NovelToon NovelToon
DUA RATU DI KAKI CEO

DUA RATU DI KAKI CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Engga Jaivan

Mengapa mereka memeluk kakiku? Pertanyaan itu menghantui Arion (25) setiap hari."
​Arion memiliki dua adik tiri yang benar-benar mematikan: Luna (20) dan Kyra (19) yang cantik, imut, dan selalu berhasil mengacaukan pikirannya. Pagi ini, adegan di depan pintu mengonfirmasi ketakutannya: mereka bukan hanya menggemaskan, tapi juga menyimpan rahasia besar. Dari bekas luka samar hingga gelang yang tak pernah dilepas, Arion tahu obsesi kedua adiknya itu bukan hanya sekadar kemanjaan. Ini adalah kisah tentang seorang kakak yang harus memilih antara menjaga jarak demi kewarasannya, atau menyelami rahasia gelap dua bidadari yang mati-matian berusaha menahannya agar tak melangkah keluar dari pintu rumah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Engga Jaivan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB VII: Rahasia di Balik Ukiran

Dalam lima belas menit yang penuh ketegangan, Arion (Jangkar), Kyra (Pengawas/Controller), dan Luna (Emitter) bersiap untuk melarikan diri. Mereka tidak membawa banyak barang—hanya tas punggung kecil berisi beberapa pakaian, ponsel flip kuno Elara, Gelang Perak Luna, dan Buku Harian Ayah.

"Kita tidak bisa mengambil mobil sport Ayah," kata Arion, Gelang Hitam di pergelangan tangannya memancarkan denyutan konstan yang mengingatkannya akan kehadiran emosi mereka. "Itu akan mudah dilacak Danu."

Kyra mengangguk. "Ambil mobil tua Ayah. Yang disembunyikan di garasi belakang. Ayah bilang, mobil itu tidak terdaftar di aset perusahaannya. Hanya dia yang tahu kodenya."

Arion teringat mobil tua itu: sebuah mobil sedan klasik yang sudah jarang dipakai. Itu adalah kenangan Ayahnya yang sentimental, yang tidak pernah ia buang.

Mereka menyelinap keluar melalui pintu dapur. Arion membuka pintu garasi belakang yang tersembunyi dengan kode yang hanya diketahui oleh Ayahnya. Di dalamnya, mobil itu terparkir—kusam, tetapi terawat.

Mereka masuk. Kyra duduk di kursi penumpang depan, memegang erat Buku Harian. Luna duduk di belakang, memeluk kotak musiknya dan ponsel flip Elara. Konfigurasi ini adalah matriks kekuatan mereka: Arion di depan (Logika), Kyra di sampingnya (Strategi), dan Luna di belakang (Emosi Murni).

Arion menyalakan mesin mobil. Suara mesinnya tua, tetapi berderu halus.

"Di mana lokasi pengasingan lama itu, Kyra?" tanya Arion, mengemudi perlahan, menjauh dari kompleks perumahan.

Kyra membuka Buku Harian, melompat ke halaman yang berlabel "DARURAT/ASING". Ia membaca dengan cepat.

"Ayah hanya mencatat lokasinya dengan koordinat. Koordinat itu menunjuk ke sebuah Rumah Tua di kawasan Bogor, dekat Puncak. Ayah bilang, Ibu tiri kita, Elara, menggunakan tempat itu sebagai safe house sebelum Ayah menikahinya."

"Bogor. Puncak. Dingin," gumam Luna dari belakang, suaranya tenang, seolah ia tiba-tiba menjadi GPS emosional mereka.

"Apa yang ada di sana?" tanya Arion.

Kyra menggeleng. "Ayah tidak menulisnya. Hanya sebuah kode: 'E-3-KEY'. Elara-Tiga-Kunci."

Arion merasakan Gelang Hitamnya berdenyut. Emosi Luna menyalurkan firasat: Sesuatu yang gelap menanti kita di sana.

Mereka berkendara selama dua jam dalam keheningan yang tegang. Arion mencoba memproses emosi yang datang dari Gelang itu. Kyra sedang fokus dan logis, sementara Luna diselimuti aura ketenangan, seperti danau yang permukaannya tampak tenang, tetapi dalamnya menyimpan pusaran.

