NovelToon NovelToon
CEO Dingin-Ku Mantan Terindah-Ku

CEO Dingin-Ku Mantan Terindah-Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Office Romance / Mantan
Popularitas:22.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Nadira tak pernah menyangka bekerja di perusahaan besar justru mempertemukannya kembali dengan lelaki yang pernah menjadi suaminya tujuh tahun lalu.

Ardan, kini seorang CEO dingin yang disegani. Pernikahan muda mereka dulu kandas karena kesalahpahaman, dan perpisahan itu menyisakan luka yang dalam. Kini, takdir mempertemukan keduanya sebagai Bos dan Sekretaris. Dengan dinginnya sikap Ardan, mampukah kembali menyatukan hati mereka.

Ataukah cinta lama itu benar-benar harus terkubur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 12.

Sore itu, Nadira berdiri kebingungan di parkiran kantor. Motor butut kesayangannya tak ada di tempat biasa. Ia sudah keliling dua kali, bahkan bertanya pada satpam. Namun, hasilnya nihil.

Dengan pasrah, ia membuka aplikasi ojol di ponselnya. Baru saja hendak memesan, suara klakson singkat terdengar. Sebuah mobil hitam mengilap berhenti tepat di depannya.

Kaca jendela turun di bagian belakang, sosok pria dengan wajah dingin menatapnya.

“Masuk! Aku ingin bicara.”

Nadira berkedip, setengah terkejut. “S-saya, Tuan__”

Ardan mengetukkan jarinya ke sandaran jok, ekspresinya tak sabar. “Apa kau lihat ada orang lain di sini?”

Senyum tipis lolos dari bibir Nadira. Ia membuka pintu depan, tapi suara berat itu kembali terdengar.

“Kenapa kau buka pintu depan?”

Nadira berpura-pura merajuk, “Bukankah Tuan pernah bilang, Anda tidak suka orang ceroboh duduk di samping Anda?”

Kenapa dia harus mengingatkanku! Kesal pria itu.

Ardan melirik sekilas, napasnya terdengar berat. “Tutup mulut dan menurut saja!”

Meski terdengar keras, Nadira sudah mulai terbiasa. Ia tahu betul, di balik wajah dingin Ardan ada sesuatu yang lain... ego yang berusaha keras mempertahankan temboknya.

Akhirnya Nadira duduk di jok belakang bersama sang mantan.

Mobil melaju tenang. Ardan melepaskan jasnya, lalu menaruh di pangkuan Nadira.

“Pakai, kau tak kuat AC.”

Belum sempat Nadira berkomentar, suara tegas itu kembali.

“Mulai besok, jangan ngopi lagi. Kalau perlu, aku keluarkan larangan resmi... jika seluruh karyawan dilarang minum kopi. Baik dari pantry maupun beli di luar.”

Nadira membuka mulut, namun Ardan kembali bicara.

"Satu hal lagi... mulai sekarang, sarapan, makan siang, makan malam, bahkan camilan kecilmu akan disiapkan dan diantarkan setiap hari. Jangan coba-coba membantah, karena jika kau tidak patuh... penyakit itu bisa kambuh lagi."

Nadira melongo. “Apa Anda… menyumpahi saya kena kanker lagi?”

Tatapan Ardan menajam. “Aku hanya sedang memperingatkan mu.”

Nadira mendesah ingin membalas, tapi pria itu menyipitkan mata membuatnya bungkam.

Tak lama suara itu terdengar lagi, kali ini lebih rendah.

“Dan satu hal lagi… kalau sedang bersamaku, jangan panggil ‘Tuan’. Jangan bersikap formal, panggil aku seperti dulu.”

Nadira menoleh cepat. “M-mana berani. Sekarang kamu orang besar, sementara aku__”

“Dira!” Suara Ardan meninggi, membuat Nadira terdiam. “Menurut saja!”

Nadira menggertakkan gigi, lalu terkekeh pelan. “Jadi begini rasanya jadi wanita simpanan. Dimanjakan, diperhatikan… tapi tanpa status.”

“Diam, Nadira!”

Namun Nadira tetap menyeringai tipis.

Sampai akhirnya mobil berhenti di depan sebuah gedung apartemen mewah.

“Ini… dimana?”

“Tempat tinggalmu mulai hari ini. Kau hanya perlu istirahat di sini, turun!"

Nadira menggeleng. “Saya tidak bisa__”

Belum selesai, wajah Ardan sudah mendekat. Nafasnya hangat di kulit wanita itu.

“Kalau kau berani menolak… kau akan tahu akibatnya. Kau, akan kehilangan pekerjaanmu. Pundi-pundi uang yang kau butuhkan untuk bertahan hidup seluruh keluargamu, tak akan ada lagi!“

Mata Nadira melebar. “Kamu… mengancamku?”

“Aku serius, Dira. Jangan uji aku! Kalau perlu, aku bisa buat ayahmu terusir dari rumah sakit, atau adikmu dikeluarkan dari kampus. Satu kata dariku, cukup.”

“Ardan…!” Nadira menatapnya dengan marah sekaligus tak percaya.

Namun sebelum sempat menambah kata, tengkuknya sudah diraih kuat dan bibirnya ditaklukkan ciuman Ardan yang penuh emosi.

Mata Nadira membesar, tapi seiring waktu kilasan kenangan tujuh tahun lalu menyapu ingatannya. Hangat itu… pernah ia rindukan mati-matian. Perlahan kelopak matanya terpejam, tubuhnya menyerah.

