Seorang wanita miskin bernama Kirana secara tidak sengaja mengandung anak dari Tuan Muda Alvaro, pria tampan, dingin, dan pewaris keluarga konglomerat yang kejam dan sudah memiliki tunangan.
Peristiwa itu terjadi saat Kirana dipaksa menggantikan posisi anak majikannya dalam sebuah pesta elite yang berujung tragedi. Kirana pun dibuang, dihina, dan dianggap wanita murahan.
Namun, takdir berkata lain. Saat Alvaro mengetahui Kirana mengandung anaknya. Keduanya pun menikah di atas kertas surat perjanjian.
Apa yang akan terjadi kepada Kirana selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 – Jejak Jam Tangan Mewah
Hari itu, Kirana duduk di pojok taman kota yang sepi. Tangan mungilnya memegang sebuah benda yang selama ini ia sembunyikan bahkan dari Rani: jam tangan pria berwarna perak keemasan, dengan desain elegan dan ukiran huruf kecil di balik punggung logamnya.
Benda itu ditemukan di tempat tidur hotel malam saat semua terjadi—malam yang kabur, penuh ketakutan, dan menyisakan luka yang tak mampu dijelaskan dengan kata.
Kirana menggenggam jam tangan itu erat-erat. Jantungnya berdetak kencang.
"Siapa kamu? Bagaimana aku mengatasi semua masalah ini?" Air matanya jatuh. Ia tak mengira akan sehancur ini hidupnya setelah malam itu.
Setelah diam berpikir. Hari ini Kirana pun memutuskan untuk mencari tahu siapa pemilik jam tangan tersebut.
---
Kirana yakin bahwa jam tangan yang ada padanya adalah sebuah jam tangan mewah dan pasti mahal. Langkah pertama yang Kirana lakukan, adalah mendatangi toko arloji mewah di pusat perbelanjaan elit Jakarta.
Ia menyamar sebagai calon pembeli dan menyerahkan jam itu sambil bertanya seolah ingin membeli model serupa.
Petugas toko memeriksa jam itu dengan saksama, lalu matanya membesar.
“Maaf, Bu… jam ini tidak bisa dibeli,” katanya pelan.
Kirana mengerutkan dahi. “Kenapa?”
Petugas itu menunduk sedikit, berbisik seolah khawatir ada yang mendengar. “Ini adalah jam edisi terbatas. Seri terbatas hanya dibuat lima buah di seluruh dunia. Dan yang satu ini... dipesan khusus oleh Wilantara Group untuk salah satu anggota keluarganya. Ada ukiran inisial di bagian dalam—lihat ini.”
Petugas menunjuk ukiran halus di bagian dalam penutup logam: A.W.
Kirana terdiam membeku.
A.W...?
Alvaro Wilantara?
“Kalau tidak salah, ini milik Tuan Muda Alvaro,” lanjut sang petugas dengan nada terkagum.
“Salah satu pewaris Wilantara Group. Orang yang baru saja kembali dari luar negeri itu, loh. Ibu pasti tahu beritanya, kan?”
Kirana tidak menjawab. Tenggorokannya tercekat. Suara sekitarnya mulai mengabur. Ia hanya mendengar dentuman jantungnya sendiri yang kini seperti palu, menghantam keras di dalam dada.
Jam ini...
Bukan hanya barang mahal.
Tapi juga saksi bisu dari malam itu.
Dan jika benar jam ini milik Alvaro... maka artinya...
Dialah pria di malam itu.
Hubungan semalam yang mereka lakukan. Dan jika disatukan bagaimana langit dan bumi yang sangat jauh perbedaannya.
---
Setelah keluar dari toko, Kirana duduk di bangku pusat perbelanjaan dengan lutut lemas. Ia memandang jam itu sekali lagi, tapi kini dengan perasaan bercampur aduk.
Alvaro Wilantara.
Pria yang muncul di televisi waktu itu. Pria yang dikenalkan sebagai pewaris besar. Pria yang dingin, tak tersentuh, seolah hidup di dunia berbeda dengan dirinya. Dan sekarang... ia tahu sesuatu yang tak seharusnya dirinya tahu.
