NovelToon NovelToon
Dikala Cinta Menyapa

Dikala Cinta Menyapa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:611
Nilai: 5
Nama Author: Phoenixsoen

Hari ini adalah hari pernikahanku, ya aku akan menikah dengan pemuda yang baru kukenal sebulan lalu. Seorang pemuda tanpa identitas yang kutemui dijalan saat hendak pulang dari desa sebelah setelah mengantar pesanan ayam kepada pelanggan di desa sebelah. Aku menolongnya karena kasihan melihat kondisinya yang berantakan dengan pakaian yang compang camping dan di penuhi luka di tubuhnya. Aku menikahinya karena terpaksa atas permintaan ibu tiriku agar aku tidak menjadi duri dalam pernikahan saudari tiriku Ayana dan kekasihnya Hendrik, meski berat untukku menikahinya tapi aku terpaksa menyetujuinya agar aku tidak diusir dari rumah ayahku yang kutinggali sejak kecil dan agar aku bisa merawat ayahku yang sakit. Akankah pernikahan ini berakhir bahagia ataukah akan menjadi neraka kedua untukku?! Ayah sanggupkah aku menjalani semua ini!? Semoga keputusan ini bukanlah keputusan yang salah untuk kebahagian semua orang. Semoga suamiku akan menjadi suami yang baik untukku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Hari ini adalah hari pernikahanku dimana aku harus menikahi lelaki yang baru saja aku kenal sebulan lalu. Dimana aku menolongnya saat dia mengalami kecelakaan dijalan raya. Laki-laki yang tanpa identitas apapun kini akan segera menjadi suamiku, benarkah ini keputusan terbaik untukku? (Ayah apa yang harus Yoona lakukan? Benarkah ini yang terbaik untuk kebaikan kita, dengan mengorbankan orang lain yang bahkan baru kita kenal?) "Yoona harus bagaimana sekarang yah?" Kata Yoona dalam hati. Tanpa terasa air mata Yoona mengalir membasahi wajahnya yang cantik.

"Kenapa kamu mau melakukan ini untuk aku" tanya Yoona pada Yoon Gi.

"kamu tidak seharusnya mengorbankan diri kamu begini hanya untuk aku" tambah Yoona lagi.

"Aku bukan mengorbankan diriku, aku tulus melakukan ini untukmu. Aku tidak mau kalau sampai kamu di usir dari rumahmu sendiri, bukankah kamu yang bilang sendiri bahwa kamu harus melindungi keluarga kamu?! Jika ini memang jalan satu-satunya maka aku akan melakukannya untuk menolong kamu" jawab Yoon Gi bersungguh-sungguh.

"Tapi kamu mengenalku 1 bulan lalu, apa menurutmu keputusan ini tidak gegabah?!! Aku takut kalau mama dan Ayana malah semakin berani untuk menekan kita" kata Yoona bertanya.

"justru karena ini lah aku jadi semakin memiliki alasan untuk membelamu dari mereka" balas Yoon Gi.

Waktu acara sudah akan di mulai Yoona bersiap-siap dengan di bantu staff bridal untuk merias wajahnya dan mengenakan pakaian pengantin. Di ruang lain Yoon Gi pun tengah menyiapkan diri untuk acara dia memakai jas yang sudah di siapkan tim wedding. Yoona terlihat cantik dengan balutan kebaya putih sederhana dan bawahan batik yang membuatnya terlihat anggun dengan riasan wajah yang tidak terlalu tebal dan terlihat alami. Setelah semua selesai Yoona dan Yoon Gi pun keluar menuju tempat akad di lakukan.

Di sisi lain Seok Jin duduk dengan tidak berdaya di kursi roda, badannya kurus seperti tidak terurus wajahnya yang tirus dan semakin memperlihatkan garis wajahnya yang tegas. Melihat kondisi ayahnya yang seperti itu membuat Yoona semakin merasa sakit hati dan membuatnya ingin menangis. Ini pertama kalinya Seok Jin keluar dari kamarnya dia akan menjadi wali nikah untuk anaknya. Melihat dirinya yang tidak berdaya melihat perlakuan istri dan anak tirinya terhadap Yoona membuat Seok Jin semakin marah, namun saat ini dia tidak mampu melakukan apapun dan hanya bisa diam. Yoona menghampiri ayahnya dan memeluknya dengan erat dia sangat merindukan ayahnya untuk berada di sisinya.

Sementara Yoon Gi yang baru pertama kali melihat Seok Jin pun kaget di buatnya, karena ternyata orang yang selama ini dia cari kini ada tepat di hadapannya. Hal ini semakin membuat Yoon Gi yakin untuk melindungi  keluarga Yoona dari perlakuan jahat mama dan adik tirinya. Akad nikah pun segera di lakukan penghulu dan tetangga sekitar pun sudah datang, tetangga yang melihat kondisi Seok Jin saat ini tidak menyangka bahwa selama ini kondisi orang yang baik pada mereka begitu memprihatinkan sejak kehadiran istri dan anak tiri Seok Jin.

