NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Kapten

Jerat Cinta Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Menikahi tentara
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: keipouloe

Jhonatan Wijaya, seorang Kapten TNI yang dikenal kaku dan dingin, menyimpan rahasia tentang cinta pandangan pertamanya. Sembilan tahun lalu, ia bertemu dengan seorang gadis di sebuah acara Akmil dan langsung jatuh cinta, namun kehilangan jejaknya. Pencariannya selama bertahun-tahun sia-sia, dan ia pasrah.

Hidup Jhonatan kembali bergejolak saat ia bertemu kembali dengan gadis itu di rumah sahabatnya, Alvino Alfarisi, di sebuah batalyon di Jakarta. Gadis itu adalah Aresa, sepupu Alvino, seorang ahli telemetri dengan bayaran puluhan miliar yang kini ingin membangun bisnis kafe. Aresa, yang sama sekali tidak mengenal Jhonatan, terkejut dengan tatapan intensnya dan berusaha menghindar.

Jhonatan, yang telah menemukan takdirnya, tidak menyerah. Ia menggunakan dalih bisnis kafe untuk mendekati Aresa. Ketegangan memuncak saat mereka bertemu kembali. Aresa yang profesional dan dingin, berhadapan dengan Jhonatan yang tenang namun penuh dominasi. Dan kisah mereka berlanjut secara tak terduga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keipouloe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Aresa Alfarisi.

Bukan, bukan hanya itu. Ia adalah seorang perempuan berusia 22 tahun, sudah menyelesaikan study S2-nya dengan gelar ganda di salah satu Universitas ternama di Spanyol. Ia anak terakhir dari empat bersaudara dan anak perempuan satu satunya. Ia sekarang sudah bekerja di sebuah perusahaan motor ternama, menjadi seorang ahli telemetri yang terikat kontrak lima belas tahun dengan perusahaan motor tersebut. Ia bekerja dilingkungan dan di tim yang mayoritas didominasi kaum adam.

Saat libur musim panas, Ia memutuskan pulang ke Indonesia, dan sejak saat itu hidupnya berubah. Sejak seorang perwira tampan mencoba mendobrak pintu hatinya. Di matanya, pria berseragam adalah hal yang biasa saja. Ia tidak tergila-gila wajar, sebab ayahnya adalah seorang purnawirawan polisi. Pak dhe nya seorang purnawirawan TNI, Dan kakak sepupunya juga seorang TNI aktif.

Hidup di asrama sudah pernah ia alami saat kecil, karena mengikuti ayahnya yang sering berpindah-pindah tugas. Namun sejak SMP dia tidak ikut orang tuanya berpindah-pindah tempat lagi, ia menetap di Sleman, Yogyakarta bersama dengan Mbah ibu nya ( nenek dari pihak ayah) dan dengan kecerdasannya ia bisa mengikuti kelas akselerasi, sehingga ia lulus SMP dalam waktu dua tahun.

Setelah lulus SMA, Ia melanjutkan pendidikannya di sebuah Pondok Pesantren di Sidoarjo Jawa Timur, Ia juga melanjutkan pendidikan formalnya di Madrasah Aliyah yang masih satu yayasan dengan Pondok Pesantren tersebut. Ia mengenyam pendidikan di sana selama tiga tahun, tidak pernah pulang ke rumah orang tuanya karena jarak, sehingga ketika liburan tiba ia hanya pulang kerumah Bu lik nya dan ke rumah kakeknya , karena kebetulan kakeknya asli Sidoarjo. Dan semenjak bercerai dengan Mbah ibu, kakeknya pulang ke Sidoarjo dan menikah lagi.

****

Di mata publik, Aresa dikenal cerdas, disiplin, dan rajin, tapi di depan keluarga, ia adalah si pemalas dan tukang tidur.

Setelah menempuh penerbangan panjang, akhirnya Aresa menginjakkan kaki di tanah air. Di pintu kedatangan, ia melihat Arian, kakak keduanya, melambaikan tangan. Aresa berlari menghampiri kakaknya, Mereka berdua langsung berpelukan erat. Aresa merasakan kehangatan yang sudah lama ia rindukan.

