NovelToon NovelToon
AKHIRNYA MENYESAL

AKHIRNYA MENYESAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Saling selingkuh / Pihak Ketiga / Pelakor / Balas Dendam
Popularitas:17.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Saat kehamilan itu benar-benar terjadi pada Livia, dia bermaksud memberikan kejutan dengan datang ke kantor suaminya untuk mengabarkan kabar bahagia tersebut.

Tapi apa yang dia dapatkan, sangatlah mengguncang perasaannya.

Ternyata di ruangannya, Alex tengah bersama seorang wanita berparas lembut, dengan gadis kecil yang duduk di pangkuannya.

Bukannya merasa bersalah, setelah kejadian itu Alex malah memberi pernyataan, "kita berpisah saja!" Betapa hancur hati Livia. Dia tak menyangka, Alex yang begitu

mencintainya, dengan mudah mengatakan kata-kata perpisahan. Lalu apa jadinya jika suatu hari Alex mengetahui kalau dia sudah menelantarkan darah dagingnya sendiri dan malah memberikan kasih sayangnya pada anak yang tidak ada hubungan darah dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ACCIDENT

Ishana membongkar lemarinya. Dia tengah mencari rekam medis miliknya. Setelah bertemu Rudy sebulan yang lalu di bandara Ngurah Rai, Ishana seakan menyimpan bom, yang sewaktu-waktu bisa meledak. Dia mencari rekam medisnya untuk bisa sekalian dimusnahkan. Tapidia lupa, dimana menyimpannya.

Di tumpukkan dokumen miliknya tidak ada. Begitu juga di tumpukkan dokumen milik Adam.

"Di mana aku menyimpannya? Perasaan dokumen itu masih kusimpan, belum aku musnahkan."

Ishana mulai resah.

Laci pertama dibuka. Kosong. Dia beralih ke tumpukan map di bawah tempat tidur, membuka satu per satu. Hanya ada fotokopi KK lama, buku tabungan, dan akta kematian Adam. Sementara yang dia cari tidak ada.

Keringat mulai keluar dari pelipisnya. Tangannya gemetar saat membuka kotak terakhir di atas lemari. Isinya hanya buku-buku lama dan album foto waktu masih kuliah. Ia berjongkok, menunduk, mencoba mengingat kembali.

"Apa mungkin aku taruh di koper hitam yang ada di gudang?"

Tanpa pikir panjang, Ishana berlari keluar kamar.

Membuka pintu gudang kecil di belakang dapur. Bau debu langsung menyeruak saat dia menggeser koper besar yang sudah lama tak tersentuh. Dia membuka resletingnya dengan paksa.

Tumpukan dokumen akhirnya ditemukan, bercampur dengan arsip lama milik Adam, termasuk hasil CT scan dan resep dari rumah sakit. Di balik lembaran-lembaran itu, dia menemukan satu map cokelat kusam.

Tangannya langsung kaku saat membaca labelnya:

"Hasil Histerektomi - Ishana Larasati Tohir."

Jantungnya berdegup lebih cepat. Matanya membelalak menatap isi map itu. Di dalamnya ada salinan hasil operasi, rujukan, dan surat persetujuan medis bertandatangan dirinya sendiri. Semuanya lengkap.

Semuanya bisa menghancurkan kebohongan yang sudah ia bangun selama ini.

Satu suara terngiang di kepalanya:

"Kalau Alex tahu... habis kamu!"Dia keluar dengan memeluk map itu, menuju dapur. Di depan kompor tangannya terulur.

Bray...

Api kompor menyala.

Dia menggenggam dokumen itu erat-erat, lalu menatap api kompor. Tapi tangannya tak bergerak. Beberapa saat matanya hanya memperhatikan kobaran api. Dan map masih dia peluk erat.

"Kalau aku membakarnya di sini, orang-orang akan curiga. Dan rumah akan penuh asap karena cooker hood tak akan bisa menyedot asap yang terlalu banyak."

Tiba-tiba bel pintu berdering. Ishana yang masih menggenggam map medis itu langsung tersentak. Dengan panik, dia menoleh ke arah ruang tamu. Diputarnya tombol kompor dan kembali mati. Lalu buru-buru berlari ke sana. Map itu masih erat dalam genggaman tangannya.

Begitu pintu dibuka, wajah Aurel langsung menyambutnya. Datar, sinis, dan penuh kebencian.

Ishana memucat. Refleks, ia menyembunyikan map di belakang punggungnya.

Mata Aurel langsung menyipit curiga.

