Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. peringatan Devan
sementara di posisi Marco, sekitar jam 05.00 sore dia kembali ke rumah mertuanya untuk menjemput Dita. awalnya dia merasa tidak sempat dan dia ingin mengutus asistennya untuk pergi menjemput, tapi dia berpikir, kalau dirinya ingin melihat Desi walaupun hanya sekilas. karena pasti dirinya akan lewat di rumah Devan.
dan saat ia melewati pekarangan rumah Devan, dia melihat rumah itu masih tertutup rapat. bahkan tak terlihat ada aktivitas di rumah tersebut. Marco yang menyadari hal itu langsung dibuat heran. dia bertanya-tanya, apakah terjadi sesuatu dengan Desi ?
menyadari hal itu, Marco pun langsung memutuskan berhenti. dan dengan cepat dia keluar dari dalam mobilnya, dan memasuki pekarangan rumah Devan. tanpa pikir panjang dia langsung mengetuk pintu rumah tersebut dengan sedikit tidak sabaran.
tok tok tok
"Devan!! buka pintunya Devan!!" Devan yang memang sudah berada di rumah setelah menjual buah semangka di kebunnya, tampak tersentak ketika ada orang yang mengetuk pintu sambil berteriak memanggil namanya. dan Desi yang baru saja selesai mandi kala itu juga ikut keluar.
"siapa Mas..?" tanya Desi.
"entahlah.. tapi suaranya seperti tidak asing." mendengar itu, Desi juga ikut mendengar suara tersebut dan menyimak.
"ah jangan-jangan itu suara suaminya Dita Mas!" seru Desi. Devan yang sudah bangkit dari posisi duduknya itu melirik sekilas ke arah sang istri, dan kemudian dia pun langsung beranjak mendekati pintu. di sana dia pun langsung membuka pintu tersebut.
Ceklek
Marco yang menyadari kalau pintu itu sudah dibuka dari dalam langsung dengan cepat melayangkan pertanyaan kepada devan.
"apa yang kamu lakukan pada Desi hah!!" ucap marco sambil menarik kerah baju devan. sementara Desi yang melihat suaminya diperlakukan seperti itu dengan cepat maju dan melerai.
"apa-apaan kamu Mas Marco!! kenapa memperlakukan suami saya begitu.!!" seru Desi yang tentu saja membela suaminya. Marco yang mendengar dan melihat Desi muncul di hadapannya dalam kondisi baik-baik saja langsung melepaskan cengkraman tangannya dikerah baju Devan.
"Desi.. kamu nggak apa-apa kan..?" tanyanya dengan ekspresi panik. Marco sendiri memegangi kedua pundak Desi. dan Desi yang menyadari hal itu dengan cepat menyingkirkan tangan Marko dari pundaknya.
"ada apa ini Mas Marco..? kenapa Mas datang kemari dan tiba-tiba marah kepada suami saya.?" ucap Desi dengan sedikit ketegasan di sana. Marco yang menyadari hal itu langsung bersuara dengan suara yang lembut.
"aku mengkhawatirkanmu.. Aku khawatir dia melakukan sesuatu kepadamu. makanya aku berhenti dan ingin memastikan kamu baik-baik saja. aku tidak salah kan Des..?" tanyanya. Desi menghela nafasnya. sementara Devan memilih berdiri di samping istrinya untuk mendampingi sang istri.
"iya. kamu tidak salah karena mengkhawatirkanku. tapi yang salah adalah, kamu sudah Tidak sepantasnya lagi mengkhawatirkan diriku. Karena aku bukan tanggung jawabmu lagi. aku sudah menjadi seorang istri untuk suamiku, dan tentunya suamiku akan memperlakukanku dengan baik." ucap Desi dengan tegas. hati Marko terasa ngilu mendengar pengakuan itu.
"des.. tolong maafin aku. kemarin aku tidak percaya kepadamu. padahal aku tahu, kamu tidak mungkin melakukan hal itu. kalaupun kamu dijebak, aku yakin kamu bisa membela diri. Tapi aku-" Desi mengangkat sebelah tangannya sebagai tanda agar Marko menghentikan kata-katanya itu.
