Sinopsis
Samuel Kai wiegner datang ke Selandia Baru bukan untuk jatuh cinta. Ia hanya ingin melupakan luka dari hubungan yang gagal di Jerman.
Tapi hatinya tak bisa berbohong saat bertemu Nadya Putri Aulia mahasiswi S2 asal Indonesia yang juga bekerja di motel ayahnya.
Nadya bukan seperti gadis yang biasa ia temui. Sederhana, tulus, pekerja keras dan penuh tanggung jawab. Tapi cinta bukan prioritas dalam hidup Nadya. Ia sibuk kuliah dan bekerja untuk keluarga nya.
Sam jatuh perlahan, sementara Nadya masih bimbang, masih berpikir dengan perasaan nya.
Karena hidup nya bukan tentang cinta, tapi tentang bertahan.
Saat waktu, jarak, dan beban hidup menghalangi perasaan—akankah mereka memilih saling menunggu, atau saling melepaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yana Rafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mi Instan Dan Butterfly Effect
"Aku harap besok keadaan kaki mu sudah lebih baik"
"I hope so, thank you Sam". Nadya tersenyum lembut pada Sam, menampakan lesung pipi nya.
Sam memandang Nadya cukup lama, ia sangat menyukai senyum itu, senyum yang ramah dan tulus.
Karena sudah malam dan Nadya merasa lapar, ia mengajak Sam untuk makan mie instan. Nadya memasak mie instan di bantu Sam, ia memutuskan untuk menambahkan telur, sawi dan cabe rawit untuk nya, tapi tidak menaruh cabe rawit pada mangkuk Sam. Nadya tahu betul bule seperti Sam tidak terbiasa makanan pedas.
Selesai memasak mi, Nadya memberikan mi rasa soto untuk Sam dan kari ayam untuk nya. Mereka pun makan di halaman belakang kost Nadya.
"Gimana enak gak?"
"Absolutely yes, aku tidak pernah menemukan mi ini di Supermarket".
"Tentu saja, itu produk Indonesia tapi hanya di jual di asian market".
"I see , next time jika kamu mau ke Asian market ajak aku ya"
"Ok"
Sam melihat mi Nadya yang di beri potongan cabai, ia pun penasaran ingin mencoba. Nadya sudah memperingati nya bahwa mi nya itu cukup pedas, tapi ia tetap ingin mencoba nya. Dan benar saja setelah mencoba nya, Sam kepedasan. Wajah nya yang putih terlihat memerah, Nadya buru - buru memberikan nya susu UHT, karena susu dapat meredakan rasa pedas dan sakit perut.
"See I told you" ujar Nadya berusaha menahan senyum nya.
Mendengar hal itu, Sam langsung pura pura marah dan mencubit pipi Nadya.
"Aduuuh sakit Sam".
Entah kenapa hari ini mereka terasa sangat dekat, Nadya tidak menyangka ia bisa sedekat ini dengan seorang pria. Ada perasaan gugup, berdebar dan bahagia, perasaan yang belum pernah ia alami sebelum nya pada seorang pria.
Apakah ini butterfly effect?
Pun demikian dengan Sam, sepanjang jalan hingga tiba di rumah nya tanpa terasa bibir nya tidak berhenti tersenyum. Ia bahkan bersenandung kecil menyanyikan lagu James arthur saat ia hendak mengambil air mineral di kulkas.
I knew I loved you then
But you'd never know
Cause I played it cool when I was scared of letting go
I know I needed you
But I never showed
But I wanna stay with you until we're grey and old
Just say you won't let go
Charlie yang sedang menonton tv dan melihat tingkah anak nya itu merasa heran.
"You look happy, don't you?”
"Ah biasa saja dad"
Ujar Sam berusaha santai, lalu ia pun pergi berlalu menuju kamar nya, tapi masih tersenyum kecil.
Keesokan harinya, kondisi kaki Nadya sudah jauh lebih baik, kakinya sudah tidak merah.
Pagi itu Aileen masuk ke kamar Nadya, setelah sebelumnya mengetahui tentang kondisi kaki Nadya dari pesan Whatsapp. Ia pun menanyakan keadaan kaki sahabatnya itu.
"Masih sakit Nad?" tanya Aileen yang masuk ke kamar nya sambil memberikan roti bakar untuk sarapan Nadya.
"Setelah di kasih salep dan minum paint killer udah mendingan sih, udah bisa buat jalan juga".
Nadya menceritakan kejadian semalam tentang Sam pada Aileen, gadis itu tak berhenti menggoda nya membuat wajah nya memerah.
"Kaya nya ada yang udah bucin nih"
"Apaan sih lo, biasa aja ko gua"
"Biasa ko tapi muka lu kaya kepiting rebus gitu" kekeh Aileen
Kesal, Nadya memukul bantal ke tubuh Aileen karena gadis itu masih aja cekikikan.
"Aduuh sakit Nad". Aileen pura-pura marah.