NovelToon NovelToon
ISTRIKU BADAS

ISTRIKU BADAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Paksaan Terbalik / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Action
Popularitas:35.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Istri penurut diabaikan, berubah badas bikin cemburu.

Rayno, pria yang terkenal dingin menikahi gadis yang tak pernah ia cintai. Vexia.

Di balik sikap dinginnya, tersembunyi sumpah lama yang tak pernah ia langgar. Ia hanya akan mencintai gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya.

Namun ketika seorang wanita bernama Bilqis mengaku sebagai gadis itu, hati Rayno justru menolak mencintainya.

Sementara Vexia perlahan sadar, cinta yang ia pertahankan mungkin hanyalah luka yang tertunda.

Ia, istri yang dulu lembut dan penurut, kini berubah menjadi wanita Badas. Berani, tajam, dan tak lagi menunduk pada siapa pun.

Entah mengapa, perubahan itu justru membuat Rayno tak bisa berpaling darinya.

Dan saat kebenaran yang mengguncang terungkap, akankah pernikahan mereka tetap bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Rencana Setelah Gajian

Dani mengecek rekaman lain. Hari-hari sebelumnya, dari berbagai sudut: gerbang depan, parkiran staf, bahkan koridor lift.

Ia memperbesar tampilan.

Detik demi detik, potongan kebenaran tersusun.

Vexia, dengan motor sport.

Rayno, yang datang dan pergi pada jam yang sama.

Tatapan yang tak seharusnya terjadi antara CEO dan seorang staf baru.

Dani bersandar di kursinya, menghela napas panjang.

“Jadi benar… mereka menyembunyikan hubungan mereka.”

Pandangan matanya kosong menatap layar.

"Sejak Vexia masuk, Tuan selalu datang dan pergi bersamaan dengannya. Motor yang dulu biasa saja, kini motor sport. Dandanannya pun berubah. Dan sejak hari ini… mood Tuan Rayno benar-benar berantakan."

Ia menyilangkan tangan di dada, penuh tanda tanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka?"

***

Di apartemen Rayno, lampu ruang tengah menyala temaram, memantulkan bayangan samar di dinding.

Suara langkah hak sepatu terdengar singkat. Vexia baru masuk lebih dulu, tanpa menoleh sedikit pun ke belakang.

Rayno menyusul beberapa detik kemudian.

Pintu tertutup lembut di belakangnya. Sunyi.

Ia hanya berdiri di depan pintu, menatap punggung istrinya yang menghilang ke arah kamar.

Bibirnya terbuka, tapi tak ada kata yang keluar.

Yang tersisa hanya napas berat dan rasa bingung. Tentang bagaimana cara bicara dengan seseorang yang dulu begitu ia abaikan.

Ia akhirnya masuk ke kamarnya, langkahnya berat seperti menyeret beban tak kasatmata.

Beberapa menit kemudian, pintu kamarnya terbuka kembali.

Kini ia mengenakan kaus abu-abu tipis dan celana pendek rumah. Tapi bukan kenyamanan yang ia cari, melainkan alasan untuk keluar. Sekadar memastikan keberadaan Vexia.

Dari dapur, aroma tumisan lembut menguar.

Ia melangkah mendekat, lalu tertegun.

Vexia berdiri di depan kompor. Rambut dicepol tinggi, celana jeans pendek, t-shirt ketat yang memperlihatkan lekuk punggung rampingnya.

Lengan putihnya tampak lentur namun kuat saat mengaduk masakan. Cahaya lampu kuning menyorot kulitnya yang mulus, membuat bayangan halus di leher jenjangnya.

Rayno terpaku.

Matanya tak berkedip.

“Kapan terakhir kali aku memerhatikan dia?”

Ia membuka kulkas hanya untuk berpura-pura mengambil air, tapi pandangannya tak pernah benar-benar lepas dari istrinya.

Setiap gerak kecil, setiap hembus napas dari wanita itu terasa… menenangkan sekaligus menyakitkan.

