NovelToon NovelToon
Transmigrasi ABCDE

Transmigrasi ABCDE

Status: sedang berlangsung
Genre:Idola sekolah / Angst / Transmigrasi / Misteri / Balas Dendam
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: kurukaraita45

5 jiwa yang tertransmigrasi untuk meneruskan misi dan mengungkap kebenaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kurukaraita45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2 : ABCDE

...Petunjuk :...

..."Semua yang terjadi bukanlah kebetulan. Pasti ada sebab tertentu bagi hidupmu."...

...***...

Seorang wanita menyusuri jalan setapak yang penuh dengan pepohonan, tubuhnya masih mengenakan seragam sekolah BINA GARUDA. Ia melangkah dengan sangat cepat, menuju gubuk tua yang berada di tengah sawah, dan membawa sekantong kresek makanan pokok.

Ia tiba dan tersenyum gembira, mengetuk pintu tiga kali, dan seorang wanita yang seumuran dengannya pun keluar dari sana.

"Hai Misra! Ini aku bawakan makanan untukmu, mari kita makan di dalam!" Ajaknya. Wanita di depannya tersenyum gembira. "Terima kasih, Celly!"

Celly dan Misra masuk ke dalam gubuk tua tersebut. Mereka makan bersama dan berbincang-bincang untuk mengisi pertemuan tersebut. "Misra! Kalo kamu sekolah di BINA GARUDA mau gak?" Tanya Celly.

"Eum, terima kasih atas tawarannya. Kamu tau sendiri jika kemarin kamu menemukanku di jalanan itu, setelah 1 bulan yang lalu orang tuaku meninggalkanku selamanya, rasanya aku tak punya semangat lagi untuk melanjutkan pendidikan," ujarnya.

"Aku akan biayai dan tanggung kebutuhanmu jika ingin bersekolah, tapi satu hal yang selalu ku bicarakan padamu. Maaf, aku gak bisa bawa kamu ke rumah orang tuaku. Kamu tau sendiri 'kan kejadian waktu itu?"

Flashback On

"Celly! Kamu ini apa-apaan, ngapain kamu bawa temanmu yang gak jelas ke sini. Apalagi kamu mau dia tinggal di sini? Jangan bodoh Celly! Dia orang asing, Mama sama Papa gak izinin dia tinggal di sini!" Bentak Ibunya Celly.

"Tapi Ma, Pa, kasihan dia. Tolong!" Celly memohon hingga wajahnya memelas.

"Gak bisa! Bawa dia keluar atau semua fasilitas kamu Mama cabut! Termasuk sekolah kamu!" Ancamnya.

Celly pun membawa Misra keluar dari sana dengan wajah kecewanya, ia menyarankan Mirsa untuk tinggal di gubuk tua milik Neneknya yang sudah tiada.

Flashback Off

"Iya gak papa, aku paham kok. Kamu setiap hari ke sini bawa makanan aku udah senang banget," tutur Misra. Celly pun tersenyum mendengar penuturan itu.

...***...

Selesai mengunjungi Misra, Celly kini telah tiba dikediaman keluarganya. Rumah tingkat 2, bercat putih yang sangat mewah, tentu bukan hanya 3 orang saja yang berada di sana. Rumah itu penuh dengan beberapa ART, satpam dan juga tukang kebun, untuk supir mereka tidak memerlukan. Karena Celly, maupun orang tuanya bisa mengendarai sepeda motor ataupun mobil.

Celly yang pulang sekolah menggunakan sepeda motor pun tiba di depan gerbang, seorang satpam langsung membukakan pintu gerbang untuknya. "Terima kasih, Pak!"

Celly terbiasa seperti itu, meskipun di lingkungan sekolah dikenal dengan wanita jutek, berbeda halnya saat ia berada di dalam rumah. "Sama-sama non Celly!" Celly langsung menyimpan motornya di dalam garasi, ia pun bergegas masuk ke dalam rumah.

Sepi. Satu kata yang selalu melintas dalam benaknya, kala memasuki rumah tersebut. Tidak ada tegur sapa yang selalu ia harapkan dari kedua orang tuanya, baik Papa ataupun Mama-nya selalu pulang sore, sibuk dengan pekerjaan yang setiap hari mereka geluti.

Ayah Celly adalah seorang manajer dalam salah satu perusahaan paling terkenal di Jakarta, sedangkan Ibunya adalah pemilik fashion kecantikan yang kariernya telah memasuki internasional. Jadi, tidak heran jika sedari kecil, Celly tak pernah mendapatkan perhatian lebih dari mereka, hanya sekedar ditanyakan nilai dan juga bakat. Mereka tidak pernah mengerti ataupun membantu Celly saat sedang dalam masalah, yang mereka pedulikan adalah anaknya harus bisa hebat seperti mereka.

