Luka Dan Cinta Dalam Perjodohan

Zio terbangun lebih dulu saat mendengar suara dering ponselnya terus berbunyi. Ia menyipitkan mata mencari-cari sumber suara tersebut. Mata nya tertuju pada ponselnya yang disimpan didalam saku celana formalnya yang teronggok dilantai. Zio menyibakkan selimut seraya memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Zio belum menyadari dengan apa yang terjadi dengan dirinya, ia turun dari ranjang lalu segera merogoh saku celananya lalu mnegeluarkan ponsel miliknya. Dilihatnya, nama Zaki terpampang jelas dilayar benda pipih itu. Tak membuang waktu lama, Zio segera menggeser tombol hijau lalu menempelkan ponsel itu ditelinga kirinya.

"Apa?", tanya Zio tanpa basa-basi

"Anda dimana bos, saya mencari anda dirumah dan mansion tuan besar Kai tapi tidak ada. Ini sudah pukul 9 bos, satu jam lagi ada meeting penting dengan perusahaan LianChang". Ucap Zaki panjang lebar, seperti emak-emak yang mengomel pada anak nya.

Zio yang mendengar itu berdecak kesal. "Diamlah Zak, suara mu membuat ku tambah pusing. Semalam aku ketiduran di club Oasis.. "

Terdengar helaan nafas Zaki dari seberang telepon, "Syukurlah anda baik-baik saja bos. Saya jemput kesana segera bos". Kata Zaki

"Hm.. Bawakan juga baju ganti untuk ku".

"Siap bos".

Setelah itu, sambungan telepon pun terputus. Zio meletakkan ponsel diatas nakas lalu segera menyambar pakaiannya yang berserakan dilantai. Namun, saat ia akan mengambil kemeja yang berada dibawah ranjang pandangan matanya tertuju pada sebuah dress biru tua yang teronggok disamping nya.

Zio langsung menyambarnya . "Dress?", seketika ia langsung mendongak menatap kearah ranjang. Seorang wanita tengah tertidur pulas dengan posisi membelakanginya. Punggung halusnya terpampang nyata dan hanya ditutupi selimut sebatas pinggang.

Sontak pijakan kaki Zio limbung ke belakang, matanya terbelalak tak percaya. "A-apa yang aku lakukan semalam?".

Ia mencoba mengingat-ingat apa yang sudah dia lakukan bersama wanita yang sudah tidur satu ranjang dengan nya itu. Semalam dia mabuk parah dan memesan kamar berniat ingin bermalam di club tersebut, tapi siapa sangka jika itu menjadi awal terjadi nya petaka.

~FLASHBACK ON~

Braakk!! Zio meletakkan kasar gelas yang berisi Wishkey itu yang ia sudah tandaskan air nya. Bastian, sahabatnya itu sudah pamit undur diri kembali keruang kerja nya setelah memberikan ceramah panjang lebar pada nya.

"Berikan aku segelas Wiskey lagi". Pinta Zio pada bartender

"Maaf tuan, saya tidak bisa memberikan anda minuman itu lagi. Sudah 5 botol yang anda habiskan. Anda sudah mabuk berat, berikan ponsel anda tuan. Saya akan menelpon kerabat anda untuk menjemput mu tuan"Kata Bartender itu keluar dari meja kerja nya dan mendekati Zio.

"Minggir! Jangan banyak omong kosong. Cepat berikan aku minuman lagi". Bentak Zio, suara nya sudah serak dan meracau ngalor-ngidul tak karuan. Bartender itu hanya diam dan tidak mengindahkan permintaan Zio. Namun, tetap mengawasi Zio atas perintah Bastian. Takut pria itu akan membuat kekacauan di clubnya.

Zio mendongak menatap sekeliling, alunan musik yang dibawakan DJ cukup membuat nya sejenak melepas beban pikirannya yang sedari tadi tertuju pada Laura. Tapi, saat mata Zio menatap sekeliling ia tidak sengaja melihat wanita yang mirip dengan Laura. Tan

"Lauar.. " lirih nya berucap, tanpa pikir panjang Zio langsung beranjak dari duduknya berjalan mengikuti wanita itu yang masuk kedalam kamar mandi.

