NovelToon NovelToon
Nikahi Aku, Pak

Nikahi Aku, Pak

Status: tamat
Genre:Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Konflik etika / Tamat
Popularitas:698.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: dtyas

Ingin berbuat baik, Fiola Ningrum menggantikan sahabatnya membersihkan apartemen. Malah menjadi malam kelam dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kesuciannya direnggut oleh Prabu Mahendra, pemilik apartemen. Masalah semakin rumit ketika ia dijemput paksa orang tua untuk dijodohkan, nyatanya Fiola sedang hamil.

“Uang yang akan kamu terima adalah bentuk tanggung jawab, jangan berharap yang lain.” == Prabu Mahendra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Menolak

Brak

Prabu melempar ponsel ke atas meja, kecewa dengan hasil kerja Gama. Kejadian malam itu, karena kealpaan Gama termasuk kejadian hari ini. Cukup menohok apa yang Ola katakan. Menduga masalah akan beres setelah surat perjanjian dibuat dan sepakat bicara masalah uang kompensasi. Nyatanya Ola menolak.

“Maaf, pak,” ucap Gama paham akan kesalahannya. Dia berdiri dan menunduk tidak berani menatap Prabu.

“Dia tidak menjebakku dan tidak mau uang kompensasi, lalu apa?”

“Saya akan cari tahu.”

“Astaga,” keluh Prabu. “Sikap mereka tadi bukan pura-pura atau drama, dia menolak uangku. Aku merasa seperti pecundang yang menyewa pel4cur, tapi salah orang,” tutur Prabu.

Gama masih bungkam.

“Cari tahu latar belakang keluarganya, termasuk Maya.”

“Baik, segera saya lakukan.”

“Pergilah, sebelum aku jadikan kamu samsak.” Prabu melepas jas dan melempar ke sofa, lalu menarik dasi dan membuka dua kancing atas kemejanya.

Gama mengangguk lalu meninggalkan tempat itu. Prabu menges4h kesal. Ponselnya bergetar, ternyata ada pesan dari rumah.

[Kamu masih anak mama ‘kan, kenapa nggak pernah pulang?]

[Jangan lupa bawa calon istri atau mama carikan dengan senang hati]

Urusan di kantor sudah menyita pikirannya, juga masalah dengan Fiola Ningrum ditambah lagi orangtua yang mendesak ia untuk segera menikah. Tidak jarang mama atau papa Prabu menanyakan calon menantunya. Sebagai anak pertama dan sudah berumur, tidak pernah membawa pulang wanita yang dikenalkan sebagai kekasih apalagi calon istri.

Semakin gencar mendesak untuk menikah, apalagi adiknya sudah menikah dan sedang hamil. Bukan tanpa alasan ia belum menikah, karena belum menemukan yang sesuai. Ia merasa wanita yang dekat dengannya, bukan cinta dengan tulus melainkan ada hal lain. Mungkin tahta atau latar belakang keluarganya.

“Hah.”

Prabu menghela pelan, membuka pintu balkon. berdiri dan menatap ke depan, menenangkan hati dan pikirannya. Masalah dengan Fiola cukup membuatnya risau. Penolakan uang kompensasi semakin menguatkan rasa bersalahnya. ia sudah merusak gadis baik-baik. Kalau memang perempuan gampangan sudah pasti tidak menolak tawaran dari perjanjian.

“Fiola,” ucap Prabu lalu mengernyitkan dahi.

***

“Aneh nggak sih?” tanya Maya sambil mengaduk kuah bakso yang sudah ditambahkan kecap dan sambal.

“Apanya” jawab Ola sudah sibuk mencicipi bakso miliknya.

“Udah lebih dari seminggu pertemuan dengan si Prabu dan kita belum dipanggil manajemen karena teguran apalagi dapat SP.”

Ola terbatuk karena tersedak mendengar ocehan Maya. Menyeruput es teh manis lalu menggeleng sambil menatap sinis wanita di hadapannya yang mulai kepedasan karena ulahnya sendiri.

Memutuskan untuk melanjutkan hidup, melupakan masalahnya dan menerima apa yang sudah terjadi sebagai garis takdir.

“Gila, pedas banget.”

