Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
" A,ada apa Nyonya" panik Rich dan beberapa bodyguard masuk kedalam kamar mendengar Zea yang terus memanggil padahal beberapa pelayan sudah masuk .
" Asisten Rich cepat panggil dokter tuan Axel terluka, dia kesakitan , cepatlah" Zea benar-benar menangis dengan panik melihat luka dilengan Axel yang dipeluknya .
" Kalian cepat panggil dokter " perintah Rich mengulum senyum melihat untuk pertama kalinya dalam sejarah Axel kesakitan padahal sejak kemarin baik-baik saja.
" Ada apa pa Rich?" tanya Bime begitu datang .
" Tuan terluka parah, sepertinya tangannya tidak akan bisa digerakkan beberapa hari ini " ucap Rich bicara pada Bime.
" Apa, lukanya begitu dalam sampai tidak bisa digerakkan " panik Zea semakin memeluk Axel ketika bekas luka yang memang cukup lebar itu kembali mengeluarkan darah .
" Nona Zea biarkan dokter mengobati luka tuan Axel dulu " kata Rich dan Bime membantu membaringkan Axel diatas ranjang.
" Aku mau menemaninya" kata Zea duduk disamping kanan Axel dan memegang sebelah tangan nya .
..........
" Sandiwara apa yang sedang direncanakan tuan Axel ?" bisik Bime pada Rich.
" Aku melihatnya 3 kali tertembak dia tidak selemah ini " sambung Bime.
" Diam, kau tidak tau saja yang namanya strategi " Rich menutup mulut nya yang hampir tertawa karena Bime memang belum tau kalau kemarin Axel terluka karena Jordan.
" Sepertinya aku tidak tau beberapa hal pokoknya nanti kau harus mengatakan padaku " ucap Bime yang diangguki Rich.
...........
" Dokter apa lukanya semakin parah?" tanya Zea dengan khawatir.
" Iya Nyonya , lukanya semakin parah bahkan untuk beberapa hari kedepan tuan tidak bisa menggerakkan tangannya terlalu banyak karena akan membuat lukanya kembali terbuka seperti hari ini " ucap dokter muda itu yang membuat Axel mengangkat sebelah alisnya.
Kenapa dokter ini seperti menakut-nakuti Zea saja padahal Axel tidak terluka separah itu.
" Baba apa masih sakit ?" tanya Zea ketika dokter selesai memasang perban yang diangguki Axel.
" Jika udah terluka dari semalam kenapa baru terasa sakitnya sekarang?" pertanyaan Zea setelah beberapa saat menyelimuti kaki Axel yang duduk bersandar dikepala ranjang .
Semalam bahkan pagi ini Zea ingat betul kalau Axel tidak ada mengeluh sakit oleh sebab itu Zea tidak tau kalau dia terluka .
" Semalam apa yang tuan lakukan Nyonya?" pertanyaan dokter itu yang sedang menyimpan alat-alat medisnya.
" Semalam dia mabuk " ucap Zea menatap Axel yang wajahnya terlihat tegang sekali .
" Nah karena itu orang mabuk tidak merasakan apa-apa nyonya makanya tuan tidak mengeluh sakit " ucapan logis dokter itu menyelamatkan Axel dari kecurigaan Zea .
" Tapi pagi nya dia tidak apa-apa bahkan kuat berdebat dengan ku , tapi setelah aku buka perban nya ba,"
" Nyonya orang mabuk ketika baru bangun juga belum sepenuhnya sadar , makanya tuan merasakan sakit setelah beberapa saat " jelas dokter itu lagi yang membuat Axel bernafas dengan lega .
" Aku membuatkan beberapa resep obat " kata dokter itu memberikan kertas pada Bime dan Rich sebagai asisten Axel .
" Ohhh ya Nyonya, aku lupa bilang pada nyonya " ucap dokter itu yang akan pergi namun kembali menatap Zea yang masih belum kering air mata di pipinya.
" Sejauh yang saya tau , tuan Axel sangat keras kepala " Axel langsung mempelototi dokter itu yang berani mengatakan dia keras kepala .
" Jadi Nyonya harus benar-benar menjaganya selama beberapa hari ini secara full time , kalau Nyonya tinggal aku khawatir dia akan melakukan aktivitas berat sedangkan asisten dan bodyguard nya mana berani melarang" pernyataan dokter itu .
