BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.
*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 8 vidcall dengan Satya
0o0__0o0
Cia bangkit dari duduk-nya, dia membawa langkah kaki'nya menuju ke arah kamar mandi. Cia mengguyur tubuh'nya di bawah shower yang mengalir air dingin.
Cia masih menangis sambil meng-gosok bibir-nya dengan kasar, sampai bibir bengkak-nya menjadi lecet dan terasa perih saat terkena air.
Cia duduk di bawah lantai kamar mandi, membiarkan tubuhnya di guyur air dingin. Tangannya bertumpu di atas lantai dengan bibir bawahnya dia gigit.
Cia gelisah, dia merasa bersalah pada Satya. Kekasih hatinya yang lebih dari 2 tahun berpacaran dengan'nya.
Cia merasa telah mengkhianati cinta mereka ber-dua, Walaupun Ia sadar itu bukan kemauan dirinya sendiri. Namun tetap saja bibir yang selama ini dia jaga, kini telah tersentuh oleh laki-laki asing.
"Satya, maafkan aku. Karena tidak bisa menjaga diri. Harus'nya bibir ini jadi milik kamu, namun sekarang orang lain lebih dulu menikmati-nya" Sesalnya.
Cia memukul-mukul dada'nya yang terasah sesak, kilatan bayangan Aksa yang mencium bibir'nya dengan rakus. Terus-menerus terngiang di otaknya.
"Enggak, Cia. Kamu harus lupakan kejadian itu. Anggap saja tidak pernah terjadi." Ucap'nya meng-sugesti diri-nya sendiri.
Cia tidak mau pikirannya jadi kacau, hanya karena ciuman beberapa menit itu. Namun tetap saja itu membekas di otak-nya. Mau bagaimana pun Cia hanyalah gadis desa yang polos.
Cia bangkit dari duduk-nya karena tubuh-nya sudah terasa dingin, terlalu lama berada di bawah shower yang mengalir air dingin. Dia melepaskan semua baju'nya, dan gegas mandi.
0o0__0o0
10 menit kemudian Cia sudah selesai mandi, dia berdiri di depan meja rias. Mengeringkan rambut basah dengan hair dryer yang di kasih oleh Ery.
Setelah kering, Cia mengaplikasi-kan moisturizer ke seluruh wajah'nya. Di pantulan cermin terlihat jelas mata Cia yang membengkak akibat terlalu lama menangis.
Cia mengoles-kan hand body lotion ke seluruh tubuhnya, setelah selesai dia berjalan ke arah lemari dan mengambil kaos oblong panjang dan celana kulot panjang. Dia merasa sangat kedinginan saat ini.
Cia menarik turun handuknya dan gegas memakai pakaian-nya dengan cepat. Setelah selesai dia mem-bawah langkah kakinya menuju ke arah meja belajar.
Cia duduk tenang di atas kursi, dengan pandangan tertuju pada album foto kecil yang ada di atas meja belajar'nya. Tangan-nya terulur untuk mengambil album itu.
Cia mengusap lembut permukaan album itu sebelum membuka-nya. Dia membalik setiap halaman yang terdapat foto diri-nya dan juga sangat kekasih. Mata Cia berkaca-kaca memandang lekat foto kekasih hati-nya itu.
Rasa bersalah kini menghantam dada'nya "Maaf Satya" Kata-kata itu akhirnya lolos dari bibir bengkak Cia.
0o0__0o0
Jam 10.00 pagi di kota lain, lebih tepatnya di desa kaliglaga.
Di dalam kamar sosok cowok manis lagi rebahan di atas ranjang'nya, dengan senyum yang tidak luntur menghiasi bibir'nya. Satya memandangi foto sang kekasih penuh kasih sayang dan rasa rindu yang mendalam.
Baru beberapa hari mereka LDR-an, Satya begitu sangat merindukan kekasih hatinya itu. padahal setiap hari mereka selalu ber telponan dan juga chatan. Namun itu tidak mampu menutupi rasa rindu-nya yang setiap hari meng-gebu.
"Aku sangat merindukan mu, Sayang" Ucap Satya sambil memandang foto Cia yang ada di layar Hp'nya. Tangan-nya mengusap lembut foto itu, seolah lagi mengusap wajah Cia langsung.
"Aku sungguh tidak tahan dengan rasa rindu ini" Guman'nya.
