NovelToon NovelToon
Kania Dan Luka

Kania Dan Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Beda Usia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yourfee

Kania nama gadis malang itu. Kehidupan sempurnanya kemudian berantakan setelah sang ibu meninggal dunia. Ayahnya kemudian menikahi janda beranak satu di desanya. Kehidupan bahagia yang sempat dirasakannya di masa lalu terasa seperti barang mewah baginya. Kania nama gadis malang itu. Demi menutupi utang keluarganya, sang ayah bahkan tega menjualnya ke seorang rentenir. Pernikahannya bersama rentenir tua itu akan dilaksanakan, namun tiba-tiba seorang pria asing menghentikannya. " Tuan Kamal, bayar utangmu dulu agar kau bebas menikahi gadis mana pun", pria itu berucap dingin. Hari itu, entah keberuntungan atau kesialan yang datang. Bebas dari tuan Kamal, tapi pria dingin itu menginginkan dirinya sebagai pelunas utang. Kania nama gadis itu. Kisahnya bahkan baru saja dimulai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourfee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Tak terasa sudah tiga bulan Kania menjalankan perannya sebagai seorang istri. Tidak ada hal istimewa yang berarti. Momen pernikahan sekali seumur yang dikiranya akan bahagia masih berjalan di tempat sampai saat ini. Keduanya hanya ngobrol seperlunya, namun Kania bersyukur pria itu memperlakukannya dengan sangat baik. Jika ditanya apakah sejauh ini keduanya pernah bertengkar, jawabannya adalah iya. Perdebatan-perdebatan kecil karena pria sinting itu tidak mau mengalah walau sedikit saja, begitu menurut Felix.

Jujur saja Kania bingung akan dibawa ke mana rumah tangganya ini? Gadis itu takut sekali jika suatu saat nanti Edward Lamos mencampakkannya. Apakah ia harus mengikuti saran dari Ibu mertuanya? Beberapa minggu lalu, ia dikenalkan pada orang tua Edward. Baru diketahui ternyata Edward adalah adik angkat Felix Senav. Pertemuan mereka diwarnai dengan drama panjang seolah-olah Edward sudah 10 tahun tidak pulang. "Apakah kau masih ingat kalau kau punya ibu wahai Tuan Edward yang paling sibuk? Kau dan Felix sama saja, mengabaikan orang tua hanya demi uang cih ibu tidak menyangka ternyata uang lebih berharga dari pada nyawa ibu. Edward menutup mulutnya rapat-rapat. Repot sekali kalau ia sampai salah bicara. Wanita tua itu pasti akan menjambaknya. Mukanya mau ditaruh di mana kalau ia sampai dijambak di depan istrinya? Felix yang duduk di sofa ruang tamu memutar bola matanya jengah mendengar kalimat ibunya yang terkesan berlebihan.

Wanita tua masih sibuk mengomeli Edward, tidak sadar bahwa pria itu membawa gadis cantik yang sejak tadi tersenyum geli melihat suaminya dimarahi.

Felix Senav muak mendengar perdebatan itu. Ia mendekati ibunya yang langsung memalingkan wajahnya ketika melihat kedatangannya. "Untuk apa kau ke sini? Menjauhlah sana. Bukankah uangmu sudah cukup banyak untuk membeli ibu baru?"

Pria itu berusaha menepis rasa kesalnya. Tatapan matanya terhunus tajam ke arah Edward yang mati-matian menahan tawa ketika melihat ia diomeli. Uh menyesal sekali ia ke sini.

"Ibu, kurasa Edward punya alasan yang bagus kenapa ia tidak pernah mengunjungi ibu. Mungkin saja ia tengah mencari istri. Bukankah ibu selalu menyuruh aku dan Edward segera mencari istri?"

"Mencari istri katamu? Wanita tua itu berbinar mendengar ucapan anaknya.

"Apakah benar Edward. Kalian tidak sedang berbohong pada ibu kan? Kalau begitu, apakah ada wanita yang mau menikah dengan Edward?" Cerocos Elen Senav tanpa titik koma.

"Aku sudah mendapatkan wanitanya, Bu. Cicit Edward pelan.

"OH YA?" perempuan tua itu berteriak. Felix melotot kaget mendengar suara nyaring ibunya.

"Ya ampun Edward kenapa kau tidak bilang sejak tadi? Hehehehe kalau begitu siapakah gadis itu? Ibu mau berkenalan dengannya". Edward menarik napas dalam-dalam mendengar nada antusias ibunya.

"Ehem, perempuan itu ada di belakang ibu".

"APAAA?" Felix memilih pergi. Berada di dekat ibunya membuat ia khawatir gendang telinganya akan pecah.

Elen Senav menoleh ke arah gadis itu. Terlalu sibuk memarahi Edward membuatnya lupa akan keadaan sekitar. Tidak sadar bahwa Edward membawa seorang perempuan.

Wanita tua itu tersenyum penuh kehangatan. "Siapa namamu, Nak?" Lembut sekali bicaranya, denganku saja wanita ini berteriak tanpa ampun, batin Edward kesal.

"Namaku Kania, Nyonya". Ucap Kania pelan.

"Eitss jangan memanggilku nyonya. Panggil aku ibu, seperti Edward dan Felix. Bagaimana? Apakah anak ibu memperlakukanmu dengan baik? Jika pria sinting ini macam-macam kau beritahu ibu, oke?" Kania mengangguk senang. Ia pikir ibu mertuanya akan jahat persis seperti novel-novel yang dibacanya. Gadis itu bersyukur sekali ia diterima dengan baik oleh keluarga suaminya. Senyuman itu ternyata disalahartikan oleh suaminya. Edward Lamos berpikir istrinya tersenyum karena melihat dia diomeli ibunya. Pria itu melirik istrinya tajam, bibirnya komat-kamit persis seorang dukun.

