NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:995.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Kekhilafan satu malam, membuat Shanum hamil. Ya, ia hamil setelah melakukan hal terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam agama sebelum ia dan kekasihnya menikah. Kekasihnya berhasil merayu hingga membuat Shanum terlena, dan berjanji akan menikahinya.

Namun sayangnya, di saat hari pernikahan tiba. Renaldi tidak datang, yang datang hanyalah Ervan—kakaknya. Yang mengatakan jika adiknya tidak bisa menikahinya dan memberikan uang 100 juta sebagai ganti rugi. Shanum marah dan kecewa!

Yang lebih menyakitkan lagi, ibu Shanum kena serangan jantung! Semakin sakit hati Shanum.

“Aku memang perempuan bodoh! Tapi aku akan tetap menuntut tanggung jawab dari anak majikan ayahku!”



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Dasar Laki-Laki Aneh!

Seruan Ervan yang keras dan tiba-tiba membuat beberapa kepala menoleh. Beberapa staf yang tengah membereskan perlengkapan melongok dari balik rak dan lemari penyimpanan. Shanum yang tadinya tertawa ringan bersama Adam kini membeku, senyum di wajahnya perlahan luntur. Ia dan Adam sama-sama menatap ke arah pintu, tempat Ervan berdiri dengan dada naik turun, mencoba mengendalikan napas dan emosinya. Ervan yang juga baru menyadari bahwa nadanya barusan terlalu tinggi buru-buru membetulkan kerah jasnya, lalu melangkah masuk dengan ekspresi yang dibuat-buat tenang.

Keheningan sesaat terasa menggantung di udara. Hanya denting piring yang saling bersentuhan yang tetap terdengar dari sudut dapur.

Saat Ervan melangkah, ia menatap lurus ke arah Shanum—tajam, menusuk, penuh sesuatu yang sulit diartikan. Kemarahan, cemburu, kesal, bercampur menjadi satu. Tapi yang lebih menyakitkan adalah—Shanum membalas tatapannya dengan dingin. Matanya tenang, bahkan terlalu tenang, seolah tak lagi punya alasan untuk takut pada kemarahan Ervan.

Adam melangkah mendekat, mencoba mencairkan suasana. Ia tersenyum hangat sembari mengulurkan tangan. “Mas Ervan, kan? Tunangannya Meidina? Saya Adam, teman kuliahnya dulu.”

Ervan menyambut salam itu dengan cepat, namun tak banyak senyum. “Oh, iya. Adam.”

“Ngomong-ngomong, ada perlu apa ke dapur, Mas?” tanya Adam santai, tetap menjaga nada ramah.

Ervan menyisir ruangan dengan pandangan sebelum menjawab, “Saya cuma ingin memastikan semua vendor menyelesaikan tugasnya dengan baik di klinik Meidina. Maksud saya, di klinik kami. Hampir tujuh puluh persen sumber dananya dari saya, jadi tentu saya punya hak untuk tahu apa yang terjadi di balik layar.”

Nada suaranya terdengar ringan, tapi jelas sarat sindiran. Adam sedikit menaikkan alis, tapi tetap tersenyum tipis.

“Saya tadi cuma ingin lihat keadaan karyawan vendor yang nyaris terjatuh,” jawab Adam, melirik sekilas ke arah Shanum. “Sekalian kenalan, siapa tahu nanti bisa kerja sama juga. Dunia bisnis ‘kan sempit.”

Shanum tetap berdiri di antara mereka, tampak tak terganggu sedikit pun oleh aura ketegangan yang menggantung. Ia melanjutkan pekerjaannya dengan tenang, mengambil piring-piring saji dan mulai mengemasnya ke dalam kotak plastik besar. Tak ada sepatah kata pun ia lontarkan untuk menanggapi Ervan.

Adam kemudian melirik jam tangannya. “Wah, saya harus balik. Masih ada meeting sore ini. Shanum, makasih ya untuk kuenya. Enak banget tadi. Mas Ervan, sampai ketemu lagi.”

