NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Status: tamat
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Kekhilafan satu malam, membuat Shanum hamil. Ya, ia hamil setelah melakukan hal terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam agama sebelum ia dan kekasihnya menikah. Kekasihnya berhasil merayu hingga membuat Shanum terlena, dan berjanji akan menikahinya.

Namun sayangnya, di saat hari pernikahan tiba. Renaldi tidak datang, yang datang hanyalah Ervan—kakaknya. Yang mengatakan jika adiknya tidak bisa menikahinya dan memberikan uang 100 juta sebagai ganti rugi. Shanum marah dan kecewa!

Yang lebih menyakitkan lagi, ibu Shanum kena serangan jantung! Semakin sakit hati Shanum.

“Aku memang perempuan bodoh! Tapi aku akan tetap menuntut tanggung jawab dari anak majikan ayahku!”



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Dasar Laki-Laki Aneh!

Seruan Ervan yang keras dan tiba-tiba membuat beberapa kepala menoleh. Beberapa staf yang tengah membereskan perlengkapan melongok dari balik rak dan lemari penyimpanan. Shanum yang tadinya tertawa ringan bersama Adam kini membeku, senyum di wajahnya perlahan luntur. Ia dan Adam sama-sama menatap ke arah pintu, tempat Ervan berdiri dengan dada naik turun, mencoba mengendalikan napas dan emosinya. Ervan yang juga baru menyadari bahwa nadanya barusan terlalu tinggi buru-buru membetulkan kerah jasnya, lalu melangkah masuk dengan ekspresi yang dibuat-buat tenang.

Keheningan sesaat terasa menggantung di udara. Hanya denting piring yang saling bersentuhan yang tetap terdengar dari sudut dapur.

Saat Ervan melangkah, ia menatap lurus ke arah Shanum—tajam, menusuk, penuh sesuatu yang sulit diartikan. Kemarahan, cemburu, kesal, bercampur menjadi satu. Tapi yang lebih menyakitkan adalah—Shanum membalas tatapannya dengan dingin. Matanya tenang, bahkan terlalu tenang, seolah tak lagi punya alasan untuk takut pada kemarahan Ervan.

Adam melangkah mendekat, mencoba mencairkan suasana. Ia tersenyum hangat sembari mengulurkan tangan. “Mas Ervan, kan? Tunangannya Meidina? Saya Adam, teman kuliahnya dulu.”

Ervan menyambut salam itu dengan cepat, namun tak banyak senyum. “Oh, iya. Adam.”

“Ngomong-ngomong, ada perlu apa ke dapur, Mas?” tanya Adam santai, tetap menjaga nada ramah.

Ervan menyisir ruangan dengan pandangan sebelum menjawab, “Saya cuma ingin memastikan semua vendor menyelesaikan tugasnya dengan baik di klinik Meidina. Maksud saya, di klinik kami. Hampir tujuh puluh persen sumber dananya dari saya, jadi tentu saya punya hak untuk tahu apa yang terjadi di balik layar.”

Nada suaranya terdengar ringan, tapi jelas sarat sindiran. Adam sedikit menaikkan alis, tapi tetap tersenyum tipis.

“Saya tadi cuma ingin lihat keadaan karyawan vendor yang nyaris terjatuh,” jawab Adam, melirik sekilas ke arah Shanum. “Sekalian kenalan, siapa tahu nanti bisa kerja sama juga. Dunia bisnis ‘kan sempit.”

Shanum tetap berdiri di antara mereka, tampak tak terganggu sedikit pun oleh aura ketegangan yang menggantung. Ia melanjutkan pekerjaannya dengan tenang, mengambil piring-piring saji dan mulai mengemasnya ke dalam kotak plastik besar. Tak ada sepatah kata pun ia lontarkan untuk menanggapi Ervan.

Adam kemudian melirik jam tangannya. “Wah, saya harus balik. Masih ada meeting sore ini. Shanum, makasih ya untuk kuenya. Enak banget tadi. Mas Ervan, sampai ketemu lagi.”

“Ya, hati-hati,” jawab Shanum singkat.

Ervan hanya mengangguk dingin.

Begitu Adam benar-benar meninggalkan dapur, keheningan menyergap. Tak ada lagi pengalih perhatian. Ervan dan Shanum kini hanya berdua di antara meja saji dan tumpukan kotak kemasan.

“Saya tidak suka kamu dekat-dekat sama laki-laki asing, atau kamu sengaja mencari mangsa baru yang ingin kamu kurad uangnya,” ucap Ervan dengan suara rendah tapi tegas, dan nyaris tidak terdengar oleh staf yang lainnya.

Shanum tidak langsung menjawab. Ia menutup salah satu kotak, lalu mengangkatnya ke rak besi di sampingnya.

“Dia bukan orang asing. Dia penyelamat, Pak,” jawab Shanum pelan, namun jelas. “Dan Pak Ervan bukan siapa-siapa yang berhak larang Shanum bicara dengan orang lain.”

“Kamu itu istri saya, Shanum.” Hampir saja Ervan keceplosan berkata seperti ini, untungnya tertahan di tenggorokannya.

“Seharusnya kamu ingat kejadian beberapa hari yang lalu.”

