NovelToon NovelToon
Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Era Kolonial / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:201.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: ICHA Lauren

Aku membuka mata di sebuah ranjang berkelambu mewah, dikelilingi aroma parfum bunga yang asing.
Cermin di depanku memantulkan sosok wanita bertubuh besar, dengan tatapan garang dan senyum sinis—sosok yang di dunia ini dikenal sebagai Nyonya Jenderal, istri resmi lelaki berkuasa di tanah jajahan.

Sayangnya, dia juga adalah wanita yang paling dibenci semua orang. Suaminya tak pernah menatapnya dengan cinta. Anak kembarnya menghindar setiap kali dia mendekat. Para pelayan gemetar bila dipanggil.

Menurut cerita di novel yang pernah kubaca, hidup wanita ini berakhir tragis: ditinggalkan, dikhianati, dan mati sendirian.
Tapi aku… tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku akan mengubah tubuh gendut ini menjadi langsing dan memesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mewujudkan Keinginan Seruni

Dengan diantar oleh Arvid, akhirnya Nateya dan Julian sampai di rumah menjelang siang.

Begitu memasuki halaman, mereka langsung disambut Victor dan Anelis yang terlihat baru pulang sekolah. Seragam gadis kecil itu masih rapi dengan wajah yang tampak cerah.

Anelis langsung berlari kecil ke arah sang ibu. Nateya pun merentangkan tangan dan memeluk putrinya erat.

“Sayang, sudah pulang ya. Cuci tangan dulu, nanti makan siang dengan Julian,” ujar Nateya lembut.

Nateya lalu memanggil Bi Warti yang ikut keluar dari dalam rumah.

"Bi Warti, siapkan makan siang untuk Anelis dan Julian, ya. Aku ada hal yang ingin kubicarakan dengan Victor.”

Bi Warti mengangguk patuh, sementara Nateya melangkah ke ruang tamu dengan Victor yang setia mengikuti di belakang.

Di dalam, suasana ruang tamu terasa hening. Victor berdiri tegap, tetapi Nateya bisa melihat gurat keheranan di wajahnya.

“Nyonya, ada apa memanggil saya?" tanya Victor penasaran.

Nateya menarik napas dalam, sebelum duduk di kursi empuk. Pandangannya lurus menatap Victor.

“Victor, besok aku akan pergi ke suatu tempat yang cukup jauh. Karena itu, hari ini adalah hari terakhirmu bekerja sebagai ajudanku.”

Ucapan Nateya seakan meruntuhkan keteguhan Victor. Wajahnya menegang, bahunya sedikit bergetar.

“Mengapa tiba-tiba saya diberhentikan?" tanya Apakah saya melakukan kesalahan selama menjaga Nyonya? Jika iya, saya bersedia memperbaikinya. Beri saya kesempatan.”

Nateya tersenyum samar, meski dalam hatinya bergemuruh penuh debaran. Kalau saja dia hanyalah Seruni dalam kisah asli novel, mungkin dia akan percaya pada kesetiaan Victor. Namun, ia sudah tahu bahwa Victor kelak akan menusuknya dari belakang.

Namun, bibir Nateya tak mengungkapkan itu. Ia hanya berkata lembut.

"Victor, kau tidak melakukan kesalahan apa pun. Hanya saja, aku merasa lebih baik bila kau kembali meraih karier yang cemerlang sebagai prajurit," jawab Nateya diplomatis.

"Kau layak berada di medan yang lebih luas, bukan terikat hanya padaku. Nanti, Jenderal Elias sendiri yang akan memberimu tugas baru.”

Victor terdiam lama, seperti menelan pil pahit. Lalu ia menundukkan kepala, berusaha menyembunyikan guratan kecewa di matanya.

“Kalau itu memang keputusan Nyonya, saya hanya bisa menurut. Terima kasih telah memberi kesempatan selama ini," ucapnya dengan berat hati.

Nateya bangkit dari kursinya, menepuk bahu Victor sekilas. “Aku juga berterima kasih atas dedikasimu. Aku tidak akan melupakannya.”

