Danau yang sangat tenang bahkan para warga kalau malam juga ada yang mencari ikan di sana, namun beberapa bulan terakhir ini malah muncul gosip yang tidak sedap.
di mulai dari seorang pria hilang begitu saja dari danau itu saat mencari ikan, bahkan ada yang mengatakan pernah melihat selendang merah menari nari di atas air.
apa yang ada di danau itu sebenar nya?
siapa yang sudah membuat masalah di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Mencari arwah
Karena Ana terus minta tolong pada nya dan Purnama kasihan pula kalau melihat adik menangis begini, membayangkan kalau seandainya Arya di posisi nya Ana maka pasti akan sangat sedih sekali anak ular satu itu. jadi Purnama pun tidak tega mau menolak, biar lah malam ini ia tidak jadi pergi ke danau dulu.
Masih ada Arya dan member lain yang bisa kesana, ini memang harus dia yang turun tangan untuk mencari di mana keberadaan nya arwah Paijo. dugaan sementara ada di rumah karena biasa nya para arwah yang tidak punya dendam akan diam di rumah, sampai empat puluh hari dan kemudian baru lah pergi.
Jadi Purnama pergi bersama Ana dulu walau sempat ada debat juga dengan para member karena Purnama lupa tugas yang kata nya mau pergi bersama Rani, harus cari ganti dulu agar bisa pergi bersama bukan cuma sendirian saja karena resiko yang di tanggung akan sangat lah besar sekali.
Maharani bisa pergi dengan Arya dulu dan Purnama mengajak Xiela untuk teman nya, mereka menuju rumah nya Paijo yang lumayan jauh juga dari rumah Purnama. mana malam ini gerimis datang, sudah cocok lah rasa seram nya karena memang kalau berurusan dengan hal ghaib maka aura malah terasa sangat mencekam di dalam hati.
"Kalian hati hati lah, bila memang dia penunggu lama dan sangat jahat. maka sebaik nya menghindar saja dulu!" pesan Purnama.
"Ya nanti aku akan pulang dengan Arya kalau memang tidak bisa di atasi." angguk Maharani.
"Jangan gegabah ya, Arya!" Purnama menatap adik nya ini.
"Iya, aku tidak akan bertindak sendirian nanti." angguk Arya pula.
Mereka pun berpencar di simpang jalan karena arah danau dan arah rumah Paijo ini berbeda, gerimis kian deras saja turun membasahi bumi seolah mereka mau melarang mereka untuk keluar dari rumah. tapi mereka tetap nekat sehingga gerimis pun bakal di terjang, bahkan badai pun bisa kok untuk di atasi oleh para pendekar ini.
"Itu nanti Purnama dapat apa enggak arwah nya Paijo?" tanya Rani pada Arya.
"Kalau dugaan ku arwah nya Paijo di makan oleh iblis itu, Kak!" jawab Arya cepat.
"Kenapa memang nya kok kau bisa berpikir begitu?" kaget Maharani.
"Saat aku menemukan tubuh nya, di sana tidak ada arwah dia." jawab Arya pula.
"Walah kasihan lah Emak nya nanti, pasti terasa sangat menyesali karena anak nya mati saat mencari ikan untuk dia." lirih Maharani.
"Nyawa tidak ada yang tau, tapi kalau soal itu aku memang yakin bahwa Mak Roh sangat menyesal." sahut Arya pula.
Maharani sudah membayangkan bagai mana menyesal nya seorang Ibu yang menyuruh anak mencari ikan hanya karena dia tidak mau makan ikan di pasar, namun nasib malang malah menghampiri putra nya hingga kemudian meninggal dunia karena tenggelam di dalam danau dan sekarang ia malah mah bertemu karena ingin meminta maaf.
"Mungkin begitu juga perasaan Ibu saat itu." Maharani tiba tiba saja mengusap air mata nya.
"Loh kok Kakak menangis, kenapa to?" Arya memegang tangan Kakak nya.
"Saat tau Adi lah yang sudah memperkosa dan membunuh aku dengan sadis, pasti Ibu sangat merasa bersalah karena sudah menikahi orang yang salah." lirih Maharani.
"Itu pasti lah Ibu rasakan, hati nya sangat hancur kan." Arya menggandeng Kakak nya yang sedang menangis ini.
"Tapi aku sudah memaafkan Ibu, bahkan sebenar nya aku tidak pernah marah pada dia." ucap Maharani.
"Yang salah kan memang bukan Ibu, bajingan edan itu yang salah!" Arya mengutuk Ayah kandung nya.