"Kamu kelihatan panik banget," ujarnya.

"Ada apa?"

"Eng-nggak. Nggak ada apa-apa." jawab Ishana gugup.

Tangannya semakin erat mencengkeram map.

"Bohong!"

Aurel langsung masuk tanpa dipersilahkan. Ishana berusaha menahan pintu, tapi adik iparnya sudah lebih dulu menerobos masuk.

"Kamu ngumpetin apa barusan?" Aurel melangkah cepat, menatap tajam ke arah tangan Ishana yang masih kaku di belakang tubuhnya.

"Ngga ada yang aku sembunyiin, Aurel. Ngapain

Kamu tiba-tiba datang? Mas Alex nggak ada. Dia lagi pergi sama Keysha."

"Aku bisa lapor bang Alex, kamu ngelakuin sesuatu di belakang dia." Aurel menunjuk tajam ke arah belakang Ishana.

"Aku yakin ada yang kamu rahasiakan. Aku tahu kamu gak jujur." tangan Aurel terulur, mencoba menarik tangan Ishana yang disembunyikan.

"Udah, Rell. Jangan macam-macam di rumah orang."

Tapi Aurel tak peduli. Dia berusaha meraih map dari belakang punggung Ishana. Terjadilah tarik-menarik. Ishana berusaha mempertahankan, tapi tangan Aurel lebih kuat.

"Kamu kenapa sih?! Ini dokumen pribadi!" teriak Ishana.

"Pasti ada yang kamu sembunyikan dari keluarga kami!"

Cengkeraman makin kasar. Ishana mencoba mendorong Aurel menjauh, tapi malah kehilangan keseimbangan. Aurel tak sengaja menyikut bahunya, membuat tubuh Ishana terhuyung ke samping.

Brakk!

Kepala Ishana membentur tembok dengan keras. Tubuhnya limbung, lalu ambruk ke lantai. Map terjatuh di sampingnya. Aurel membeku. Napasnya memburu. Tangannya gemetar.

"Mbak Ishana..."

Tapi Ishana tidak menjawab. Matanya terbuka, tapi kosong. Sekujur tubuhnya tak bergerak, hanya napasnya yang terdengar lirih dan pendek-pendek.

Aurel menunduk, hendak menyentuh map itu, tapi tangannya berhenti di udara. Pandangannya beralih ke darah yang mulai merembes dari belakang kepala Ishana.

Cepat-cepat dia mengambil map itu dan mundur perlahan. Panik. Tidak menyangka pertengkaran kecil bisa berakhir seburuk ini. Setelah map itu dalam genggamannya. Aurel kabur meninggalkan Ishana yang terkapar di lantai. Dia ketakutan. Langsung berlari menuju mobilnya.

Beberapa menit setelah kabur, dia menepikan mobilnya di bahu jalan. Jalanan sepi, hanya terdengar suara kendaraan dari kejauhan. Tangannya meraih map yang tadi dia simpan di jok samping. Sementara pikirannya kalut oleh kejadian tadi. Dia takut Ishana meninggal dan dia jadi tersangkanya.

Dengan napas tidak beraturan, Aurel membuka map itu perlahan.

Beberapa lembar dokumen medis langsung terlihat. Ia membacanya satu per satu.

Surat diagnosa. Hasil laboratorium. Dan satu kalimat yang membuatnya terdiam lama:

"Pasien telah menjalani histerektomi total..."

Matanya menajam. Lalu membaca ulang dari atas.

Tanggal operasi: dua minggu setelah kecelakaan mobil bersama suami.

Nama dokter: dr. Sastra Pranata.

Rumah sakit: RS Pusat Medika.

Aurel bergumam pelan, seperti tak percaya,

"Rahimnya udah diangkat?"

Tangannya gemetar. Mulutnya menganga, mencoba menyambung semua yang dia tahu selama ini.

"Tapi... Ishana punya anak. Keysha. Apa sebelum operasi dia udah hamil? Atau bahkan Keysha pun bukan anaknya?"

Ia menutup map itu dengan keras dan menyandarkan kepalanya ke sandaran jok yang didudukinya..

Pikirannya penuh tanda tanya. Tapi satu hal pasti,

"Ishana sudah pasti menyembunyikan ini dari bang

Alex."

Sudah satu bulan sejak pesta pernikahan mereka di Bali. Livia dan Sean menghabiskan hari-hari pertama sebagai suami istri tanpa kemewahan berlebihan. Mereka juga tak berencana honey moon ke luar negeri, cukup di Bali saja. Mereka tak ingin meninggalkan Cello yang masih kecil.

