Di dunia yang dipenuhi oleh para gamer kompetitif, Kenji adalah sebuah anomali. Ia memiliki satu prinsip mutlak: setiap game yang ia mulai, harus ia selesaikan, tidak peduli seberapa "ampas" game tersebut. Prinsip inilah yang membuatnya menjadi satu-satunya pemain aktif di "Realms of Oblivion", sebuah MMORPG yang telah lama ditinggalkan oleh semua orang karena bug, ketidakseimbangan, dan konten yang monoton. Selama lima tahun, ia mendedikasikan dirinya untuk menaklukkan dunia digital yang gagal itu, mempelajari setiap glitch, setiap rahasia tersembunyi, dan setiap kelemahan musuh yang ada.
Pada sebuah malam di tahun 2027, di dalam apartemennya di kota metropolitan Zenith yang gemerlap, Kenji akhirnya berhasil mengalahkan bos terakhir. Namun, alih-alih layar ending credit yang ia harapkan, s
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturnalz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Peta Menuju Masa Depan
Saat para anggota Vanguard menghilang ditelan kegelapan, keheningan yang mereka tinggalkan terasa jauh lebih berat. Kami tidak lagi sendirian di dunia ini, dan kesadaran itu adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ada potensi aliansi dan perdagangan. Di sisi lain, ada politik, persaingan, dan bahaya dari manusia lain yang ambisius.
Kami kembali ke dalam '24/7 Mart', barikade yang kami pasang kembali terasa seperti perisai yang rapuh melawan dunia yang tiba-tiba menjadi jauh lebih besar.
"Kau... kau luar biasa, Kenji-san," kata Ryo, memecah keheningan. Kekaguman di matanya nyaris seperti pemujaan. Sebagai seseorang yang tumbuh di dunia dengan struktur sosial yang jelas, ia baru saja menyaksikan seseorang dari posisi yang lebih lemah mendikte syarat kepada kekuatan yang lebih besar. "Kau mengubah ancaman menjadi pemasok sumber daya."
"Untuk saat ini," koreksiku. "Kaito itu ambisius. Aliansi ini hanya akan bertahan selama kita lebih berguna baginya dalam keadaan hidup dan independen. Begitu kita berhenti memberinya informasi yang berharga, atau begitu ia merasa cukup kuat untuk mengambil semua rahasia kita dengan paksa, perjanjian ini akan berakhir. Kita baru saja membeli waktu, tidak lebih."
Anya, yang sedari tadi diam sambil mengasah [Moonfang Dagger]-nya, mendongak. "Jadi, kita harus menjadi lebih kuat darinya."
Aku mengangguk, terkesan oleh kesimpulannya yang lugas. "Tepat. Jauh lebih kuat."
Aku meletakkan peti yang diberikan Kaito di atas meja. Ini adalah hasil pertama dari diplomasi kami. Aku mengeluarkan isinya satu per satu, menganalisisnya dengan [Mata Sang Penamat]. Ransum militernya berkualitas tinggi, memberikan buff kecil pada regenerasi stamina. Airnya telah dimurnikan dengan sihir suci tingkat rendah, memberinya efek penyembuhan minor. Lalu ada Potion Penyembuh.
[Potion Penyembuh Minor (Kualitas Rendah)]
Efek: Memulihkan 50 HP.
Catatan Analisis: Diseduh dengan metode yang tidak efisien. Rasio bahan dan hasil mana sangat boros. Potensi perbaikan: 40%.
Seperti yang kuduga. Mereka memiliki sumber daya, tetapi tidak memiliki pengetahuan. Mereka seperti seseorang yang mencoba merakit komputer canggih hanya dengan melihat gambarnya, tanpa membaca manualnya. Sedangkan aku... aku adalah penulis manual itu.
"Ryo," kataku. "Nanti, aku akan menuliskan resep Potion Penyembuh yang lebih baik untukmu. Kau akan bisa membuatnya tiga kali lebih efisien daripada ini."
Mata Ryo berbinar. Setiap interaksi denganku seolah membuka pintu baru menuju dunia kerajinan yang tak pernah ia bayangkan.