“Ya, hati-hati,” jawab Shanum singkat.

Ervan hanya mengangguk dingin.

Begitu Adam benar-benar meninggalkan dapur, keheningan menyergap. Tak ada lagi pengalih perhatian. Ervan dan Shanum kini hanya berdua di antara meja saji dan tumpukan kotak kemasan.

“Saya tidak suka kamu dekat-dekat sama laki-laki asing, atau kamu sengaja mencari mangsa baru yang ingin kamu kurad uangnya,” ucap Ervan dengan suara rendah tapi tegas, dan nyaris tidak terdengar oleh staf yang lainnya.

Shanum tidak langsung menjawab. Ia menutup salah satu kotak, lalu mengangkatnya ke rak besi di sampingnya.

“Dia bukan orang asing. Dia penyelamat, Pak,” jawab Shanum pelan, namun jelas. “Dan Pak Ervan bukan siapa-siapa yang berhak larang Shanum bicara dengan orang lain.”

“Kamu itu istri saya, Shanum.” Hampir saja Ervan keceplosan berkata seperti ini, untungnya tertahan di tenggorokannya.

“Seharusnya kamu ingat kejadian beberapa hari yang lalu.”

Shanum menatapnya kali ini. Tatapannya tidak marah, tidak pula sedih. Hanya kosong. “Maksudnya?” Ingin sekali Shanum mempertegas arti maksud dari kata suaminya. Gadis itu pun tersenyum tipis. “Apakah Shanum sudah diakui sebagai—“ Kini Shanum malah terkekeh pelan.

“Sekalian Shanum mengingatkan kata-kata waktu itu, takutnya lupa. Kalau semuanya itu hanya di atas kertas, dan tolong dibaca lagi surat perjanjian yang Bapak bikin sendiri. Jika posisi Shanum hanya sebagai—“ Gadis itu sengaja menggantungkan ucapannya. Pastinya pria itu tahu kelanjutannya.

 Wajah Ervan mengeras. Pria itu baru menyadari hampir saja salah bicara. Ia lantas melangkah mendekat, sembari melirik beberapa staf vendor yang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

“Ikuti saya sekarang juga, saya ingin bicara denganmu,” bisik Ervan saat mencondongkan diri lebih dekat dengan Shanum.

Shanum melirik tajam. “Mohon maaf saya sedang bekerja, Pak. Lain kali saja kita bicaranya,” tolak Shanum dengan suaranya begitu pelan.

Pria itu berdecak kesal sembari menegakkan kembali punggungnya. “Patuhi atau kamu akan kehilangan pekerjaanmu sekarang juga. Amat sangat mudah bagi saya memecat karyawan sepertimu ini,” ancam Ervan dengan senyum jahatnya.

Shanum mendongakkan wajahnya dengan sorot matanya yang menajam, hatinya bergemuruh.

“Pilihan ada di tanganmu jika kamu tetap ingin bekerja, saya hanya ingin berbicara denganmu. Tidak ada yang lainnya.” lanjut kata Ervan dengan angkuhnya.

Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam, lalu meletakkan barang yang ada di tangannya, kemudian berlalu melewati pria itu begitu saja tanpa menatap suaminya. Ervan pun tersenyum penuh kemenangan. Ia pun menyusul langkah kaki istrinya dengan tetap menjaga jarak aman melalui jalan lorong kecil di samping bangunan menuju parkiran.

“Dasar laki-laki aneh! Maunya apa sih! Shanum udah turuti kemauannya, tapi dia sendiri yang cari gara-gara! Dia yang bikin aturan, tapi dia juga yang melanggar! Mending tuh orang ditenggelamkan ke laut aja, nyesel banget minta dinikahi sama dia. Tahu begini mending memang batal nikah aja!” gerutu Shanum dengan kesalnya.

