NovelToon NovelToon
CINTA DARI MASA LALU

CINTA DARI MASA LALU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Kehidupan di Kantor / Fantasi Wanita
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: ASEP SURYANA 1993

Email salah kirim, meeting berantakan, dan… oh ya, bos barunya ternyata mantan gebetan yang dulu menolak dia mentah-mentah.
Seolah belum cukup, datang lagi intern baru yang cerewet tapi manisnya bikin susah marah — dan entah kenapa, selalu muncul di saat yang salah.

Di tengah tumpukan laporan, deadline gila, dan gosip kantor yang tak pernah berhenti, Emma harus belajar satu hal:
Bagaimana caranya tetap profesional saat hatinya mulai berantakan?

Antara mantan yang masih bikin jantung berdebar dan anak magang yang terlalu jujur untuk dibiarkan begitu saja, Emma akhirnya sadar — cinta di tempat kerja bukan cuma drama… tapi juga risiko karier dan reputasi yang bisa meledak kapan saja.

Cinta bisa datang di mana saja.
Bahkan di ruang kerja yang penuh tawa, kopi tumpah, dan masa lalu yang tak pernah benar-benar pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ASEP SURYANA 1993, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 30 — Audit Berdarah Dingin

Pagi itu, suasana kantor Vibe Media tidak seperti biasanya.

Dua orang asing berjas abu-abu berjalan masuk, membawa map tebal dengan logo Internal Compliance Division di sampulnya.

Semua orang otomatis diam saat mereka lewat.

Samantha membisik ke Emma, “Aku denger HR lagi dipanggil rapat darurat. Katanya, audit mendadak.”

Emma langsung tahu siapa di balik ini.

“Liam,” gumamnya lirih.

Tak lama, suara pemberitahuan terdengar di seluruh lantai:

> “Seluruh staf diminta tetap berada di area kerja masing-masing sampai pemberitahuan lebih lanjut. Tim Audit akan melakukan pemeriksaan acak.”

Ryan datang dari arah pantry, wajahnya tegang. “Em, ini jebakan. Aku udah lihat daftar akses server. Mereka nyari orang yang pernah login dari luar jam kerja.”

Emma menatapnya tajam. “Itu artinya kita.”

Ryan mengangguk. “Dan kalau mereka nemuin log file sisa dari malam kita nyusup, kita habis.”

---

Ruang rapat utama kini jadi markas audit.

Liam berdiri di depan dengan jas hitamnya yang selalu rapi, berbicara pada dua auditor seolah-olah ia hanyalah manajer teladan yang peduli akan etika kerja.

“Saya hanya ingin memastikan tak ada kebocoran data internal. Kami sempat mendeteksi aktivitas tak biasa di jaringan kantor minggu lalu. Demi keamanan, saya minta semuanya diperiksa.”

Salah satu auditor mencatat. “Kami paham, Tuan Dawson. Kami akan mulai dari staf media departemen dan HR.”

Liam tersenyum kecil. “Mulailah dari Emma Wilson.”

---

Beberapa menit kemudian, Emma dipanggil.

Ruangan itu terasa lebih dingin dari biasanya.

“Silakan duduk, Miss Wilson,” kata salah satu auditor, pria berkacamata dengan nada sopan tapi tegas.

Emma duduk, tangannya dingin.

“Beberapa log sistem menunjukkan ada aktivitas luar biasa yang terjadi dari akun Anda minggu lalu, di luar jam kerja,” katanya. “Apakah Anda tahu soal itu?”

Emma menatapnya tenang. “Saya sering lembur. Bisa jadi itu saat saya menyelesaikan laporan editorial.”

Auditor mengangguk, menulis sesuatu.

“Tapi akses itu menuju server HR, bukan server editorial.”

Emma diam sejenak. “Mungkin sistemnya otomatis—”

“Tidak otomatis, Miss Wilson.”

Suara Liam memotong dengan halus, tapi tajam. “Akses itu spesifik. Menuju folder confidential backup.”

Emma menoleh ke arahnya. “Apa maksud Anda, Tuan Dawson?”

Liam menatapnya tanpa ekspresi. “Saya hanya ingin tahu kenapa seorang karyawan editorial perlu membuka file HR.”

Ruangan hening.

Emma menegakkan tubuh. “Saya tidak pernah melakukannya.”

Liam tersenyum tipis. “Mungkin seseorang menggunakan akun Anda. Tapi saya yakin kita akan segera tahu.”

Ia memberi isyarat, dan salah satu auditor mulai membuka berkas digital di laptop.

Emma menatap layar — dan matanya membesar.

Ada screenshot dari server — alamat IP-nya menunjuk ke laptop Ryan.

---

Beberapa meja di luar ruangan bergumam pelan. Gosip menyebar cepat.

Ryan berdiri di koridor, menatap pintu rapat tertutup rapat.

Ia tahu waktunya tinggal sedikit sebelum semua jatuh berantakan.