"Non Celly sudah pulang," pukas salah satu dari 3 pembantu di rumahnya. Usianya yang telah memasuki bukan lagi usia produktif untuk bekerja, atau sudah tua sekitar 60 tahunan.

"Iya Bi Mina, Celly ke kamar dulu ya!" Pamitnya yang merasa kelelahan.

"Jangan lama-lama non, biar Bibi siapin makanan untuk non," titah Bi Mina.

"Gak usah Bi! Tadi udah makan dulu setelah pulang sekolah," tolaknya, yang langsung menaiki anak tangga. Bi Mina pun hanya menganggukan kepala.

...***...

Evelyn. Wanita itu tiba di rumah mewahnya yang bertingkat. Evelyn disambut hangat oleh satpam rumahnya, ia hanya tinggal bersama Ayah, supir, ART, dan satpam di rumah tersebut. Ia langsung memasuki ruangan tamu, dan terlihat sang Ayah menyambutnya dengan senyuman yang manis.

"Anak Ayah udah pulang, gimana hari ini?" Tanya lelaki paruh baya itu, dan langsung memberikan pelukan hangatnya.

"Berjalan baik seperti biasanya Yah," ujarnya. Ia memeluk lelaki yang barusan dia panggil sebagai Ayah. "Jangan lama-lama peluknya, Hany bau keringat. Mau mandi dulu," katanya.

"Gak kok, anak Ayah selalu wangi."

"Ayah Jaindra yang tampan, Hany mau mandi dulu, bau keringat ini." Hany melepaskan pelukan Ayahnya yang sangat erat. "Ya udah deh, jangan lama-lama, kita makan sebentar lagi." Jaindra pun melepaskan pelukan dia kepada putri semata wayangnya.

"Okei Ayah Jai!" Hany membulatkan tangannya sebagai tanda persetujuan. Ia rasa, ia tak pernah kurang kasih sayang dari seorang Ayah. Hanya peran Ibu yang tak pernah ia dapat, sejak ia lahir. Ayahnya selalu berkata jika Ibunya pergi setelah melahirkan dia, alasannya karena ingin kehidupan yang lebih baik.

Pekerjaan Jaindra berbisnis online, setiap hari dia selalu berada di dalam rumah dan mendapatkan penghasilan. Dalam pekerjaan online-nya, ia berstatus sebagai CEO. Terkadang ia keluar, hanya untuk mencari angin ataupun refreshing otak.

Beberapa menit telah berlalu, Hany menghampiri Jaindra yang masih duduk di atas kursi ruang tamu. Terkadang ia heran dengan Ayahnya, bukankah tadi dia yang mengajak makan, tapi sekarang Hany yang harus mengingatkannya.

"Ayah Jai, katanya tadi mau makan. Kok masih di sini?" Tanya Hany memeluk Jaindra dari belakang.

"Eh iya anak Ayah, yok makan!" Jaindra beranjak menuju tempat makan, dapur mereka bersebelahan dengan ruang tamu.

Saat ini keduanya telah menatap nasi putih yang berada di depan. "Sini biar Hany yang tuangin nasinya," kata Hany. Jaindra tersenyum sumir. Dia memang sangat beruntung mempunyai anak seperti Hany, bukan hanya cantik dan berprestasi, tapi juga baik dan beradab.

"Terima kasih anak Ayah, memang deh perfect anak Ayah ini!" Ujar Jaindra.

"Aku hanya perfect di mata Ayah dan orang lain, tapi tidak di mata diriku sendiri," celetuk Hany. "Maksud kamu nak?" Jaindra bertanya kebingungan.

"Eh gak, udah sekarang kita makan aja Yah. Ouh Iya, yang lain gak diajak Yah?" Tanya Hany.

"Tadi, Bibi, supir dan satpam udah makan duluan sebelum kamu pulang. Jadi, ini waktu untuk kita," tutur Jaindra. Hany menganggukan kepalanya.

Kini, suara dentingan sendok beradu garpu di atas piring yang hanya terdengar. Sunyi saja, salah satu di antara mereka belum memulai percakapan seperti pada biasanya. Hingga, Hany yang memulai bercerita tentang hari pertama kelas XII-nya.

...-ToBeContinued-...

1
kurukaraita45
Sangat bagus!
Bowo
seruh baget cerita nya ayo semangat Buat lag
kurukaraita45: ayok mampir lagi, tiap hari upnya dan kalo hari Minggu 2 kali lho. ketinggalan banyak gak nih kakaknya?
total 2 replies
khun :3
Buatku terbawa suasana banget. Gimana thor bisa bikin ceritanya seperti itu?
kurukaraita45: ayok kak boleh mampir lagi, aku up tiap hari lho dan kalo hari Minggu spesial 2 kali up.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!