Hanya waktu berkualitas di rumah, tawa kecil, dan suara Cello yang kini sedang aktif-aktifnya.

Di pagi hari, Livia biasanya duduk di teras belakang sambil memangku Cello yang sedang makan biskuit bayi. Sean akan datang membawa dua gelas jus dan sepotong roti untuk Livia.

"Aku tahu kamu belum sarapan, dan pasti lupa kalau gak diingetin," ucap Sean sambil duduk di sebelahnya.

Livia hanya tertawa kecil. "Aku gak lupa. Cuma... ya belum sempat."

Cello mengoceh sendiri sambil menunjuk-nunjuk burung kecil di pagar. Giginya yang baru tumbuh membuat ekspresinya makin lucu.

Sean menatap anak itu dengan senyum lebar. Meski bukan darah dagingnya, Sean mencintai Cello sepenuh hati. Ia tak pernah memperlakukan Cello seperti "anak dari pria lain." Bagi Sean, Cello adalah anaknya. Titik.

Di malam hari, setelah Cello tidur, mereka punya waktu berdua di ruang keluarga. Kadang menonton film. Kadang hanya ngobrol ringan sambil menyandarkan kepala di bahu satu sama lain.

Suatu malam, Sean membuka pembicaraan sambil mengelus rambut Livia yang terurai di pangkuannya.

"Liv..."

"Hmm?"

"Aku tahu kita masih menyesuaikan diri... Tapi aku kepikiran satu hal."

Livia menoleh. "Apa?"

"Aku tinggal di Jakarta. Kamu di sini. Padahal sekarang kita suami istri, kenyataannya kita masih tinggal terpisah. Dan aku gak nyaman dengan itu."

Livia terdiam sebentar.

"Bukan karena aku gak percaya sama kamu," lanjut Sean, "tapi karena aku ngerasa kehilangan banyak momen sama kamu, sama Cello. Aku gak mau sekadar datang seminggu sekali terus pulang lagi."

Livia menghela napas pelan. Dia tahu Sean punya maksud baik. Tapi meninggalkan Bali bukan keputusan kecil. Di sinilah Cello lahir dan tumbuh. Di sini pula usahanya sedang berkembang.

"Aku tahu kamu butuh waktu," kata Sean tenang. "Tapi aku pengin kita tinggal bareng sebagai keluarga. Aku memiliki rumah yang nyaman di Jakarta untuk kita tinggali. Cello pun bisa sekolah nanti di sana. Kita bangun semuanya dari awal... sama-sama."

Livia memandangi wajah Sean. Jujur. Sabar. Penuh harap. Ia tahu, Sean tidak memaksanya. Tapi pria itu benar-benar ingin membangun masa depan yang utuh dengannya.

"Beri aku waktu, ya?" jawab Livia pelan.

"Berapa lama?" tanya Sean lembut.

"Gak tahu. Tapi aku janji, aku akan memikirkannya dengan serius."

Sean mengangguk. Lalu kepalanya menunduk, melumat bibir ranum yang sejak tadi seakan mengundang untuk dikecup dalam ciuman panas dan basah.

Livia membalasnya. Tangannya meraih leher Sean

Menariknya, untuk memperdalam ciuman mereka.

1
kaylla salsabella
itu si dedek lebih bagus klu di panggil axel
Ayudya
ayolah buat nathali jerah dan ga nganggu keluarga kecil mu lagi
Mundri Astuti
ga bisa dibiarin ni mah Sean ...kudu dibikin kapok
Ayudya
nat niat iri dan akan menghancurkan mu
Dila Dilabeladila
sukurin dan lo akan lebih menyesal pafa saat tau klu itu anak lo.behhhhhhhh
Hasri Ani: sabar saaaay sabaaar🤣🤣🤣
total 1 replies
Ayudya
maem tu sesal lex🤣🤣🤣🤣🤣
Hasri Ani: 🤣🤣penyesalan emang sllu belakng say.. klw di awal itu pendaftaran nmnya🤣🤣
total 1 replies
Ayudya
lah siapa lagi tu yg teriak teriak kayak tarzan
Ejan Din
punya niat jd pelakor
Ayudya
seru dan menarik
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
dih lu yg mandul
kalea rizuky
hahahaah mampus lu lek istri lu g ada rahim
kalea rizuky
woy Sean putusin dlu lampir serakah jg lu mau dketin Livia kok masih punya pcr mana mau livia
kalea rizuky
dih siapa loe lek ngatur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!