NovelToon NovelToon
Bossku Ayah Anakku

Bossku Ayah Anakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Kehidupan di Kantor / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:41.7k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Dasha Graves, seorang ibu tunggal yang tinggal di Italia, berjuang membesarkan dua anak kembarnya, Leo dan Lea. Setelah hidup sederhana bekerja di kafe sahabatnya, Levi, Dasha memutuskan kembali ke Roma untuk mencari pekerjaan demi masa depan anak-anaknya. Tanpa disangka, ia diterima di perusahaan besar dan atasannya adalah Issa Sheffield, ayah biologis dari anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

Rasa sakit yang sempat menusuk kemarin kini sudah hilang, tidak sepenuhnya, tapi cukup ringan untuk ditanggung. Kadang masih terasa perih sesekali, tapi itu wajar.

“Dasha?” Suara Issa terdengar dari balik pintu, diikuti ketukan lembut sebelum ia masuk.

“Ada apa?” tanyanya pelan.

“Kau sudah merasa lebih baik?” Ia menatapnya dengan raut khawatir.

Dasha mengangguk dan tersenyum. Tubuhnya terasa ringan, bagaimana tidak, seharian penuh kemarin Issa merawatnya tanpa lelah. Sejak menjadi seorang ibu, ia hampir lupa bagaimana rasanya diperhatikan, karena selama ini dia yang selalu menjaga.

“Ya. Terima kasih sudah menjagaku,” ucapnya lirih. Ia sungguh menghargai semua yang dilakukan Issa kemarin. Dalam hati, Dasha memberinya sepuluh poin Issa.

Issa tersenyum kecil. “Mau jalan keluar? Kita ke Mall, beli camilan?”

“Maksudmu… es krim?!” serunya antusias.

“Dan sekeranjang kentang goreng renyah, kalau kau mau.”

“Yeay! Aku mandi dulu ya, cepat sana, kau juga mandi. Bau kasur!” candanya sambil tertawa, padahal diam-diam dia tahu Issa tetap harum bahkan di pagi hari. Tidak adil sekali.

Issa tertawa. “Aku wangi kok. Nih, cium saja.” Ia mendekat, lalu menempelkan wajahnya di ketiaknya.

“Issa! Kenapa ketiak?! Pergi sana, mandi!” seru Dasha sambil mendorongnya keluar.

“Cerewet sekali. Ingat? Ini bagian tubuhku yang paling kau suka cium dulu,” godanya sambil mengangkat alis naik-turun.

“Issaaaaa! Keluar sana! Mandi! Biar cepat berangkat!” dorongnya sambil menahan tawa.

Issa keluar sambil tertawa kecil, dan Dasha hanya menggeleng tak percaya pada kelakuannya yang tetap konyol. Ia lalu membuka lemari dan memilih pakaian terbaiknya untuk pergi ke mall.

**

Ketika keluar dari kamarnya, Dasha langsung tertegun. Issa sudah menunggunya, tampak begitu segar dengan gaya kasualnya, kaos putih bertuliskan Just do it, celana pendek hitam, dan sandal biru tua.

Keseluruhan penampilannya membuatnya tampak muda dan... luar biasa tampan.

“Sudah siap, Dasha? Kalau belum, mau kubantu ambilkan kamera biar kau bisa terus menatapku nanti,” ujarnya sambil menyeringai.

Dasha terdiam sejenak, wajahnya memanas. “S-sombong! Ayo, cepat jalan!” katanya lalu membalikkan badan, turun ke bawah agar bisa menghindari rasa malunya.

Issa tertawa pelan sambil menyusulnya.

“Dasar memalukan kamu, Dasha Graves…” gumamnya pada diri sendiri saat masuk ke mobil Issa.

**

Mereka tiba di Mall, berjalan beriringan di antara keramaian. Senyum nakal Issa belum juga hilang.

“Issa, berhenti senyum-senyum begitu. Aku serius!” Dasha mendengus kesal, matanya masih menyipit padanya karena masih malu akibat kejadian tadi.

“Baik, baik. Aku berhenti,” katanya sambil menaruh tangan di dada pura-pura bersumpah. “Jangan marah lagi ya, nanti takut aku.” Ia melingkarkan lengannya ke bahu Dasha, membuatnya semakin salah tingkah.

Mereka berjalan tanpa arah sampai langkah mereka terhenti di depan activity center mall. Orang-orang tampak berkerumun di sana.

“Ayo, kita lihat ada apa,” ajak Dasha sambil menarik lengan baju Issa.

Ia mendekat ke sekelompok remaja yang tampak bersemangat menunggu sesuatu. “Permisi, boleh tanya?” ucap Dasha sopan.

“Boleh, Kak!” jawab salah satu gadis. Tapi kemudian matanya langsung tertuju pada Issa di sebelah Dasha.

“Siapa yang tampil?” tanya Dasha, membuat gadis itu menoleh lagi padanya.

