Menjadi seorang koki disebuah restoran ternama di kotanya, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Ayra. Dia bisa dikenal banyak orang karena keahliannya dalam mengolah masakan.
Akan tetapi kesuksesan karirnya berbanding terbalik dengan kehidupan aslinya yang begitu menyedihkan. Ia selalu dimanfaatkan oleh suami dan mertuanya. Mereka menjadikan Ayra sebagai tulang punggung untuk menghidupi keluarganya.
Hingga suatu hari, ia dipertemukan dengan seorang pria kaya raya bernama Daniel yang terkenal dingin dan kejam. Ayra dipaksa menjadi koki pribadi Daniel dan harus memenuhi selera makan Daniel. Ia dituntut untuk membuat menu masakan yang dapat menggugah selera Daniel. Jika makanan itu tidak enak atau tidak disukai Daniel, maka Ayra akan mendapatkan hukuman.
Bagaimana kah kisah Ayra selanjutnya?
Selamat membaca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu_ Melani_sunja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Daniel
Menjelang siang, Ayra menyempatkan diri untuk keluar. Hari itu, ia menerima gaji, dan ia harus menyisihkan sebagian uangnya untuk ia simpan sendiri. Karena jika tidak, pasti semua uangnya akan dihabiskan oleh mertua dan suaminya.
Ayra mengeluarkan sepedanya, lalu ia goes pergi menuju bank terdekat.
Usai bertransaksi di bank, ia segera kembali ke restoran secepat
mungkin.
"Untung saja mereka tidak pernah tahu kalau selama ini gaji ku naik, kalau sampai mereka tahu, sudah pasti aku tidak akan bisa menyisihkan uang ku," Gumam Arya sambil terus menggoes sepedanya.
Saat di tengah perjalanan, ia berhenti lalu turun dari sepeda, memperhatikan mobil yang terparkir dipinggir jalan.
"Ini mobil yang tadi pagi kan?" ucapnya lirih.
Ia berjalan memutari mobil tersebut sambil memeriksa keadaan dalam mobil. Tak sangka, seorang pria tengah mengawasinya dari balik kaca cafe tak jauh dari sana.
"Akan saya bereskan tuan," kata salah satu bodyguard yang mengawal pria itu.
"Heemm"
Bodyguard itu berjalan menghampiri Ayra yang masih terus memeriksa mobil tersebut.
Saking fokus dia, dia sampai tak memperhatikan jika sudah ada seseorang berdiri di depannya.
Ayra terjingkat karena terkejut, hampir menabrak pria itu.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya bodyguard itu tanpa ekspresi.
"Anda pemilik mobil ini?"
"Katakan saja apa yang membuat nona terus mengawasi mobil kami."
Ayra memperbaiki cara berdirinya menjadi tegak sambil mengangkat kepalanya menatap lurus kedepan.
"Pagi tadi anda sudah mengotori pakaian saya dan anda tidak bertanggung jawab sama sekali, anda tahu! Pakaian saya jadi kotor gara gara anda!"
Pria itu mengerenyit, mengangkat alisnya sebelah.
"Lalu?" tanya pria bertubuh tinggi besar itu lagi.
"Ya minimal tanggung jawab dong! Minta maaf atau bagaimana, gimana sih! Jangan mentang-mentang orang kaya jadi seenaknya sendiri!"
"Kalau begitu, kami minta maaf nona!" kata pria itu sambil membungkuk badannya.
Ayra tidak menjawab, ia mencelos lalu pergi begitu saja dengan sepedanya.
Pria itu menggaruk garuk kepalanya menatap Ayra bingung.
***
Sesampainya di restoran, Ayra segera kembali ke dapur. Ia berhenti sejenak menatap heran para rekannya yang tengah sibuk berkutat di dapur.
"Ayra...! Cepat kemari! kemana saja kamu?" panggil bos nya.
Ayra mendekat menghampiri bos nya sambil menundukkan kepalanya.
"Maaf bos, saya tadi keluar ke bank sebentar."