Vexia menoleh sekilas, menangkap basah tatapan suaminya yang bertahan terlalu lama di depan kulkas.

Rayno buru-buru berdehem, salah tingkah.

“Setengah jam lagi makan malam siap,” ucap Vexia datar tanpa menoleh kembali.

“Aku tak akan memanggilmu. Kalau mau makan, keluar saja.”

“Hm,” sahut Rayno singkat, nyaris seperti gumaman yang dipaksa keluar.

Ia menatap punggung istrinya sebentar sebelum akhirnya melangkah pergi. Enggan, tapi tak berani tinggal lebih lama.

Setengah jam kemudian.

Rayno keluar dari kamar. Ruang makan terasa lengang.

Makanan sudah tersaji rapi di atas meja. Hangat, tercium aromanya. Tapi meja itu hanya memiliki satu piring, satu sendok, satu gelas air putih.

Ia menatap sekeliling. Dapur kosong. Tak ada tanda-tanda Vexia.

Lalu pandangannya tertumbuk pada selembar kertas kecil di atas meja.

Ia mengambilnya.

Tulisan tangan yang halus namun tegas terbaca jelas:

Aku sudah makan.

Rayno terpaku.

Beberapa detik berlalu tanpa suara. Matanya jatuh ke piring tunggal itu.

“Dia… nggak mau makan bareng aku?” gumamnya lirih.

Ia menarik kursi, duduk perlahan.

Sendok di tangannya terasa berat. Suapan pertama hambar, seolah tak ada rasa yang tersisa selain kesepian.

“Kenapa rasanya sepi sekali makan sendirian?” batinnya menatap kursi kosong di seberang.

Kursi yang seharusnya diisi tawa lembut wanita itu.

Ia meletakkan sendok perlahan, menatap pintu kamar yang tertutup rapat.

Napasnya keluar berat, seperti mengandung sesal yang menahun.

Di luar jendela, langit gelap sempurna.

Tapi di dalam dadanya, justru lebih gelap lagi.

***

KEESOKAN HARINYA

Ruang administrasi tampak lebih ramai dari biasanya. Suara tawa, obrolan, dan notifikasi gawai bersahutan memenuhi udara. Wajah-wajah di sana bersinar bahagia. Maklum, hari ini gajian.

“Xi, udah cek saldo belum? Gaji kita udah masuk, loh!” seru Hana, dengan ekspresi girang.

“Oh, ya?” sahut Vexia, menoleh singkat dari layar komputernya.

“Eh, gimana janji traktir makan setelah gajian kemarin?” celetuk salah satu staf di meja sebelah.

“Bener tuh,” tambah yang lain. “Katanya mau traktir, 'kan?”

Vexia tersenyum tipis. “Tenang aja. Aku gak bakal ingkar janji. Kalian pilih aja tempatnya. Asal jangan restoran bintang lima terus pesan kaviar, ya. Gajiku gak cukup buat bayar sebutir telurnya.”

Tawa pecah di ruangan. Tapi suara Vega memotongnya dengan nada meremehkan.

“Cih. Sok-sokan. Emang tahu kayak apa kaviar? Dasar orang kampung.”

Hana langsung berdiri, menatap tajam. “Eh, mulut lo gak usah kebuka kalau yang keluar cuma racun.”

Hani ikut bersuara, nada suaranya tajam tapi terkendali. “Bener tuh. Mending diem deh, daripada gue lakban sekalian mulut beracun lo.”

Bira menengahi dengan suara datar. “Udah. Abaikan aja. Anggap aja kayak lalat berdengung.”

Vega melirik ketiganya dengan sinis, lalu bersandar di kursi tanpa bicara lagi.

Vexia hanya menghela napas, mencoba menahan diri. “Jadi... kita mau makan di mana nih?”

Tiba-tiba salah satu staf pria berkomentar santai, “Eh, Xia, penampilan lo sekarang udah badas banget gitu. Masa cuma traktir di restoran? Gimana kalau ke klub malam aja?”

