Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 25
Regan masih terdiam, hanya senyuman ditunjukkan dengan tangan yang memeluk erat sang istri yang mungkin masih belum sadar apa yang tengah terjadi.
Hingga ada seorang penjaga pantai melewatinya, melihat dan membuat keduanya terkejut.
"Kami hanya berjalan-jalan saja pak" ucap Regan sedikit sungkan, dari tatapan mata penjaga itu sangat tersirat kecurigaan.
Rosanda yang sadar akan situasi segera melepaskan pelukannya, lalu tersenyum canggung dan akhirnya di gandeng oleh Regan untuk kembali ke dalam kamar hotelnya.
"Sebaiknya kita beristirahat, besok pagi baru bersiap untuk pulang" ucap Regan memberikan Rosanda kesempatan pertama untuk membersihkan badannya terlebih dahulu.
Tidur malam itu terasa nyenyak sekali, entah kenapa Rosanda merasakan ada sesuatu yang membuatnya lebih segar dalam pikirannya, mungkin karena merasa kemampuan lamanya telah berangsur kembali, hingga pada akhirnya akan siap membuka semua tabir kelamnya yang belum sempat terselesaikan.
Tiba saatnya, Rosanda telah bersiap sedari pagi, begitu juga dengan Regan yang tak membiarkan istrinya berkemas sendirian, membantu tentu saja yang diutamakan.
"Okey, Kita pergi sekarang?" tanya Regan.
"Rosanda mengangguk, keduanya lalu melangkah pergi, Regan tak pernah lupa menggandeng tangan istrinya karena tak lagi ada penolakan sama sekali, kemajuan yang lumayan menurutnya.
"Apa ada memar di tubuhmu?" tanya Regan, mengingat terakhir pertarungan yang dilakukan cukup keras, walaupun berakhir puas.
"Sedikit, memberikan pukulan padamu ternyata tak semudah itu, tubuhmu sangat kuat dan kakiku sedikit memar" jawabnya.
Regan lalu menatap Rosanda, terkejut dan ada khawatir di wajahnya, tangannya reflek membuka bagian celana longgar yang di pakai Rosanda.
"Regan?"
Regan menghentikan lalu menatap Rosanda dengan satu alisnya yang terangkat.
"Sorry honey aku tidak apa-apa" menyadari perkataanya, Rosanda segera mengganti panggilannya.
Namun Regan tak menghiraukan, di dalam pesawat itu Regan menempatkan Kaki istrinya di pangkuan, meneliti luka memar yang diakibatkan karena perkelahian mereka.
"Harusnya semalam segera di obati, tidak nyeri?" tanya Regan yang tengah sibuk mengambil sesuatu untuk dioleskan di tempat yang nampak membiru.
"Tidak, hanya sedikit nyeri saja" Rosanda tak berani menolaknya, karena Regan tak mungkin membiarkan hal itu.
Meletakkan kembali kaki istrinya, Regan lalu menyamankan diri duduk dan bersandar, menikmati perjalanan pesawat yang hanya beberapa menit saja.
Membalas Email, Regan dengan wajah yang serius mulai membalas pesan masuk, sementara Rosanda memejamkan mata, berusaha menikmati perjalanan itu tanpa mengganggu Regan di sampingnya.
Namun tak lama, sentuhan Regan membuatnya terkejut, "Iya?" tanya Rosanda.
"Turun dari pesawat kita akan mencari ponsel dan mungkin juga laptop untuk mu"
"Apa?" tentu saja Rosanda terkejut.
"Sudah waktunya"
"Waktunya?, waktunya apa?" Tanya Rosanda masih bingung.
Sebenarnya Regan hendak menjelaskan, namun terburu mendapat peringatan akan persiapan pesawat yang akan lending, hingga keduanya segera bersiap ditempatnya, karena perjalanan sebentar lagi sampai.
Turun dengan tenang, Regan memegang tangan Rosanda, beberapa petugas bandara yang melihat memberikan senyuman, keduanya membalasnya dengan ramah.
Hingga sebuah mobil menjemputnya, seperti yang di janjikan, Regan masuk kedalam sebuah pusat pembelanjaan Ponsel mewah yang lumayan padat sore itu.
"Apa yang kamu inginkan?" tanya Regan.
"Aku terserah saja" jawab Rosanda masih mengikuti Regan sedikit di belakangnya.
Regan mendapat tempat eksklusif, disambut hangat dengan layanan khusus, dan tak lama akhirnya Regan memberikan sebuah ponsel canggih yang sangat terbatas ketersediaan nya.