"Mas Arian, aku kangen!" ucap Aresa sambil menepuk punggung kakaknya.

"Gila, Dek. Kamu makin kurus aja sih. Di sana makan apa?" goda Arian sambil menarik koper Aresa.

"Ya, makan yang ada. Namanya juga merantau," jawab Aresa sekenanya.

"Langsung aja yuk panas banget, takut gosong kulit mas dek," canda Arian.

"Kulit udah item gitu belagu banget mas, padahal aku pingin langsung jalan-jalan muterin Jakarta with you haha," jawab Aresa diiringi tawa.

"Muter-muter nya besok aja mas ngantuk pingin tidur siang, yok pulang ," ajaknya sambil menarik koper Aresa.

"Yaudah ayo,aku juga ngantuk" jawab Aresa sambil memonyongkan bibir.

"Ngga usah monyong gitu bibirnya, nanti kalau mau jalan-jalan mas bilang ke Vero buat nemenin kamu, mas beneran lagi sibuk banget habis ini ada kelas"  Arian mencoba menenangkan.

****

Mereka tiba di apartemen Arian yang mewah.

Saat tiba Resa langsung ke kamarnya dan tidur, sedangkan sang kakak langsung berangkat ke kampus karena ada kelas dadakan.

Malam harinya, Sambil menikmati teh hangat, mereka terus mengobrol. Arian cerita tentang kesibukannya sebagai CEO dan dosen,  ya Rian atau nama lengkapnya Arian Alfarisi kakak kedua Resa yang sangat dekat dengannya, Berprofesi sebagai Dosen di universitas ternama di Jakarta dan seorang Ceo perusahaan keluarganya yang dikenal dengan "Alfarisi Group".

Sementara Aresa bercerita tentang dunia kerjanya di dunia balap yang serba cepat. Ia menyukai kedekatan mereka yang tidak terpengaruh oleh jarak dan waktu.

"Besok aku akan ke tempat Mas Vino di batalyonnya," kata Aresa.

(Alvino Alfarisi atau yang biasa dipanggil Vino adalah kakak sepupu Aresa)

"Tumben kamu mau ke tempat yang panas begitu?" Arian menaikkan alisnya. "Bukannya kamu paling malas ke tempat seperti itu, yang kata mu ribet, yang ini itu?"

Aresa hanya tertawa. "Kan aku udah janji, mau ketemu Gio (anak sepupunya)."

"Ketemu Gio apa mau tebar pesona sama hallo dek hahaha," ledek Arian

"Apaan sih, cuma mau ketemu mas Vino sama keluarganya kok, ngapain tebar pesona ke hallo dek, seleraku itu bule loh mas, masa lama di Spanyol ngga dapat bule," jawab Aresa dengan sebal

"Lo deketnya bukannya sama si pembalap Spanyol itu ya," tanya Arian penasaran

"Hehe iya, mas tau sendiri kan benteng kita tinggi, apalagi sekarang Bapak udah jadi pengasuh Pesantren Mbah Kakung. Ya makin susah buat bersatu sama dia mas, tinggi banget bentengnya" jawab Aresa sedih

"Nyari yang seiman aja biar ngga mangu, Jangan salahkan faham ku kini.. tertuju.. oooo..

Siapa yang tahu? Siapa yang mau..?

Kau di sana, aku di seberangmu..

Cerita kita sulit dicerna..

Tak lagi sama cara berdoa..

Cerita kita sulit diterka..

Tak lagi sama arah kiblatnya," tiba-tiba saja Arian bernyanyi sambil berdiri berjalan ke kamarnya

"Awas lo mas, lo aja jomblo kok sombong banget" jawab Aresa

****

Keesokan harinya, Aresa pergi ke batalyon tempat Sepupunya tugas. Ia naik taksi online karena di Jakarta ia tidak punya kendaraan. Tibalah di gerbang utama, seorang provost gagah langsung mencegat taksinya. "Tujuan? Keperluan? Sudah buat janji?" tanyanya tanpa senyum. Raut wajahnya yang serius membuat Aresa merinding.