Beberapa pasang mata langsung melotot.

“Klub malam?” seru seorang rekan wanita. “Wah, seru tuh! Aku belum pernah ke sana, pengen banget, tapi katanya gak aman buat cewek kalau sendirian.”

Yang lain ikut menimpali. “Iya, aku juga belum pernah. Penasaran banget!”

Vega terkekeh pelan. “Humph. Dasar katrok.”

Bira mendelik. “Vega, kalau gak mau ikut ya diem aja. Suara lo bikin telinga gue sakit.”

Hani mengangkat tangan, menengahi. “Jadi gimana nih? Ke klub malam aja, ya?”

Beberapa suara serempak menyahut, penuh semangat, “Ke klub malam aja!”

Sejak penampilan Vexia berubah jadi lebih badas, gaya bicara di sekitarnya juga ikut bergeser. Dari aku–kamu jadi lo–gue. Meski tidak semua ikut berubah, anehnya suasana justru terasa makin cair, makin dekat. Mungkin karena mereka merasa Vexia kini lebih santai, lebih bisa diajak bercanda tanpa batas formalitas seperti dulu

Semua mata kini tertuju pada Vexia.

Ia tersenyum samar. “Oke. Kalau begitu, malam ini kita ke klub malam. Aku traktir.”

Sorak-sorai langsung pecah. “Yeeeee!”

Tapi di tengah keriuhan itu, Vega hanya tersenyum miring.

Dalam hatinya bergema satu kalimat dingin.

"Klub malam? Bagus. Aku tunggu kau di sana, Vexia. Dan aku pastikan, kau bakal menyesal datang malam ini."

***

Waktu berlari cepat.

Pagi merambat menjadi siang, dan kini sore merayap perlahan di antara bayang gedung-gedung tinggi.

Seperti kebiasaan akhir-akhir ini, Rayno keluar dari ruangannya beberapa menit sebelum jam pulang kantor. Langkahnya tenang, tapi ada sesuatu yang tergesa di sorot matanya.

Dani, yang sudah hafal pola itu, segera berdiri dari kursinya.

“Mulai lagi, deh,” gumamnya kecil sambil mengambil kunci motornya.

Tak lama kemudian, dua kendaraan keluar dari area parkir kantor.

Satu motor sport merah dengan pengendaranya. Perempuan berambut hitam bergelombang, mengenakan jaket kulit hitam yang menempel pas di tubuhnya.

Dan satu lagi, sedan hitam mengilap yang tak asing bagi siapa pun di perusahaan itu.

Dani menghela napas panjang di atas motornya, lalu menatap kedua kendaraan itu.

“Kenapa juga harus disembunyiin sih pernikahan mereka?” gumamnya dalam helm.

“Bukannya lebih enak terang-terangan? Bisa pulang bareng, makan bareng. Eh ini malah kayak film laga. Istri naik motor, suami nyusul di mobil.”

Ia tertawa pelan sendiri.

“Kalau aku jadi Tuan, aku bakal bangga banget punya istri kayak Bu Bos. Cantik, stylish, cerdas, badas banget. Hah… bener-bener pasangan yang bikin hidup berwarna.”

Suara mesin motor Vexia mengaum pelan, lalu mendadak melesat.

“Waduh, ngebut lagi!” Dani hampir tersedak sendiri, memutar gas motornya. “Bu Bos, pelan dikit napa, ini bukan sirkuit!”

...🌸❤️🌸...

Next chapter...

Tapi detik berikutnya —

truk besar dari arah berlawanan muncul tiba-tiba.

“ASTAGAAA!”

Dalam kepanikan itu, mulutnya terbuka lebar tanpa sadar.

“EMAAAKKK… AKU BELUM KAWIINNNN!!!”