"Ini terlalu mahal" ucap Rosanda saat melihat harga yang harus di bayar.
Regan hanya tersenyum, tetap melakukan transaksi dan kemudian segera pergi bersama dengan Rosanda, bukan lagi menuju Mansion, melainkan sebuah restoran untuk makan malam.
Disana nampak penyambutan yang istimewa juga, Rosanda bisa menyimpulkan bahwa Regan jajaran orang penting yang di kenal luas dimanapun dia berada.
"Kenal mereka semua?" tanya Rosanda pada akhirnya.
"Mereka semua?, siapa?" tanya Regan .
"Direktur ponsel canggih dan pemilik Restoran mewah ini"
"Oh, tidak, hanya aku punya sebagian saham saja"
"Oh ya?" tentu saja Rosanda terkejut.
"Hem, jadi bisa di bilang, kami partner"
"Oh, pantas" Jawab Rosanda manggut-manggut, mengerti kenapa Regan di perlakukan begitu istimewa.
Keduanya kini menikmati makan malam yang menggiurkan, dan Rosanda mulai terbiasa dengan rasa masakan di negara suaminya.
Saat hampir selesai, Regan mengatakan sesuatu kepada istrinya.
"Sepulang dari sini kita akan membicarakan hal penting, sedikit lama dan aku harap tidak membuatmu lelah nanti"
"Boleh tau soal apa?" tanya Rosanda.
Regan tak menjawab, hanya tersenyum dan menatap intens Rosanda yang masih menunggu jawaban.
"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Rosanda.
"Kenapa kamu sangat cantik?" ganti Regan memberikan pertanyaan.
"Bisakah kita kembali ke topik utama?" sahut Rosanda.
Regan tersenyum, lalu mengangguk pelan, dan kemudian menjelaskan jika hal itu akan disampaikan nanti setelah sampai di Mansion.
Malam semakin larut, berakhir di jam delapan malam, keduanya akhirnya tiba di tempat, para pelayan segera menyambut dan membantu membawakan kopernya.
Regan memberikan perintah untuk tidak disediakan makan malam karena sudah di lakukan sebelumnya, tidak ingin diganggu untuk urusan apapun malam ini.
Rosanda menunggu di tempat latihan, tepatnya di sebuah bangunan luas belakang Mansion, tak lama Regan pun menyusul nya.
"Sudah siap?" Regan memasang kuda-kuda, seperti hendak menyerang Rosanda.
"Hei, bukankah kita hanya akan bicara?"
"Itu nanti, setelah aku tau pasti jika tak perlu mengkhawatirkan mu lagi dalam menjaga diri"
"What?!" tentu saja Rosanda terkejut.
Dan tak ada waktu lagi karena Regan segera menyerang, dengan sigap Rosanda menyiapkan dirinya, tau benar jika Regan tak pernah main-main walau hanya dalam latihan saja.
Begitu keras serangan kali ini, Rosanda di buat tak percaya jika Regan benar-benar melakukan tanpa ampun lagi, beberapa tindakan di dapatkan, dan Regan masih terus menyerang.
"Jangan lengah!" teriak Regan.
Dengan peluh yang bercucuran, Rosanda menajamkan insting nya, fokus di titik lemah lawannya, dan saatnya dirinya juga bisa menyerang dengan kekuatan yang telah di kumpulkan.
Terjadi benturan kuat antara keduanya, sama-sama terpelanting, dan Regan pun melesat dengan alat canggih di tubuhnya saat melihat Rosanda hampir saja membentur tiang besi yang ada di belakangnya.
Tepat berada di dekapan, Rosanda akhirnya bisa terhindar kan, "Terimakasih" ucap Rosanda setelah kembali berdiri dengan baik.
"Hem, kita sudahi"
"Aku masih sanggup" jawab Rosanda.
"Kamu cukup lelah"
"Tidak" Rosanda tak mau mengakui.
Dan sekali lagi, Regan menyerang dengan tiba-tiba, hingga membuat Rosanda tersungkur ke bekang, kali ini tak ada bantuan, dan Regan hanya melihat Rosanda berusaha untuk berdiri kembali, dan_
Bug!
"Akh!,
Berhasil, Rosanda membuat Regan juga terpelanting.
"Jangan lengah!" teriak Rosanda.
Regan berusaha berdiri, memegangi perutnya yang lumayan sakit saat mendapatkan tendangan dari istrinya yang dikira sudah menyerah kalah, namun juga ada senyuman terbit dari bibir Regan.
"Semakin lumayan" ucapnya.
Jangan lupa like Vote Komen dan tonton iklannya.
Bersambung.