Tanpa menunggu tanggapan dari Victor, Nateya melangkah ke ruang tengah. Di sana, ia mendapati Julian dan Anelis sudah duduk manis di meja makan. Bi Warti sibuk melayani mereka, menuangkan sayur dan mengatur piring.

“Warti,” panggil Nateya sambil duduk di sisi meja, “kemarilah, duduk di sebelahku.”

Bi Warti terlonjak kaget, hampir menjatuhkan sendok di tangannya. “Aduh, Nyonya, saya tidak pantas duduk semeja. Saya hanya pelayan.”

Nateya tersenyum, kali ini hangat dan tulus. Ia meraih tangan kasar milik Bi Warti, menggenggamnya erat.

"Bi Warti sudah kuanggap keluarga sendiri. Karena itu, selama aku pergi, aku ingin menitipkan Anelis dan Julian padamu. Tolong, jagalah mereka seperti anakmu sendiri.”

Mata Bi Warti membulat, tak percaya mendengar perkataan Nateya

"Nyonya mau pergi ke mana?” tanyanya dengan suara gemetar.

"Aku akan pergi ke rumah peristirahatan warisan kakekku, di pegunungan. Aku ingin menenangkan diri sementara di sana."

Ruangan seketika hening. Bi Warti menunduk, berusaha menahan air mata. Sementara Anelis langsung menoleh pada ibunya dengan ekspresi khawatir. Gadis itu memberikan isyarat dengan kedua tangan mungilnya.

Nateya langsung bisa menangkap maksud putrinya itu. Nalurinya sebagai seorang ibu membuat ia mengerti bahwa Anelis ingin ikut.

Sambil tersenyum lembut, Nateya meraih tangan Anelis yang dingin.

"Sayang, Mama tahu kau ingin ikut. Tapi, kau harus sekolah. Nanti saat libur panjang, kau bisa mengunjungi Mama di Gunung Arunika bersama Julian. Bagaimana?”

Anelis menatap ibunya dengan mata berbinar, seolah sedang menimbang-nimbang. Lalu ia mengangguk pelan, senyum kecil menghiasi wajahnya.

“Pintar anak Mama,” ujar Nateya sambil mengecup kening putrinya. “Julian hanya ikut sementara karena dia sedang skorsing dari sekolah. Kalau sudah selesai, dia juga akan kembali belajar. Jadi, kamu jangan khawatir.”

Setelah menenangkan Anelis, Nateya mengajak si kembar untuk makan siang bersama.

Mereka pun menikmati hidangan yang sudah disiapkan Bi Warti. Suasana hangat itu membuat Nateya semakin yakin dengan keputusannya.

Selesai makan, Nateya mengusap mulut dengan sapu tangan dan menoleh pada salah satu pelayan muda yang membawa minuman.

“Gendis,” panggil Nateya lembut.

Pelayan muda itu—seorang gadis berusia sekitar delapan belas tahun, berkulit sawo matang dan berkepang sederhana—segera menunduk hormat. Ia adalah putri dari almarhumah Bi Padmi, pelayan setia keluarga besar yang dulu pernah merawat Nateya kecil.

“Ada yang bisa saya lakukan, Nyonya?” tanya Gendis dengan suara sopan, meski ada sedikit getar karena gugup.

Nateya menatapnya penuh keyakinan. “Besok aku akan pergi ke Gunung Arunika. Aku membutuhkan seseorang yang bisa menemaniku sekaligus membantu di sana. Apakah kau bersedia ikut denganku?”

Gendis terbelalak sejenak, tak menyangka akan mendapat tawaran sebesar itu. Wajahnya perlahan berubah, dari bingung menjadi haru.

“Saya… saya bersedia, Nyonya. Akan menjadi kehormatan besar bagi saya untuk mendampingi Nyonya Seruni.”

Mata Nateya berbinar gembira. “Bagus sekali. Aku senang mendengarnya, Gendis.”

Tanpa membuang waktu lagi, Nateya beranjak dari meja makan.

