besar, menampilkan ceruk persegi mirip brangkas yang penuh coretan dan gambar-gambar, semuanya saling dikaitkan dengan seutas benang merah. Senyumnya misterius saat menimang selembar robekan koran yang mulai usang.

Foto keluarga yang terpajang pada frame itu tampak harmonis, tanpa seorang tau apa yang tersembunyi dibaliknya.

Sebuah ketukan di pintu membuatnya buru-buru menutup kembali tempat rahasia itu dengan hati-hati. Gerakannya terukur seolah-olah sudah sering melakukannya.

Pagi itu berlalu tanpa ada seorangpun yang tau rahasia apa yang ia sembunyikan.

Sementara di sudut lain kota itu, Nadia menunjukkan hasil temuannya tadi malam pada suaminya. Ia memungut dengan ujung jarinya seolah jijik dengan benda itu.

"Punya siapa ini?" tunjuknya dingin.

"Itu apaan?" Arkan menjawab dengan dibuat-buat tenang. Padahal matanya tidak bisa berbohong.

"Punya siapa?" Nadia kembali menegaskan.

Arkan memijat pelipisnya, mencoba terlihat benar-benar tidak tau. Meskipun kenyataannya ia sedang berusaha mati-matian menutupi rasa gugupnya.

"Aku tanya, itu apa, aku benar-benar tidak tau itu apa, dan kami dapat itu darimana?" Arkan mencoba tenang.

"Ini tali bra," Nadia menjawab pelan, tetapi setiap katanya menampar.

"lebih tepatnya tali lingerie. Aku menemukannya di mobil, semalam."

"Bra? BH maksudmu?" sekali lagi, ia pura-pura kaget, "kok bisa?" Arkan membalikkan pertanyaan.

"Yang harusnya bertanya itu, aku, Mas." ucap Nadia datar.

"Mungkin, punya Mba Ayu?" Arkan mencoba mencari persetujuan.

"Kenapa dengan, Ayu?"

"Kemarin waktu ngantar dokumen, mobil itu dipinjam olehnya. Katanya buat ambil berkas yang ketinggalan di mobil. Aku pikir, mungkin nyangkut waktu itu." Arkan mengucapkannya tenang, disertai senyum kaku. Ia bahkan menatap Nadia langsung. Tanda orang yang merasa tidak bersalah, atau setidaknya agar tampak seperti itu.

Nadia masih belum terlalu percaya.

"Kamu tahu sendiri kan, mobil ini sering dipakai banyak orang, kadang Mama, kadang supir yang bersihin juga mindahin barang sembarangan."

Arkan memegang tangan lembut tangan Nadia. Mengambil benda orange tipis itu dari jemarinya, "kenapa sih kamu curiga kayak gitu, aku nggak mau kita ribut cuma gara-gara tali nggak penting kayak gini."

Nadia menunduk. Menyadari mungkin dirinya yang terlalu sensitif mengingat akhir-akhir ini pikirannya sedang kacau.

"Yaudah, tolong nanti mobilnya dibersihin ya, aku nggak nyaman dengan hal-hal aneh kayak gini lagi," Nadia merendahkan suaranya, menyadari perkataan Arkan yang masuk akal.

"Siap, bos," jawab Arkan meletakkan telapak tangannya di samping kepala tanda hormat, "eh," Arkan mengambil tali tadi, menyembunyikan dari tangan kanannya.

Nadia menahan senyum geli melihat tingkah suaminya. Arkan memanfaatkan kesempatan itu untuk meraih tas kerjanya, ia berdiri lalu pamit pergi.

"Nanti aku cuci mobilnya, sekalian biar dicek, ada apalagi yang tertinggal di dalamnya."

Arkan menutup pintu mobilnya pelan. Melempar tali tipis itu asal. Keringat di tangannya menandakan betapa gugupnya dia. Beruntungnya kali ini ia tidak berangkat bersama putrinya.

"Sial," Arkan meninju stir kuat-kuat, merutuki nasibnya. Ia tidak menyangka kebusukannya akan terendus istrinya secepat itu.

