Kembalinya Cinta Pertama

Setelah terjadinya huru hara tentang rumah tangganya. Nada tidak pulang ke rumah tempat tinggalnya bersama Xavier. Wanita itu merasa begitu lelah menghadapi pria itu. Pria yang sungguh sangat egois.

Berselingkuh tapi tidak mau di gugat cerai, Aneh kan?

Sinar pagi yang cerah kali ini membuat Nada yang bangun tidur merasa nyaman. Entah mengapa tidurnya kali ini lebih nyenyak tanpa ada pikiran yang mengganggu otaknya.

Ting..

Sebuah notifikasi masuk. Pesan dari Ricky yang mengatakan bahwa ada salah satu pengusaha yang mengajaknya kerja sama kali ini.

"Siapa?

"Tuan Rayhan, Dari perusahaan Adilla Group 1. Dia bilang ingin mengkontrak salah satu artis kita untuk di jadikan iklan produk perusahaan barunya...

Nada terdiam, Nama yang sangat tidak asing bagi Nada sendiri. Rayhan siapa? Dia hanya kenal satu Rayhan tapi nama perusahaan yang pria itu pimpin Nada kurang tahu. Karena sejak berakhirnya hubungan mereka kala itu, Nada sudah tak ingin tahu apapun tentang cucu kyai tempatnya ia mencari Ilmu tersebut.

"Baiklah kalau begitu.. Atur saja kapan waktunya kita akan bertemu..

"Okey, Kau tunggu saja..

Usai berbalas pesan, Nada kembali diam. Nama Rayhan sungguh membuat jantungnya selalu tidak aman. Namun, Berita semalam yang sempat dia lihat apakah benar kalau Gus Rayhan punya skandal hubungan dengan wanita lain. Bukannya saat itu Rayhan sudah di jodohkan oleh Kyai Ibrahimi dengan salah satu Ustadzah disana. Apakah pertunangannya batal?

"Ngapain aku mikirin dia.. Mending aku fokus kerja sama perceraianku..." Nada kembali masa bodo. Ia beranjak seraya mengikat rambut panjangnya.

Suara dering ponsel membuat langkah wanita itu terhenti. Nada meraih benda pipihnya siapa lagi yang menghubunginya kali ini.

Nama Xavier terpampang di layar tersebut. Nada tak peduli lagi. Lebih baik sekarang ia membersihkan diri lalu turun untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.

Tak lama, Nada telah siap dengan setelan pakaiannya pada hari ini. Putri bungsu Daddy Alvaro dan Mommy Alea itu bersiap untuk pergi ke kantor. Dan sebelum itu, Nada turun menuju ke ruang makan..

"Selamat pagi..." Sapa Nada dengan senyum manis di wajahnya.

" Selamat pagi sayang.. Ayo duduk, Sekarang kita sarapan bersama.." Nada mengangguk lalu duduk di salah kursi di sebelah Mommy nya.

"Kakak dan Kakak ipar pulang beneran?" Tanya nya begitu tak melihat Nalendra dan Ayra.

"Mana mau mereka menetap disini.. Kamu tahu sendiri lah, Davin sama Davina gak betah ada disini.. Belum apa-apa udah ngerengek minta pulang.." Nada terkekeh. Dua ponakannya itu memang selalu rewel..

Dddrr...Dddrrrtt..

Lagi dan lagi ponsel Nada bergetar. Mengganggu momen saat dirinya akan sarapan bersama dengan Daddy dan Mommy nya.

"Siapa sayang.. Kok gak di angkat?

"Gak penting Mom..." Mommy Alea mengangguk. Mungkin memang tidak penting. Karena sebagai orang tua, Daddy dan Mommy tidak terlalu ikut campur tentang privasi anak anaknya.

****

"Aaaaarrrggg! Sial! Ayo angkat Nada.. Kenapa kamu sulit di hubungi sih??" Xavier menggeram kesal karena sejak tadi bahkan sudah beberapa kali ia menghubungi istrinya itu tetap tak di angkat. Xavier ingin sekali menghubungi Nada sayangnya nomornya telah di blokir.

"Astagaa.." Xavier melempar benda pipih itu di atas ranjang. Dia tak tahu harus merayu Nada bagaimana lagi.

"Xavier...

Xavier menoleh. Ia terkejut begitu melihat Alika yang tiba-tiba saja berada di ambang pintu kamarnya.

"Lika? Kamu Ngapain disini??" Xavier meraih pergelangan tangan Alika lalu menyeretnya turun.