Ervan yang sangat jelas mendengar, menyalip Shanum, lalu menggenggam dan menarik tangan kanan gadis itu dan terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.

“Eh!” seru Shanum terkesiap, langkah kakinya terhuyung ke depan mengikuti langkah kaki suaminya yang begitu cepat.

Bersambung .... ✍️

1
Cicih Sophiana
semoga Shanum lahiran nya baik" aja dan lancar...
Cicih Sophiana
ibu nya Meidina yg mau menyerang Shanum... kok pak Latif menyalahkan orang lain minta ganti rugi salah sendiri kok... makanya bu tahan emosi jd strok deh tuh...
Aprisya
semoga oprasinya berjalan lancar Dan sehat ibu Dan debay nya
Rani R.i
mirip Renaldi🤣🤣🤣🤣
Kasih Bonda
next Thor semangat
Reni Anjarwani
lanjut semanggat up trs
Cinta Rodriques
miripx kt Ervan atau renal
Wiek Soen
semoga lahiran lancar shanum sehat bayine sehat dan Ervan segera bisa malam pertama 🤣🤣🤣🤣...9 bln + nifas cuman bisa ngekep saja ...
Inooy
badai udh benar2 pergi,,tinggal menyongsong kebahagiaan yg sesungguh nya....

terharu bgt setelah banyak nya ujian dn cobaan,,kini Ervan dn Shanum tinggal menanti buah hati yg akan lahir...skalipun anak yg akan d lahirkan bukanlah darah daging nya, tp Ervan telah menganggap nya anak sendiri..bahkan jauh sebelum nya udh mengklaim anak nya,,memang klo cinta sejati tak akan meliat masa lalu seburuk apapun itu..dn cinta sejati akan menerima pasangan nya apa ada nya,,hhaaa makin terharu aq 🥺
Nur
𝑠𝑒𝑚𝑜𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑖𝑏𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑏𝑎𝑦 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡
𝑚𝑎𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑚𝑜𝑚𝑚𝑦 𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡💪💪💪
Wiek Soen
gregeten sama pk Latif,mbok ngomong langsung Karo Ervan...sak welas welase van aku jaluk duwit tak gaene mangan, wong arep ngemis wae kok drama, sing dadi kurban sopo sing di salahno sopo, mulane toh pk Latif isine sirah kwi digawe mikir sing apik2 cik gk konslet,la isine sirahmu cuma rasa iri dengki mulane duwe anak modelan meidina, modal ayu gk duwe attitude 🤭,spurane njih mom ghina sekedar ngetokne unek2
dyah EkaPratiwi
wah gak sabar debay lahir
Ila Lee
semoga lancar persalinan nya ya shanum
Asih Rahmadhani Bohara
abis ini buat cerita Renaldi donk kak.. tp ini jgn d tamatkan dulu ya.. sampai shanum punya anak dr evan
Nar Sih
ngk terasa udah mau lahiran,moga persalinan lancar ibu dan anak sehat
Kimmy Doankz
keluarga meidina selalu merasa dirinya menjadi korban,, padahal mereka pelakunya,tuk shanum n ervan semoga bahagia selalu,dan tuk Reinaldi semoga bisa sembuh seperti sedia kala dan menemukan pasangan juga
Sugiharti Rusli
dan mereka akan menjadi teamwork bagi tumbuh kembang calon anak mereka yang akan segera Shanum lahirkan
Sugiharti Rusli
betul kata Ervan tentang sang adik, dia bisa tetap survive dan ikhlas menerima kalo Shanum jodoh kakaknya sendiri
Sugiharti Rusli
walo cinta mereka terlalu memabukan dan kebablasan sih pada akhirnya, dan malah dia berbuat bodoh dengan meninggalkan Shanum di hari pernikahannya
Sugiharti Rusli
karena sesungguhnya, perasaan seseorang tidak bisa dipaksakan yah walo dulu dirinya dan Shanum saling mencintai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!