Pada jam istirahat, dibalik layar tabletnya seseorang tengah bersandar pada kursi putar, mengamati rekaman dashcam mobil Arkan. Dimana ia memutar adegan Arkan membuang tali bra itu berulang-ulang,

"Kau masih terlalu ceroboh, Ayu," gumamnya.

Ia memutar-mutar kursinya. Mengamati deretan file yang ia simpan. Senyum kecilnya menatap lipatan foto gadis dengan kue berangka tujuh belas, ia masih berseragam SMA.

"Dua tahun lalu..."

Ingatan samar tentang kepulan asap putih pada kap mobil yang terbuka... Seseorang yang tidak sadarkan diri dibalik kemudi, juga sebuah diska lepas kecil yang jatuh dibawah kaki.

...****************...

Setelah kejadian pagi tadi, Nadia memutuskan tetap pergi bekerja. Siang itu Nadia terheran menemukan sebuah kotak hadiah besar di sudut rak coffe shopnya.

"Dari dokter yang biasa duduk disana, Bu," waitress yang sudah lebih dulu datang memberi tahu.

"Oh, baik. Terimakasih," Nadia menilik isinya, sebuah boneka beruang besar dan secarik kertas bertuliskan 'for my beloved sibling's child ♥'

Nadia bingung harus berterimakasih kemana, sejauh ini dia belum saling bertukar informasi pribadi lebih jauh, termasuk nomor telepon dengan Dio, om dari anak tirinya.

"Dia ada bilang, sesuatu atau apa gitu, nggak, kak?" tanyanya pada pegawai tadi.

"Ah iya, beliau bilang, kalau mau berterima kasih bisa kirimin kue ke Serenity Maternity Center, Bu."

Nadia mengangguk mengerti, mengingat-ingat kue apa yang biasa Dio pesan, lalu meminta karyawannya membungkus dengan kotak take away. Dia sendiri yang akan mengantarkan Salted Caramel Cake favorit pelanggannya itu.

Nadia mengehentikan langkah bergetarnya, ia terhenti setelah pintu kaca tinggi itu otomatis terbuka. Ia menahan nafas sejenak, sudah bertahun-tahun lalu ia sering mengunjungi rumah sakit ini, untuk memeriksa kesuburan, tentu saja.

Meski masih terguncang, ia menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah lebih jauh.

"Halo ibu, ada yang bisa kami bantu?" sapa petugas dibelakang meja tinggi.

"Saya mencari dokter Dio," jawab Nadia singkat.

"Baik, sebentar saya konfirmasi dulu, dengan dokter Dio, mohon maaf, dengan ibu siapa?" senyum ramah khas peramu tamu itu terlihat luwes.

"Saya, Nadia."

Perempuan bersanggul sederhana itu sibuk menekan tombol pada intercom di hadapannya, lalu berbisik lirih, guna menjaga privasi.

"Baik bu, silakan ibu lurus saja nanti ada lift di ujung sana, ibu nanti pilih lantai 10, dokter Ada di ruangannya," tunjuknya pada Nadia setelah mematikan sambungan.

"Baik, suster, terimakasih."

Nadia melangkah sesuai arahan. Ia menyusuri lorong yang hanya terdiri dari dua ruangan besar itu, salah satunya tergantung tulisan dr. Dio Banyu Hardiantara, Sp.OG, subsp.KFM

Pintunya sedikit terbuka. Nadia mengetuknya perlahan. Seorang laki-laki berpotongan rapi dengan setelan jas hitam dan sepatu mengkilat segera berbalik keluar, melewati Nadia begitu saja.

Wajahnya yang kaku hampir membuat Nadia bergidik.

Di yang terduduk di meja kerjanya, bergerak merentangakan tangan, seolah menyambut tamunya itu.

"Haii... sendirian?" Dio menyongsong ramah.

Nadia masih kebingungan dengan perubahan suasana itu, Ia masih menatap punggung tegap pria misterius itu yang menghilang dibalik lorong.

"Ah, itu temanku. Agak... Sangar?" Dio memutari wajahnya dengan telunjuknya sendiri.

