NovelToon NovelToon
Selina Pengasuh Tiga Badboy

Selina Pengasuh Tiga Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Blue🩵

Selina Ratu Afensa tak pernah menduga hidupnya berubah drastis saat menerima pekerjaan sebagai pengasuh di keluarga terpandang. Ia pikir hanya akan menjaga tiga anak lelaki biasa, namun yang menunggunya justru tiga badboy yang terkenal keras kepala, arogan dan penuh masalah

Sargio Arlanka Navarez yang dingin dan misterius, Samudra Arlanka Navarez si pemberontak dengan sikap seenaknya dan Sagara Arlanka Navarez adik bungsu yang memiliki trauma dan sikap sedikit manja. Tiga karakter berbeda, satu kesamaan yaitu mereka sulit di jinakkan

Di mata orang lain, mereka adalah mimpi buruk. Tapi di mata Selina, mereka adalah anak anak kesepian yang butuh di pahami. Tanpa ia sadari, keberaniannya menghadapi mereka justru mengguncang dunia ketiga badboy itu dan perlahan, ia menjadi pusat dari perubahan yang tak seorang pun bayangkan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Blue🩵, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak pembawa sial

Sargio tidak menjawab, hanya mengangguk tipis tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. Dengan cepat Devano menyeret mangkuk itu ke hadapannya, lalu mulai makan dengan lahap, wajahnya berubah ceria seketika

“Hahaha! Ini baru adil, thank you brother!”

Sargio tetap fokus pada ponselnya, tak peduli. Sedangkan Sagara dan Samudra menahan tawa, melihat perubahan ekspresi Devano yang seperti anak kecil dapat permen

Di tengah aroma makanan dan suasana yang mulai mencair, tak satu pun dari mereka menyadari bahwa gadis itu… perlahan tapi pasti, sedang membuka jalan masuk ke dalam dunia yang selama ini mereka tutup rapat rapat

Mangkuk di hadapan Selina sudah kosong. Ia meletakkan sumpitnya ke atas mangkuk, menyeka bibirnya pelan dengan tisu, lalu bangkit berdiri. Pandangannya sempat menyapu ke arah mereka

“Gue ke toilet dulu, habis itu langsung ke kelas” ucap Selina datar

Namun sebelum benar benar berbalik, matanya singgah sebentar pada Sargio yang masih asyik dengan ponselnya

"Gio, makanlah sesuatu. Minimal buah atau apa pun, jangan biarkan perutmu kosong” ucapnya singkat

Ujaran itu membuat suasana sejenak terhenti. Semua pasang mata langsung beralih pada Selina, seolah tak percaya ia baru saja menegur Sargio, cowo yang paling dingin dan paling sulit di sentuh

Sargio mendongak sebentar, sorot matanya menatap wajah Selina. Ada sepersekian detik hening, sebelum ia kembali menunduk pada ponselnya, tidak menanggapi

Selina sama sekali tidak menunggu jawaban. Dengan langkah ringan namun tegas, ia meninggalkan rooftop, membiarkan tiga pasang mata yang masih terheran menatap punggungnya

....

Di toilet wanita, Selina berhenti di depan cermin. Kedua tangannya menyentuh permukaan wastafel dingin, napasnya sedikit berembus berat. Wajahnya yang terpampang di balik kaca terlihat asing bagi dirinya sendiri

Ia menatap pantulan itu, perlahan mengingat kembali… kejadian demi kejadian yang menyeretnya hingga kini bisa duduk bersama tiga kembaran itu

•Flasback on•

Suasana siang di minimarket cukup tenang. Udara dari pendingin ruangan menyejukkan ruangan kecil yang di penuhi rak rak makanan ringan, kebutuhan pokok dan peralatan rumah tangga. Di balik meja kasir, duduk seorang gadis muda berseragam merah marun, dialah Selina. Rambutnya di kuncir sederhana, wajahnya cantik namun terlihat sedikit letih

Sambil menatap layar monitor kasir yang sepi dari transaksi, Selina menyibukkan diri dengan buku PR Matematika yang terbuka di depannya. Ia menunduk, coretan pensil memenuhi lembar jawabannya. Sesekali ia menghela napas, menghapus satu baris angka yang salah, lalu mengulang perhitungan

Minimarket itu milik Vera Lyncya . Dia adalah saudara kandung dari ibu Selina yang sudah lama meninggal. Ibu Selina meninggal saat berjuang melahirkannya dan Vera lah yang mengurus Selina dari bayi sampai sekarang

Bekerja di minimarket milik keluarga sendiri terdengar mudah bagi orang luar, tapi nyatanya tidak begitu. Ia sering jadi bahan omongan, bahkan kadang di remehkan oleh sepupunya sendiri, Jenni. Tapi Selina bertahan. Ia ingin membalas semua jasa Vera padanya. Baginya, bekerja dan belajar bisa sejalan, selama niatnya kuat

Denting lonceng pintu otomatis membuat Selina menoleh. Suaranya nyaring, menandakan seseorang baru saja masuk. Senyum ramah yang semula terukir di bibirnya perlahan memudar ketika melihat Vera datang bersama Jenni

“Selamat datang Bibi, Jenni” sapa Selina mencoba tersenyum, walau dalam hati sedikit gelisah melihat ekspresi wajah Vera yang tampak muram

Alih alih membalas dengan hangat, wajah Vera semakin mengeras. Ia berjalan cepat menuju meja kasir, jemarinya menelusuri buku catatan keuangan. Keningnya berkerut tajam

“Apa ini Selina?” suara Vera meninggi “Seharusnya ada uang masuk lima juta di sini. Kenapa tidak ada?!”