Satya langsung Vidcall Cia dengan senyum tak luntur menghiasi bibir-nya. Sampai akhirnya Panggilan itu Cia angkat.
Satya langsung tersenyum lebar saat melihat wajah sang kekasih dari balik layar HP. "Pagi, pacar cantik bang Satya" Sapa-nya dengan wajah sumringah.
Cia langsung tersenyum tipis mendengar sapaan gombal dari kekasih hati-nya itu. "Pagi juga Pacar manis-nya Cia" Saut'nya tak kalah gombal.
Satya memperhatikan perubahan pada Cia dan ingin tahu apa yang menyebabkan Cia merasa sedih atau menangis.
"Cia, apa kamu nangis? Matamu sembab banget." Tanya Satya begitu sangat khawatir.
Seketika senyum Cia langsung luntur, dia nampak gugup mendengar pertanyaan dari Satya. Namun dia segera mengontrol raut wajah'nya supaya Satya tidak curiga.
"Ah, iya... Aku nangis tadi karena rindu kamu. Aku merasa sedih karena kita terpisah jauh." jawab-nya berbohong. Dia terpaksa berbohong walau sebenar-nya bukan itu alasan'nya.
Mendengar alasan dari kekasih-nya jelas membuat hati Satya begitu berbunga-bunga. Kata-kata Cia membuat rasa khawatir-nya langsung lenyap dan di gantikan binar bahagia.
"Sayang... Aku juga sedih karena kita terpisah. Tapi aku janji, aku akan selalu ada untuk kamu, walau pun kita terpisah jarak. Ungkap-nya lembut.
Cia mengangguk sambil tersenyum tipis, walau dalam hati dia menjerit karena sudah membohongi kekasih'nya.
"Jadi kamu jangan nangis lagi, kalau kamu kangen tinggal VC aku. Dan jangan pernah nagis diam-diam lagi. Ok..?'' Sambung'nya lagi.
"Ok..Mas pacar" Jawab Cia menggoda.
Obrolan mereka terus berlanjut membahas apa aja kegiatan yang mereka lakukan saat LDR-an. Sampai akhirnya Cia menangkap yang tidak asing di pendengaran-nya.
"Satya..." Bentak Mama'nya murka. "Kamu masih berhubungan dengan wanita miskin itu ?" Sambung'nya geram.
"Ma, Cia wanita baik dan yang paling penting Satya sayang sama dia." Jawab Satya lembut, mencoba meredam amarah sang Mama.
"Mama tidak peduli dengan itu semua Satya. Kamu harus nikah sama orang yang setara, Mama tidak akan Sudi punya menantu miskin."
"Ingat ucapan Mama baik-baik. Mama tidak akan pernah Sudi punya menantu orang miskin'' Tekan-nya sekali lagi sebelum pergi meninggalkan kamar Satya.
Cia hanya diam mendengarkan pertengkaran kekasih'nya dan juga ibu kandung-nya. Sampai akhirnya Cia memutuskan sepihak sambungan vidio call-nya.
0o0__0o0
Di dalam kamar-nya Cia kembali menangis, setelah mendengar perkataan dari ibu kekasih'nya. Hubungan ke-dua'nya tidak pernah dapat restu dari keluarga Satya, lantaran perbedaan kasta.
"Aku hanya bisa berdoa, semoga ibu Satya mau membuka pintu hati-nya untuk ku." Guman'nya Lirih.
Ini lah salah satu alasan Cia untuk menempuh pendidikan yang tinggi, supaya kelak dia bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya. Dia tidak mau terus menerus di rendahkan, hanya karena jadi orang miskin.
Cia duduk termenung di di kursi meja Belajar-nya, dia berfikir apa yang salah dengan orang miskin ? perkataan dan hinaan dari ibu kekasih'nya masih terngiang-ngiang di otak-nya.
Bukan hanya hari ini dia mendengar kalimat hinaan itu, namun sudah bertahun-tahun lama'nya. Sejak mereka berdua berpacaran dan memutuskan untuk tetap bertahan.
Kenapa orang miskin selalu di pandang sebelah mata ? Bahkan seringkali di remehkan. Jika boleh memilik takdir hidup, tidak akan ada yang mau terlahir sebagai orang miskin. mereka pasti akan memilih terlahir sebagai orang kaya.
Terkadang manusia lupa bahwa apa yang mereka punya hanyalah titipan, yang sewaktu-waktu bisa dia ambil oleh yang maha kuasa.
0o0__0o0