Saat mereka memasuki kawasan Puncak yang berkabut, Arion memutuskan untuk memeriksa ponsel flip Elara.

"Kyra, berikan aku ponsel itu. Kita harus tahu siapa 'Aset-3' ini," kata Arion.

Kyra menoleh ke belakang, mengambil ponsel itu dari Luna. "Dia tidak pernah meninggalkannya. Ponsel ini adalah jaringan komunikasi terlarang Ibu."

Arion membuka kontak di ponsel itu. Hanya ada tiga nama yang tersimpan:

* PENGEMBARA (Ayah Kandung Luna & Kyra)

* KUNCI (Elara)

* ... [Nama Dihapus]

"Tunggu," kata Arion, kaget. "Pengembara? Itu Ayah kandung kalian. Dia masih hidup?"

Kyra menatap Arion, matanya memancarkan kesedihan. "Dia meninggal. Tapi Ayah (tiri) menyimpannya sebagai kontak darurat. Dia adalah Aset-1."

"Lalu KUNCI, itu pasti Elara, Ibu tiri kalian. Dia adalah Aset-2," duga Arion.

Mereka berdua menatap kontak yang ketiga: Nama Dihapus.

"Itu pasti Aset-3," bisik Kyra. "Ibu menghapusnya sebelum dia menghilang. Dia pasti tahu Aset-3 adalah ancaman."

Arion membuka log pesan. Ada percakapan panjang antara Elara (KUNCI) dan kontak Nama Dihapus (Aset-3).

Percakapan Terakhir (1 Tahun Lalu):

Pengirim

Pesan

KUNCI

Luna sudah tidak stabil. Gelang Emitter sudah melemah. Ayah sudah tahu.

Nama Dihapus

PROYEK BIDADARI harus dihentikan, Elara. Kau melanggar aturan.

KUNCI

Tidak ada yang melanggar. Aku hanya mencari Jangkar baru. Arion. Dia adalah Jangkar Logika yang sempurna.

Nama Dihapus

Luna butuh PENUTUPAN. Bukan Jangkar baru. Aku akan datang mengambil mereka.

KUNCI

Jangan sentuh mereka! Mereka milikku! Aku telah menyembunyikan Kunci Pematian di rumah tua. Jangan ikut campur, KAKAK!

Arion, Kyra, dan Luna terdiam.

"Kakak?" ulang Arion. "Aset-3 adalah Kakak Kandung Elara? Paman kalian?"

"Paman kami..." Kyra tampak bingung. "Ibu tidak pernah menyebutkan punya saudara. Dan Ayah juga tidak."

Luna, di kursi belakang, menyentuh Gelang Perak di pergelangan tangannya.

"Paman itu datang mengambil kami," bisik Luna. "Dia adalah orang yang sama dengan yang Ayah takutkan. Ayah kandung kami bukan Pengembara. Dia adalah Kakak Elara."

Ketegangan mencapai puncaknya. Arion merasakan seluruh tubuhnya dilanda emosi: Kegetiran Kyra, Ketakutan Luna, dan Keputusan Arion untuk tidak lagi percaya pada siapa pun.

"Kita harus lebih cepat," kata Arion, menginjak gas. "Jika Danu mencari Proyek Bandung, Paman kalian mencari Proyek Bidadari—Luna dan Kyra. Dan dia tahu kita menuju Rumah Tua itu."

Mereka tiba di lokasi: sebuah rumah kolonial yang besar, diselimuti kabut tebal, tersembunyi di balik hutan pinus. Udara dingin dan lembap. Rumah itu terasa seperti kuburan kenangan.

Arion mematikan mesin. Ia menoleh ke belakang, melihat Luna yang memeluk kotak musik. Ia melihat Kyra yang bersiap dengan Buku Harian.

"Kita masuk," perintah Arion.

Kyra mengangguk. "Ingat, Kak. Gelang Hitam itu adalah perisai. Gunakan emosi kami. Aku akan mengawasi pintu belakang."

Saat Arion membuka pintu mobil, ia mendengar deru mesin mobil lain dari jauh. Mobil sport Danu. Dia telah melacak mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!