" Baik dokter aku akan menjaganya dan tidak akan membiarkan dia melakukan aktivitas berat " ucap Zea mengangguk dan menatap Axel yang memang keras kepala .
" Bukan itu saja , Nyonya harus membantu tuan Axel dalam segala aktivitas nya apalagi mandi dan berganti pakaian takutnya dia malah menjangkau sesuatu yang bisa membuat lukanya kembali terbuka " pesan terakhir dokter itu sebelum pergi .
" Baik dokter " kata Zea .
" Aku ada beberapa vitamin dimobil bodyguard bisa menjemput nya untuk tuan Axel " ucap dokter .
" Biar aku saja yang mengambil " ucap Zea ikut dokter itu keluar untuk mengambil vitamin.
Axel yang duduk bersandar diranjang itu senyum-senyum sendiri membayangkan akan menghabiskan beberapa hari secara full time dengan Zea yang akan mengurusnya.
" Tuan , apa sakitmu sudah hilang sampai tersenyum selebar itu ?" tanya Rich dan Bime geleng kepala .
" Aduh Rich tangan ku rasanya mau patah " keluh Axel lalu tertawa .
Asisten dan bodyguard Axel yang berada didalam kamar ikutan tersenyum melihat Axel yang tertawa lepas , sudah lama sekali mereka tidak melihat itu .
" Bime berikan bayaran 500 juga pada dokter itu " perintah Axel.
" 500 juta " melek Bime dan Rich bersamaan .
" Cepat berikan nanti dokter baik itu keburu pulang " kata Axel berbaring nyaman diatas ranjang.
...........
Begitu Zea masuk kedalam kamar semua orang keluar meninggalkan mereka berdua saja .
" Baba ayo cuci muka dulu lalu sarapan" kata Zea .
Axel turun dari ranjang dan berjalan mengikuti Zea kekamar mandi.
" Biar aku bantu " kata Zea begitu mereka berdiri di depan wastafel.
" Aku masih bisa menggunakan tangan kanan kok " kata Axel .
" Nggak , nanti Baba lupa kalau tangan kirinya lagi luka malah reflek menggunakan tangan kiri , biar aku bantu " ucap Zea meminta Axel sedikit menunduk dan membantunya cuci muka .
" Pakai bajunya lalu kita sarapan " ucap Zea memberikan baju pada Axel yang duduk ditepi ranjang.
" Zea bagaimana bisa aku memakainya sedangkan tangan kiriku tidak boleh digerakkan" ucap Axel memegang baju yang Zea berikan padanya .
Zea berdiri dihadapan Axel yang duduk itu lalu membantu memakaikan kemeja sekaligus mengancingkan nya .
" Ayo " kata Zea .
" Rambutku belum disisir dan aku juga ingin lengan kemeja ini digulung sampai siku agar lebih nyaman dipakai " kata Axel lagi yang dengan cepat Zea bantu .
...........
" Mengapa sudah berhenti kan sarapan nya belum habis, apa sudah kenyang? " kata Zea yang duduk disebelah Axel .
" Belum " .
" Lalu kenapa sudah berhenti ?" pertanyaan Zea .
" Aku capek memegang roti sebelah tangan " pernyataan Axel .
Zea mengambil roti di piring Axel lalu menguapi nya dan itu membuat Axel salting tidak karuan dibuatnya.
" Mau susu atau air putih ?" tanya Zea .
" Mau " kata Axel mengangguk.
" Iya , mau apa ?" tanya Zea .
" Mau , mau, itu, susu mu, ehhh itu " tunjuk Axel .
" Iya " Zea menuang susu kedalam gelas lalu memberikan pada Axel .
" Zea hari ini kamu ke kampus jam berapa?" tanya Axel .
" Sebenar-benarnya pagi ini , tapi karena,"
" Karena apa?"
" Karena Baba sedang sakit jadi aku libur saja " kata Zea .
" Aku kan tidak apa-apa kalau, akhhh, "
" Masih bilang tidak apa-apa?" pertanyaan Zea pada Axel yang tiba-tiba memegang kepala .
" Sepertinya pusing itu efek karena mabuk semalam jadi harus banyak istirahat" ucap Zea mengajak Axel kembali kekamar.