Ia melangkah dengan cepat menuju kamarnya. Meninggalkan Julian, Anelis, dan para pelayan yang masih menatapnya dengan campuran haru dan penasaran. Akhirnya, besok pagi dia akan berangkat ke tempat yang tenang, jauh dari orang-orang yang suka membuat drama.

Nateya ingat bahwa sebelum meninggal, Seruni asli sempat merindukan masa kecilnya di Gunung Arunika. Namun sayang, ia harus menghabiskan sisa hidupnya di tempat pembuangan.

"Seruni, kau akan bebas mulai besok. Aku akan mewujudkan semua keinginanmu," gumam Nateya.

1
Siska Sutartini
Wah gila bgt sih ini pelakor saudara tiri, hatinya busuk ga ada kawan. mudah-mudahan setuni aman dari fitnah si pelakor amara & emaknya si nenek sihir
lin s
lnjut thor knp satu bab kurang puas/Smile/
lin s
ya ampun pnya saudara tiri begitu enaknya diapain thor.. apalagi klo ayahnya seruni tau klakuan busuknya plus aibnya lama kelamaan trbongkar dihadapan publik psti amazing 🤭🤣
Wega Luna: di santet 🤣🤣🤣🤣,ilmu paling ampuh untuk perempuan macam Amara
total 1 replies
Erna Fkpg
wah GK sabar nunggu serangan balasan dr seruni untuk amara
Myra Myra
bila nak terbongkar kebusukan amara
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
hadir kak
Sunaryati
Beri jawaban sejujurnya Bi
Siska Sutartini
ayo jawab yg jujur bi warti, si oelakor sering datang bahkan menginap. bahkan bi warti sudah memperingatkan Elias agar tidak mengajak Amara ke rumah peristirahatan Seruni di gunung. ceritakan smua klakuan Elias dg Amara
Imas Masripah
up lagi kk/Determined//Determined//Kiss/
Erna Fkpg
duh bakalan lama ni perceraiannya soalnya elias mulai ada rasa sama seruni
lin s
jgn smpai seruni memberi kesempatan pd elias smntara elias memberikan celah buat amara msuk kermh tngga mereka, seandainya ada cctv dijaman itu pasti mmbntu bwt bkti seruni🤭
Yani Cuhayanih
modus murahan sekali jenderal /Smug/
Siska Sutartini
sudah terlambat Elias, ini bukan Seruni yg dulu yg biasa kau acuhkan. kira2 siapa ya 2 org yg berpakaian lusuh itu? wira brajaksh?
Wega Luna
entahlah aku GK bisa komentar apa apa🤣🤣🤣🤣🤣,🤭
Kusii Yaati
nek ndelok'i Elias di acuhke Yo mesakke tapi nek kelingan kelakuane mbiyen kok Yo njengkelke... enak'e piye ki Thor kasih kesempatan kedua opo golek bojo anyar 🤭
Erna Fkpg
sangat terlambat disaat jiwa yg menepati jiwa orang lain yg hanya ingin lepas dr suami yg menolak seruni barulah elias menyadari hatinya pd seruni
Kusii Yaati
lanjuttttt Thorrrr 💪
Kusii Yaati
seandainya kemarin kemarin Elias tidak plin plan dan lembek terhadap Amara mungkin aq akan memberi usul sama author supaya memberi kesempatan kedua kepada Elias buat balikan lagi sama seruni.tapi ternyata Elias masih saja lemah kalau menyangkut Amara...mana ada seorang suami memberi ijin wanita lain menginap di rumahnya padahal istrinya tidak ada di rumah 😒
Siska Sutartini
Elias datang ngasih perhatian setelah Seruni berubah jadi lebih cantik. ohoo tidak. semudah itu ferguso. kau mengabaikan istrimu slama. bertahun-tahun pernikahan. slalu sibuk dg drama si pelakor amara. sudah saatnya seruni merajut masa depannya sendiri. lepas dari bayang-bayang perselingkuhanmu
Erna Fkpg
mending Tetap bercerai dng elias dan bersama aldric
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!