Xi Bao seorang wanita muda dari anggota militer di abad 19, dia meninggal saat menjalankan tugas di medan perang, dan jiwanya melanglang buana sampai puluhan tahun, hingga bertemu dengan dewa keabadian.
Dan dewa keabadian memberi dua pilihan pada Xi Bao, untuk hidup kembali di raga orang lain atau jiwanya tetap melanglang buana tanpa arah.
Xi Bao yang sudah lelah akhirnya memilih untuk hidup kembali meskipun di raga orang lain.
Dan sebelum jiwanya masuk ke raga barunya, dewa keabadian memberikan gambaran seperti apa sosok raga baru yang akan ia tempatinya. Xi Bao sempat menyesal memelih hidup kembali, karna raga yang akan di tempatinya adalah milik seorang gadis muda yang sedang di butakan oleh cintanya pada lelaki yang jelas jelas tidak menyukainya, berbeda dengan dirinya yang tidak pernah perduli dengan yang namanya percintaan, karna sejak kecil Xi Bao sudah di didik untuk menjadi anggota militer, tidak ada kesempatan bagi dirinya untuk merasakan seperti apa rasanya jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Di perusahaan Lu terlihat Wang Peng sedang menemui Lu Yiran untuk masalah pekerjaan, setelah usai membahas pekerjaan dua pria yang sudah bersahabat sejak kecil itu mengobrol ringan.
'' Aku pikir kamu tidak akan setega itu mengurung An An di ruangan rahasia itu, mengingat betapa cintanya kamu sama dia dulu '' ujar Lu Yiran mencibir sembari menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
'' Jangan ungkit masa lalu itu lagi '' ketus Wang Peng membuat Lu Yiran terkekeh.
Ceklek
Melihat siapa yang masuk ke dalam ruangan, Lu Yiran maupun Wang Peng buru buru menekan putung rokok mereka ke dalam asbak, mereka berdua masih ingat kalau Xi Bao sangat tidak menyukai asap rokok.
Wang Peng dan Lu Yiran di buat gugup saat melihat tatapan dingin Xi Bao pada mereka berdua.
'' Xi Bao, ada apa? '' tanya Lu Yiran.
Xi Bao diam saja tidak menjawab, dia memilih duduk di sofa panjang yang berhadapan langsung dengan Wang Peng.
'' Hai, Xi Bao '' sapa Wang Peng dan lagi lagi Xi Bao hanya diam saja, dia memilih menyodorkan berkas yang di bawanya pada Lu Yiran.
'' Berkas itu butuh tanda tangan Pak Lu '' ucap Xi Bao setelah itu dia menatap Wang Peng.
'' Pak Wang, bagaiamana kabar An An? '' tanya Xi Bao.
Mendengar pertanyaan Xi Bao seketika membuat Wang Peng sedikit gugup, tapi dia dengan mudah merubah expresinya.
'' Em, dia baik baik saja '' jawab Wang Peng tersenyum.
Xi Bao mengangguk anggukkan kepalanya saja.
'' Xi Bao, ini '' Xi Bao langsung mengambil kembali berkas yang sudah di tanda tangani oleh Lu Yiran, lalu dia bangkit dari tempat duduknya, sebelum beranjak pergi Xi Boa berbalik menatap kedua pria yang menatapnya.
'' Karna besok hari libur, aku ingin mengajak kalian camping di kaki gunung pinggiran kota, bagaimana?, apa kalian bisa? ''
Kedua pria itu mengangguk bersamaan dengan antusias.
'' Bisa, bisa '' jawab Lu Yiran, kebetulan mereka sudah lama sekali tidak liburan bersama seperti ini,bahkan terkahir mereka melakukan camping saat mereka masih di bangku sekolah.
Xi Bao tersenyum. '' Pak Wang, jangan lupa ajak istri anda juga ''
Wang Peng seketika langsung berdiri, dan reflek bertanya. '' Kenapa dia harus di ajak? ''
Dahi Xi Bao mengerut. '' Kenapa?, dia kan istri Pak Wang, apa salahnya di ajak juga, lagian Pak Wang pria yang sudah menikah '' tukas Xi Bao beruntut membuat Wang Peng langsung kelimpungan.
'' Bu, bukan begitu maksudku '' sahut Wang Peng.
'' Lalu apa? '' tanya Xi Bao.
'' Baiklah, baiklah aku akan mengajak dia '' sahut Wang Peng menyerah.
Xi Bao menganggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan ruangan Lu Yiran.
Kesokannya saat hari masih petang Wang Peng kembali ke villa yang menjadi tempat tinggal Gu An An, dan sudah lewat tiga hari Gu An An masih di kurung di dalam paviliun.
'' Tuan, anda datang '' sambut pelayan wanita paruh baya.
Setelah kejadian Wang Peng meminta asisten Zhang mengurung Gu An An di paviliun, Wang Peng belum mengunjungi villa lagi, bahkan Wang Peng tidak perduli dengan keadaan Gu An An yang hancur karna di kurung di paviliun melalui cctv yang tersambung langsung di ponselnya.
'' Ikut aku melihat wanita itu '' ucap Wang Peng.