"Sudah sudah, sekarang cepat kamu pikirkan sesuatu, pemilik grup Alexander akan datang berkunjung ke restoran kita, kamu harus cepat menyiapkan menu yang terbaik."
"E,, tapi menu apa lagi bos? bukannya menu yang ada di restoran kita sudah banyak?"
"Aduh, kamu ini banyak tanya, dia tidak menginginkan menu yang tersedia di restoran kita, dia minta menu rumahan yang lezat, dia ingin makan makanan yang bisa mengingatnya pada mediang ibunya."
"Haa?? Aneh sekali, kenapa tidak makan di rumah saja kalau begitu, kenapa mesti datang kemari coba?" kata Ayra masih belum bisa mengerti.
"Kamu tau, alasan dia memilih restoran kita?"
Ayra menggeleng.
"Dasar bodoh! itu semua karena kamu!"
"Aku...?" tanya Ayra menunjuk dirinya sendiri.
Bos mendekat lalu menarik telinga.
"Aduh...!! Aduh sakit bos!" kata Ayra sambil memegangi telinganya.
"Kamu kan terkenal sebagai koki yang selalu bisa menyajikan makanan yang lezat di sini, makanya dia jauh jauh datang kemari untuk menguji kemampuan mu!" ujar bos melepaskan telinga Ayra.
"Tetap gak ngerti," jawab Ayra.
"Sudah, sekarang lebih baik kamu pikirkan menu rumahan yang lezat dan pasti disukai tuan Daniel, kalau kamu bisa memuaskan lidah tuan Daniel, bukan hanya kita, tapi kamu akan mendapatkan bonus yang besar!"
"Benarkah? Kalau begitu baiklah, akan ku siapkan semuanya!" ucap aura bersemangat.
"Jangan senang dulu, kalau kamu gagal memuaskan lidah nya, maka nasib buruk akan menimpamu, dia dikenal sebagai pria yang kejam dan dingin!"
"Haaa???" Ayra menelan saliva, mendengar itu tubuhnya jadi menegang.
"Untuk itu, berusaha lah semaksimal mungkin bersama tim mu, jangan sampai membuat malu restoran kita, ingat itu!"
"Baik bos!"
Ayra segera berlari, memerintahkan para tim nya untuk segera menyiapkan segalanya. Ayra berdiri di depan kompor, memikirkan sejenak, menu apa yang pas untuk seseorang yang tengah merindukan sosok ibu.
"Bos...!" Ayra berlari menghampiri bos.
"Ada apa lagi? sudah sana cepat kamu olah, kita tidak punya banyak waktu, dia akan datang kemari malam nanti."
"Kira kira umur berapa bos besar itu?"
"Emmm, mungkin sekitar 25 sampai 27 tahunan lah."
"Baik kalau begitu, terimakasih bos!"
Ayra kembali ke meja, menyiapkan bahan bahan yang akan ia butuhkan untuk membuat menu yang telah ia pikirkan itu.
"Ayra kamu yakin akan membuat menu ini?" Tanya Winda, salah satu rekannya.
"Ya, percaya saja! Yang penting semua mengerjakan sesuai dengan arahan ku!"
"Baiklah kalau begitu, kami percayakan pada mu."
Ayra mengangguk sambil tersenyum.
***
Ayra dan tim nya, telah selesai menyiapkan semua menu. Ia juga telah menghias makanan itu secantik dan semenarik mungkin.
"Semoga saja bos besar itu menyukainya dan kita semua akan selamat!" Ujar Ayra sambil merapihkan meja.
"Semoga saja ya Ra, kalau sampai dia tidak suka, maka tamatlah kita semua!" Imbuh Winda.
"Ayo ayo...! Kalian semua berdiri di pintu masuk, Tuan Daniel akan tiba sebentar lagi, kita harus memberikan sambutan yang terbaik!" ujar bos sambil terus mengerahkan anak buahnya untuk menyambut tamu istimewanya itu.
Tak lama, sebuah mobil mewah datang lalu memarkirkan mobilnya, disusul beberapa mobil dibelakangnya. Seorang bodyguard keluar lalu membuka pintu untuk Tuan nya.