Bahwa pria itu… mungkin adalah ayah dari anak yang sedang tumbuh di rahimnya.
Kirana menggenggam perutnya yang masih datar. Bayi itu tidak tahu siapa ayahnya. Dan Kirana pun awalnya tidak tahu. Tapi sekarang, kebenaran itu berdiri tepat di hadapannya.
Ia ingin marah.
Ingin menangis.
Ingin lari.
Tapi juga... ingin tahu kenapa semua ini bisa terjadi.
Malam itu, Alvaro tak tahu siapa Kirana. Kirana pun tak tahu siapa Alvaro. Mereka bertemu dalam kabut, dalam situasi yang kelam, dan saling terjerat tanpa sadar.
Kini semuanya mulai terurai. Dan Kirana menemui fakta bahwa anak yang ada di dalam rahimnya adalah milik Alvaro.
...----------------...
Kirana tak tahu harus meminta bantuan kepada siapa?
Kepada Bram? Tidak mungkin. Bram akan marah besar dan ini akan membuat Bram hancur.
Hanya Rani. Ya, hanya Rani yang bisa membantunya saat ini.
Dengan tangan gemetar, Kirana mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Ia menatap layar sejenak, sebelum akhirnya menekan kontak bernama: Rani.
Butuh waktu tiga dering sebelum suara itu muncul.
“Halo? Kirana? Kamu dari mana aja, sih? Aku mencari mu sejak tadi—”
“Ran...” suara Kirana terdengar pelan, parau, dan nyaris bergetar.
“Aku udah tahu siapa ayah dari anak ini.”
Hening. Beberapa detik suara angin terdengar mengisi jarak di antara mereka.
“Apa?” tanya Rani akhirnya, suaranya mengecil.
"Jadi yang dikatakan mama itu benar? Kamu hamil?"
Kirana menarik napas dalam-dalam, lalu menutup matanya. “Iya Ran. Aku hamil"
"Bagaimana bisa?" Rani kembali bertanya.
"Panjang Ran. Aku tidak bisa menceritakan semuanya di telpon. Tapi....Satu hal yang aku tahu saat ini. Aku tahu siapa ayah anak di dalam kandungan ku. Dan... kamu juga kenal dia, Ran.”
“Siapa?” suara Rani mulai cemas.
Kirana membuka mata perlahan. “Alvaro. Alvaro Wilantara.”
“...Apa?!” pekik Rani di ujung telepon. “Kirana, kamu... kamu bercanda, kan?”
“Enggak,” jawab Kirana lirih.
“Aku serius. Aku nemuin jam tangan malam itu. Aku simpan karena aku nggak tahu siapa pemiliknya. Tapi hari ini aku cari tahu... dan jam itu milik Alvaro Wilantara. Itu edisi terbatas, cuma dibuat lima di dunia. Dan di dalamnya ada inisial A.W. yang artinya adalah Alvaro Wilantara”
Kirana menatap jam itu lagi, seolah masih tak percaya pada kebenaran yang baru ia temukan sendiri beberapa jam lalu.
“Ran… ini anaknya. Anak Alvaro.”
Suara di ujung telepon terdiam. Rani tak langsung menjawab.
Kirana bisa membayangkan sahabatnya sedang membekukan tubuh, sama seperti dirinya tadi siang saat petugas toko menjelaskan darimana asal jam tangan itu berasal.
"Lalu,,, Setelah kamu tau semua ini, apa yang akan kamu lakukan Kirana?" Suara Rani pun terdengar.
"Aku akan mencarinya"
"Kamu gila ya....." Rani memekik diujung telepon.
"Lalu aku bagaimana?" Kirana terdengar putus asa.
“Tapi... Kirana... dia itu Alvaro! Pewaris Wilantara Grup. Kamu tahu siapa dia, kan?”
“Aku tahu,” bisik Kirana, nyaris seperti mengakui sebuah dosa.
Lalu ia menambahkan, “Itu yang membuat aku takut.” ucapnya lirih dan menyimpan kekhawatiran.
.
.
.
Bersambung.