"Edward, kenapa bibirmu maju begitu? Kau disengat lebah?"

"Tidak ibu, bibirku begini sejak lahir". Jawabnya asal.

Wanita tua itu mengernyitkan keningnya heran mendengar jawaban sang putra .

" Terus kalian kapan menikah? Ah ibu tidak sabar melihatmu menikah. Ibu akan mengenakan gaun paling indah dan sepatu high heels yang bagus. Ya Tuhan ibu pasti akan sangat cantik, secantik menantu ibu ini iya kan, Edward?" Wanita itu mengelus rambut Kania dengan sayang. Tatapan tulusnya membuat Kania seolah merasakan kembali kehangatan seorang ibu yang sangat dirindukannya.

"Edward kau tidak menjawab ibu?"

Pria itu masih sibuk komat-kamit sewot mendengar ibunya ingin memakai high heels. Ckkk sudah tua masih bertingkah, batinnya.

"Ibu ada satu hal yang ingin kukatakan. Se-sebenarnya aku sudah menikahi Kania tiga bulan yang lalu". Edward melirik takut-takut ke arah ibunya.

"APA KAU GILA, EDWARD LAMOS?"

Teriakan nyaring wanita itu menggelegar ke segala penjuru rumah. Felix Senav berjengit kesal mendengar teriakan ibunya. Cangkir di tangannya bahkan sampai jatuh, membuat tumpahan teh hangat membahasi celana jeansnya.

"Wanita tua itu benar-benar merepotkan".

Drama hari itu berakhir damai. Edward membujuk ibunya yang masih kesal karena tidak ada yang memberitahunya bahwa Edward menikah.

"Kau keterlaluan Edward. Ckkk ibu bahkan sudah sangat bersemangat ingin memakai gaun yang indah". Sungut perempuan itu sambil melipat kedua tangannya.

"Ibu tenang saja. Bukankah Felix belum menikah? Ibu bisa memakai gaun yang paling indah di hari pernikahan Felix". Pria itu tersenyum puas melihat raut kesal Felix.

"Kau benar, Ed. Terima kasih sudah menghibur ibu". Wanita itu mengecup kening Edward lalu memeluknya dengan sayang.

"Bu, kudengar Felix sudah punya pacar. Ibu bisa tanyakan langsung padanya".

"TUTUP MULUTMU EDWARD LAMOS ".

Dua pria itu kemudian pamit ke kantor. Katanya ada urusan mendesak yang harus diatasi sekarang. Sekarang, di rumah besar itu tersisa dua perempuan berbeda generasi. Keduanya terlihat sangat akrab untuk ukuran orang yang baru pertama kali bertemu.

"Sayang, apakah putra ibu memperlakukanmu dengan baik?" Elen Senav bertanya pelan, takut menyinggung perasaan menantunya.

"Kak Edward memperlakukanku dengan sangat baik. Ibu tenang saja". Gadis itu tersenyum meyakinkan.

Elen tau dibalik senyuman menantunya, tersimpan kegundahan yang hanya bisa dipahami oleh sesama wanita. "Awalnya ibu takut sekali kejadian buruk di masa lalu membuat anak nakal itu enggan menikah. Kehadiranmu membuat ketakutan ibu terhapuskan. Terima kasih ya, Nak".

Elen menghembuskan napas pelan. "Ibu tau, anak itu sedikit keras kepala. Sebagai orang tua ibu hanya ingin anak ibu bahagia. Apakah kau bersedia membahagiakan anak nakal itu? " Tanyanya pelan.

Kania menoleh antusias. "Membahagiakan? Bagaimana caranya, Ibu?"

Kiat-kiat membahagiakan suami yang didapatkan dari ibunya sudah ia praktikkan pelan-pelan. Gadis itu menyiapkan pakaian kerjanya, merapikan tempat tidur, bahkan sekarang ia mengambil alih tugas Bi Ratih. Ia sendiri yang menyiapkan makanan untuk suaminya. Namun ada satu hal yang masih membuatnya takut. Berbagi tempat tidur dengan suaminya.

1
Irha Sila
Luar biasa
pipitjfa
romantis banget sihh, padahal dulu marah marah
pipitjfa
nahh iya ed Lo sih jangan berlebihan
pipitjfa
tbl-tbl Karin Lo jujurly banget sihh
pipitjfa
wkwk sebuah keberuntungan
pipitjfa
iya dong Kania kamu merasa di lindungi soalnya Edward turunan Ultraman makanya bisa gitu
pipitjfa
yang benerr takut gelappp atau karena pengen sama Edward nih kamu?
pipitjfa
wkwk permintaannya di luar ekspektasi yaa pelik
pipitjfa
tadi marah-marah sekarang udah senang aja
pipitjfa
kerennn tau kakk semangat teruss yaa
pipitjfa
Yee dibilangin gak percaya
pipitjfa
dia makan boncabe level berapa sih? pedas banget mulutnya
pipitjfa
polos banget yaa bund
pipitjfa
gemes banget suerr
pipitjfa
wkwk gak bisa diam ga niaa
pipitjfa
pria bisu dongg
pipitjfa
beruntung dong Kania, gak nikah sama kakek kakek
pipitjfa
malah kayak sugar Daddy loh ini
pipitjfa
utang ketemu utang
pipitjfa
beneran di nikahi?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!