"Ooh," Nadia mengangguk paham.

Diatas meja kerja Dio yang luas, terdapat dua buah monitor komputer. Juga ada beberapa hiasan, serta tab yang disandarkan pada stand holder, tertata rapi.

Nadia maju ke arah pria berjas putih kebanggaannya.

"Thanks, bonekanya lucu," Nadia mengulurkan kotak buah tangan itu.

"Dengan senang hati, Tuan Putri," Dio menerimanya lalu menunduk berlebihan.

"Lebay," sahut Nadia.

Nadia mengamati sekelilingnya. Hanya sebuah ruangan besar putih, layaknya sebuah ruang kerja di Rumah Sakit seperti biasa. Yang membedakan ada 2 pintu lagi dalam ruangan itu, mungkin seperti kamar.

Bip...

Tablet Dio mengeluarkan notifikasi. Namun dengan gelagat aneh ia segera membalikkan layarnya pada meja, seolah takut sesuatu yang besar akan terjadi. Senyum sinisnya terbit samar.

1
Ma Em
Asro sdh tua bkn sadar dan insyaf benar kata Nadia hrs banyak ibadah agar bisa mengurangi dosanya masih saja serakah dgn harta .
Jee Ulya: Iya kaan, Nadia aja gedek bangett
total 1 replies
Jee Ulya
Wajib bacaaa
Winer Win
dasar tua Bangka si alaaaaan.serakah kali kau.belum kena karma ny nh org..awas strook buuuk
Jee Ulya: ide baguus 😣😭😭😭
total 5 replies
Winer Win
sakno kowe
Winer Win: hahhaa..mendadak jadi Avatar doooonnggg..
total 6 replies
Winer Win
xixi..nggak jadi takziah deh...
Winer Win: iyaaaaaa
total 2 replies
Erchapram
Bagus ceritanya, semangat ya Thor.
Jee Ulya: waah terimakasih banyaaak yaa 😭😭😍
total 1 replies
Winer Win
waaahh..meninggoy...kok enak kali matinya..
jangnlah dulu di matiin itu si ayunya Thor..Lom terkuak Lo itu kebusukan dia ..biar tmbh kejang2 itu si asri sama Arkan kalo tau belang ayu..
Winer Win: gassss
total 8 replies
Aksara_Dee
jin Dasim sedang bekerja
Jee Ulya: Iih jadi takuut 😣
total 1 replies
iqbal nasution
meninggal ya💪💪💪💪
ginevra
lah.... yang nengok siapa? Juan dong mestinya
Jee Ulya: Hihi, iyakan?
total 1 replies
ginevra
aku dukung kamu nad...
Jee Ulya: me too 😍
total 1 replies
ginevra
giliran gini aja baik2kin ...
ginevra
hiah... bisa aja lu nad... sekali kali merasa menang ye kan
Jee Ulya: Mulai hari ini, aku pemenangnyaaa. Kata Nadia sih, gitu 😁
total 1 replies
ginevra
disini aku jadi kasian sama ayu... dia gak di kasih tau apa gimana sih? seharusnya ditatar dulu
Jee Ulya: Wkwk resiko jadi mantu bu Asri. Apa-apa ya salah 🤣
total 1 replies
Winer Win
waooow..ternyata benar kan.kenpa dulu pas periksa katanya sehat semua.ap terjadi kesalahan medis..ketuker datanya..
dengan itu sudah membuktikan..kalo ternyata ayu bukan hamil anak arkah..hahahahahahahaha..sakno Kowe..
Winer Win: masama otor
total 8 replies
ginevra
stalker
ginevra
itu yang namanya apa saudara saudara? iya...kualat
Jee Ulya: Benarkah? Tabir ini belum sepenuhnya terungkap looh 😭
total 1 replies
ginevra
tak kuasa apa emang mau...
ginevra
Dementor kali ah
Jee Ulya: Juan fans beratnya mungkiin
total 1 replies
ginevra
hayoo lho... bayi nya siapa tu
Jee Ulya: Mari kita lihat sampai akhir, benih siapa yang tumbuh ituu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!