NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 2 - Hari H

Selama sebulan penuh Tia tidak sibuk apa-apa. Dia hanya bekerja seperti biasanya.

Berangkat jam setengah delapan pagi, pulang dengan jam yang tidak tentu. Bila

pekerjaan sedang banyak, dia akan pulang sekitar pukul jam sembilan malam. Bila

sedang sedikit dia akan pulang jam lima sore. Tidak ada kesibukan yamg berarti

antara hari Senin sampai Jum’at. Kesibukannya akan sedikit berubah di hari

Sabtu dan Minggu. Biasanya weekend dia akan bersantai atau jalan-jalan dengan teman-temannya tapi kali ini

berbeda. Neneknya selalu mengajaknya ke tempat yang berbeda. Fitting baju pengantin, memilih cincin

pernikahan, memilih barang-barang seserahan, tes kesehatan dan lain-lain yang

berhubungan dengan pernikahan. Selama itu pula dia belum pernah bertemu dengan

laki-laki yang bernama Rizal. Sepertinya neneknya ingin membuat surprise?? Gila sekali, menikahi

laki-laki tanpa tahu wajah laki-laki tersebut. Entah laki-laki itu jelek, cacat

atau punya kelainan dia sama sekali tidak tahu. Dia hanya pasrah mengikuti

semua kemauan neneknya.

Kebetulan hari pernikahannya jatuh dihari Sabtu, jadi Tia tidak perlu merasa untuk

mengambil cuti. Hal ini sangat menguntungkannya. Dia tidak perlu menjelaskan

dan memberitahu teman-teman kerjanya bahwa dia sudah menikah. Tidak ada yang

perlu dibanggakan dari pernikahannya. Menikah dengan buruh bangunan, yang ada

dia malah diejek teman-teman kerjanya. Tia merasa lega.

Hari H

Pernikahan yang berupa ijab qabul akan dilangsungkan jam sembilan pagi. Dari jam tiga

subuh Tia sudah dibangunkan neneknya untuk dirias. Pernikahan dilangsungkan

secara sederhana tanpa resepsi. Selain karena masalah waktu yang terlalu mepet,

Tia juga tidak ingin melaksanakan resepsi. Tia tidak ingin teman-temannya tahu.

Jam menunjukkan pukul delapan lebih tiga puluh menit. Pengantin pria sudah siap dan

Tia juga sudah digiring untuk memasuki ruang ijab qabul yang kebetulan

dilaksanakan didepan rumah neneknya. Tia tidak begitu peduli dengan wajah calon

suaminya. Begitu didudukkan disebelah laki-laki yang akan menjadi suaminya, Tia

hanya tertunduk. Bukan karena malu, tapi karena malas untuk melihat wajah calon

suaminya tersebut.

Pukul delapan lebih lima puluh menit, pak penghulu datang.

“Dengan mas siapa saya bicara??” tanya pak penghulu tanpa melihat buku nikah yang sudah

ditangannya.

“Rizaldy Yusuf Maulana Pak..” jawab Rizal sambil menjabat tangan pak penghulu.

“Saya panggil mas Rizal saja ya, gimana mas Rizal sudah siap berumah tangga belum?”

“InsyAlloh siap pak!” Jawab Rizal mantap. Pak penghulu dan orang-orang yang hadir ikut

tertawa mendengar jawaban Rizal. Sedangkan Tia hanya melengos dan tersenyum

kecut. Yaiyalah kamu siap, kamu hanya buruh bangunan, bisa menikahi aku yang

pekerja kantoran pasti keuntungan besar untukmu. Pikir Tia dengan masam.

“Baiklah saudara-saudara, karena waktu sudah menunjukkan pukul sembilan bagaimana kalau

ijab qabulnya segera dilaksanakan. Gimana nak Rizal, apa perlu latihan dulu apa

langsung praktik?” tanya pak penghulu

“Langsung saja pak, insyAlloh sudah hafal Pak” Rizal menjawab tegas lagi. Dan acarapun

dilanjutkan.

“Saya nikahkan engkau Rizaldy Yusuf Maulana bin Ismail dengan ananda Mutia Amalia

Azmy binti Shiddiq dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dibayar

tunai!!”

“Saya terima nikah dan kawinnya Mutia Amalia Azmy binti Shiddiq dengan mas kawin

tersebut dibayar tunai!!” Ucap Rizal dengan suara tegas dan lantang.

“Bagaimana saksi, sah??”

“Saaaaaahhhhhhhhhhhh….” Jawab saksi serempak. Dan Tia hanya terduduk lemas. Pupus sudah harapannya

untuk memiliki suami mapan. Bukannya matre, tapi hidup harus sesuai dengan

realita.

“Baiklah, pengantin laki-laki silakan pasang cincin pernikahannya ke pengantin perempuan”

Rizal mengambil tangan Tia, memasukkan cincin dijari manis Tia dan begitu pula

sebaliknya.

“Cium..cium..cium..” Teriak para tamu yang hadir dalam prosesi ijab qabul tersebut. Dengan malu-malu

Rizal mendekati Tia dan mencium kening Tia. Dan untuk pertama kalinya Tia

menatap seluruh wajah dan tubuh pria yang sudah menjadi suaminya tersebut. Tia

terpana.

Rizal adalah laki-laki yang memiliki tubuh tinggi dan atletis. Mungkin tingginya

sekitar 180 cm atau lebih? Kulitnya sawo matang, dan wajahnya perpaduan antara

tampan dan manis. Sejenak Tia lupa dengan profesi Rizal dan hanya terpana. Kemudian

dia teringat kembali, sayang sekali laki-laki setampan dia jadi buruh  bangunan, pikir Tia getir.

Acara dilanjutkan dengan prosesi tasyakuran. Tiga jam kemudian acara pun selesai. Tia

berada didalam kamar pengantin. Dibantu penata rias dia membersihkan riasan

wajah dan membuka baju pengantin dan menggantinya dengan gaun tidur yang sudah

disiapkan neneknya. Tia sudah bersiap-siap untuk istirahat siang ketika pintu

kamarnya dibuka orang. Tia berpura-pura tertidur. Dalam hati dia bertanya-tanya

siapakah orang yang masuk ke kamarnya? Apakah nenek? Atau saudara nenek-nenek?

Tia mencoba mengintip dan…

DEG…

Jantungnya serasa berhenti. Rizal ada didepannya. Sedang bertelanjang dada dan mencoba

mengganti bajunya dengan baju santai. Tia kembali menutup matanya rapat-rapat.

Dia tidak sanggup menatap tubuh maupun wajah Rizal. Tia merasakan ada seseorang

yang berbaring disampingnya.

“Ohmy goaaat, jangan bilang laki-laki ini tidur disampingku!!” Teriak Tia dalam

hati. Nyatanya Rizal memang berbaring disebelahnya. Tia mulai merasakan kaku

ditubuhnya. Dia gugup dan salah tingkah. Bagaimana kalau laki-laki ini

mengajaknya berhubungan suami istri? Pikiran Tia berkecamuk. Tia berbaring dan

membatu. Menunggu detik demi detik, menit demi menit Rizal akan menerkamnya. Beberapa

menit berlalu ketika Tia mendengar dengkur halus disebelahnya. Tia membuka matanya

sedikit demi sedikit dan melihat Rizal sudah tertidur lelap disampingnya.

Disitu dia merasa sudah sia-sia mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu.

Karena kecapekan, Tia pun ikut tertidur.

VISUAL CAST

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!