Shanum menatapnya kali ini. Tatapannya tidak marah, tidak pula sedih. Hanya kosong. “Maksudnya?” Ingin sekali Shanum mempertegas arti maksud dari kata suaminya. Gadis itu pun tersenyum tipis. “Apakah Shanum sudah diakui sebagai—“ Kini Shanum malah terkekeh pelan.

“Sekalian Shanum mengingatkan kata-kata waktu itu, takutnya lupa. Kalau semuanya itu hanya di atas kertas, dan tolong dibaca lagi surat perjanjian yang Bapak bikin sendiri. Jika posisi Shanum hanya sebagai—“ Gadis itu sengaja menggantungkan ucapannya. Pastinya pria itu tahu kelanjutannya.

 Wajah Ervan mengeras. Pria itu baru menyadari hampir saja salah bicara. Ia lantas melangkah mendekat, sembari melirik beberapa staf vendor yang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

“Ikuti saya sekarang juga, saya ingin bicara denganmu,” bisik Ervan saat mencondongkan diri lebih dekat dengan Shanum.

Shanum melirik tajam. “Mohon maaf saya sedang bekerja, Pak. Lain kali saja kita bicaranya,” tolak Shanum dengan suaranya begitu pelan.

Pria itu berdecak kesal sembari menegakkan kembali punggungnya. “Patuhi atau kamu akan kehilangan pekerjaanmu sekarang juga. Amat sangat mudah bagi saya memecat karyawan sepertimu ini,” ancam Ervan dengan senyum jahatnya.

Shanum mendongakkan wajahnya dengan sorot matanya yang menajam, hatinya bergemuruh.

“Pilihan ada di tanganmu jika kamu tetap ingin bekerja, saya hanya ingin berbicara denganmu. Tidak ada yang lainnya.” lanjut kata Ervan dengan angkuhnya.

Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam, lalu meletakkan barang yang ada di tangannya, kemudian berlalu melewati pria itu begitu saja tanpa menatap suaminya. Ervan pun tersenyum penuh kemenangan. Ia pun menyusul langkah kaki istrinya dengan tetap menjaga jarak aman melalui jalan lorong kecil di samping bangunan menuju parkiran.

“Dasar laki-laki aneh! Maunya apa sih! Shanum udah turuti kemauannya, tapi dia sendiri yang cari gara-gara! Dia yang bikin aturan, tapi dia juga yang melanggar! Mending tuh orang ditenggelamkan ke laut aja, nyesel banget minta dinikahi sama dia. Tahu begini mending memang batal nikah aja!” gerutu Shanum dengan kesalnya.

Ervan yang sangat jelas mendengar, menyalip Shanum, lalu menggenggam dan menarik tangan kanan gadis itu dan terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.

“Eh!” seru Shanum terkesiap, langkah kakinya terhuyung ke depan mengikuti langkah kaki suaminya yang begitu cepat.

Bersambung .... ✍️

1
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
sangat bagus⭐⭐⭐⭐⭐
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
ga komen bukan ga suka ceritanya ,saya pokus baca karna cerita ini menarik bisa bikin sya ikut emosi,sukses selalu thor ceritanya keren⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐❤️❤️
Hasanah Purwokerto
Walah....Diba...Diba.... kamu sombongnya minta ampun,,sll merendahkan orang lain,,sll memandang orang lain dr asal usulnya,,ternyata kamu juga berasal dr kalangan bawah...
Ingat,,yg kaya suamimu,,harta hanya titipan,,,dlm sekejab bs hilang...
Sadar Diba,,sblm semuanya terlambat....😔😔😔😔
Rosmalawati Rachman
kapokmu kapan yo bu diba, kalau kata pepatah jawa bu diba seperti "kere munggah bale", orang miskin krn menikah dgn orang kaya, jadi sombong dan lupa asalnya.
Yuni Ngsih
Thooor ceritra baru nongol ,ko bikin ku ngenes nih kasian nasib Shanum ,
r ,habis manis sepah dibuang itulah nasib Shanum ......
WJ
woow banget kata2mu thor
Hasanah Purwokerto
Renaldi gendeng,,smg ucapan & doa shanum terbukti,burungmu mati...
Rusmini Mini
nanti tak baca thor...
Rusmini Mini
happy ending /Cry//Cry//Cry/
Rusmini Mini
aq gak bayangin Shanum yg lemah lembut dan kandungan agak lemah melahirkan normal .....kasihan banget untung suaminya kaya ...
Rusmini Mini
walau bkn anak kandung Ervan tetap menyayangi anak Shanum dan Renaldi
Rusmini Mini
siapa yg naruh bawang di sini bikin mata pedas saja /Cry//Cry//Cry/
Rusmini Mini
♥️♥️♥️♥️
Rusmini Mini
dari maaf yg tulus
Rusmini Mini
makanya bu di rangkul bkn di usir
Rusmini Mini
ih manisnya /Sly//Sly/
Rusmini Mini
kata terakhir sweett banget /Kiss//Kiss//Kiss/
Rusmini Mini
utk mom Ghina special for you lope lope sekebon ♥️♥️♥️♥️♥️
Rusmini Mini
kunci utama adalah legowo dan iklas menjalaninya
Rusmini Mini
nama yg bagus ya .. /Sweat//Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!