"Lah, itu bukannya mobil yang tadi pagi? Dan pria itu, pria yang tadi berbicara dengan ku," kata Ayra memperhatikan mereka.
"Ohhh, ternyata pria itu bukan pemilik mobil yang tadi pagi, tapi pria yang satunya," ucapnya lagi.
"Suuts...! sudah jangan berisik! siap siap jangan sampai membuat malu!" kata bos mengingatkan.
Semua karyawan langsung bersiap memberikan sambutan yang terbaik untuk tuan Daniel dan para pengawalnya.
Mereka menunduk memberi hormat pada tuan Daniel, pria yang dikenal dingin dan kejam.
Daniel berjalan melewati para karyawan restoran dengan nama Bintang timur, restoran yang dikenal dengan aneka menu lezat buatan kokinya. Daniel berhenti melangkah tepat dihadapan Ayra, membuat Ayra menjadi sangat gugup.
"Selamat datang tuan, mari..." bos mengarahkan Daniel ke tempat yang telah disediakan.
Namun Daniel masih tetap berdiri menatap Ayra dengan tatapan tajam, dari ujung kaki hingga ujung rambut. Membuat Ayra tambah gugup, ia bahkan tak berani sedikitpun menatap Daniel.
"Dia koki terbaik di restoran kami tuan, namanya Ayra," kata bos memperkenalkan Aira.
Daniel menatapnya sejenak, lalu berjalan menuju meja yang telah disediakan.
"Duhhh mati aku, kalau tahu pemilik mobil itu adalah tuan Daniel, aku gak akan pernah mempersalahkan masalah tadi pagi, pasti setelah ini dia akan marah besar padaku," batin Ayra merutuki dirinya sendiri.
Daniel duduk, dihadapannya sudah tersedia berbagai menu masakan ala rumahan yang dibuat spesial oleh Ayra dan tim nya.
"Silahkan dinikmati tuan, semuanya masih hangat dan fresh," kata bos.
Daniel menarik sebuah piring berisi nasi goreng, ia menatap sekilas nasi goreng itu, lalu beralih menoleh pada pengawalnya.
Seorang pengawal pribadinya datang menghampiri, lalu dengan cepat ia mencicip makanan yang akan dimakan oleh Daniel, untuk memastikan masakan itu aman untuk dikonsumsi.
Pengawal itu terlihat begitu tercengang saat merasakan suapan pertama dari menu nasi goreng. Matanya membesar menandakan jika ia sangat menyukai dengan nasi goreng itu.
Ia menoleh menatap Daniel sambil mengangguk. Lalu Daniel meraih sendok dan menyicipnya. Ekspresi Daniel tak jauh berbeda dengan pengawalnya, hanya saja ia merasa ada sedikit yang kurang pas dengan masakan itu.
Melihat itu, Ayra menegang, ia merasa ketar ketir karena takut masakannya tidak disukai oleh Daniel.
"Siapa koki di sini?" tanyanya.
"Ohhh, itu tuan koki kami," bos menunjuk pada Ayra.
Daniel menatap Ayra.
"Aku mau dia memasak langsung dihadapkan ku dan mengolahnya sendiri tanpa bantuan asistennya!"
"Haaa...?" Ayra sangat terkejut mendengar permintaan Daniel.
Bos menghampiri Ayra yang masih berdiri mematung
"Cepat Ayra, lakukan sesuai perintah tuan Daniel!"
"Tapi bos, aku sudah menyiapkan semua menu itu mati matian, dan dia malah meminta ku masak secara langsung dihadapannya, kalau tahu begitu aku tidak perlu capek capek menyiapkan tadi bos!"
"Sudah jangan mengeluh, lakukan saja, nanti kamu akan kuberi bonus yang besar!"
"Baiklah..." balas Ayra sedikit lemas.
Ayra berjalan lalu berdiri dihadapan Daniel, sementara para rekannya menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk Ayra memasak untuk Daniel.