"Kau mengundang suami sah mu untuk menyaksikan istrinya dinikahi pria lain? lelucon apa yang sedang kau buat?. Dirimu, tubuhmu, bagian terdalam mu, hanya milikku. Ariana Raj Wallace." (Caesar Castillo Grayson).
Hawaii, tempat indah yang menghantarkan Ariana pada kehidupan baru. Ia mengalami kejadian apes yang membuatnya mendadak jadi istri seorang pria asing bernama Caesar selama 21 hari.
Setelah semuanya selesai, Ariana pergi tanpa memikirkan bahwa dirinya masih seorang istri dari seorang Caesar. Seiring berjalannya waktu, keduanya dipertemukan kembali. namun status pernikahannya harus disembunyikan.
.
.
Penasaran?
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Note: Dilarang mencomot karya orang/plagiasi, silahkan keluar dengan aman!.
HAPPY READING^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Kedatangan Caesar cukup membuat Ariana terkejut sekaligus kebingungan, raut wajah yang gelisah dan tak bisa diartikan itu membuat Ariana ingin bertanya keadaannya. Apa yang ia khawatirkan? Apa ia sedang mabuk?.
Wajah cantik itu menengadah saat tangan Caesar meraihnya.
"Akan ku ajarkan cara memakan cake cream yang benar.."
Pupil mata Ariana membesar saat menyadari sesuatu. Ini bukan soal cake cream, tetapi godaan yang berbalut dorongan impulsif. Sorot mata Caesar, sayu nan berat, seolah ada yang ingin ia sampaikan. Sepertinya ada sesuatu yang membuatnya demikian.
"Caesar..."
Wanita cantik itu tak sempat melanjutkan ucapannya, jari Caesar mengelus bibir ranum Ariana hingga terbuka. Sedetik kemudian Ariana tersentak saat benda kenyal dan hangat berhasil menyatu melahapnya dengan agresif.
Bibir keduanya bertemu. Kekhawatiran dan dorongan ini Caesar ingin menyelesaikannya hingga tersalurkan. Ariana... Sorot matanya yang tampak berontak, Caesar menerimanya ia mengakui kelemahan diri. Ia tahan tengkuknya, mengangkat tubuh Ariana dari kursi balkon hingga berjinjit tak karuan untuk masuk ke dalam.
Ariana yang panik, menepuk-nepuk bahu kekar pria itu berkali-kali. Ini sangat mendadak, ia seolah di makan hidup-hidup. Bibirnya terbuka akan gigitan kecil Caesar. Indra perasa keduanya bertemu menelusuri dengan dalam. Caesar melumat, menyesap setiap inci manis Ariana.
"T-tunggu! Caesar.. Ada apa denganmu??." Jantung Ariana yang sudah tak karuan, ia mendorong tubuh itu agar ciuman terlepas.
"Euphh!."
Caesar tak memberikan jawaban, ia kembali meraih bibir Ariana menahan kepalanya hingga tubuh Ariana sudah tak seimbang.
Ciuman dan lumatan yang terasa intim ini berhasil membuat tubuh Ariana merasakan sensasi lain, ia menegang dengan nafas yang tersengal. Bibir keduanya telah basah, Ariana benar-benar tak memahami ini.
"Tunggu, apa-apaan ini! Kenapa bisa seperti ini?."
"Aku yakin tadi kita hanya saling melihat, dan dia...
"Dia akan mengajarkan ku memakan cake cream yang benar.."
"Lalu...
"Lalu...
Ariana terhuyung dengan hujaman cumbuan yang diterimanya, matanya perlahan hampir terpejam. Pikiran wanita itu terasa kosong..
"T-tidak boleh seperti! Ariana, sadarlah.."
Nafasnya yang hampir habis, Ariana memaksakan diri menoleh ke arah samping agar ciuman itu terlepas. Nafasnya memburu dengan wajah cantiknya yang sudah merah padam.
Keduanya terengah-engah, dengan detak jantung yang tak karuan.
Caesar menatapnya parau, dibantah berapa kali pun ia terlalu ingin, tak bisa membiarkannya lolos begitu saja. Tubuh yang menempel tanpa celah, bibir ranum yang berhasil ia raih dan ia lahap, Caesar tak memikirkan apapun lagi. "Ariana.."
Ariana tak berani menatapnya, pikiran dan hatinya sedang berkecamuk.
