Perjalanan hidup Gaman julang yang tidak pernah tuntas menyelesaikan pendidikan di sekolah maupun di pesantren.
Ia tidak bisa mengimbangi waktu dengan hobinya bermain musik,sehingga sekolahnya terbengkalai.
meski demikian, dia seorang yang cerdas.
Hingga suatu ketika dia harus bergelut dengan problematika hidup dan beban moral menghadapi gunjingan keluarga dan tetangga.
Semua sepupunya terbilang telah hidup sukses dan sudah punya keluarga sendiri,tinggal ia seorang yang masa depannya tak tentu arah.
Ditengah kehidupannya yang relatif carut marut secara ekonomi ,dia jatuh cinta dengan putri seorang Kyai besar pengasuh pondok pesantren.
Tantangan terberatnya harus bersaing dengan dua orang lain yang juga ingin melamar putri sang Kyai.
Mereka berdua mapan secara ekonomi dan punya gelar akademik S2 lulusan Universitas Al-azhar Kairo,Mesir.
Upaya apa yang akan dilakukan Jul untuk menghadapi tantangan tersebut demi menaklukkan hati sang Kyai agar menerima ia sebagai menantu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungdadan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENDAPAT PETUNJUK
Berawal dari sebatang rokok , kami jadi lanjut ngobrol.
Karena sudah dikasih rokok , Aku membuka percakapan dengan iseng - iseng bertanya ; " bapak mau ke mana ? ."
"Mau ke Klaten mas , mengunjungi saudara di sana , kalau mas nya mau ke mana ? "; beliau bertanya balik padaku.
"Saya mau pulang ke Purbalingga pak , nanti turunnya di stasiun Kroya , bapak orang Klaten atau asli Kediri ? " ; ku tanya demikian karena melihatnya naik kereta bersamaku tadi dari stasiun kediri.
"Saya asli kediri mas , masnya di Kediri sekolah , kuliah atau kerja mas ? " ; beliau penasaran ingin tau tentangku.
"Saya mondok di Kediri pak , baru setahun ,ini sedang liburan ".
"Ooh di pondok mana mas ?."
"Di desa Bendo pak , kecamatan Pare ."
Setelah Aku bilang Desa Bendo , beliau makin penasaran bertanya lebih lanjut.
"Nama pondoknya apa ? " ; dengan serius beliau menanyakan
"Darul hikam pak."
"Subhanallah...Allahu ya karim..., iya iya saya tau Darul hikam ,pondoknya ulama - ulama top itu , Oh iya dari tadi kita ngobrol belum saling tau namanya , saya Hanan mas , kalau boleh tau nama masnya siapa ?."
"Nama saya Gaman julang pak , biasa dipanggil Jul , seneng bisa kenal dengan pak Hanan."
Pak Hanan takjub mendengar namaku ; " wah...,suwangar jenenge rek , artine opo iku ?."
"Gaman artinya golok pak , Julang artinya panjang dan tajam."
Pak Hanan tersenyum menggeleng - gelengkan kepala ; " beh....joss iku..., mudah - mudahan nanti ilmu dan hafalannya setajam namanya."
"Aamiin...,terimakasih atas doanya pak Hanan "; Ku memandang ke atas dan mengusap wajah dengan kedua tanganku.
Kami berdua larut dalam obrolan yang panjang ,sehingga tanpa ku sadari lama - lama aku malah curhat dengan beliau.
"Kalau sekarang si masih proses pak , masih tumpul ilmunya he he .Yaa beginilah pak , apa karena mungkin saya tergolong masih baru jadi belum bisa madep mempeng ngajinya ."
Dengan penuh wibawa, pak Hanan menasihatiku.
" Mas Jul , yang namanya ilmu itu tidak bisa instan , dia butuh proses yang panjang , nggak bisa diserap dalam waktu yang singkat. Mas Jul harus sabar dalam menuntut ilmu , pasti ada saja godaannya , semua itu harus di lawan."
Pak hanan menghela nafas sebentar ,lalu beliau melanjutkan nasihatnya.
"Mas Jul harus sabar dan kuat menghadapi semua rintangan dalam proses menuntut ilmu , dalam proses itu pasti nanti mas Jul akan dihinggapi hasrat duniawi."
"Ya tidak betah lah ,ingin pulang lah ,ingat cewek lah , kangen pergaulan dan masih banyak lagi godaan sejenisnya ."
Beliau dengan panjang lebar memberikan petuah serta nasihat .Beliau sampaikan tentang godaan-godaan yang pasti akan ku lalui.
Dalam pikiranku mengatakan sepertinya pak Hanan ini bukan orang sembarangan , aura beliau memancarkan kebaikan.
Aku beruntung bisa bertemu orang seperti beliau , bisa mendengarkan nasihat membuat lelah perjalanan tak terasa.
Perkataannya mendinginkan pikiranku menyirami jiwa, penuh kedamaian.
Semesta seolah mendukung perbincanganku.
Angin sepoi - sepoi dari balik jendela menyapa mesra, membawa harum bunga-bunga surga , tenangkan jiwa, hilangkan resah.