Tiba-tiba, Samantha muncul dari belakang. “Ryan, kau nggak bisa masuk. Mereka lagi periksa.”

Ryan menggeleng. “Kalau aku diam, mereka bakal nyalain Emma sendirian.”

Samantha menatapnya cemas. “Kalau kau masuk, kau juga kena.”

Ryan menghela napas, matanya menatap tajam ke pintu.

“Aku tahu.”

Tanpa ragu, ia membuka pintu dan melangkah masuk.

---

“Maaf mengganggu,” katanya tenang. “Tapi saya rasa, Anda butuh penjelasan dari saya juga.”

Liam menatapnya, mata berkilat tajam. “Tuan Miller. Kami sedang tidak memanggil Anda.”

Ryan berdiri di samping Emma. “Saya tahu. Tapi kalau yang Anda cari adalah orang yang mengakses sistem itu, ya — itu saya.”

Auditor menatapnya terkejut. “Anda mengakui?”

Ryan mengangguk. “Saya yang masuk ke server. Tapi bukan untuk mencuri data. Saya masuk karena ingin membuktikan kalau sistem perusahaan disabotase dari dalam.”

Liam melangkah maju, nada suaranya datar tapi penuh racun.

“Jadi Anda mengaku melanggar kebijakan perusahaan?”

Ryan menatap balik tanpa gentar. “Saya mengaku membela kebenaran.”

Ruangan kembali sunyi.

Auditor mencatat cepat. Emma menatap Ryan, separuh ingin berteriak, separuh ingin menangis.

“Ryan...” bisiknya pelan.

Ia menoleh, menatapnya lembut. “Tenang. Aku tahu yang kulakukan.”

Liam tersenyum kecil, puas. “Baiklah. Kami akan mencatat pengakuan itu.”

“Silakan,” kata Ryan. “Tapi sebelum itu, mungkin para auditor ingin melihat ini dulu.”

Ia mengeluarkan flashdisk dari sakunya dan menyerahkannya ke auditor.

“Di dalamnya, ada file yang dihapus dari server. File berisi draf laporan pelanggaran atas nama Emma Wilson — dibuat dan ditandatangani oleh Tuan Dawson, bahkan sebelum rapat HR pertama dilakukan.”

Liam menegang. “Apa?”

Auditor segera membuka file di laptopnya. Wajah mereka berubah serius.

Emma menatap Ryan dengan campuran syok dan takjub.

Auditor yang berkacamata akhirnya berbicara.

“Tuan Dawson, apakah ini benar tanda tangan Anda?”

Liam berusaha tenang. “Itu bisa saja dipalsukan.”

Auditor memutar layar ke arahnya. “File ini punya metadata digital yang menunjukkan tanggal pembuatan dan akun pengguna yang digunakan: admin.ldawson.”

Ruangan sunyi.

Liam menatap layar itu lama, rahangnya mengeras.

Emma menatap Ryan — dan untuk pertama kalinya sejak semua dimulai, ia tersenyum kecil.

“Sepertinya permainan berbalik.”

---

Setelah para auditor keluar membawa berkas, Liam berdiri sendiri di ruangan itu.

Tangan kirinya mengepal di sisi tubuh, matanya menatap ke luar jendela.

“Brilian,” gumamnya. “Kau pikir ini sudah berakhir, Ryan?”

Ia memegang ponselnya, menekan satu nomor.

“Trisha,” katanya datar.

“Siapkan siaran internal besok pagi. Aku ingin semua orang tahu kalau kita akan melakukan reorganisasi besar-besaran.”

“Termasuk siapa saja, Pak?”

Suara Trisha ragu di ujung sana.

Liam tersenyum dingin.

“Mulai dari mereka yang terlalu banyak tahu.”

---

Malam itu, di luar kantor, Emma dan Ryan duduk di tangga depan gedung.

Langit New York tampak berat, penuh awan.

Ryan menatap langit, lalu ke arah Emma.

“Kayaknya aku bakal dapat surat peringatan,” katanya pelan.

Emma tertawa kecil. “Kau mungkin dapat lebih dari itu.”

“Pemecatan?”

“Bisa jadi.”

Ryan menatapnya lama. “Tapi setidaknya... kali ini kita menang.”

Emma menatapnya balik. “Untuk sementara.”

Ryan tersenyum kecil. “Kau tahu? Rasanya aneh.”

“Aneh kenapa?”

“Karena aku nggak nyesel.”

Keheningan menggantung di antara mereka.

Lalu Emma berkata pelan, “Aku juga nggak.”

Mereka sama-sama tertawa kecil.

Namun di balik tawa itu, keduanya tahu — besok pagi, segalanya bisa berubah.

Dan dari lantai atas gedung, siluet Liam berdiri di jendela, menatap mereka di bawah.

Dalam pantulan kaca, matanya dingin, penuh rencana.

Ia berbisik pelan,

> “Kalian baru menyentuh permukaan, anak-anak.”

Lampu kantor padam satu per satu.

Dan dengan itu — babak baru permainan dimulai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!