 
                            Keputusannya untuk mengubah nasib di kota lain, justru membuat Kamal harus menghadapi kisah hidup yang tidak biasa.
Pesona anak muda 22 tahun itu, membuatnya terjebak dalam asmara tak biasa. Kamal tidak menyangka kalau dia akan terlibat hubungan dengan wanita yang telah bersuami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Suami Tetangga
Aneh, itulah perasaan yang sedang dirasakan kamal saat ini. Anak muda itu tidak menyangka kalau malam ini akan turut merayakan ulang tahun wanita yang telah bersuami. Padahal mereka kenal belum lama tapi kejadian malam ini membuat mereka seperti sudah menjadi orang yang paling dekat.
Kalau diperhatikan dengan baik, wanita yang akrab dipanggil Tiwi itu cukup cantik. Senyumnya sangat manis dan gayanya lembut. Tapi sepertinya nasib wanita itu tidak seberuntung wajahnya. Buktinya hanya ingin merayakan ulang bersama suaminya saja, dia harus menelan kekecewaan
"Masakanku enak nggak?" tanya Tiwi kala dia dan Kamal sedang menyantap makanan yang telah Tiwi siapkan..
Dengan antusias Kamal langsung mengangguk. "Enak banget. Kamu pinter masak juga ya, Mbak?" jawab Kamal sambil memasukan makanan ke mulutnya.
"Masak itu ilmu dasar yang sebaiknya dikuasai wanita, Mas," balas Tiwi. "Salah satu cara menyenangkan suami, salah satunya adalah dengan bisa memasak."
Kamal tersenyum. "Pasti suami kamu sering banget memuji masakanmu ya, Mbak?" ucap Kamal lagi."Karena emang seenak itu."
Tiwi lantas tersenyum dan dia juga memasukan satu sendok makanan ke dalam mulutnya. "Kamu bawa handuk malam-malam begini, apa kamu mau mandi?" wanita itu malah mengalihkan. pembicaraan kala dia teringat handuk yang dibawa Kamal.
Kamal pun dengan antusias mengangguk sembari mengunyah makanan.
"Emang nggak dingin, mandi jam segini?" tiwi kemabli bertanya. "Padahal diluar hujan loh. Apa nggak dingin juga, kamu nggak pakai baju kaya gitu?"
Kamal pun tersenyum. "Enggak lah, Mbak, malah agak gerah ini," jawab Kamal enteng.
Tiwi agak terperangah. "Kok bisa ya, laki-laki kaya gitu? Kakak dan adikku juga, seneng banget nggak pakai baju kalau lagi di rumah. Sebenarrnya biar kelihatan keren apa gimana sih, kalau laki-laki seperti itu?"
Senyum Kamal sontak melebar. "Ya nggak juga, Mbak, tapi aslinya cuma gerah aja," jawabnya. "suami kamu juga pasti kaya gini kan?"
Diluar dugaan tiwi malah menggeleng. "Dia malah nggak seneng kaya gitu, katanya risih," ucap Tiwi membuat Kamal agak tertegun. "Padahal dia tuh rajin banget fitnes loh, tapi entah kenapa dia nggak suka pamer tubuh kaya laki-laki kebanyakan."
Kamal pun kembali tersenyum. "Ya mungkin dia pengin tubuhnya dilihat oleh istrinya saja," jawab kamal cukup masuk akal.
Namun reaksi yang ditunjukan wajah Tiwi justru membuat Kamal merasa aneh. Akali ini sikap dan senyium wanita itu seperti dipaksakan.
"Kamu sendiri apa suka fitnes?" tanya Tiwi lagi. Sepertinya dia agak enggan membahas tentang suaminya.
Kamal pun menggeleng. "Nggak pernah, Mbak."
"Hah!" Tiiwi nampak terkejut "Masa nggak pernah? terus bagaimana caranya kamu punya badan sebagus itu?"
"Ya olah raga, Mbak," jawab ◇amal. "Waktu di kampung kan, aku sering olahraga, bantu orang tua di sawah juga. Pokoknya semua pekerjaan fisik lah."
"Oh.., pantes," balas Tiwi. "Aku pikir kamu juga rajin fitnes."
"Enggak," ucap Kamal. "aku nggak suka pergi ke tempat kaya gitu."
Tiwi nampak mengangguk paham. Mereka pu terus berbincang hingga makanan yang mereka nikmati telah habis. Setelah itu mereka pindah duduk di teras belakang karena Kamal minta ijin untuk merokok.
Tadi setelah makan, Kamal pergi sebentar dari rumah itu untuk mengambil rokok dan ponsel. Setelah itu dia kembali lagi untuk menemani istri orang yang sedang butuh teman berbicara.
"Emang kamu main ps jam berapa nanti, Mas?" tanya Tiwi sambil menikmati teh hangat di belakang rumah.
"Sekitar jam satu malam, Mbak," jawab kamal. "Kamu mau ikut?"