Maharani mengangguk karena ini semua bukan salah nya Bu Laras, walau dia di siksa berhari hari lalu kemudian di perkosa oleh orang satu kampung, namun itu bukan salah nya Bu Laras walau yang memperkosa adalah Ayah tiri nya sendiri, bukan karena salah pilih suami. tapi memang ini semua sudah takdir Allah, Maharani tidak pernah marah pada Ibu nya.
...****************...
Purnama memasuki rumah nya Paijo dan merasa tidak ada apa apa, begitu kaki melangkah masuk pun tidak ada getaran apa pun. kenapa semua nya terasa biasa saja seolah sama sekali tidak ada arwah di sini, hati Purnama sudah merasakan hal yang tidak enak ini karena aura rumah yang ada arwah nya tidak lah begini.
Tidak ada bau bau kematian sedikit pun membuat Purnama menjadi curiga bukan main, ruang tamu sudah di buka kan oleh Ana dan sama sekali tidak ada apa apa. Purnama menggeleng sambil menatap Ana, gadis ini paham kalau arwah saudara nya tidak ada di sini.
"Kamar nya Mas Paijo, Mbak." ajak Ana segera menuju kesana.
"Kok tidak ada aura arwah nya ini, apa benar sudah di telan oleh iblis itu!" batin Purnama sambil berjalan.
"Ini kamar nya, silahkan masuk saja, Mbak!" suruh Ana menghidupkan lampu kamar.
"Coba matikan saja dulu lampu nya." suruh Purnama.
Walau lampu di matikan pun sama sekali tidak ada aura setan nya, kamar Paijo bersih tidak ada apa apa di dalam situ. yang berarti Paijo memang tidak ada di sini, Purnama kembali menggeleng membuat Ana semakin bingung ini karena arwah saudara nya kok tidak ada di mana mana, tadi di ruang tamu tidak ada dan sekarang di kamar juga tidak nampak wujud nya.
"Lalu di mana kalau tidak ada di mana mana, Mbak?" cemas Ana.
"Kamar Emak mu yang mana? siapa tau saja dia bersama Emak di kamar." ujar Purnama.
"Ini, Emak ada di dalam dan sedang menunggu." jawab Ana cekatan membuka pintu.
"Assalamualaikum." Purnama masuk sambil mengucap salam.
"Walaikum sallam, gimana arwah nya?" Mak Roh langsung bertanya karena sudah tidak sabar.
"Belum ketemu, ini masih di cari sama Mbak Pur." jawab Ana.
Mak Roh pun menunggu dengan hati yang tidak karuan rasa nya, mau bagai mana pun dia rasa nya tidak akan terima dengan kematian sang anak. lebih tepat nya merasa amat bersalah, tapi kau bagai mana lagi karena ini sudah nasib anak nya sehingga tidak bisa untuk di tawar tawar.
"Tidak ada juga." ucap Purnama pelan.
"Tidak ada? atau mungkin di bawah pohon tempat biasa Mas Paijo duduk ya." Ana langsung mencarikan tempat.
"Mari kita datangi dulu semua tempat." angguk Purnama.
"Rumah ini saja tidak ada aura arwah nya, Pur." Xiela berkata setelah lama terdiam.
Purnama melirik member nya yang barusan selesai bicara, memang tidak ada apa apa di dalam rumah ini. tidak terlihat seperti rumah yang bekas di pakai meninggal, bahkan bau bau yang di pakai mayat pun sudah tidak ada lagi.
Selamat pagi besty, cuaca cerah banget alias panas ya membuat lemas sekali.
kasihan Andini sakit nya makin parah ,, jgn buat Andini musnah yaa kak Nov ,,, kasihan jg Hendra nya psti Tantrum lg 😱😔🥺
banyak ngomong sih si Dukun ,, akhirnya mati jg kan 🤣 harusnya si 2 cecunguk itu di buat mati ja sxlian biar ngikut Dukun nya 🤣 😤😡🤬
semoga cepat terungkap yaa Pur , Andini dan Arya cepat di temukan jg 🤲🏻
biar sxlian si Bustamin dan Harahap mati sxlian ma Dukun Nya 🤣🤣🤣🤣v
kasian dt
hidupnya byk nelangsa
Ayo pangeran ular Arya yang ganteng, kalem ,cerdas yuk tunjukkan kekuatanmu,jangan kalah sama makhluk yang beraninya bersembunyi di balik lumpur yang menjijikkan ...
Semangat Arya- Andini ....
diatas sudah menunggu Ratu mu juga kerabat member .