"Mas Marco Tidak perlu membahas itu lagi!! aku sudah tidak tertarik lagi untuk mengingatnya. sekarang semuanya sudah terlambat. aku sudah menikah dengan orang lain yang bisa menerima kekurangan diriku. aku sudah menikah dengan laki-laki yang bisa melindungiku saat kejadian itu. aku juga tidak menyalahkanmu Mas, hanya saja kenyataan mengatakan kalau antara kita sudah tidak sama lagi." ucapnya lagi. Marco dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"tidak Des!! Aku sedang menyelidiki semuanya. kalau memang benar kamu kemarin difitnah oleh ibu dan saudaramu, aku pasti akan menceraikan Dita dan aku akan menikahi kamu kembali. Aku sangat mencintaimu Des.. Dan aku sadar, aku tidak bisa tanpa kamu." ucapnya. Desi yang mendengar penuturan itu langsung tersenyum hambar.
"Maaf Mas.. tapi semuanya sudah terlambat." sementara Devan yang mendengar penuturan itu mengepalkan tangannya. walaupun dia masih belum mencintai istrinya, tapi Devan tidak akan membiarkan siapapun mengganggu apa yang telah menjadi miliknya.
"Tuan Marco. Anda adalah orang kaya dan orang yang terhormat. banyak di luar sana perempuan-perempuan yang bisa kamu dapatkan, bahkan yang lebih cantik dari istri saya. saya hanya ingin mengatakan kepada tuan Marko saja, tolong jangan ganggu dan usik rumah tangga saya lagi. saya sampai kapanpun tidak akan menceraikan Desi dan tidak akan membiarkan Desi kembali kepadamu. bukankah ? kemarin kamu sudah meragukan Desi di hadapan kedua orang tuamu dan di hadapan banyak orang ? itu menandakan kau cinta yang kamu katakan itu hanya sebatas omongan belaka. karena yang saya tahu, cinta yang paling tulus dan kuat itu adalah percaya pada pasangan sendiri. tapi kemarin anda tidak melakukannya Tuan. jadi tolong jangan ganggu dan usik lagi rumah tangga kami." ucap Devan. Marco yang mendengar penuturan itu langsung terdiam.
jujur saja hatinya sangat sakit mendengar apa yang dikatakan oleh Devan. dan apa yang dikatakan Devan itu memang benar adanya. Dia sangat mencintai Desi, tapi kenapa kemarin dia tidak bisa membela cintanya ketika Desi sedang dipermalukan dan direndahkan oleh ibu mertuanya dan juga Dita. dia justru terdiam tanpa melakukan pembelaan apapun dan bahkan hatinya sempat ragu mendengar apa yang mereka katakan.
seharusnya cinta tidak seperti itu bukan ? sepahit dan sepelik apapun yang terjadi di masa depan, dia mencintai kekasihnya dan pastinya akan lebih mempercayai sang kekasih. tapi kemarin dia tidak begitu.
"ayo Des..; kita masuk ke dalam. tidak usah meladeni mantan lagi." Desi yang mendengar penuturan suaminya itu langsung mengganggu. kemudian mereka masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu itu dari dalam.
sementara Marco masih terpaku sambil melihat bagaimana pasang suami istri yang menikah di hari yang sama dengan pernikahannya, masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan dirinya.
(Desi!! maafin aku.. aku pasti akan mencari keadilan untukmu. kenapa dulu aku begitu bodoh dan diam begitu saja saat mereka memfitnah mu.,) gumamnya dalam hati. namun saat itu juga Marco langsung masuk ke dalam mobilnya lagi. tapi di dalam mobil dia tidak langsung menyalahkan mobilnya, justru dia duduk sambil meremas rambutnya dengan kuat.
dan diposisi Desi sendiri, sebenarnya dalam hati juga masih belum bisa melupakan kenangan manis bersama dengan Marco. jujur cinta ini masih untuk Marko. tapi dia sadar dengan akal dan pikirannya kembali, kalau mereka tidak akan mungkin bisa bersama lagi.
Desi tampak menghela nafasnya untuk mengurangi rasa sesak di dalam hatinya. dia tentu saja sedih tapi kalau mengingat bagaimana kemarin Marco diam begitu saja saat dirinya dihakimi seperti itu.
di tunggu updatenya
semoga benih " cinta mereka menyatu & cepat hamil...