Serena Halim, seorang Aktor papan atas yang mengalami Transmigrasi ke tubuh seorang Istri Pemburu.
Bagimana jadinya jika Serena yang kaya raya, tiba-tiba menjadi istri durhaka, yang hidup dalam kemiskinan di peradaban China kuno.
Note : Berdasarkan Imajinasi Author, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fakta yang lain
Setalah Ru pergi, Yuwen dan Yue di landa keheningan. Mereka saling menatap dengan tatapan yang berbeda, Yue dengan tatapan rumit dan menuntut sedangkan Yuwen dengan tatapan panik dan gugup.
Yue melihat tangan Yuwen yang gemetar, Yue merasa heran. Sebenarnya berapa rahasia yang masih di sembunyikan Yuwen darinya? hatinya berdenyut sakit.
"Sialan, jadi belum semuanya?." Batin Yue, kesal.
"Ada yang ingin kau katakan padaku?." Yue berucap dingin.
"Yue... kau, kau percaya padanya?." Ujar Yuwen.
"Aku menunggu penjelasanmu, aku akan memikirkan percaya pada siapa setelah itu." Jawab Yue.
"Yue... aku." Yuwen tercekat.
"Kemarilah." Ucap Yue.
Yuwen mendekat, langit yang mulai menggelap membuat suasana semakin mencekam. Yuwen duduk di samping Yue, keduanya saling menatap dengan intens, ada tatapan kekecewaan yang kentara di mata Yue.
Sebenarnya Yue tidak percaya sepenuhnya pada Ru, hanya saja dia tidak senang jika tau hal baru tentang pasangannya dari oranglain. Seakan Yuwen sengaja menyembunyikan itu darinya selama ini.
"Apa alasanmu menyembunyikan ini?." Tanya Yue.
"Aku pikir, hal seperti ini tidak perlu kau tau." Ucap Yuwen.
"Apa alasanmu berpikir sperti itu?." Tanya Yue, dingin.
"Karena aku sendiri pun enggan mengingatnya, aku takut kau membenciku. Aku takut kau akan meninggalkanku, aku pikir sebaiknya aku menyimpan ini saja." Jujur Yuwen, dia menunduk.
"Tatap mataku Yuwen." Tegas Yue, Yuwen mendongak matanya terlihat penuh penyesalan dan ketakutan.
"Katakan padaku, semuanya. Kalau sampai aku mendengar fakta lain dari mulut orang lain lagi. Maka aku tidak akan pernah memaafkanmu." Ucap Yue, tegas.
Deg.
"Yue__
"Berhenti berbelit-belit dan katakan semuanya, aku memberi kesempatan terakhir padamu Yuwen." Bisik Yue, menatap Yuwen tajam.
"Benar, aku memang monster menakutkan. Sejak kecil, aku kesulitan mengendalikan emosi dan hampir setiap hari membunuh pelayan dan pengawal. Kaisar menempatkan aku di Istana dingin karena alasan itu, semua yang dikatakan Di benar. Tapi untuk masalah tunangan, dia berbohong." Ucap Yuwen.
"Katakan cerita yang sebenarnya, jangan berani memalsukan cerita." Ucap Yue.
"Memang benar aku memiliki tunangan sejak kecil, aku tidak pernah berinteraksi dengannya. Aku yang cacat dan buruk rupa sibuk membunuh semua orang yang menghinaku, lalu aku di kirim di Medan perang. Saat aku kembali dengan karakter yang lebih tenang dan dewasa, Kaisar mempertemukan aku dengan Tunanganku itu. Aku tidak memiliki perasaan apapun, aku juga tau jika wanita itu tidak menyukaiku yang buruk rupa dan tidak memiliki pendukung." Ucap Yuwen, bercerita dengan tenang menatap mata Yue.
"Lalu?." Yue mendesak.
"Kaisar memaksaku untuk berkencan dengannya, karena dia bilang pernikahan akan segera di gelar. Aku menurut dan membawanya ke pusat kota, kami hanya menghabiskan waktu dengan canggung. Setelah itu dia mengajakku ke sebuah danau, danau itu indah tapi cukup terpencil." Ucap Yuwen, mulai menceritakan inti permasalahannya.
Yue menatap dengan penasaran, hatinya berdebar bersiap untuk sakit hati. Dia tidak bisa marah jika suaminya mungkin pernah mencintai gadis lain sebelum dirinya. Tapi tetap saja Yue merasa sedih, kenapa suaminya menyembunyikan ini seakan memendam perasaan atau mungkin terkesan belum move on.