“Iya kayak mulut lo. Kita nggak dipanggil manajemen udah bagus kali. Memang lo mau kita dipecat. Masalah gue udah banyak, bentar lagi ujian semester, Ayah marah-marah terus minta gue pulang. Jadi, jangan menambah masalah.”

“Aneh aja La. Jadwal kerja gue juga nggak dirubah.”

Keduanya tidak lagi bicara, fokus makan siang dengan menu bakso di kios area belakang gedung apartemen tempat bekerja. Kalau dipikirkan aneh juga karena Prabu tidak melaporkan ulah mereka ke manajemen gedung. Namun, Ola tidak ingin memikirkan terlalu jauh. Ia hanya ingin fokus dengan masa depannya.

Maya menyeka keringat di dahi, baru saja makan tapi kelihatan seperti habis maraton karena keringat berlebih.

“Lain kali jangan makan di sini lagi, pedes mampuss.”

“Bukan tempatnya yang salah, lo aja pake sambel nggak ditakar.”

“La,” ucap Maya lalu mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan meja dan tidak perlu bicara terlalu berisik. “Kalau Prabu ngajak ketemu lo lagi, gimana?”

“Ck, bodo amat gue nggak mau. Bawaannya emosi ngeliat mukanya, merendahkan harga diri perempuan. Harusnya kalau sang3 dia bayar perempuan, bukan malah maksa gue terus mau bayar.”

“Sstt, jangan berisik. Malu didengar orang.”

Ola menatap sekitar, ada beberapa meja yang terisi pengunjung lain menoleh ke arahnya.

“Kalau ada kerjaan baru, gue mau resign dari sana.”

“Gue setuju, tapi cari kerja susah. Kita sabar aja dulu,” cetus Maya. “Wah, kenyang gue. Siap-siap besok pagi mules. Lo yang bayar ya.”

***

“Mahasiswi?”

“Benar pak, dia mahasiswi tingkat akhir kelas karyawan. Keluarganya tinggal di luar kota, Ibu kandungnya sudah tidak ada. Ayahnya sudah menikah lagi, hubungan dengan ibu sambungnya tidak baik. Itulah alasan dia merantau di Jakarta dan jarang pulang," tutur Gama menjelaskan latar belakang Ola dari orang kepercayaan Prabu. “Sebenarnya Mbak Fiola sudah diminta pulang, akan dijodohkan.”

Prabu mengernyitkan dahi mendengar Ola dijodohkan, teringat permintaan orangtuanya yang menanyakan kapan ia menikah dan siap juga mencarikan jodoh untuknya

“Bagaimana dengan Maya?”

“Keluarga Maya juga di luar kota. Mereka bersahabat, tapi tempat tinggal mereka berbeda. Berteman sejak pertama bekerja di sini,” tutur Gama menjelaskan siapa Maya.

“Lalu?”

“Saya simpulkan mereka tidak menjebak Bapak, Fiola murni berada di tempat dan waktu yang salah saat Bapak pulang. Bisa dikatakan dia memang … korban,” tutur Gama pelan, khawatir atasannya tersinggung.

“Jadi dia korban dan aku penjahat, begitu maksud kamu?”

Raut wajah Prabu berubah sinis, Gama menghela nafasnya. ia sampaikan salah tidak apalagi. Sudah bisa diduga kalau akan begini.

“Bukan begitu, maksud saya mereka tidak menjebak dan kebetulan bapak dalam pengaruh obat. Bisa dibilang kalian sama-sama korban.”

“Kita sudah siapkan ganti rugi, dia tidak mau. Memang tanggung jawab apa yang dia harapkan.” Prabu bergumam kesal.

Gama ingin menjawab mungkin Fiola ingin tanggung jawab dinikahi, tapi tidak berani. Tidak tahu apa respon dari Prabu kalau sampai ia mengatakan hal tersebut. Sampai sekarang masih sendiri, tiba-tiba harus menikah dengan perempuan yang baru dia kenal meski sudah melakukan sesuatu dengan perempuan itu.

“Kamu uruslah, jangan sampai nanti jadi masalah.”

“Baik pak.”