Selina terperanjat “Lima juta? Tidak mungkin Bi… aku tidak pernah menyentuh uang itu”

Jenni yang sedari tadi berdiri di samping ibunya menyilangkan tangan di dada, wajahnya penuh kepuasan melihat Selina di sudutkan

“Mamah aku sudah bilang. Selina yang jaga toko, jadi jelas uangnya hilang karena dia. Siapa lagi? Masa hantu?” katanya memanas manasi

“Tidak, aku tidak mungkin melakukan itu!” Selina bersuara tegas, meski dadanya mulai sesak “Aku menjaga toko dengan baik, aku tidak pernah-”

Jenni menyela, alisnya terangkat sinis “Kalau memang merasa tidak bersalah, ayo saja kita cek CCTV. Biar jelas siapa yang ambil uangnya”

Vera mengangguk cepat, ekspresinya penuh kecurigaan “Bagus, kita lihat saja!”

Mereka bertiga pun melangkah menuju ruang CCTV. Suasana menegang. Selina berusaha menjaga langkahnya tetap tegak, meski di dalam hatinya gemetar

Begitu sampai di ruangan sempit dengan layar monitor yang menampilkan rekaman, Vera menatap Selina tajam

Layar monitor CCTV menyala, menampilkan rekaman dari kamera yang mengarah ke meja kasir. Semua mata tertuju ke sana

Detik detik berjalan pelan. Rekaman menampilkan Selina yang sedang menjaga toko seperti biasa. Lalu tiba tiba ada adegan yang membuat jantung Selina seolah berhenti

Di layar, terlihat sosok dirinya membuka laci kasir, lalu mengambil setumpuk uang, memasukkannya ke dalam kantong plastik kecil, sebelum menutup laci itu kembali. Gerakannya jelas, tidak bisa terbantahkan

“Lihat kan Mah?” seru Jenni, suaranya penuh kemenangan “Itu Selina! Dia yang ambil uangnya! Masih berani bilang tidak bersalah?!”

Wajah Vera semakin memerah, tangannya bergetar menunjuk monitor

“Astaga Selina! Aku sudah mendidikmu, mengurusmu, memberimu tempat tinggal, bahkan mempercayakan toko ini padamu… dan begini balasannya?! Kau tega sekali!”

“Inikah balasanmu Selina?” suaranya bergetar tapi penuh kebencian “Balasanmu pada orang yang sudah merawatmu sejak bayi?!”

Air mata yang sedari tadi Selina tahan akhirnya jatuh, tapi ia tetap berdiri tegak. Jemarinya mengepal kuat kuat di sisi tubuhnya. Ia ingin membela diri, ingin berteriak kalau semua itu bukan salahnya, tapi lidahnya terasa kelu

“Tapi tante.. Demi Tuhan... Hikkss.. Hikks.. Aku bukan pencuri”

Jenni menyilangkan tangan di dada “Bukan pencuri? Tapi kamu emang lagi butuh uang buat biaya sekolahkan? Dan lihat uang kasir sebanyak itu jangan bilang kamu nggak tergoda”

Sakit. Kata kata Jenni sangat menusuk tapi Selina berusaha tetap tenang, jantungnya berdetak kencang. Ia tahu Jenni tak menyukainya sejak dulu, tapi ia tak menyangka sepupunya tega melempar tuduhan sejahat itu

Vera menatapnya dengan tatapan yang lebih menusuk “Harusnya dulu aku buang saja kamu waktu itu! Ibumu… hidupnya hancur gara gara mengandung kamu! Ayahmu kabur, lari dari tanggung jawab, tidak mau tahu! Dan ibumu mati… mati karena melahirkan kamu!”

Suara itu menusuk, membuat Selina seolah kehilangan udara

“Kau itu anak haram! Anak pembawa sial, Selina! Kenapa juga aku dulu mau repot repot mengurusmu?! Kalau bukan karena belas kasihan, aku sudah menyingkirkanmu sejak lama!” teriak Vera lantang, suaranya serak oleh emosi

Tiba tiba ia memegangi dadanya, wajahnya pucat, napasnya tersengal. Tubuhnya goyah, hampir terjatuh kalau bukan karena Jenni yang cepat cepat menahan lengannya

"Mama! Hati hati… ayo duduk dulu, jangan terlalu marah…” Jenni panik, tapi tatapan matanya masih menusuk penuh benci ke arah Selina

1
Rere
keren ceritanya kocak😆kalo bs double up tor
Dion
🤣burung kesayangan??
piobeng🦂🍫
selina ini bos
Sintya P
ngakak🤣🤣🤣
Diana🥰
seruu kocak abis🫶
Diana🥰
zayyan? namanya mengingtknku sm mantan🤭👍
Queen Blue🩵: mantan terindah bukan ka? 🤣
total 1 replies
Weswos Crew
lanjut KA 👍
Anonymous
ceritanya slalu bagus,ngikutin dari tahun llu & gk pernah gagal😭🙌
Queen Blue🩵: mksh kak... always setia🩵😇
total 1 replies
saharaa
novelya bgs suka
piobeng🦂🍫
tinggalin aja selina nyebelin banget sih gio
piobeng🦂🍫
dia itu gak bisa tidur woy hahah di rindu nyanyian babi
piobeng🦂🍫: heheh pecinta dunia fiksi pasti punya beberapa apk novel hehheheh
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!