Samar-samar Zio mendengar wanita itu merintih didalam kamar mandi, bahkan beberapa kali meminta maaf sebab tak sengaja menabrak orang termasuk dirinya.

"Aaa, maaf aku tidak sengaja". Ucap wanita itu, suara nya terdengar mendayu-dayu manja ditelinga Zio.

"Laura, kau kah ini sayang.. ?"

~FLASHBACK OFF~

Demi membuktikan dugaannya, Zio langsung berjalan mendekati ranjang dan menyibakkan selimut tempat ia tidur tadi. Bola mata nya kontan membulat sempurna saat melihat bercak darah yang mengotori seprei berwarna putih tersebut.

"Dia masih perawan ?". Gumam Zio lirih, ia menyugar kasar wajahnya dan menjambak kuat rambut lebatnya.

"Sial! Apa yang sudah aku lakukan?". Zio mengumpati dirinya sendiri. Rasa bersalah seketika melingkupi hatinya, mungkin jika saja wanita yang tidur bersama nya semalam seorang wanita bayaran sudah pasti Zio tidak akan semenyesal ini. Tapi, wanita yang ia tiduri semalam adalah seorang gadis yang masih segel tersuci. Masa depannya sudah Zio renggut dengan paksa, bagaimana jika wanita itu terbangun dan membuka mata lalu menyadari jika dirinya sudah tak suci lagi. Dan lagi, semalam Zio ingat jika dia menumpahkan seluruh benih nya didalam rahim wanita itu dan dia juga tidak mengenakan pengaman.

"Aaargghh.. " Zio menggeram frustasi. Semabuk-mabuknya dia, belum pernah Zio sampai melakukan kesalahan sefatal ini.

Sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba ponsel nya kembali berdering. Zio segera mengangkat panggilan itu.

"Bos saya sudah ada didepan pintu kamar anda", itu Zaki yang menelpon

"Hm.. Tunggu sebentar". Setelah mengatakan itu, Zio langsung mematikan sambungan telepon nya segera mengenakan kembali pakaiannya semalam dengan cepat. Bukan Zio tidak ingin bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan semalam, tapi kali ini pekerjaan Zio yang lebih utama. Perusahaan dari negara C akan menjadi investor terbesar diperusahaannya, tentu saja Zio tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan sebesar ini. Sebelum Zio pergi, ia meninggalkan sebuah pesan yang ia tulis dikertas lalu meletakkannya diatas nakas, tak lupa Zio juga meninggalkan kartu nama nya juga sebuah jam tangan mewah miliknya pribadi yang ia pesan khusus dari brand merk ternama. Hanya Zio sendiri yang memiliki model jam seperti itu, dengan desain unik dan artistik yaitu berbentuk seperti burung dan lingkaran abstrak.

Zio melirik lagi wanita yang masih tertidur pulas dengan posisi membelakangi nya. Zio merangkak naik keatas ranjang berniat ingin melihat seperti apa wajah wanita yang sudah ia renggut kesuciannya itu. Namun, suara ketukan pintu terus membuatnya urung. Zio hanya membubuhkan ciuman dipuncak kepala wanita itu dengan lembut dan dalam, seraya dalam hatinya terus mengucapkan kata maaf.

Setelah itu, Zio segera turun dari ranjang membenahi selimut menutupi tubuh wanita tersebut hingga sebatas dada. Kemudian, Zio bergegas melangkahkan kakinya membuka pintu.

"Bos?" sapa Zaki sesaat setelah melihat Zio keluar dari kamar

"Kita ke kantor sekarang!" titah Zio, ia melirik kembali kearah ranjang sebelum akhirnya menutup rapat pintu tersebut.

"Tapi, ini pakaian ganti anda bos". Zaki menyodorkan paper bag berisi pakaian ganti pada Zio

"Aku akan ganti nanti di kantor. Sekarang cari Bastian dan katakan padanya untuk jangan masuk kedalam kamar itu sebelum orang yang didalam nya keluar lebih dulu". Perintah Zio dengan tegas

Zaki yang mendengar itu mengerutkan dahinya bingung, namun dia tidak banyak bertanya dan hanya mengangguk menjalankan perintah.

.

.

.

Jangan lupa dukungannya! Like, vote dan komen ... Terimakasih ❤️🌹