"Tahta tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan.."
Kalimat itu sangat cocok menggambarkan keadaan yang dirasakan oleh Zio Nabastala Winata, pria berusia 28 tahun itu harus merelakan sang kekasih menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya dan mengakhiri hubungan yang sudah terjalin 3 tahun lamanya itu.
Namun, bagaimana jadi nya disaat Zio baru saja putus, Kaivan selaku sang papa justru menjodohkannya dengan putri dari rekan bisnis nya.
Akankah Zio menerima perjodohan itu dan menikah dengan wanita pilihan sang papa? atau dia akan memilih untuk tetap mengejar cinta nya lagi ?
Simak Kelanjutan ceritanya..
Keluarga Winata S3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 02. Kedatangan Gala ke Kantor
Zio tiba dilobi basement tempat parkir khusus petinggi dikantor nya. Ia bergegas turun dan melangkahkan kaki jenjang nya menuju lift yang tersedia dilantai tersebut.
Zio menekan tombol lift yang berada disamping pintu. Dan, tak lama pintu itu terbuka. Zio segera masuk, kemudian ia menekan lagi tombol nya dan pintu itu kembali tertutup lalu bergerak naik menuju lantai atas, tempat dimana ruang kerja nya berada.
Ting!
Sesampainya dilantai 20, pintu lift terbuka dan Zio bergegas melangkahkan kakinya keluar.
"Pak Zio.." Sapa Indi sekretaris pribadinya berdiri menyapa di dibalik meja kerja nya.
"Hmm.." Sahut Zio berdehem sambil menganggukkan kepalanya.
Kemudian, Zio mendorong pintu ruang kerja nya lalu masuk kedalam. Dilihatnya, Gala- sang kakak sudah duduk tenang dikursi sofa panjang didalam ruang kerja nya. Dibelakangnya, Lendra asisten pribadi pria itu berdiri tak jauh dibelakang Gala. Dan, tak jauh dari meja kerja nya berdiri lah Zaki.
Zio menghampiri Gala lalu membanting kasar tubuh tegap itu dikursi single sofa.
"Ada apa kak Gala kemari ?" tanya Zio tanpa basa-basi
Gala yang tengah membalas pesan sang istri tercinta seketika mendongak kala mendengar suara Zio. Ia lalu memasukkan kembali ponsel nya kedalam saku celana formalnya.
"Zi, carikan aku bodyguard terbaik yang kamu miliki". Kata Gala
Zio yang mendengar itu, mengerutkan alis nya bingung."Untuk apa ? bukankah dimansion mu sudah ada penjaga?". Tanya Zio lagi
Gala mendesahkan nafas nya kasar, "Untuk menjadi pengawal istri ku, kau tau bukan jika akhir-akhir ini aku sering pergi melakukan perjalanan bisnis. Aku tidak tenang meninggalkan Mikha dan Serra sendirian dimansion". Ucap Gala mengungkapkan kekhawatirannya.
"Bukankah biasanya kau mengajak Mikha dan Serra ?".
"Kali ini tidak, Serra bulan depan sudah masuk sekolah taman kanak-kanak dan Mikha, istri ku itu sedang hamil muda. Dokter menyarankan untuk tetap beristirahat selama kehamilan trimester pertama". Ungkap Gala, dengan nada suara yang khas seperti suami dan bapak yang selalu mengkhawatirkan juga mencemaskan keluarga nya.
Zio yang mendengar itu mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Mau berapa orang ?".
"Setidaknya satu atau dua orang yang bisa selalu diandalkan untuk menjaga Mikha dan Serra saat aku sedang perjalanan bisnis". Kata Gala
"Zaki.. " panggil Zio ada asisten pribadinya
"Ya bos ?", sahut Zaki
"Panggilkan Bram kemari". Perintah Zio
Zaki mengangguk, "baik bos". Setelah itu, ia bergegas melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja Zio untuk mencari Bram.
Hening!
Tak ada pembicaraan antara kakak-beradik itu, Gala kembali sibuk dengan gawainya dan Zio. Jangan tanyakan lagi sedang apa pria itu, yang jelas Zio sedang melamun dengan tatapan lurus kedepan, wajahnya terus menampakkan ekspresi dingin juga kusut. Hingga tak berselang lama kemudian, Zaki kembali masuk kedalam ruang kerja nya bersama dengan Bram.
"Bos, saya sudah membawa Bram kemari". Kata Zaki
"Anda mencari saya bos ?", tanya Bram dan sukses membuyarkan lamunan Zio. Pria itu menoleh menatap anak buah nya.
"Hm.. " Zio berdehem sambil menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Kak, ini Bram. Dia bodyguard terbaik yang aku miliki". Kata Zio memperkenalkan Bram pada Gala.
Gala meletakkan ponselnya diatas meja lalu mengalihkan pandangannya menatap kearah Bram. Tatapan mata nya yang tajam menelisik penampilan Bram dari ujung rambut hingga kaki.
Bram, pria yang masih berusia muda sekitar 25 tahunan, dengan bentuk tubuh yang tinggi, tegap dan proposional. Wajahnya lumayan sedikit tampan dan ...