Tiwi lantas tersenyum lebar. "Yang ada, aku malah ketiduran, Mas," balasnya. "Tapi kok malam banget sih mainnya? apa nggak ngantuk?"
"Udah biasanya, Mbak," balas Kamal. "Lagian, aku juga nunggu temen-teman selesai jualan dulu. Aku kan main ps sama itu, yang jualan angkringan sama yang jualan nasi goreng, yang lapaknya di depan gedung Kua itu."
"Oh, mereka?" balas tiwi. "Mereka juga kelihatan masih muda kaya kamu ya? Apa mereka juga belum pada menikah?"
"Kalau yang penjual nasi goreng sih sudah, malahan sudah punya anak satu. Kalau yang angkringan belum, tapi dengar-denger sebentar lagi dia katanya mau nikah," balas Kamal lalu dia menyesap batang rokok yang terjepit disela dua jari tangan kanannya.
"Kamu sendiri gimana? kamu nggak mau nikah juga?" tanya Twi terkesan meledek sampai Kamal tersenyum lebar meski agak malu.
"Gampang kalau aku sih, lagian usianyaku juga baru dua puluh satu, Mbak, jadi mau puas-puasin dulu menikmati masa lajangku," ucap Kamal sambil cengengesan.
"Kamu baru dua puluh satu tahun?" tiwi malah nampak kaget mendengar Kamal mengatakan usianya saat ini. "Astaga, kok bedanya nggak jauh sih sama aku."
"Emang mbak berapa?"
"Aku mau dua lima, dua bulan lagi" jawab Tiwi.
"Wahh, masih muda banget," ucap Kamal. "berarti Mbak Tiwi nikah diusia dua empat tahun ya?"
Namun Tiwi malah menjawab dia menikah di usia dua puluh tiga tahun, membuat Kamal menggelengkan kepalanya karena heran.
"Kalau gitu, kamu jangan panggil aku mas lagi, Mbak, aku kan lebih muda. Kamu panggilnya Kamal aja." Tiwi pun mengangguk sambil tersenyum.
"Tapi cowok secakep kamu, pasti udah punya cewek yang siap untuk dijak nikah dong, Mal?" ucap Tiwi, membuat Kamal seketika tertawa. "Loh kok malah tertawa."
"Aku jomblo, mbak," jawab Kamal jujur.
"Hah! nggak mungkin?" Tiwi pun tak percaya begitu saja. "Masa cowok seganteng kamu jomblo?"
"Serius," balas Kamal nampak meyakinkan. "Sejak lulus sekolah, aku tuh nggak pernah pacaran. Selain aku yang belum memiliki pekerjaan tetap, aku juga nggak mau dituntut nikah cepat cepat. Aku nggak mau menyengsarakan anak orang disaat aku sendiri belum bisa memenuhi kebutuhanku."
"Wah, hebat banget pemikiranmu," puji Tiwi membuat kamal seketika tersenyum lebar. "Tapi aku yakin sih, pasti banyak cewek yang tertarik sama kamu, cuma kamu kurang peka aja. Atau mungkin kamunya terlalu cuek."
"Hehehe..." Kamal malah cengengesan. "Berarti mbak Tiwi juga tertarik sama aku dong?"
Kening Tiwi sontak berkerut menatap lawan bicaranya lalu dia tersenyum manis. "Kalau boleh jujur, yah, aku memang tertarik sama kamu. Apa lagi sebelum kita saling kenal seperti saat ini, aku tuh sempat penasaran sama kamu karena sikap kamu yang cuek dan cenderung sombong."
Medengar pengakuan itu, Kamal malah tersenyum meski dia agak terkejut karena Kamal tahu, Tiwi itu wanita bersuami, kok bisa dia mengakui kalau wanita itu tertarik pada Kamal.
"Mal, kamu ingat tidak, tadi siang, aku cerita sama kamu kalau suamiku itu orangnya aneh," ucap Tiwi tiba-tiba.
"Ingat, Mbak, kenapa emangnya?"
"Kayanya, suamiku juga tertarik sama kamu deh, Mal."
"Hah!"
lanjut thor 🙏
Sepertinya tidak ada orang yang memiliki keinginan terjebak cinta yang mendalam terhadap istri orang lain. Selain menyiksa juga akan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Menjadi orang ketiga dalam sebuah pernikahan seseorang yang terlibat dalam perselingkuhan.
Hubungan perselingkungan memang akan lebih 'memabukkan' karena mereka dibangun dalam pertemuan singkat dan sembunyi-sembunyi.
Tentu hubungan tersebut sebaiknya diakhiri agar tidak terjadi masalah dikemudian hari.
Ucapkan selamat tinggal dan katakan dirimu tidak mau melihat mereka lagi, tidak ada pengecualian.
Dirimu harus menutup pintu emosional yang terbuka dan memutus semua kontak dengannya......💘🔥✌️👌
Tetap semangat...Thor
"Berfokuslah pada tujuan, bukan pada hambatan."....💪
Salma ini adem ngomongnya,bikin tenang.pikirannya juga bijak banget...
nama mereka juga hampir sama 😆