Seok Jin menjabat tangan Yoon Gi dan mengucapkan kata akad, yang di jawab dengan lantang oleh Yoon Gi. Ijab kabul pun selesai dan para tamu yang hadir merasa bahagia untuk Yoona. Namun tidak demikian untuk Yoona  dia merasa tidak enak hati karena sudah melibatkan orang luar dalam urusan keluarganya. Setelah semua selesai Yoona menghampiri Seok Jin dan berbisik di telinganya.

"Ayah, ayah sabar ya, Yoona akan segera mencari cara agar bisa  mengeluarkan ayah dari sini dan mencari obat untuk menyembuhkan ayah. Yoona janji" bisik Yoona di telinga Seok Jin.

Seok Jin mengangguk tanda setuju, dan dia pun berkata" ayah akan mendukung apapun yang kamu rencanakan dan ayah akan bersabar untuk sementara waktu dalam menghadapi mereka berdua terutama soal Shania" jawab Seok pelan.

"Iya ayah Yoona pun akan mengumpulkan bukti-bukti untuk menjerat mereka ke penjara, ayah tunggu Yoona ya dan ayah jangan pernah mahu menuruti keinginan mama, apapun yang mama perintahkan pada ayah" Seok Jin pun mengangguk.

Melihat hal itu sontak membuat Shania seperti kebakaran jenggot, karena seperti memberi kesempatan pada Yoona untuk bertemu dangan ayahnya. Shania pun segera mendekat ke arah mereka, tapi sebelum Shania membawa Seok Jin kembali dia berpesan pada Yoon Gi untuk terus mendampingi dan menemani Yoona dalam keadaan apapun. Shania segera membawa Seok Jin kembali ke kamarnya, Seok Jin meraih tangan Yoon Gi dan menyerahkan sepucuk surat pada Yoon Gi sambil memberi isyarat yang menunjuk pada sebuah ruangan di sebelah ruang kerjanya.

Yoon Gi pun mencoba mengerti apa yang dimaksudkan oleh Seok Jin dan menoleh pada ruangan yang di tunjuknya, Yoon Gi mengangguki nya mesti belum pahan sepuhnya. Seok Jin pun merasa sedih dengan keadaan yang di alami oleh anaknya, namun saat ini dia tidak berdaya dengan kondisi tubuhnya yang lumpuh sebagian. Setelah acara selesai Yoon Gi kembali ke kamarnya dan diam-diam menghubungi seseorang.

"Aku sudah menemukan orang yang kita cari, tapi kondisi disini sangat kacau. Kau coba kirimkan orang yang ahli dalam menyelinap untuk mengeluarkan dia dari kamarnya" ucap Yoon Gi pada seseorang.

"Baik pak akan segera saya kirimkan" jawab seseorang dari sebrang telpon.

"Baiklah aku akan kirim lokasinya sekarang, datanglah saat aku beri sinyal" ucap Yoon Gi lagi.

Yoona yang sudah selesai ganti baju dan membersihkan wajahnya berniat mencari keberadaan Yoon Gi, tapi dia tidak menemukannya dimanapun Yoona mencoba untuk mendatangi kamar Tae Hyung tempat Yoon Gi tidur di rumahnya. Yoona mengetuk pintu "tok.. tok.." Yoon Gi pun menjawab dari dalam "masuklah" Yoona pun masuk dengan ragu.

" kamu sedang apa? Apa aku mengganggumu?" Tanya Yoona ragu-ragu

"Ah tidak ada, aku tidak sibuk apapun" jawab Yoon Gi.

"Aku minta maaf sebelumnya sudah menempatkan kamu dalam situasi ini" ucap Yoona merasa bersalah.

"Aku tidak keberatan lagi pula aku sendiri yang menyetujui semua ini" jawab Yoon Gi dengan yakin.

"Tapi tetap saja aku merasa tidak enak sudah membawamu dalam masalah aku dan keluargaku" ucap Yoona merasa sedih.

Yoon Gi pun menghampiri dan menyentuh pundak Yoona untuk membawanya duduk.

"Yoona, aku melakukan ini bukan karena terpaksa tapi ini adalah keinginan aku sendiri, jadi kamu tidak perlu merasa sedih dan bersalah padaku" jawa Yoon Gi.

Sentuhan Yoon Gi pada pundak Yoona sontak membuat Yoona merasa gugup, karena baru pertama kali ini ada laki-laki yang menyentuhnya selain ayah dan adiknya. Yoona pun hanya bisa menunduk malu dalam situasi itu. Karena hari semakin siang Yoona pun mengajak Yoon Gi untuk makan siang di meja makan.

"Kalau begitu terima kasih atas bantuanmu. Sekarang lebih baik kita makan dulu sebelum kembali bekerja" ajak Yoona pada Yoon Gi.

"Apa, kerja?! Ini adalah hari pernikahan kita Yoona, masa kamu masih mahu kerja" tanya Yoon Gi heran.

"Aku tidak ingin mama dan Ayana marah lagi seperti waktu itu" jawab Yoona lagi.

Yoon Gi yang merasa heran pun tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa menghela napasnya kasar. Yoona keluar terlebih dahulu dari kamar dan di susul dengan Yoon Gi yang mengikuti dari belakang. Mereka duduk di kursi meja makan yang telah di sediakan makanan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!