"Kamu Ngapain sih kesini.. Mana main masuk aja lagi.. " Xavier tak habis pikir, Bagaimana bisa Alika datang lalu tiba-tiba masuk begitu saja.

"Tapi kenapa? Bukannya setelah ini kamu dan Nada udah mau cerai ya? Apalagi sekarang aku adalah kekasih kamu satu-satunya.." Ucap Alika yang tak tahu mau.

"Sudahlah.. Aku capek debat sama kamu..Sekarang katakan apa tujuan kamu datang kesini pagi-pagi.." Alika mendekat laku bergelayut manja di lengan pria itu.

"Xavier sayang.. Aku boleh gak minta tolong sama kamu.. Aku mau kamu temui Nada terus bilang tarik kembali masalah pemboikotan ini.. Aku udah gak tahu mau minta tolong sama siapa lagi selain kamu. Nada itu jahat.. Dia pecat aku, Dan sekarang aku gak tahu harus cari kerjaan dimana.." Alika menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia menangis sedih dengan tersedu.

Xavier yang melihat itu merasa tidak tega. Memang seharusnya Nada tidak perlu melakukan ini. Apa yang terjadi diantara mereka adalah urusan pribadi tidak seharusnya di campur adukan dengan urusan pekerjaan.

Xavier peluk tubuh yang terguncang hebat itu. Xavier merasa tidak tega melihat Alika menangis seperti itu.

"Udah kamu jangan nangis lagi, Ya.. Aku akan berusaha untuk bicara sama Nada nanti.." Sebuah senyum terbit di bibir wanita itu. Dalam hati Alika berseru yes..

.

.

.

Kerja sama antara Nada dan Rayhan akhirnya membuahkan hasil. Keduanya sama-sama setuju dengan meeting yang beberapa saat lalu sepasang mantan itu laksanakan.

Tak dapat di pungkiri, Nada merasakan gugup yang luar biasa. Ia kira Rayhan yang lain yang akan mengkontrak artisnya.. Tapi nyatanya bukan..

Tidak berbeda dengan Nada, Rayhan pun juga merasakan hal yang sama. Sejak pagi setelah pria itu tahu kalau Nada lah wanita yang memimpin perusahaan itu, Jantung Rayhan berdegup tak karuan.

"Maaf, Sebelumnya.. Saya pamit pulang dulu karena Mama saya masuk rumah sakit.." Ricky pamit terlebih dulu kepada semua yang ada di sana.

"Mama kamu sakit?

"Iya..

"Kamu pulang pakek mobil aku aja..

"Terus Nona?

"Gampang, Aku akan memesan taksi.."Ricky setuju saja..Dia dan Nada sudah seperti sodara. Seperginya Ricky, Nada juga pamit untuk pulang. Berlama-lama bersama Rayhan membuat jantungnya tidak aman sama sekali.

Nada berdiri di depan cafe seraya menunggu taksi yang sudah terlanjur ia pesan.

"Mau pulang bareng?" Suara itu mengagetkan Nada yang berdiri di bawah terik matahari. Rayhan mendekat lalu berdiri di samping mantannya tersebut.

"E.. Eum, Tidak Gus.. Saya udah terlanjur pesan taksi.." Jawabnya seraya memalingkan wajah karena tak sanggup berlama-lama bertatapan dengan pria itu.

"Gapapa.. Kamu cancel aja taksi nya.. Ya, Daripada kamu pesan taksi kan mending uangnya untuk ku saja..

"Apa?!

"Ohohoho.. Tidak. Aku hanya bercanda.. Ayo, Biar aku antar pulang.." Nada tampak ragu dengan tawaran itu. Dia bukannya sok jual mahal, Hanya saja setahu Nada, Rayhan sudah punya pendamping.

"Ayo.. Kita tidak hanya berdua saja, Ada asisten ku di dalam.." Rayhan mengamati wajah cantik itu. Pria itu paham apa yang di pikirkan oleh Nada

"Jangan khawatir.. Aku masih sendiri. Tidak akan ada yang cemburu.." Entah kenapa tiba-tiba saja Rayhan mengatakan itu padahal Nada tidak bertanya.

"Ayo..

"I..iya..." Akhirnya Nada ikut Rayhan pulang dengan satu mobil. Tanpa di sadari, Seseorang menggeram kesal melihat itu.

"Jadi ini alasan kamu gak bisa di hubungi?

.

.

.

TBC