"Zi, apa tidak ada yang lain ?". Tanya Gala
Zio mengerutkan alisnya bingung. "Kenapa ? Bram ini sesuai dengan kriteria yang kak Gala minta. Dia tangguh dan ahli dalam hal bela diri".
Gala mendesahkan nafas nya kasar, lalu mengalihkan pandangannya menatap Zio dengan raut wajah gusar. "Dia terlalu muda untuk menjadi bodyguard Mikha dan Serra".
"Bram yang terlalu muda atau kak Gala yang takut jika Mikha akan berpaling ?". Tebak Zio
Bola mata Gala sontak terbelalak mendengar ucapan adiknya itu. Ya, memang benar apa yang dikatakan Zio tapi bukankah dia lebih segala-gala nya dibanding Bram? Gala lebih tampan, lebih kaya dan tentu nya juga bibit unggulnya tidak perlu ditanyakan lagi. Hanya saja, Gala kalah dalam hal umur, itu saja.
"Sembarangan!". Maki Gala seraya menyambar majalah bisnis yang ada diatas meja lalu ia lemparkan kearah Zio. "Istriku tidak akan berpaling dari ku, dia juga tidak ada apa-apanya dibanding denganku". Imbuhnya dengan nada bicara sombong nya seraya menunjuk Bram dengan dagunya.
Mendengar itu, Zio terkekeh pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebegitu cinta nya kakak nya itu pada Mikha.
"Bram, jangan kau masukkan hati ucapan kakak ku ini. Dia hanya bercanda". Ucap Zio, ia merasa tidak enak hati pada Bram.
Bram hanya menyunggingkan senyum tipis, "Tidak masalah bos, saya mengerti".
"Jadi, bagaimana kak? Apa masih ingin ganti yang lain atau tetap memilih Bram sebagai bodyguard Mikha dan Serra?". Ujar Zio bertanya
Gala kembali menoleh menelisik penampilan Bram berkali-kali. "Baiklah, aku tetap memilih dia untuk menjadi pengawal Mikha dan Serra. Tapi, sebelum itu harus ada perjanjian hitam diatas putih".
Zio mengangguk-anggukkan kepala mendengar nya, "Tidak masalah. Zaki.. "
"Ya bos ?". Sahut Zaki
"Ambilkan pena dan kertas diatas meja kerja ku". Pinta Zio
"Tidak perlu, Len.. " Gala menengadahkan tangannya pada Lendra yang berdiri tak jauh dibelakang nya
Lendra segera mendekat lalu memberikan sebuah map pada Gala."Ini tuan".
Gala menerima map itu lalu membuka nya, "Ini surat perjanjian kerjasama. Zi bacalah dan minta dia.. " Gala menunjuk Bram dengan dagu nya, "Juga membacanya".
Zio meraih map itu lalu mulai membaca satu persatu isi didalam perjanjian tersebut. Menurut, Zio tidak ada persyaratan aneh yang Gala berikan untuk Bram. Kemudian, Zio memberikan map itu pada Bram untuk ia baca.
"Apa ada persyaratan yang memberatkan mu Bram ?", tanya Zio
Sebagai atasan, dia harus selalu memastikan jika bawahannya selalu aman dan tidak tertekan saat bekerja diperusahaannya.
Bram menggelengkan kepala, "Sejauh ini tidak ada persyaratan yang memberatkan saya bos". Jawab Bram
"Baiklah, jika kau setuju silahkan tanda tangani surat itu dan lusa kau sudah bisa mulai bekerja menjadi pengawal istri dan anak ku saat aku sedang bekerja". Kata Gala
Bram menganggukkan kepalanya paham lalu segera membubuhkan tanda tangan di atas materai disurat pernjanjian tersebut kemudian memberikannya kembali pada Lendra.
Setelah itu, Gala meraih ponsel nya diatas meja lalu berdiri dari duduknya seraya membenarkan kancing jas yang ia kenakan.
"Baiklah Zi, urusan ku sudah selesai aku pamit undur diri. Ah ya jangan lupa. Mama mengundang kita untuk makan malam bersama nanti malam dimansion. Papa juga bilang ada hal yang ingin dia sampaikan" kata Gala mengingatkan
"Makan malam? Kenapa mama tidak menghubungi ku langsung?". Ujar Zio, sebab biasanya setiap ada acara makan malam bersama mama Retta pasti akan menelpon satu persatu anak nya untuk datang ke mansion. Kecuali, Zia- kembaran Zio. Wanita itu yang masih tinggal satu atap dengan kedua orang tua nya, sedangkan Zio sudah memiliki rumah sendiri meskipun tidak sebesar mansion milik papa Kai setidaknya bisa untuk tempat ia berteduh.
Gala menggedikkan bahu nya, "Ya sudahlah, aku akan kembali ke kantor".
Zio berdehem pelan seraya menganggukkan kepala nya.
.
.
.
Jangan lupa kasih dukungan like, vote dan komen. Subscribe ya biar gak ketinggalan update.an nya ❤️🌹
kira kira mereka berdua masih Pada ingat gak saat malam itu