NovelToon NovelToon
TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Penyelamat
Popularitas:984
Nilai: 5
Nama Author:

Alea, seorang wanita muda dan cantik, terpaksa menikahi Rian melalui perjodohan. Namun, kebahagiaan yang diharapkan pupus ketika Rian mengkhianatinya dengan berselingkuh dengan Gina. Patah hati, Alea memutuskan untuk bercerai dan meninggalkan Rian. Takdir berkata lain, bis yang ditumpangi Alea mengalami kecelakaan tragis. Di tengah kekacauan, Alea diselamatkan oleh Ben, seorang pria berkarisma dan berstatus sebagai bos besar yang dikenal dingin dan misterius. Setelah sadar, Alea mendapati dirinya berada di rumah mewah Ben. Ia memutuskan untuk berpura-pura hilang ingatan, sebuah kesempatan untuk memulai hidup baru. Ben, yang ternyata diam-diam mencintai Alea sejak lama, memanfaatkan situasi ini. Ia memanipulasi keadaan, meyakinkan Alea bahwa ia adalah kekasihnya. Alea, yang berpura-pura hilang ingatan tentang masa lalunya, mengikuti alur permainan Ben. Ia berusaha menjadi wanita yang diinginkan Ben, tanpa menyadari bahwa ia sedang terperangkap dalam jaring-jaring cinta dan kebohongan. Lalu, apa yang akan terjadi ketika ingatan Alea kembali? Apakah ia akan menerima cinta Ben, atau justru membenci pria yang telah memanipulasinya? Dan bagaimana dengan Rian, apakah ia akan menyesali perbuatannya dan berusaha merebut Alea kembali?

MENGAJAK KELUAR KARENA KEPATUHAN

Mereka berdua terdiam dalam posisi itu untuk beberapa saat. Kemudian, kelelahan mengambil alih. Mereka berdua tertidur dalam posisi saling berpelukan.

Saat Ben membuka mata, ia merasakan ada sesuatu yang hilang. Ia menoleh ke samping dan mendapati Alea sudah tidak ada di sampingnya.

Dengan rasa penasaran, Ben berdiri dan mencari Alea di sekeliling kamar. Ia menemukan Alea berada di ruang ganti pakaian.

Alea sudah mandi dan aroma sabun yang segar tercium di udara. Ia sedang sibuk memilih baju di antara tumpukan pakaiannya.

Ben menghampiri Alea dengan langkah pelan. Ia mengamati Alea dari belakang, menikmati pemandangan tubuhnya yang segar dan bersih.

Tiba-tiba, Ben meraih sebuah dress seksi berwarna merah menyala dari gantungan. Ia mendekatkan dress itu ke tubuh Alea dan berbisik di telinganya, "Aku ingin melihatmu mengenakan ini."

Alea terkejut dengan tindakan Ben. Ia mengenali dress itu. Itu adalah dress yang pernah ia pakai beberapa waktu lalu, saat Ben tidak ada dirumah.

Alea merasa bingung dan tidak nyaman. Ia tahu bahwa dress itu sangat seksi dan belahan dadanya sangat rendah. Ia juga sadar bahwa leher dan dadanya penuh dengan sisa-sisa "pertempuran" semalam yang memalukan.

Dengan gugup, Alea berkata, "Ben, aku tidak yakin aku pantas mengenakan dress ini. Ini terlalu terbuka."

Ben tersenyum dan berkata, "Kenapa tidak? Kamu terlihat cantik dengan dress ini. Aku ingin melihatmu memakainya."

Alea menunduk dan berkata, "Tapi... leher dan dadaku penuh dengan bekas semalam. Aku tidak ingin orang lain melihatnya."

Ben mengangkat dagu Alea dan menatapnya dengan lembut. "Itu bukan masalah. Aku justru suka melihatnya. Itu adalah bukti bahwa kamu milikku."

Alea terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa terjebak dalam situasi yang sulit.

Ben melanjutkan, "Ayolah, Alea. Pakai saja dress ini untukku. Aku janji, kamu akan terlihat sangat cantik."

Alea menghela nafas dan berkata, "Baiklah, tapi jangan salahkan aku kalau ada yang melihatku dengan tatapan aneh."

Ben tertawa dan berkata, "Tidak akan ada yang berani menatapmu dengan tatapan aneh. Aku akan menjagamu."

Alea dengan ragu-ragu mengenakan gaun merah itu. Ia merasa tidak nyaman dengan belahan dada yang rendah dan punggung yang terbuka.

Saat Alea selesai mengenakan gaun itu, Ben terpesona. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Alea terlihat sangat cantik, bahkan tanpa riasan sedikit pun.

Ben mendekati Alea dan memeluknya dari belakang. Ia mencium leher Alea dan berbisik, "Kamu sangat cantik. Aku tidak pernah melihatmu secantik ini."

Alea merasa malu dan gugup. Ia tidak tahu harus merespon apa. Ia hanya bisa terdiam dan membiarkan Ben memeluknya.

Ben melepaskan pelukannya dan berkata, "Selesaikan riasanmu. Aku akan mandi dulu."

Alea mengangguk dan mulai merias wajahnya. Ia mencoba untuk menutupi bekas-bekas semalam dengan make-up.

Sementara Alea merias wajah, Ben masuk ke kamar mandi. Ia membersihkan diri dan membiarkan air hangat membasahi tubuhnya.