Satu jam kemudian, Nadira duduk di depan meja rias setelah selesai membersihkan diri. Wajahnya merah padam, rambutnya masih basah. Ia menatap bayangan diri sendiri, hatinya kacau.

“Aku pasti dibunuh calon istrimu,” gumamnya lirih.

Ardan yang sedang mengenakan kemeja, mendekat dengan santai. “Selama bersamaku, jangan sebut nama orang lain. Lagipula, dia tak akan berani menyentuhmu.”

“Kenapa?” Nadira memberanikan diri menatap sang mantan, pria yang baru saja menyalurkan hasrat padanya di atas ranjang.

Ardan tersenyum tipis, wajahnya angkuh. “Karena dia cinta mati padaku.”

“Uhuk!” Nadira hampir tersedak, ia memutar bola matanya. “Sejak kapan kamu jadi narsis?”

“Sejak aku belajar, tak bisa percaya siapa pun. Kau maupun Claudia... semua sama. Tapi jangan pernah berpikir kau lebih baik dari dia. Karena bagaimanapun… dia adalah calon istriku.” Suaranya kali ini mengandung tekanan.

Nadira tercekat.

Ardan berdiri tepat di belakangnya, menahan pundaknya yang berbalut handuk. Tatapannya melalui pantulan cermin membuat Nadira sulit bernapas.

“Besok… kita menikah lagi. Nikah siri. Aku ingin ayahmu sendiri yang menikahkan kita, seperti dulu. Tapi jangan harap, kau akan menjadi Nyonya Ardan di depan semua orang. Kau hanya akan jadi Nyonya di apartemen ini, dan sekretaris di kantor. Hanya itu... ingat saja perlakuan kejam mu dulu padaku!"

“Cukup! Semua ini bukan keinginanku. Aku hanya menurut karena ancamanmu. Tapi Ardan, jangan terus menghinaku dengan masa lalu. Kalau kau terus begitu... percaya atau tidak, ketika kebenaran terbongkar... kau sendiri yang akan menyesali semuanya. Jangan terlalu keras hati, jagalah ucapanmu. Jika kau mau berkompromi, aku akan menerima semua ini tanpa harus kau paksa.” Suara Nadira bergetar, namun matanya menatap tegas.

Keheningan menyelimuti ruang itu.

Tiba-tiba, tanpa sepatah kata pun Ardan meraih dan mendekap tubuh Nadira dari belakang.

“Kau masih sama seperti dulu...” bisiknya lirih, lalu menambahkan dengan nada menggoda, “Masih enak dan hebat saat melayaniku di atas ranjang.” Setelah itu Ardan menjauh, melangkah pergi begitu saja.

Wajah Nadira yang semula suram karena emosi, seketika memanas. Pipinya bersemu merah, jantungnya berdetak tak karuan oleh ucapan mesum mantan suaminya itu.

Tanpa disadari Nadira, ketika mantan suaminya itu menoleh senyum tipis tersungging di bibirnya. Sebuah senyum yang Ardan sembunyikan sambil menutup pintu di belakangnya.

Beberapa detik setelah kepergian Ardan, ponsel Nadira bergetar. Sebuah pesan masuk dari seseorang. Saat matanya menatap layar, Nadira membelalak. Air matanya langsung memenuhi pelupuk, seolah dunia berputar tak terkendali.

Jadi, sebenarnya aku dan Ardan masih...?

*

*

*

Kira-kira, pesan apa ya?

1
Rita
betul dih
Rita
Ardan tolong jelaskan apa prasangka istrimu benar pa salah
Rita
lah🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
awas nih sakit gangguan jiwa
Rita
obsesi itu namanya
Rita
tuh Ardan sdh tau kan
Rita
mamer 🥰🥰🥰🥰🥰🥰👍👍👍👍👍👍👍
Rita
hei hei😅😅😂😂😂😂
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Rere💫: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Jeng Ining
good Clau provokasi Ardan terus, itubmemang yg dimaui mama Ardan, biar sepenuh hati Ardan melakukan pembelaan thd Nadira dn mengeluarkan semua isi hati yg hanya ada Nadira😁😁😁
Jeng Ining: biar polpolan nunjukin cintanya ke Nadira sesuai prediksi Mamanya🤭
total 2 replies
Tiara Bella
wow Ardan terlalu cepet ini mah ketemunya Nadira ....hehehhe...
Tiara Bella: hooh....
total 2 replies
Azahra Rahma
bagus, keren
Azahra Rahma
Ardan jangan percaya kata² Claudia,,dia itu wanita siluman ,,entah siluman laba² atau siluman ular putih
Rere💫: Siluman rubah 🦊🤣
total 1 replies
Desyi Alawiyah
Claudia emang licik...

Dalam keadaan terdesak pun dia masih bersikap sombong dan mencoba memprovokasi Ardan...😒
Rere💫: Cih, modelan gatal doang 🤣
total 1 replies
Desyi Alawiyah
Istrimu di culik mama kamu, Ardan... Udah jangan khawatir 🤭
Aditya hp/ bunda Lia
istrimu mamah mu yang culik Ardan ...
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Azahra Rahma
dalangnya adalah ibumu Ardan,,yg menculik Nadira
Azahra Rahma
tapi aku yakin Ardan tidak pernah berhubungan intim dengan Claudia,,,kalau Claudia dekat² saja sepertinya Ardan tidak menyukainya
Tiara Bella
aku udh takut Nadira diculik sm Claudia twnya sm mamer.....lega nya....sabar Ardan....et dah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!