To be continued

1
Ninik
Thor jujur aku nungguin bgt first kiss nya Rayno dan Vexia habis itu apakah gunung es itu akan meleleh
love_me🧡
iiihhh dasar tuan kulkas 8 pintu gak gerti mode ya, jangan salah ini juga termasuk bagian dari dunia istrimu yg kamu gak tahu apa" itu hihihi
Dek Sri
lanjut
Alvin Ananda
😍😍😍😍🌹🌹🌹🌹
Alvin Ananda
wowowowo🔥🔥🔥🔥 renyno
Hanima
😍😍
partini
hemmm sekarang kaya gini nanti tuh ngaku"dia yg dari zaman lampau datang sikap kamu akan seperti apa
dihhhh
mery harwati
Ve, aq kasih vote bwt mu biar tambah badas kau menghadapi Rayno yang gengsi & munafik 😛
mery harwati
😄😄 kenapa kamu murka Ray? Kan kamu yang memilih & memberi pilihan pada Vexia agar menjauhimu, giliran dikabulkan perintahmu oleh Vexia, kenapa kau murka 😛
septiana
rasanya udah di ubun2 pengen meledak ya Ray...🤭 makanya punya istri itu di perhatiin,jangan cuma di jadikan pajangan dirumah. giliran udah jadi versi aslinya kelabakan juga kamu.
asih
Ada yg panas tapi bukan API ,Ada yg mendidih tp bukan air 😄😄😄😄 kapok Kan kamu rayno punya istri serba bisa incaran semua lelaki Loh
love_me🧡
rayno tambah panas temennya juga tertarik sama istrinya
love_me🧡
sumpah gue sumpahin lu bakal bintitan Dan 😄😄😄
anonim
Berat melepas Vexia tapi masih diikat kencang selama enam bulan yang ujung-ujungnya diceraikan.
Rayno pria egois bin tolol 😄🤭.
Orang wajah Vexia terbayang-bayang terus - tak mau belajar membuka diri.

Dani yang gerah melihat nyonya Bos ada diantara para staf wanita yang bersorak riuh - histeris melihat penampilan host yang di sewa.

Yovie yang jeli melihat ada satu cewek yang menarik menurutnya
Kekaguman Yovie dengan ucapannya - mengusik Rayno.
Vexia yang Yovie maksud cewek menarik - cantik - badas banget.

Rayno baru sadar ada istrinya - cemburu tak jelas dia, melihat dihadapan istrinya para host sedang memamerkan dada serta perut berototnya.

Rayno ke toilet setelah melihat Vexia menuju toilet.

Rayno mau apa - mau marah atau menegur istrinya.
Vexia pasti bisa mengeluarkan kata-kata yang jelas, lembut tapi tegas dan bisa menohok telak ke dada Rayno.
abimasta
itulah ray tak mengakui kalau mencintai vexia
Anitha Ramto
Rayno baru sadar kamu jika istrimu ada di Klub juga...sedang menonton perut roti sobek🤣mendidih kamu menyesalpun percuma sudah terlambat kamu Ray...Vexia sudah tidak peduli lagi sama kamu
Siti Jumiati
tuh kan ada yang cemburu gimana ya ntar kalau temen Rayno tau kalau cewek yang menarik perhatian adalah istrinya Rayno.
jadi penasaran lanjut kak nana...
Endang Sulistiyowati
Cepatan Dani panggil pemadam, bos mu udah kebakaran tuh. Liat istrinya pake baju croptop, nyewa host pula. Tahan Ray jangan marah, ntar Xia malah beneran pergi dari hidupmu. kan kamu sendiri yg udah mengabaikan Xia yg manis, lembut dan perhatian
Jumi Saddah: sekali2 xia banting tu rayno nya,😄
total 1 replies
Siti Jumiati
Vexia gk bisa diremebi, vega kamu selalu mencari kekurangan Vexia dan ingin selalu mempermalukanya, tapi kamu gagal vega. Vexia itu luar biasa...
Ginawati Susanti
Lanjut thor gi seru neh💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!