"Tunggu apa lagi, tampar dia Ariana! Lakukan."
"Ini di luar kesepakatan."
"Kenapa rasanya berat??."
Tangan kekar itu meraih wajahnya. "Lihat aku, mau kemana?."
"Caes... hmpph!."
Perlawanan kecil yang dilakukan Ariana itu tidak ada artinya, Caesar kembali melahap hingga hidung mancung keduanya bertabrakan dengan sempurna.
Buk buk buk!
Ariana memukul bahu kekar Caesar, tubuhnya semakin tersudutkan hingga tak seimbang. Langkah yang mundur dan ulah liar lidahnya, pikiran Ariana tak sinkron dengan hati. Kaki Ariana mengenai ujung sofa. Dengan dorongan Caesar, kini tubuh keduanya ambruk di atas sofa dengan Caesar di atasnya.
Sorot mata yang terlihat sayu, seolah meminta izin untuk menerobos batasan. Tangan Caesar menahan kedua tangan istrinya. Ariana tak mampu berontak lagi, mata keduanya bertemu dengan sangat amat dekat.
Ciuman Caesar berubah menjadi teratur namun liar, ia menuntun Ariana untuk membalas. Setiap inci sesapan berhasil menaikkan tensi darah. Sangat terasa, dan memabukkan. Tiada akhir, harapannya terus seperti itu..
"Caesar.."
"Aku butuh napas.."
Sebelum melepas ciuman, Caesar mengulum lidah Ariana. Menggigit kecil sambil menatapnya, lalu setelah itu ia melepasnya tanpa memalingkan pandangan.
Ciuman pun terlepas.
Dengan kesadaran yang hampir hilang, Ariana segera memalingkan wajah mengambil napas sebanyak-banyaknya. Caesar benar-benar membuat dirinya terkulai, nyawanya entah melayang kemana, wajah cantik itu sangat merah padam. Akhirnya Ariana hidup lagi..
Dress nya kini tersingkap dengan rambut yang tak beraturan. Nafas Caesar masih memburu di atasnya seolah menanti, dengan perlahan Ariana menoleh untuk menatapnya. "Kau.."
"Cantik sekali..." Lirihnya lambat, menatap Ariana yang berantakan akan ulahnya.
Di pikirkan berapa kali pun Ariana masih tak paham. Wanita itu menahan Caesar saat hendak mencumbu tubuhnya. "Kau mabuk atau kerasukan?."
"Ingat kesepakatan."
Caesar tak menjawab, ia seperti ini karena Ariana sendiri. Tak peduli tangan Ariana menghalangi, pria itu beralih mengecup wajah cantiknya turun menuju ke bawah.
Ariana menggigit bibirnya, ia tersadar saat ini ia sedang mengangkang di antara tubuh besar pria itu. Dan di bawah sana terasa ada benjolan keras yang mengenai miliknya, hingga Ariana merinding ngilu. "Caesar.."
"Ariana.." Lirihnya meraih wajah cantik itu. "Bagaimana...
"Bagaimana jika kita melakukan hubungan suami istri di sini?."
Ariana membeku tak berkedip, pertanyaan yang cukup mengguncangkan jiwa hingga nyaris membuatnya hanyut terbawa arus.
Kancing dress Ariana beberapa sudah terlepas, belahan dadanya yang indah kini terekspos di depan mata Caesar.
Rasanya sangat malu sekali hingga ingin menghilang, Ariana dibuat gelisah karenanya.
Jemari Ariana meremas rambut pria itu, menariknya agar tatapan keduanya bertemu. "Kau... Sebelumnya tidak seperti ini." Ariana tentu menginginkan penjelasan.
"Ada apa, Caesar?.." Lirih Ariana tertahan, bagaimana pun tindakan pria itu membuatnya merasakan sensasi lain yang cabul namun melenakan.
Cup..
Caesar mengecup bibirnya yang bengkak itu, adu tatap dengan Ariana dengan kondisi seperti ini sangat-sangat mengacaukan pertahanannya.
"Sial.."
"Seharusnya kau sudah menangkap signal dariku.. Lupakan masa lalu mu itu dan lihatlah aku, pilih aku, jadikan aku pemilik mu. Ariana Raj Wallace."
Tapi rindu kan.........
pasti ide dari caesar...wah mereka akan bertemu d sana