Ku dengar suara roda yang beradu dengan rel bak menyanyikan kidung.
Tentang cinta, tentang kasih sayang agung. hati yang tenang, jiwa yang lapang.
Terima kasih Tuhan, atas karuniaMu yang agung. Engkau selalu pertemukan aku dengan orang - orang baik.
Dalam diam, hati berbicara, tentang syukur, tentang bahagia. Biarkan kedamaian menyelimuti, hingga akhir nanti.
Kereta sudah sampai di Sragen, kami berdua masih asyik berbincang - bincang , namun aku lebih banyak mendengarkan beliau.
Lagi asyiknya ngobrol , Kang Kopi lewat ; "Kopi kopi kopi , rokoknya tisunya kopinya ? ,Pa'e mase kopi mas ?."
"Kopine kalih niku mas "; Pak Hanan memesan dua gelas kopi ,satu untukku dan beliau yang membayarnya.
"Waah , jadi ngga enak ini pak , dari tadi ditraktir terus ....dikasih rokok ,dikasih makanan , he he " ; Sepanjang jalan tadi aku dikasih makanan dan jajanan yang dibawanya.
"Udaah , santai saja ,diminum itu kopinya "; kata beliau sambil menyeruput kopi panas.
"Nggih pak , makasih banget ini , saya jadi seneng he he ..."
Setelah menikmati kopi hitam ,perbincangan kami semakin melebar , berbincang - bincang tentang kehidupan , sosial , ekonomi hingga politik.
Aku perhatikan pak Hanan ini sepertinya mempunyai wawasan dan pengetahuan yang sangat luas , keyakinanku bertambah kuat bahwasannya beliau bukan orang biasa.
Dalam hatiku ; " ini orang hebat kayaknya ,orang berilmu , orang besar tapi kok naik kereta ekonomi ya ??? aaah ...apa urusannya kereta ekonomi dengan orang hebat ?."
Ku buang jauh perkataan yang di hatiku tadi , kami kembali meneruskan obrolan.
Masalah agama ,sosial ,politik ,ekonomi beliau paparkan dengan sangat brilian , aku juga mudah mencerna apa yang beliau sampaikan.
Bukan hanya itu , beliau juga tau tentang kesenian , dari kesenian tradisional sampai modern.
Seni budaya dari dalam hingga luar negeri beliau paparkan dengan gamblang.
Termasuk seni musik , dari lagu daerah, musik klasik , pop , jazz sampai rock internasional beliau tau.
Beliau menceritakan tentang musisi klasik Johann Sebastian Bach, Wolfgang Amadeus Mozart, Ludwig van Beethoven , Vivaldi hingga musik rock seperti Led zeppelin , Roling stones , Nazareth , Deep purple dan lain sebagainya.
Yang lebih membuatku kagum , beliau juga tau nama - nama gitaris internasional seperti Jimi hendrix , Briyan may , Angus young , Eric clapton , Edi van halen sampai Joe satriani , Yngwie malmsteen , steve vay , Paul gilbert.
Sungguh aku terperangah kagum berkenalan dengan bapak usia 50 tahunan yang pengetahuannya sangat luas.
Obrolan kami semakin seru saja ,setelah membahas tentang kesenian dan kebudayaan.
"Waaah....gue banget nih...."; dalam benak ku berucap bahagianya hatiku.
Beliau juga menjelaskan tentang tokoh - tokoh islam para mujtahid dari mulai imam Abu hanifah , Malik bin anas , Muhammad bin idris as syafi'i , Ahmad bin hanbal sampai dua tokoh top syafi'iyyah imam Rofi'i dan imam Nawawi.
Aku yakin beliau ini seorang Ulama , beliau orang cerdas bukan kaleng - kaleng.
Semakin lama berbincang - bincang , kami menjadi semakin akrab ,tak ada rasa canggung untuk bercerita.
Sampai akhirnya beliau sedikit bercerita tentang keluarganya.
"Saya juga punya anak kira-kira seumuran mas Jul ,mungkin beda paling setahunan , tapi perempuan , dia sekarang sedang kuliah di Jakarta , tadinya saya suruh mondok di Lirboyo tapi katanya dia pingin kuliah dulu" ; Pak Hanan menceritakan tentang putrinya padaku.
Mendengar pak Hanan bercerita tentang putrinya yang sedang kuliah di Jakarta , membuatku bertanya -tanya dalam hati.
"Setahun yang lalu pas pertama berangkat ke pondok , katanya zian dari Jakarta mau ke Denanyar jombang menemui pak dhe nya , habis itu pulang ke Kediri , akankah itu dia ?."
Aku memberanikan diri bertanya kepada pak Hanan ; " mohon maaf pak , mau nanya apa bapak punya kerabat di Jombang ?
Pak Hanan sedikit kebingungan dengan pertanyaanku, kenapa tiba - tiba bertanya tentang kerabat di Jombang , soalnya dari tadi obrolan kami sama sekali tidak menyinggung kota Jombang , makannya beliau agak tercengang.