Gama akhirnya meninggalkan apartemen Prabu. Sudah dalam perjalanan pulang saat informasi mengenai Fiola dan Maya dia dapat, sampai harus putar balik untuk menyampaikan langsung pada Prabu.

Keluar dari lift menuju lobby ia melihat seseorang.

“Maya,” panggilnya. “Tunggu!”

Gama mengajak Maya bicara di basement, tidak jauh dari mobilnya terparkir. Menatap perempuan di hadapannya dari kepala sampai kaki.

“Kenapa Mas? Liatnya gitu amat. Memastikan saya manusia atau setan ya,” ucap Maya ketus.

“Kamu … kenapa masih ada di sini? Bukannya urusan unit Pak Prabu hanya sampai sore?”

“Saya ambil kunci kontrakan ketinggalan di loker, mana udah sampe. Lagian saya mau disini, di luar atau ke mars, bukan urusan situ." Lagi-lagi Maya berkata judes.

“Hei, jaga bicaramu. Aku bisa ….”

“Melaporkan saya? Laporin aja,” tantang Maya. “Ingat ya, Ola bisa menuntut Pak Prabu atas perbuatannya dan Mas Gama pun bisa terseret karena menutupi kejahatan.”

Maya menatap sinis kemudian meninggalkan Gama yang masih heran karena ada wanita yang bersikap kasar dan berkata ketus. Selama ini baik ia sendiri atau bersama Prabu selalu menjadi perhatian para perempuan.

“Galak banget."

1
Sintia Dewi
lahhh...mana si kadal tau lg ola dirawat dimna..dikasik tau pasti ini keluarga toxicnya ola sm si kadal...gk kapok2 ni orang
Sintia Dewi
butuh bantunya pasti gk jauh2 dari uang...udh dibayari hutangnya dikasik uang jg 100jt masih aja mau malak anak sm mantunya...dasar ayah durhaka
Sintia Dewi
hayoo katanya mau peluk kalok beneran dateng..udh dteng malah malu dengan tampilan dirinya sendiri🤭🤣...maya2
Sintia Dewi
maya maya mulutmu nyerocos aja
ayu cantik
suka
Nisa
Seru cerita nya
Tini SiBoru Juntak
trimakasih buat author
cerita nya gk bnyk konflik yang bertele-tele
Hr sasuwe
👍
Dey Desuka
ampuun....dah c Maya bikin aku ngakak pagi2
Irma Susanti
🤣🤣🤣
chess🍂
ya tuhaaan Maya,,,,ini sangat bagus buat d tiru ya thor😄😄😄
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya😌
total 1 replies
Shee
dikira hidup di jakarta enak kali, belum tau dia g semua orang jakarta kaya raya. duh si amel perlu di suapin pake sendal Swalow biar sadar kayanya😂
Shee
ketawa Mulu kalau bab Maya sama gama 😂😂😂
kasian banget maya di kacangin mulu😂
Yurniati
aku suka keseruannya cerita nya,,,,,, 😘😘
tetap semangat terus,,,
dengan cerita seru lain nya,,,,,
Yurniati
tetap semangat terus,,,,, 💪💪👍👍
Yurniati
karna ada maya cerita jadi seru,,,,,,
tetap semangat terus,,,,, 💪💪👍👍
Santika Aprilianti
aku suka kk karyanya, ceritanya bagus! juga tidak ada penambahan akhiran "k" dan "h" pada kata-kata, enak bacanya kyk jalan tol lancar jaya tanpa hambatan, hanya ada sedikit typo bsa dipahami.
Aquarius97 🕊️: Halo sahabat pembaca ✨ Aku baru saja merilis cerita baru berjudul CINTAKU MENTOK DI WANITA MALAM 🖤 Mampir yuk siapa tahu kamu tertarik nantinya 🤗 Dukung dengan Like dan komentar yah, karena setiap dukunganmu berarti buatku. Terimakasih.
total 1 replies
Linsi bleskadit
Sadewa lebih gnteng, mending dia jdi prabu
dtyas (ig : dtyas_dtyas): baca juga yg Sadewa ka 😄
total 1 replies
Linsi bleskadit
bayanganku, Prabu itu wajahnya kayak pandu😍
Santika Aprilianti
pantas bukan panas mungkin, ya kak🤔?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!