Pelayan Wanita itu menganggukkan kepalanya, lalu segera mengikuti Tuannya yang melangkah pergi ke paviliun belakang.
'' Buka pintunya '' perintah Wang Peng.
'' Baik Tuan ''
Pelayan wanita itu segera membuka kunci pintu di depannya.
Ceklek
Krekkk
Gu An An yang duduk dengan kepala tertunduk, dia langsung mengangkat kepalanya, senyum di balik wajahnya yang kusut langsung terlihat, ketika melihat pria yang berdiri menjulang di depannya.
'' Kak Ah Peng, kamu datang, Kak tolong keluarkan aku dari sini, aku berjanji tidak akan masuk ke ruangan itu lagi '' ucapnya memohon dengan suara yang sangat lirih bahkan hampir tidak terdengar.
Wang Peng hanya menatapnya datar, mungkin jika itu dulu dia akan merasa sakit melihat keadaan Gu An An seperti saat ini, tapi Wang Peng yang sekarang hanya ada tatapan benci pada Gu An An, karna selama ini dia sudah di bodohi dan di bohongi oleh Gu An An.
'' Bawa wanita ini keluar, dan aku beri waktu setengah jam untuk kamu membantunya membersihkan badannya '' perintahnya.
'' Baik Tuan ''
Pelayan wanita itu segera membuka borgol yang mengikat kedua tangan Gu An An, membuat sang empunya langsung tersenyum senang.
'' Kak, terima kasih, kamu sudah mau melepaskanku '' ucap Gu An An.
'' Cih '' decak Wang Peng.
Andai hari ini Xi Bao tidak meminta dirinya membawa serta Gu An An untuk berlibur, tidak mungkin dirinya datang menemui bahkan mengeluarkan Gu An An dari tempat ini.
'' Berterimakasihlah pada Xi Bao '' ucap Wang Peng lalu melenggang pergi.
Gu An An yang mendengar Wang Peng menyebut Xi Bao membuatnya marah dalam diam, apa lagi Wang Peng menyuruh dirinya untuk berterimakasih pada Xi Bao, membuatnya semakin tambah membenci Xi Bao.
" Memangnya apa yang dia lakukan?, kenapa aku harus berterimakasih pada wanita ja**ng itu " .batinnya dengan tangan terkepal.
Jam setengah tujuh Wang Peng dan Gu An An sudah meninggalkan area villa, dan ini menjadi yang pertama untuk Gu An An bisa melihat kembali dunia luar setelah hampir sebulan menikah dengan Wang Peng.
'' Kak, kita mau kemana? '' tanya Gu An An dengan wajah berseri seri dan sangat antusias.
Tadi Gu An An merias wajahnya yang mulai terlihat tirus dengan sebaik mungkin, karna dia ingin menunjukkan pada orang orang di luar sana kalau istri pewaris keluarga Wang sangatlah cantik dan mempesona.
'' Diamlah! '' ucapnya dingin.
Gu An An seketika terdiam dan menundukkan kepalanya takut, selama dirinya di kurung di paviliun, Gu An An mengetahui sosok Wang Peng yang sebenarnya, dia adalah pria berdarah dingin dan bisa di bilang psikopat, dan membuatnya harus bersikap hati hati di depan Wang Peng, tapi karna Gu An An sudah di butakan oleh keinginannya untuk menjadi Nyonya Wang, membuat dia tidak perduli dengan resiko yang akan ia teriam di kemudian hari nanti.
Tepat jam delapan mobil yang membawa Wang Peng dan Gu An An sudah tiba di lokasi yang di kirim oleh Xi Bao.
Gu An An awalnya sangat senang karna dia berfikir kalau Wang Peng mengajaknya untuk berlibur bersama Lu Yiran, saat melihat Lu Yiran yang sedang memasang tenda, tapi senyumnya langsung lenyap saat mendengar Wang Peng menanyakan keberadaan Xi Bao.
'' Yiran, di mana Xi Bao? ''
Lu Yiran menunjuk ke arah tepi danau dengan dagunya, dan terlihat Xi Bao yang sedang duduk di batu besar tengah memancing.
Wang Peng tersenyum melihat Xi Bao yang sangat cantik dari arah samping, apa lagi dengan posisi Xi Bao menyangga dagunya dengan telapak tangannya.
'' Cantik '' gumamnya lirih.
'' Hei, Wang Peng!, cepatlah pasang tendamu, setelah ini kita bantu Xi Bao cari ikan, dia ingin makan ikan bakar!'' seru Lu Yiran.
Wang Peng menganggukkan kepalanya, awalnya dia hendak menyuruh Gu An An yang memasang tenda tapi di urungkannya, karna dia tidak ingin Xi Bao berfikran yang tidak tidak tentangnya, akhirnya kini dia memasang tenda di dekat tenda milik Lu Yiran.
Melihat Wang Peng sibuk memasang tenda, perlahan Gu An An menghampiri Xi Bao, dan tersenyum licik saat melihat kesempatan di depannya, lalu tangannya terangkat bersiap untuk mendorong Xi Bao.
Byurrrr
semangat/Determined//Determined//Determined/
tidak nikmat 😂ceritamu bagus thorrr lov u lanjut😘
up
up
LAGI kk