"Disana dia mengatakan sesuatu yang membuatku terkejut. Dia bilang, dia hamil anak Ru tapi dia ingin menikah denganku. Aku menolak dan mengatakan tidak akan mempermasalahkan jika dia menikah dengan Ru, karena aku memang tidak peduli. Tapi dia bertindak di luar batas, dia membuka pakaian nya dan berkata padaku "Aku bisa menjebakmu disini, kau tidak akan bisa mengelak untuk menikahiku, karena aku sudah menaruh banyak mata-mata yang akan melihat kita lalu melaporkan nya pada Kaisar." Aku cukup terkejut dan bersiap melawan, ada sekitar 30 pasukan bersenjata dan pemanah tersembunyi. Aku melawan mereka semua, dan aku mulai hilang kendali dengan menghabisi mereka semua termasuk Tunanganku sendiri." Ucap Yuwen, bercerita sambil menatap mata Yue. Menegaskan jika dia jujur.
"Bukankah itu aneh? dia hamil anak pria lain tapi ingin dinikahi olehmu. Apa Ru tidak mau menikahinya? tapi melihat wataknya yang hidung belang sepertinya tidak mungkin menolaknya." Ucap Yue, merasa ada yang aneh.
"Kau memang tajam, saat aku menyeret mayat tunangan ku kembali ke Istana. Disana sudah ada banyak orang berkumpul, seakan sudah menunggu, ada juga orangtua dari wanita itu yang langsung berteriak histeris. Kaisar bertanya apa yang terjadi, aku mengatakan secara gamblang jika aku membunuhnya karena tidak mau menikahinya. Aku tidak mengatakan masalah wanita itu yang hamil anak Ru, tapi anehnya Kaisar membentakku dan menuduhku membunuh wanita itu karena tidak mau bertanggungjawab atas perbuatannku. Disitu aku merasa sangat aneh, dan benar saja ini semua rencana Ru untuk menjatuhkan martabat ku di mata para bangsawan dan pejabat netral." Ada dendam yang besar dari nada suaranya.
"Darimana kau yakin jika itu rencana, Ru?." Tanya Yue.
"Karena Kaisar mengatakan mengetahui itu dari Ru, semua orang mengira aku yang menghamili dan aku yang membunuhnya. Semua orang mengecam dan mengutukku, Ru tertawa bahagia karena rencananya tetap terlaksana dengan baik meksipun dengan akhir yang berbeda." Ucap Yuwen.
"Lalu?." Yue semakin penasaran.
"Semua orang meminta Kaisar memberikan hukuman penggal padaku, karena tindakanku yang sangat kejam. Kaisar berbelas kasih padaku, aku yakin dia tau jika bukan aku yang menghamili, melihat bagaimana tabiatku selama ini. Kaisar memberikan hukuman pengasingan, aku di kirim secara ketat ke sebuah wilayah terpencil dan Permaisuri sudah bersiap membunuhku dengan senyap disana. Aku berhasil kabur, tapi Kaisar menemukanku, Kaisar memberikan kebebasan padaku seperti janjinya dan begitulah kisahnya." Ucap Yuwen.
Yue meneteskan air mata, dia memiliki hati nurani. Dia bisa tau jika Yuwen telah melalui banyak rintangan untuk bisa menemukan kebebasan itu, ternyata Kaisar tidak terlalu jahat meksipun sebagai Ayah dia tetaplah kejam.
"Kenapa, kenapa kau tidak mengatakan saja jika wanita itu hamil anak Ru?." Tanya Yue.
"Tidak akan ada yang percaya, apalagi selama ini aku selalu berselisih dengan Ru. Ru selalu bisa memutar fakta dan membuat aku lah yang terlihat mengusiknya. Karena itu aku memilih diam, tapi dendamku terus membara dari hari ke hari." Ucap Yuwen.
"Kenapa kau berpikir aku akan pergi karena fakta ini?." Tanya Yue.
"Karena ada wanita lain di kejadian ini, aku tau kau sangat pencemburu dan mudah marah jika menyangkut wanita. Aku takut kau tidak percaya padaku, lalu pergi." Lirih Yuwen.
"Sebenernya sekarang aku juga masih bingung mau percaya pada siapa, tapi mengingat kita terikat kontrak darah. Sepertinya kau jujur." Ucap Yue.