Selesai mandi, Ben masuk ke ruang ganti dan mencari baju yang senada dengan gaun Alea. Ia memilih kemeja berwarna merah marun dan celana hitam.

Saat Ben keluar dari ruang ganti, ia terkagum melihat Alea yang sudah menyelesaikan riasannya. Alea terlihat semakin cantik dan mempesona.

Saat Ben keluar dari ruang ganti, ia terkagum melihat Alea yang sudah menyelesaikan riasannya. Alea terlihat semakin cantik dan mempesona.

Ben mendekati Alea dan berkata, "Kamu siap? Ayo kita turun untuk sarapan."

Alea mengangguk dan tersenyum tipis. Ia merasa sedikit lebih percaya diri dengan riasan yang menutupi bekas-bekas semalam.

Sebelum keluar dari kamar, Ben mengambil jasnya yang berwarna hitam. Ia menyampirkan jas itu di bahunya, siap untuk melindungi Alea dari tatapan orang lain.

Ben menggandeng tangan Alea dan mereka berdua berjalan menuruni tangga rumah. Langkah mereka pelan dan hati-hati, menikmati momen kebersamaan yang canggung namun intim.

Saat mereka tiba di ruang makan, aroma kopi dan roti panggang memenuhi ruangan. Beberapa pelayan sudah menyiapkan sarapan di meja. Alea merasa sedikit gugup saat menyadari bahwa mereka tidak sendirian di rumah itu. Ia menggenggam tangan Ben dengan erat.

Ben menarik kursi untuk Alea dan berkata, "Silakan duduk, Sayang."

Setelah mereka berdua duduk, Ben tersenyum dan berkata, "Sayang, hari ini aku akan mengajakmu keluar. Sebagai hadiah atas kepatuhanmu."

Alea terkejut dengan perkataan Ben. Ia tidak tahu harus merasa senang atau takut. Hadiah dan pujian atas kepatuhan... terdengar seperti sebuah jebakan.

Ben melanjutkan, "Aku harap kamu tetap patuh. Aku akan mengajakmu makan di luar dan berbelanja. Kamu boleh memilih apa saja yang kamu inginkan."

Alea menatap Ben dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia merasa seperti boneka yang sedang dimainkan oleh Ben. Namun, di sisi lain, ia juga merasa tertarik dengan tawaran Ben.

Alea tersenyum mengerti. Ia memutuskan untuk mengikuti permainan Ben. Ia ingin melihat sejauh mana Ben akan membawanya.

Setelah sarapan, Ben mengajak Alea keluar. Sopir sudah menunggu di depan rumah dengan mobil mewah berwarna hitam.

Di dalam mobil, Ben duduk di samping Alea. Ia tersenyum dan menggenggam tangan Alea.

Selama perjalanan menuju mall, tangan Ben tidak bisa diam. Sesekali ia memegang paha Alea dengan lembut.

Alea merasa gugup dan tidak nyaman. Ia mencoba untuk mengabaikan sentuhan Ben, tetapi ia tidak bisa. Jantungnya berdebar kencang dan napasnya terasa sesak.

Alea merasa gugup dan tidak nyaman. Ia mencoba untuk mengabaikan sentuhan Ben, tetapi ia tidak bisa. Jantungnya berdebar kencang dan napasnya terasa sesak.

Dengan suara yang sedikit bergetar, Alea berkata, "Ben, stop."

Ben terkejut dengan perkataan Alea. Ia menghentikan tangannya dan menatap Alea dengan tatapan bertanya.

Alea menatap Ben balik dengan tatapan yang tegas. Ia ingin Ben tahu bahwa ia tidak nyaman dengan sentuhannya.

Ben bertanya, "Ada apa, Sayang? Apa aku melakukan sesuatu yang salah?"

Alea menjawab, "Aku tidak suka kamu menyentuhku seperti itu. Aku merasa tidak nyaman."

Ben tersenyum sinis dan berkata, "Terbiasalah, Sayang, karena aku ini suamimu."

Alea terkejut dengan jawaban Ben. Ia merasa seperti ditampar. Kata-kata Ben membuatnya merasa tidak berdaya dan terjebak.

Ben melanjutkan, "Apapun yang aku lakukan kepadamu bukan untuk menyakitimu. Aku hanya ingin menunjukkan rasa sayangku."

Alea menatap Ben dengan tatapan yang penuh dengan kemarahan dan kekecewaan. Ia merasa Ben tidak menghargai perasaannya.

Ben tertawa kecil dan berkata, "Tidak usah marah, Sayang. Aku hanya mengetesmu, apakah kamu sudah benar-benar patuh. Rupanya sama saja."

Alea mengerutkan kening. Ia merasa bingung dengan perkataan Ben. Apa maksudnya dengan "mengetes" dirinya?

Ben melanjutkan, "Aku tidak tahu peran apa yang sedang kamu mainkan, Alea. Apakah kamu berpura-pura menjadi istri yang patuh, ataukah kamu benar-benar membenciku?"

Alea terdiam. Ia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Ben. Ia sendiri tidak yakin dengan perasaannya.

1
Vash the Stampede
Aku sudah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu, thor.
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️
total 1 replies
emi_sunflower_skr
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️❤️
total 1 replies
Ichigo Kurosaki
Ceritanya menghibur sekali.
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!