Dengan keamanan sementara yang telah kami negosiasikan, sekarang adalah waktunya untuk merencanakan langkah kami selanjutnya secara serius. Toko serba ada ini telah melayani kami dengan baik, tetapi tempat ini terlalu kecil dan terlalu rapuh. Dinding kacanya adalah mimpi buruk pertahanan. Kami butuh markas yang sesungguhnya.
"Kita akan pindah," aku mengumumkan.
Anya dan Ryo menatapku, terkejut.
"Tapi... tempat ini aman," kata Anya.
"Aman untuk sekarang," jawabku. "Tapi tidak bisa dikembangkan. Ryo butuh bengkel yang layak, bukan hanya meja kantor. Kita butuh tempat latihan, sumber air yang stabil, dan dinding yang tidak terbuat dari kaca. Dan aku tahu persis di mana tempatnya."
[Ingatan Sempurna]-ku menyajikan sebuah lokasi dari benakku dengan detail yang sempurna. "Di tepi distrik industri, ada sebuah stasiun pemadam kebakaran tua. Aku pernah melewatinya di dalam game. Tempat itu adalah benteng alami."
Aku mulai menjelaskan keunggulannya. "Satu, pertahanannya. Bangunannya terbuat dari beton bertulang dengan jendela-jendela kecil di lantai atas. Pintu utamanya adalah gerbang gulung baja yang besar. Jauh lebih mudah dipertahankan daripada toko ini. Dua, sumber daya. Di dalamnya ada garasi perawatan yang luas—sempurna untuk bengkel Ryo. Pasti ada peralatan, dan yang terpenting, stasiun pemadam kebakaran seperti itu biasanya memiliki pompa air sendiri yang terhubung ke reservoir bawah tanah."
Aku berhenti sejenak, membiarkan mereka menyerap informasi itu. Lalu aku menambahkan bonusnya. "Dan jika ingatanku benar, ada bonus tersembunyi. Kepala stasiun di sana adalah seorang kolektor senjata api di dunia lama. Ada sebuah loker tersembunyi di kantornya yang berisi pistol Rare."
Prospek untuk memiliki markas yang sesungguhnya, sebuah rumah, membuat mata mereka berbinar. Ketakutan akan Vanguard digantikan oleh kegembiraan akan petualangan baru.
"Tapi kita tidak bisa langsung ke sana," lanjutku, membumikan kembali harapan mereka. "Perjalanannya cukup jauh, dan stasiun itu sendiri mungkin sudah dihuni oleh monster. Kita harus bersiap sepenuhnya sebelum melakukan perpindahan besar ini."
Aku mengambil selembar kertas struk kosong dan sebuah pulpen, lalu mulai menulis daftar. "Ini adalah daftar 'quest' kita sebelum kita pindah."
Anya dan Ryo mendekat untuk melihat.
Daftar Misi: Operasi Benteng Baru
* Senjata Jarak Jauh untuk Anya: Busur darurat itu bagus, tapi kita butuh amunisi yang lebih baik. Anak panah duri mudah patah. Kita butuh ujung panah yang lebih kuat.
* Peralatan untuk Ryo: Dia butuh perkakas yang layak jika ingin membangun bengkel. Obeng dan tang saja tidak cukup.
* Persediaan Alkimia: Kita perlu mulai membuat Potion kita sendiri. Aku tahu resepnya, tapi kita butuh bahan-bahan herbal yang tepat.
Ini mengubah tujuan besar kami menjadi serangkaian misi yang lebih kecil dan bisa dicapai.
"Kita akan mulai dengan yang paling mudah," kataku, menunjuk ke nomor tiga. "Ramuan herbal. Aku tahu ada [Herba Suria] yang tumbuh di taman-taman atap gedung apartemen di sekitar sini. Itu bahan dasar untuk Potion Penyembuh dan Potion Peningkat Stamina."
Rencana itu disetujui. Misi pertama kami sebagai party yang bertujuan untuk ekspansi, bukan hanya bertahan hidup, akan segera dimulai.