“The Kolors, Kak!” jawabnya penuh semangat.

“M-maaf? The Kolors?!” seru Dasha dengan mata berbinar.

Gadis itu mengangguk cepat. Dasha spontan menatap Issa, wajahnya penuh cahaya.

“Issa! Kau dengar itu?! Mereka tampil di sini!” katanya kegirangan.

Issa hanya mengangguk sambil tersenyum lembut. “Tapi kita jauh di belakang,” gumam Dasha sedikit kecewa.

“Tenang saja, aku yang urus.” Issa menggenggam tangannya dan membawanya mengitari sisi belakang hingga sampai dekat tenda artis.

“Jadi... kau lebih cinta band itu daripada aku, ya?” tanyanya pura-pura cemberut.

“Tanpa komentar,” jawab Dasha sambil terkekeh.

Issa menghentak kaki pura-pura kesal. “Dasar, Dasha! Kau jahat.”

“Issa, kau benar-benar seperti anak kecil.” Ia tertawa, sementara beberapa orang mulai memperhatikan tingkah mereka.

“Terserah. Kalau begitu, biar saja kau dengan band favoritmu itu. Aku pulang saja!” katanya berpura-pura pergi.

“Serius mau pulang?”

Issa tersenyum dan menoleh. “Tidak, bercanda. Ayo, kita ke depan.”

Dasha hanya menggeleng sambil mengikuti.

Tak lama, mereka sampai di area depan panggung. Orang-orang menyanyi bersama, sementara musik memenuhi seluruh ruangan. Lagu romantis dari The Kolors mulai terdengar, syairnya begitu lembut hingga membuat Dasha terdiam.

Saat matanya bertemu pandang dengan Issa, ia melihatnya ikut bernyanyi.

“Ini direncanakan?” tanyanya tak percaya.

Issa mengangguk dan tersenyum, menggenggam tangannya erat.

“Selamat ulang tahun, Dasha” bisiknya sebelum mengecup bibirnya lembut di tengah sorak sorai penonton.

Dasha merasa seluruh dunia berhenti berputar. Hanya ada mereka berdua, di antara nyanyian dan sorak yang bergema.

Ketika ciuman mereka terhenti, rasa malu baru menyerang. Ia langsung menunduk dan menyembunyikan wajahnya di dada Issa.

“Nakal banget, Issa! Ini kan di depan umum!” serunya dengan wajah panas.

Issa hanya terkekeh. “Tak apa, biarkan saja. Dunia harus tahu kalau aku mencintaimu.”

Vino, vokalis The Kolors, tiba-tiba menyebut nama mereka di atas panggung.

“Terima kasih untuk dukunganmu, Signorina Dasha Graves, dan selamat ulang tahun. Lagu berikut ini kami persembahkan untuk kalian.”

Musik kembali mengalun. Dasha tak sanggup berkata apa pun. Air matanya menetes perlahan.

“Jangan menangis,” bisik Issa sambil memeluknya erat.

“Ini air mata bahagia... Terima kasih, Issa,” ucapnya sebelum mencium pria itu untuk membalas perasaannya.

Mereka berdua tenggelam dalam lagu dan sorak penonton, tapi bagi mereka, dunia terasa sunyi dan penuh damai.

1
Lisa
Yeayy..akhirnya Dasha & Issa bersatu lg nih 😊
Mike Shrye❀∂я
mampir akak
Lisa
Ternyata ortu Issa menerima Dasha & si kembar dgn tangan terbuka
Oma Gavin
knp ngga ditanyain kebenarannya issa tidur dgn sahabat dasha kalau itu benar berarti memang issa yg pecundang wajib ditinggalkan
Lisa: ya koq Dasha g tny y ttg cewe itu
total 1 replies
Rohana Omar
mima daddy dtg.....
Lisa
Cepat sembuh y Lea..
Lisa
Issa tidak tau ya klo Dasha itu wanita di masa lalunya
Lisa
Ceritanya bagus Kak 👍
Lisa
Aku mampir Kak
zhelfa_alfira
itu si kembar anak issa kan tapi kok dia ngak tau sih...gimana cerita nya ini apa ada cerita sebelum ini..atau emang belum ada cerita flashback nya bingung aku.🤔🤔🤔
zhelfa_alfira
belum terlalu paham alur nya tapi masih menikmati cerita nya
RaniBaca
kerenn
zhelfa_alfira
keren
zhelfa_alfira
semangat up
Oma Gavin
apakah issa juga sudah tau kalau dasha punya anak kembar hasil ngadon dulu
mbohkarmpu
Masih awal tapi udah dapet feel-nya banget 😍 suka sama cara nulisnya
Anisa Adzkiyah
ceritanya bener-bener bikin baper 😭❤️ karakter utamanya kuat tapi tetap punya sisi lembut yang bikin jatuh cinta.
Rafidahalmr
seru jugaa
Anonymous
🩷
Anonymous
oke
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!