"Yue, apa kau tertarik pada Ru?." Ada ketakutan di nada suara Yuwen.
"Kenapa kau berpikir begitu?." Tanya Yue.
"Meksipun aku tidak peduli pada wanita itu, mendengar dia hamil anak musuhku. Aku merasa sangat terhina dan sakit hati, bukan karena cemburu tapi karena kenapa harus Ru. Seakan dunia memperlakukanku seperti lelucon milik Ru." Ucap Yuwen, dia terlihat marah.
"Kau takut aku sama saja dengan wanita-wanita itu?." Tanya Yue.
"Ya, aku sangat takut. Bahkan hatiku sudah sangat sakit dengan membayangkannya, kumohon Yue... bisakah kau tetap di sisiku?." Ucap Yuwen, tangannya meraih pipi Yue.
Mata Yuwen berkaca-kaca, Yue merasakan kesedihan dan Kekhawatiran itu. Yue tersenyum dan mengangguk, memeluk Yuwen dan berusaha menghilangkan sikap cemburuannya.
"Kau tau jika Ru sedang mendekatiku?." Tanya Yue.
"Tentu saja, apa dia masih ingat tentang malam perjamuan?." Tanya Yuwen.
"Dia tidak ingat, tapi mungkin rasa tertarik itu masih bersemayam di hatinya." Ucap Yue angkat bahu.
"Kau tidak tertarik padanya kan?." Yuwen was-was.
"Yuwen, apa kau tidak sadar jika dirimu sangat tampan? mana mungkin aku berpaling pada pria hidung belang sepertinya." Ucap Yue.
"Aku tampan? benarkah?." Yuwen tersenyum malu-malu.
"Pfttt, kalau kau jelek anak kita sudah pasti jelek kan. Yi'er sangat tampan dan manis, itu karena kita tidak jelek." Ucap Yue.
"Benar, Yi'er sangat manis. Putraku sangat tampan." Yuwen mengangguk tersenyum.
"Nah, dimana Yi'er saat ini?." Tanya Yue.
Deg.
Yuwen langsung berlari tunggang langgang, masuk ke dalam Paviliun dengan buru-buru. Yue jadi ikut berlari panik, bisa-bisanya Yuwen lupa anak sendiri.
Sampai di dalam paviliun, Yi'er sudah menangis terisak diatas tempat tidur. Yuwen buru-buru menghampiri, tadi Yuwen Keluar berniat bertanya pada Yue dimana minyak angin milik Yi'er di simpan.
Yi'er tadinya belum memakai pakaian dan masih di lilit handuk, sepertinya Yi'er memakai baju sendiri dan menangis karena Yuwen tidak kunjung kembali.
"Yi'er, sayang." Yuwen berusaha meraih Yi'er, tapi Yi'er menolak.
"Ya ampun, bagaimana bisa lupa dengan anak sendiri." Yue geleng-geleng kepala.
"Kenapa menangis, Sayang? Ayah punya salah apa?." Tanya Yue.
"Ayah melupakan Yi'er." Lirih Yi'er.
"Bagaimana bisa?." Yue menatap Yuwen.
"Aku awalnya ingin bertanya minyak angin Yi'er dimana, tapi malah lupa karena masalah tadi." Ucap Yuwen.
"Ya ampun, Yi'er memakai pakaian sendiri? Yi'er sudah mandiri dan hebat ya. Ibu bangga sekali dengan Yi'er." Ucap Yue.
"Ibu.. Yi'er tidak suka Ayah." Ucap Yi'er.
"Pfttt, Ayah ayo minta maaf pada Yi'er." Ucap Yue.
"Sayang, maafkan Ayah ya? Ayah tidak sengaja melupakanmu." Ucap Yuwen, mengelus rambut Yi'er.
"Ambil minyak anginnya di laci meja rias, Yi'er bisa masuk angin nanti." Ucap Yue.
Yuwen bergegas mengambil, lalu mengoleskannya pada perut, dada, leher, tangan dan kaki Yi'er supaya hangat. Yuwen dan Yue memeluk Yi'er meminta maaf, ini kesalahan mereka berdua karena melupakan Yi'er.
Fakta yang Yue dapatkan hari ini juga cukup mengusik pikiran Yue, bagaimana jika Ru akan semakin menjadi? dia harus segera mengantisipasi nya.
semua itu ada pada tempat nya dan porsi nya masing-masing.