Keesokan paginya, kami berangkat. Ryo tetap tinggal untuk menjaga dan memperkuat benteng, sementara aku dan Anya pergi berburu ramuan. Aku memimpin kami ke sebuah gedung apartemen mewah yang tak jauh dari situ, yang kutahu memiliki taman atap yang indah.
Perjalanan ke atas melalui tangga darurat terasa seperti rutinitas sekarang, kami membersihkan beberapa [Giant Roach] dengan mudah. Saat kami membuka pintu menuju atap, kami disambut oleh pemandangan yang menakjubkan. Taman itu sebagian besar masih utuh, tetapi kini ditumbuhi oleh flora fantasi, termasuk rumpun-rumpun bunga berwarna oranye keemasan yang bersinar lembut di bawah sinar matahari. Itulah target kami.
Namun, taman itu punya penjaga baru. Sekelompok makhluk seperti burung pemangsa seukuran elang, dengan bulu berwarna abu-abu badai dan mata yang berderak dengan listrik statis, telah membuat sarang di atas sebuah gazebo tua.
[Gale Raptor - Level 7]
HP: 300/300
Skill: [Dive Bomb], [Wing Slash]
Kelemahan: Serangan yang membatasi gerakan (contoh: tanah, es).
"Mereka cepat di udara," kataku pada Anya. "Kita harus memaksa mereka turun ke tanah."
Aku melangkah maju lebih dulu, dengan sengaja membuat kehadiranku diketahui. Dua Raptor langsung memekik dan menukik ke arahku. Aku tidak mundur. Sebaliknya, aku menanamkan kakiku dengan kuat di tanah dan mengangkat [Gada Tiang Lampu Ogre]-ku.
"Rasakan ini!" geramku, mengaktifkan skill senjataku untuk pertama kalinya. [Earthshaker]!
Aku menghantamkan kepala gada itu ke lantai beton atap. BOOM! Sebuah gelombang kejut berwarna cokelat meledak dariku, tanah di sekitarku bergetar hebat. Dua Raptor yang sedang menukik itu kehilangan kendali di udara akibat getaran itu, jatuh dengan kikuk ke tanah, tertegun selama beberapa detik.
Itu lebih dari cukup waktu.
"Anya, sekarang!"
Anya, yang sudah mengambil posisi, melepaskan anak panahnya. Satu panah menancap di sayap Raptor pertama. Sementara itu, aku sudah berada di atas Raptor kedua, gadaku yang berat menghancurkannya dalam satu pukulan. Raptor yang terluka oleh panah Anya mencoba untuk terbang lagi, tapi aku sudah di sana, mengakhiri perlawanannya.
Sisa Raptor di sarang, melihat teman mereka dikalahkan dengan begitu cepat dan brutal, memekik ketakutan dan terbang kabur, tidak berani melawan.
Pertarungan itu berlangsung kurang dari tiga puluh detik. Sinergi kami sempurna. Kekuatanku untuk mengendalikan area, dan ketepatan Anya untuk menghabisi target yang rentan.
Setelah memastikan area itu aman, kami mendekati rumpun bunga emas itu. Aku memetiknya dengan hati-hati. [Anda mendapatkan: Herba Suria x5].
Kami berdiri di tepi atap, menatap pemandangan Zenith yang hancur namun indah. Kami telah menyelesaikan misi pertama kami dalam daftar. Kami memiliki rencana, kami memiliki tim yang solid, dan kami memiliki tujuan yang jelas.
Aku menatap ke arah distrik industri di kejauhan, tempat stasiun pemadam kebakaran itu menunggu. Itu bukan lagi hanya sebuah bangunan. Itu adalah simbol dari masa depan kami. Sebuah tempat yang akan kami rebut dan kami sebut rumah.
Aku bukan lagi hanya seorang pemain solo yang mencoba menamatkan game. Aku adalah seorang pemimpin yang sedang membangun sebuah fondasi. Dan aku akan memastikan fondasi itu cukup kuat untuk menahan badai apa pun yang akan datang.