Ia hendak menjawab, tapi tiba-tiba Alvino muncul di samping taksi. "Ijin, Provost! Beliau sepupu saya!" ucapnya dengan sigap.

Provost itu langsung memberi hormat. "Siap, Kapt!" katanya sambil membiarkan taksinya masuk. Aresa menatap Mas Alvino heran. "Kamu Kapten mas?" tanyanya. "Aku kira masih Letda haha." Alvino hanya tersenyum. "Naik pangkat tiga bulan lalu, Res KTP mu mana, walaupun kamu sepupuku wajib ijin lapor ya." Ucap Alvino sambil menadahkan tangan menunggu Resa memberikan KTPnya.

Setelah ijin selesai, mereka menaiki sepeda motor menuju ke rumah dinas Alvino.

Mereka sampai di rumah dinas Alvino yang sederhana. Aresa segera masuk dan bersalaman dengan kakak iparnya.

"Hallo mba,aku kangen banget" ucap Aresa sambil memeluk ayu, istri dari sepupunya.

"Mba juga kangen Res, gimana udah kecantol bule belum," tanya Ayu menggoda.

"Apaan sih mba,jangan ngeledek deh," Aresa cemberut.

"Ganti baju sana dikamar Gio, mba mau masak buat makan siang," perintah Ayu.

"Iya mba, nanti aku bantuin kalau nggak ketiduran mba hehe," jawab Aresa dengan tawa.

Setibanya dikamar Resa langsung mengganti pakaiannya dengan kaos dan celana kulot yang nyaman, lalu keluar kamar dan merebahkan diri di sofa panjang depan TV.

Saat hendak memejamkan mata, Alvino tiba tiba masuk. "Eh, Res," katanya, "Sebaiknya kamu pakai jilbab ya."

Aresa yang sudah berbaring pun duduk mendadak kesal. "Ada apa, Mas? Tumben banget," tanyanya.

"Teman ku, sebentar lagi mau datang. Dia orang yang tegas dan terkenal galak. Lebih baik kamu pakai jilbabnya Res kalau mau tiduran disitu, apa kekamar aja sana," jelas Mas Alvino, terlihat cemas.

Ia mendengus. "Males banget, Mas," jawabku jujur, "Aku mau tidur, capek." Ia benar-benar sangat pemalas jika sudah dirumah.

Alvino hanya bisa menghela napas, tak mendebatnya lagi. Kemudian ia merebahkan diri kembali di sofa, memejamkan mata, membiarkan dirinya tenggelam dalam keheningan.

Ia tidak tahu, Mas Alvino sudah punya janji dengan temannya. Dan akan datang secepat ini. Pintu tiba-tiba terbuka. Suara langkah tegap mendekat, tapi ia tetap memejamkan mata.  Tak lama ia dengar suara orang tertawa, ia buru-buru membuka mata dan kaget, di seberang sofanya ada seorang pria berseragam gagah duduk didepan mas Vino  menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

Matanya menatap Aresa lekat-lekat, membuatnya merinding. Ekspresinya misterius dan sulit dibaca. Pria itu diam di tempatnya, menatap tanpa berkedip. Yang bisa ia lakukan hanyalah berlari, buru-buru ke kamar, meninggalkan pria itu dan kebingungan di ruang tengah. Aresa tidak tahu bahwa tatapan itu akan menjadi awal dari kisah yang tak pernah ia bayangkan.

1
Embhul82
💪 semangat 👍
Embhul82
menarik Thor
yu kak saling sapa mampir beri dukungN ke karyaku juga
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor moga konfliknya nggak trlalu berat
rokhatii: hehe tunggu aja kak🤭. konfliknya santai kok
total 1 replies
aisssssss
💪
aisssssss
👍
rokhatii
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!